• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengomentari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim

Latihan Pemahaman Pelajaran

A. Menyimak untuk Memahami Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

2. Mengomentari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim

Memberikan komentar berarti mengajukan pertim bangan atau pendapat terhadap sesuatu. Mengomentari dapat di- ajukan apabila kita menguasai atau memahami sesuatu yang akan dikomentari. Komentar dapat berupa pernyataan setuju, pernyataan tidak setuju, usulan, kritik, atau sanggahan yang bersifat tidak memaksa.

Mengomentari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim atau baku dan yang tidak, dapat dilakukan terhadap tuturan atau informasi yang disampaikan secara lisan.

Nah, sekarang cermatilah wacana berikut. Dalam wacana tersebut sudah diberi tanda lafal dan tanda intonasi. Sepakatilah dengan guru Anda untuk membacakan wacana berikut dengan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tepat. Ayo, bacakanlah wacana tersebut secara bergantian.

Menyusul ditetapkannya Siaga Gunung Kelud/Jawa Timur/ Imam Utomo/ siang tadi meninjau persiapan penanganan antisipasi

bahaya Gunung Kelud//Daerah rawan letus- an/antara lain adalah Kecamatan Kepung/ Ploso/Klaten/Watés/ dan Ngancar//Gunung Kelud status menaik menjadi Awas/sekitar lima belas ribu warga yang tinggal di daerah Gunung Kelud ini harus segera mengungsi// Pemda Kediri sudah menyiapkan tenda- tenda serta kendaraan untuk mengungsi// Hingga pukul 14.00 WIB tadi/ suhu air kawah Gunung Kelud mencapai 36,20C/pada keda- laman 15 m di bawah permukaan//Hari ini/ telah terjadi dua kali gempa yang menunju[k] kan adanya aktiitas magma di perut bumi/ sejak status Gunung Kelud Siaga pada hari minggu kemarin//Warga dilarang mendekat sejauh radius 10 km dari puncak gunung//

Sumber:Seputar Indonesia, RCTI Sumber:www.wordpress.com, 15 April 2008

^

^

^

^

^

^

Tentu Anda dapat memberikan komentar terhadap pembacaan tersebut. Komentar Anda tentu sangat beragam. Perhatikan contoh komentar berikut.

Menurut saya, ada beberapa lafal dan intonasi yang kurang tepat ketika Anda menyampaikan informasi tersebut. Sebaiknya Anda rajin berlatih kembali. Dengan demikian, saya dapat lebih memahami informasi yang Anda sampaikan.

Lalu, bagaimanakah dengan Anda? Ayo, ungkapkan komentar Anda terhadap pembacaan wacana yang disampaikan oleh teman Anda itu.

1. Bacakanlah teks percakapan berikut ini oleh tiga orang teman Anda di depan kelas dengan suara lantang. Sementara itu, teman-teman Anda yang lain menyimaknya dengan tepat. Berikanlah penilaian untuk ketepatan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim atau baku dan yang tidak dari pembacaan teks percakapan yang dilakukan oleh ketiga teman Anda itu.

Anas : Aku tak mau pergi sebab aku tidak berdosa kepadamu. Hadi : Kau ingin saya tempeleng lagi? Anas : Aku mau pergi setelah aku mengerti

kesalahanku.

Hadi : Tidak usah mengerti! Ini bukan ber hitung, bukan aljabar, dan bukan pelajaran lain. Pergi!

(Hadi mendorong Anas, tapi Anas me- lawannya. Mereka hampir bergelut. Tiba- tiba terdengar suara orang mendehem di luar)

Hasan : Ada orang, ada orang jangan ber- gelut di sini. Nanti teruskan di alun- alun saja.

Anas : Baiklah aku akan pergi, karena kau tidak sanggup memberi alasan, kau tidak akan sanggup mempertanggungjawabkan perbuatanmu.

Hadi : Aku tidak usah bertanggung jawab kepadamu. Dan awas kalau berani meng adukan hal ini kepada Pak Yoso! (Anas pergi menoleh kepada Hasan) Hadi : Gila dia….. kurang ajar benar!

(Hadi berenggut sambil bertolak pinggang)

Latihan Pemahaman

Keterangan: Tanda lafal

[ ] : huruf yang di dalam kurung siku tidak dibaca

é : bunyinya lebih ditekankan daripada e. Contoh, kata anéka bandingkan dengan kata sepatu.

