• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengoptimalkan Pengelolaan potensi ekonomi lokal dalam memperkuat basis ekonomi masyakat sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan, pembentukan kemandirian dan

Dalam dokumen Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Mataram (Halaman 82-87)

peningkatan kesejahteraan masyarakat

Strategi dan program strategis Kota ini (enam kawasan) merupakan implementasi dari misi dan direncanakan untuk periode waktu 20 tahun perencanaan menyesuaikan dengan Rencana

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MATARAM | 5-83 Kawasan Prioritas 1 : (Kel. Dasan Agung, Monjok, Monjok Barat, Rembiga, Karang Baru)

Kawasan Prioritas 2 : (Kel. Tanjung Karang, Karang Pule dan Jempong Baru) Kawasan Prioritas 3 : (Kel. Bintaro, Ampenan Tengah, Banjar, Ampenan Selatan) Kawasan Prioritas 4 : (Kel. Cakranegara Utara, Sayang-sayang, Selagalas)

Kawasan prioritas 5 : (Kel. Punia, Pagesangan Barat, Pagesangan, Pagesangan Timur) Kawasan Prioritas 6 : (Kel. Cakranegara Selatan Baru, Abian Tubuh Baru, Babakan)

Berikut ini merupakan strategi dan program strategis untuk seluruh kawasan permukiman di Kota Mataram yang termasuk dalam wilayah kajian (6 kawasan permukiman yang terdiri dari 22 kelurahan).

Tabel 5.6 Arahan Rencana Program Pembanguan dan Pengembangan Permukiman Kota Mataram

Strategi Program Strategis

MISI 1: Memeratakan kepadatan penduduk yang berimbang dengan daya dukung lahan

Pengendalian pertumbuhan Pembatasan pertambahan pembangunan Menertibkan status penguasaan

lahan kawasan permukiman Penertiban kawasan permukiman bantaran sungai dan sempadan pantai

Penertiban status lahan dan bangunan permukiman (IMB) pada lahan legal

Pengembangan Hijau Permukiman Pendataan lahan hijau

Pembangunan RTH Permukiman Pengembangan RTH sempadan sungai

Sosialisasi masyarakat untuk penyediaan RTH privat MISI 2 : membangun permukiman yang memperhatikan keseimbangan kebutuhan

masyarakat, kelestarian lingkungan serta aspek adat – istiadat dan budaya setempat

Pengembangan lahan cadangan

permukiman kota Pengembangan Kasiba dan Lisiba Penyediaan kebutuhan

permukiman yang berkualitas

Pengembangan permukiman baru yang sehat dan layak huni

Pengembangan RSH Peningkatan produktifitas

lingkungan permukiman

Peremajaan lahan dengan sistem Konsolidasi lahan pada kawasan padat

Revitalisasi Kawasan

Pengembangan permukiman khusus (memiliki potensi ekonomi)

Pengembangan Rusun Berkualitas Penyediaan rusun yang mengikuti standar nasional Peningkatan infrastruktur berstandar nasional Penataan sistem kelembagaan pengelolaan rusun Penanganan Permukiman Kumuh Peremajaan dan penataan permukiman kumuh

Relokasi kawasan permukiman yang berada pada kawasan sempadan sungai, sempadan pantai

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MATARAM | 5-84 Perbaikan rumah tidak layak huni dan kumuh

Penyehatan lingkungan permukiman Pengendalian Lahan Permukiman

Penataan Tata Bangunan dan Lingkungan (KDB, KLB, GSB, GSS) pada permukiman baru

Pengendalian Tata Bangunan dan Lingkungan (KDB, KLB, GSB, GSS) pada permukiman yang sudah ada

Pengendalian & Monitoring/Evaluasi Harga Lahan Pengembangan permukiman

berbasis budaya masyarakat

Pengembangan citra kawasan pada lingkungan permukiman

Pemberian identitas “budaya” pada Kawasan Kota Lama, Kampung Nelayan dan pusat ekonomi kawasan

MISI 3 : Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur)

permukiman di perkotaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, aman, produktif, dan berkelanjutan

Menyiapkan dukungan

infrastruktur permukiman Pembangunan Infrastruktur

Perbaikan dan peningkatan pelayanan infrastruktur Peningkatan kerjasama dalam pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan

