• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengoptimalkan daya tarik wisata dan pendukungnya dengan menjalin kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Mengoptimalkan daya tarik wisata dan pendukungnya dengan menjalin kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait dengan

pengembangan kawasan wisata pertanian terpadu.

Menurut Deptan (2005), dalam pengembangan suatu wisata pertanian memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah, swasta terutama pengusaha wisata pertanian; stakeholder terkait seperti perjalananan wisata, perhotelan dan lainnya; perguruan tinggi dan yang paling utama yakni masyarakat lokal. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya wisata pertanian dalam bentuk kemudahan perijinan dan lainnya. Intervensi pemerintah terbatas kepada pengaturan agar tidak terjadi iklim usaha yang saling mematikan. Untuk itu kerjasama baik antara pengusaha obyek wisata pertanian, maupun antara obyek wisata pertanian dengan lembaga pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya) sangat penting.

73 Tabel 31 Peringkat alternatif strategi pengelolaan lanskap pertanian Desa

Wangunjaya untuk wisata pertanian terpadu

No. Alternatif Strategi Faktor yang

berpengaruh Skor

Peringkat (Ranking)

1. Mengoptimalkan daya tarik wisata dan pendukungnya dengan menjalin kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait dengan pengembangan kawasan wisata pertanian terpadu.

S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2

2,93 1

2. Melakukan promosi atau pemasaran terhadap kawasan wisata pertanian terpadu

S1, S2, S3, S4, S5, O3

2,68 2

3. Melakukan pelatihan keterampilan dan inovasi terkait pengembangan objek dan atraksi wisata serta sosialisasi penolakan kerusakan lingkungan kepada masyarakat

S1, S2, S4, S5, T1, T2, T3, T4

2,48 3

4. Melengkapi sarana, prasarana, dan fasilitas wisata yang menunjang aktivitas wisata pertanian terpadu

W1, W2, W3, O1, O2, O3

2,02 4

5. Mengembangkan lanskap pertanian sebagai kawasan wisata pertanian dengan konsep berkelanjutan

S1, S2, S3, S4, T2, T3, T4

1,85 5

6. Pembimbingan oleh Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata untuk meningkatkan pemahaman dan teknologi terkait wisata pertanian terpadu

W2, W4, O1, O2 1,19 6

7. Menetapkan area-area potensi wisata dengan penempatan fasilitas wisata agar tidak dialihfungsikan ditambah dengan pembuatan program wisata pertanian terpadu

T2, T3, T4, W1, W2, W3

0,81 7

8. Membuat struktur pengelola dan program pengelolaan wisata pertanian terpadu

W2, W3, W4, T1 0,74 8

Dalam mengoptimalkan pengembangan daya tarik wisata dan pendukungnya beberapa pihak berikut harus membentuk jaringan kerja sama yang sinergis sesuai perannya masing-masing disesuaikan dengan pengembangan pemberdayaan masyarakat sistem pertanian terpadu (BERKAT SITANDU) menurut Tim Fakultas Pertanian IPB (2004), Andini (2013) dan Soemarno (2008) yang telah dimodifikasi.

a. Masyarakat (petani lokal)

Masyarakat Desa Wangunjaya yang dominansi memiliki mata pencaharian sebagai petani harus dapat melakukan sinergi kerja sama antar petani horizontal dalam pengelolaan usaha tani yang meliputi kerja sama dalam pengadaan input, penetapan komoditi, nilai tambah, daya saing/mutu dan pemasaran. Masyarakat juga harus bisa menjaga mutu dan produktivitas hasil panen dan memenuhi kebutuhan secara lokal. Selain itu, masyarakat harus bisa mengembangkan berbagai kelembagaan yang ada dengan sistem bagi hasil yang adil, mengorganisasi diri

74

dalam posisi tawar agribisnis, dan berintegrasi vertikal dan horizontal dalam sistem wisata pertanian terpadu.

