• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGOLAH SAMPAH SAMPAI TUNTAS

kemungkinan sifatnya yang bisa terbakar atau tidak," ungkapnya.

Untuk sampah yang bisa terbakar dipisahkan sendiri untuk kemudian dimasukkan ke tungku pembakaran. Sampah tersebut dipisahkan secara ma- nual untuk kemudian ditempatkan di atas conveyor belt (ban berjalan) yang akan membawanya langsung ke ruang pembakaran.

Sampah sisa yang tidak masuk dalam kategori untuk dibakar kemudian secara manual dimasukkan ke rotary screener

(sebuah tangki berputar dengan dinding dari jaring-jaring kawat). Sampah berupa serpihan daun dan ranting kecil atau materi organik lainnya akan terpisah dan turun secara grafitasi dengan putaran- putaran rotary screenertersebut. Bagian sampah ini kemudian akan ditempatkan ke atas conveyor belt yang akan mem- bawanya ke bak pengomposan.

Sisa sampah yang keluar dari rotary screener berupa sampah kasar namun masih mengandung materi organik di samping non-organik seperti plastik. Sisa sampah tadi keluar melalui conveyor belt

yang diarahkan ke mesin pencacah. Mesin tersebut akan memotong materi organik yang masih kasar menjadi serpihan yang kecil untuk mempercepat proses komposting ditahap selanjutnya. Sampah dari mesin pencacah langsung dibawa ke bak komposting dengan con- veyor belt.

Saat sampah dari rotary screenertadi berjalan di atas conveyor dilakukan pemilahan secara manual sebelum sam- pah mencapai mesin pencacah. Pada tahap tersebut sampah-sampah plastik dan materi non-organik lainnya dike- luarkan dari atas conveyor belt.

Sapto mengungkapkan, hingga saat ini sampah dari pemilahan tersebut masih belum diolah namun Pemkot Blitar dalam pelaksanaan pembangunan fasilitas pelengkap Ipesatu lainnya akan mulai mengolah sampah berupa plastik tadi.

"Dengan fasilitas tambahan tersebut rencananya Ipesatu akan mengolah sam- pah plastik untuk dijadikan biji plastik. Dengan demikian akan semakin sedikit

beban sampah yang tidak dapat diolah dan harus dibuang," tutur Sapto.

Beban pemerintah akan semakin ringan bila warga pun mengolah sampah skala rumah tangga. Di Kota Blitar sudah ada sekitar 60 rumah tangga yang me- ngelola sampah menjadi kompos secara sederhana. Sebelum pengomposan, warga melakukan pemilahan antara sam- pah organik dan anorganik. Sampah organik inilah yang akan dibuat kompos untuk kebutuhan pupuk tanaman rumah tangga.

Pemkot Blitar menyerahkan sepenuh- nya investasi peralatan dan pengelolaan Ipesatu kepada pihak swasta yaitu CV. Abadi Jaya dengan masa kontrak selama 20 tahun. Namun Pemkot Blitar tetap melakukan pengawasan administrasi dan operasionalnya terhadap pihak pengelo- la.

"Untuk pengangkutan sampah dari TPS (tempat pembuangan sementara) ke Ipesatu tetap dikelola pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Blitar. Sedangkan dari sumbernya pemkot memberdayakan masyarakat untuk melakukan pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga ke TPS," tutur Sapto.

Sarana pengangkut seperti gerobak

serta tenaga pengangkut dikelola warga RT dan RW. Iuran ditentukan warga sendiri untuk kemudian digunakan seba- gai upah tenaga pengangkut. Setiap hari, Dinas Lingkungan Hidup mengopera- sikan dua truk dan dua unit uproll. Setiap hari dua kali kedua truk itu beroperasi dan tujuh hingga delapan kali rotasi mobil uproll.

Pengelolaan sampah di Ipesatu masih dalam tahap awal sehingga masih banyak kekurangan di TPA tersebut. Ipesatu masih terlihat minimalis dimana pe- ngelolaan terkesan hanya mengutamakan jalannya pengoperasian Ipesatu. Peng- olahan masih belum terlihat rapi dan bersih.

Selain itu, pemilahan sampah masih belum memenuhi kondisi seharusnya. Masih terlihat sampah plastik di con- veyor beltmenuju tungku pembakaran di mana seharusnya plastik tidak boleh dibakar. Apalagi jika pembakarannya ti- dak sempurna.