Tanda Intonasi : menaik – : mendatar : menurun Tanda Jeda / : berhenti sejenak // : berhenti agak lama

^

^

Hasan : Cukuplah Hadi. Kau sudah memberi pelajaran kepadanya….ha, ha, ha….. dia rasakan sekarang. Hadi : (masih merenggut kemudian duduk di

meja)

Hasan : Hadi aku tidak mengerti mengapa kau masih mau bergaul dengan anak semacam Anas. Apakah kau lupa, apa yang telah diperbuat si Anas ter hadap dirimu?

Hadi : Saya tidak mengerti maksudmu, Hasan?

Hasan : Masak kau sudah lupa? Hadi : (mengingat-ingat)

Menurut ingatanku, kaulah yang pernah bertengkar dengan Anas.

Hasan : Benar aku pernah bertengkar dengan Anas, tetapi hal itu belum seberapa. Aku hanya dituduh men- jiplak pekerjaan nya. Lain persoalan dengan kau….

Hadi : Aku? Mengapa aku? Hasan : Ha, ha, ha…. masakan kau lupa

Hadi? Ha, ha, ha…..

Hadi : (membentak). Kau gila Hasan? Apa yang kau tertawakan? Aku tidak mengerti! Hasan : Kau lupa tentang itnah Anas ter-

hadapmu, Hadi?

Hadi : (semakin tak sadar, kemudian meloncat dari atas meja makan mendekati Hasan). Fitnah bagaimana?

Hasan: Bukankah kau yang dituduh mencuri pulpennya?

Hadi : Seingat saya tidak menuduh, hanya menanyakan pulpennya kepadaku. Hasan : Tetapi, tahukah kau Hadi bahwa pul- pen Anas itu sebenarnya tidak hilang? Hadi : Tidak hilang?

Hasan : Ya, tidak hilang. Pulpennya itu di- jualnya dan karena dia benci kepadamu maka kau dituduhnya mencuri. Hadi : Tetapi aku tahu dia tidak menuduh-

ku.

Hasan : Benar. Hadi, dia memang tidak me - nuduh secara terang- terangan. Tetapi, tahukah kau diadu kan kepada Pak Bas?

Hadi : (menggelengkan kepala)

Mengapa Pak Bas tidak menghukum aku?

Hasan : Karena Anas tidak dapat memberikan bukti-bukti yang nyata. Hadi : Bagaimana kau dapat mengetahui

hal itu semua?

Hasan : Begini. Waktu itu sedang beristirahat. Ketika Anas sedang mengadukan hal itu kepada Pak Bas di dalam kelas secara tidak sengaja kebetulan aku masuk mau mengambil buku Ilmu bumi. Kudengar apa yang dipercakap - kan. Lalu, aku pura-pura mencari buku, agar dapat kudengar semua laporan Anas itu.

Hadi : (menggigit bibir, mukanya masam dan sekali-kali mengepalkan tinjunya). Hasan : Tidaklah perlu kita membalas dendam

kepada si Anas. Hadi : Apa maksudmu?

Hasan : Lusa akan ada ulangan ilmu bumi dan sejarah. Kita curi dan kita sem- bunyikan buku-buku Anas agar dia tidak dapat belajar. Kalau dia mau pinjam buku jangan kita beri. Hadi : (tunduk tidak menjawab)

Disadur dari: Bentrokan dalam Asrama karya Achdiat K.M

2. Lafalkanlah kata-kata berikut dengan tepat sehingga jelas perbedaan maknanya. a. bang – bank f. syak – sak

b. tang – tank g. seni – zeni c. fakta – pakta h. zus – jus d. sah – syah i. pak – vak

e. khas – kas j. apel (e =pepet) – apel (e = taling)

3. Susunlah kata-kata tersebut dalam kalimat sehingga semakin jelas perbedaan maksud atau artinya.

Anda tentu gemar menulis, bukan? Tulisan yang Anda susun itu merupakan rangkaian kata-kata yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi indah dan enak untuk dibaca. Begitu juga ketika Anda membaca sebuah wacana. Wacana tersebut disusun atas rangkaian-rangkaian kata sedemikian rupa sehingga menjadi mudah dipahami maksud atau makna wacana tersebut.

Sekarang, sebelum Anda belajar menulis dengan meman- faatkan kelas kata, bacalah wacana berikut dengan saksama.

B. Menulis dengan Memanfaatkan

Kategori atau Kelas Kata