Dalam pengembangannya, diperlukan pengorganisasian masyarakat dengan cara pembagian peran secara menyeluruh. Pembagian peran wisata pertanian terpadu di Desa wangunjaya diantaranya:

1) ibu rumah tangga dan ibu-ibu PKK berperan mengurusi bagian wisata kuliner, wisata pekarangan, dan wisata souvenir,

2) bapak-bapak dan kelompok tani berperan megurusi bagian pentas seni budaya dan kegiatan wisata pertanian terpadu (persawahan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan),

3) pemuda/karang taruna berperan sebagai coordinator kegiatan wisata dan sebagai pemandu wisata,

4) perangkat desa berperan sebagai fasilitator dan penghubung dengan stakeholder

di tingkat atas, dan

5) perangkat kecamatan berperan sebagai fasilitator forum komunikasi untuk desa wisata.

b. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah yang berkewajiban ikut andil dalam optimalisasi daya tarik wisata pertanian terpadu dan pendukungnya adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Disperta), Dinas Peternakan dan Perikanan (Disperikan), Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim), Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA), dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar). Disperta dan Disperikan dapat memfasilitasi, melakukan kontrol, dan menjamin pelayanan ketersediaan input pertanian terpadu dan teknologi pertanian yang bermutu. Selain memfasilitasi input pertanian terpadu dan teknologi, Disperta dan Disperikan juga dapat memfasilitasi penyuluhan yang partisipatif yang berparadigma pada self-help

bagi petani sehingga petani bisa menjalankan aktivitas wisata pertanian terpadu dengan baik. Untuk Distarkim dapat mengembangkan pengembangan infrastruktur transportasi untuk memperbaiki aksesibilitas pemasaran hasil tani dan keluar-masuk pengunjung. Untuk BAPPEDA dapat melakukan koordinasi penganggaran dan perencanaan pembangunan wisata pertanian terpadu juga merumuskan kebijakan tentang pengaturan kejelasan penggunaan lahan untuk wisata pertanian terpadu dalam bentuk Perda. Selanjutnya Disbudpar yang harus dapat menjadi penggerak utama dalam 74andate74 wisata pertanian, pengelola kawasan, penyedia dana untuk infrastruktur wisata, dan promotor wisata pertanian terpadu.

c. Swasta (Lembaga Keuangan Masyarakat, Bank, Pedagang, Pengusaha Agribisnis dan Agrowisata)

Pihak swasta dalam upaya pengembangan Desa Wangunjaya sebagai kawasan wisata pertanian terpadu dapat membantu pengembangan kawasan baik secara internal maupun eksternal. Lembaga Keuangan Masyarakat dan Bank dapat ikut andil dengan cara menyelenggarakan penyediaan komersial dengan bunga yang rendah dan melakukan pembinaan manajemen keuangan dalam sistem pengelolaan wisata pertanian terpadu. Jasa perdagangan dan mitra agribisnis dapat melakukan sinergi dengan petani dalam usaha pemasaran, promosi, dan pengolahan hasil pertanian kepada pihak luar, memberikan sarana pendukung baik transportasi maupun inovasi teknologi tepat guna dan menjadi pengawas supaya masyarakat dapat meningkatkan inovasi daya tarik wisata.

75 d. Perguruan Tinggi (PT)

Perguruan tinggi dapat ikut andil dalam pengembangan kawasan untuk wisata pertanian terpadu sebagai fasilitator inovasi baik teknologi, kelembagaan, akses modal maupun community development bagi masyarakat. Hal lain yang dapat dilakukan oleh PT sebagai pendamping dan pengembang sistem agribisnis dalam wisata pertanian baik secara vertikal maupun horizontal. Lebih jauhnya PT dapat melakukan pengembangan kesadaran real needs dan felt needs bagi masyarakat. Perguruan tinggi sebagai center of excellence akan menjadi mitra pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah dalam pengembangan riset di berbagai bidang termasuk dalam pengembangan agrowisata ini baik yang berkaitan dengan budidaya pertanian, peternakan, perikanan dan pengembangan wisata. Studi, Penelitian & Pengembangan maupun konsultansi diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

e. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memiliki cukup banyak data dan informasi yang dapat dijadikan referensi dan bahan-bahan penunjang untuk perencanaan dan pengembangan agrowisata. Masyarakat, LSM dan Pemerintah diharapkan memiliki interaksi yang konstruktif untuk pengembangan wisata pertanian. Fungsi LSM antara lain dapat berperan untuk memberikan fungsi kontrol dan pengawasan terhadap program-program pemerintah khususnya tata ruang kawasan wisata pertanian terpadu.

2. Melakukan promosi atau pemasaran terhadap kawasan wisata pertanian