Tapi paling tidak, Kota Blitar dengan sadar telah satu langkah lebih maju di- banding daerah lain untuk bersama-sama warganya menyelesaikan masalah yang seperti tidak kunjung selesai. Mengolah sampah secara tuntas! „ Bowo Leksono dan Afif Nu'man

S

uatu ketika, Hillary Clinton datang ke Indonesia. Ia berkunjung ke sebuah sekolah dasar, dengan sambutan yang sangat meriah tentunya. Apa yang pertama kali istri Presiden AS Bill Clinton itu datangi?

Seusai penyambutan, ia tak langsung duduk di kursi yang telah tersedia. Namun, berjalan menuju toilet sekolah. Dan, begitulah kondisi toilet umum (public toilet) di Indonesia, kotor karena tak terawat dengan baik.

Apakah, saat itu, tindakan Ibu Negara AS adalah sesuatu yang aneh? Sehingga membuat sebagian pejabat di Indonesia malu karena memiliki toilet umum yang terabaikan. Ini soal kenyamanan yang merupakan bagian penting dalam hidup manusia sehari-hari.

Nasib toilet umum di Indonesia

Sudah menjadi budaya Indonesia, bahwa toilet terletak di bagian belakang sehingga dianggap tidak penting. Bahkan, hanya membicarakannya pun dianggap tabu. Apakah dengan demikian orang mudah tidak peduli dengan tempat untuk memenuhi salah satu kebutuhan biologisnya?

Selain di sekolah, kondisi toilet umum yang mengenaskan adalah di pasar, terminal, di tempat hiburan, atau di tempat- tempat umum lainnya. Bahkan tidak sedikit toilet di tempat- tempat ibadah yang jauh dari nyaman. Kondisi toilet umum yang memprihatinkan ini bukan hanya karena pengelolanya tapi juga pemakainya yang tidak menyadari bahwa toilet umum adalah milik bersama dan perlu saling menjaga.

Bagaimana semestinya toilet umum yang standar? Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), salah satu lembaga yang peduli terhadap kondisi toilet umum, memberikan definisi bahwa toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis, dimana masyarakat dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya.

"Kenyamanan dan sustainability toilet tergantung dari di- sain, manajemen operasional dan penggunanya," tutur Sekjen ATI Ir Enny Herawaty kepada Percik. Pada zaman modern ini, lanjutnya, tuntutan kenyamanan dan higinitas sangat diuta- makan sehingga toilet umum memegang peranan penting dalam penentuan kesehatan manusia.

Toilet umum yang kotor tak hanya membuat orang segan memakainya tapi juga akan menjadi sarang dari bermacam sumber penyakit. "Makin nyaman kondisi toilet, makin banyak orang yang memakainya, sehingga makin sehat masyarakat- nya," ungkap Enny.

Standar toilet umum

Sebagai sebuah kebutuhan hidup, membangun toilet pun perlu memperhatikan rancangan bangunan dari sisi interior dan eksterior agar pengguna mendapatkan kenyamanan dan sedap dipandang mata.

Menurut Enny, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah toilet umum. "Secara umum banyak hal yang tercakup di dalamnya seperti kultur, perilaku masyarakat, kondisi lingkungan, kesehatan, sosial, serta teknologi," ujarnya. ATI merancang standar ukuran toilet umum yaitu luas mi- nimal satu toilet adalah 90 cm x 150 cm sehingga minimal dua orang bisa masuk secara bersamaan. Jarak minimal antara WC dengan pintu adalah 80 cm. Ruang bebas minimal untuk lebar satu wastafel 80 cm. Serta urinoir dipasang dengan ketinggian 43,80 cm dari lantai bagi orang dewasa.

Untuk anak-anak sebaiknya menggunakan urinoir yang sampai lantai. Satu urinoir memerlukan ruang dengan lebar 80 cm. lebar dinding pemisah untuk urinoir 45 cm dengan keting- gian 105 cm.

Perlu diperhatikan pula bagi penyandang cacat. Untuk anak- anak, ketinggian dudukan WC 25 cm dan orang dewasa setinggi 45 cm. sementara yang tak boleh dilupakan dalam sebuah toilet adalah daun pintu yang membuka keluar dan penerangan yang optimal sebesar 100-200 lumen.

Dengan kondisi toilet yang bersih menyebabkan kualitas hidup lebih baik sehingga mengangkat derajat bangsa di mata dunia dengan toilet umum yang baik, bersih serta sehat. „„BW

Menciptakan Toilet Umum

Dokumen terkait