Pengembangan infrastruktur dengan mengembangkan rekayasa teknologi yang ramah lingkungan

Penerapan teknologi ramah tepat guna/ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur permukiman

Pengembangan infrastruktur yang adaptif terhadap tipologi lingkungan

MISI 4 : Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya pengembangan permukiman dan infrastruktur

Menyiapkan kemudahan pembiayaan dalam pengembangan permukiman dan

infrastruktur

Penguatan dan optimalisasi Keuangan daerah Pemberian dan Penguatan Modal

Pemberian Bantuan kredit bunga rendah untuk pengadaan rumah bagi MBR

Pemberian Fasilitas Subsidi Perumahan Efisiensi pembiayaan Prasarana Sarana Dasar

Peningkatan Kemitraan Sistem pendanaan berkemitraan (antar pemerintah dan swasta)

Peningkatan Stimulator bagi pengembang Kemudahan Perijinan Efisiensi biaya perijinan RSH

Pengembangan sistem pengurusan sertifikat tanah dan bangunan

Pemberdayaan lembaga keuangan daerah dalam pengelolaan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Pembentukan/penguatan kelembagaan pembangunan (institutional development) permukiman

Pengembangan Kerjasama dengan Koperasi dalam pengusahaan permukiman

Peningkatan Kerjasama pemerintah dan Swasta/BUMN (bank swasta dan negeri) dalam bantuan modal

pengembangan perumahan permukiman dan bantuan kredit pembelian rumah bagi MBR

Pembentukan APERSI di Kota Mataram MISI 5 : Menyiapkan masyarakat yang mandiri dan berwawasan lingkungan untuk mendukung pengembangan permukiman

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MATARAM | 5-85 Menguatkan kapasitas

kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan permukiman dan infrastruktur pendukungnya

antar kawasan permukiman

Penggalangan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasan

Pembentukan lembaga partisipasi masyarakat program PPS (Pengamatan Permukiman Sendiri) Pilot Project Permukiman Percontohan

Peningkatan kesadaran bersih lingkungan kepada masyarakat

Memelihara permukiman dan infrastruktur pendukungnya berbasis masyarakat

Mengembangkan dan

mensosialisasikan manajemen adaptasi bencana dan perubahan iklim

Penerapan model manajemen resiko berbasis masyarakat

MISI 6 : Meningkatkan profesionalisme penertiban dan pengawasan pembangunan permukiman dengan peningkatan sistem operasional dan penegakan hukum yang konsiste

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian

Legalisasi dokumen pengendalian permukiman dan infrastruktur

Meningkatkan kerjasama

pemerintah dan masyarakat dalam pengendalian dan pengawasan pembangunan

Pendataan dan monitoring pelanggaran tata bangunan dan lingkungan berbasis masyarakat

Pengembangan sistem manajemen pengendalian pembangunan yang profesional dan bermitra dengan masyarakat

Meningkatnya Kemampuan

Aparatur Penegak Hukum Peningkatan profesionalisme dan kapasitas aparatur Meningkatnya Masyarakat Sadar

Hukum dan sadar Lingkungan

Pengembangan sistem sosialisasi sadar hukum berbasis masyarakat

Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

MISI 7 : Mengoptimalkan Pengelolaan potensi ekonomi lokal dalam memperkuat basis ekonomi masyakat sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan, pembentukan kemandirian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

Meningktakan Kesejahteraan

Masyarakat Program pemberian modal usaha

Pengembangan potensi ekonomi lokal pada permukiman Meningkatkan Kemitraan Pembangunan kemitraan koperasi dengan Perbankan dan

swasta

Penguatan fungsi lembaga ekonomi lokal Sumber: RP2KP Kota Mataram 2010

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MATARAM | 5-86

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)

RTBL KSK berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan. Arahan RTBL di Kota mataram lebih diarahkan pada kawasan strategis Kota Tua Ampenan. Kota Tua Ampenan yang akan direncanakan adalah salah satu kawasan cagar bu-daya yang merupakan kota tuanya Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Kota yang berlaku, selanjutnya disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dan menindaklanjuti Rencana Rinci Tata Ruang, serta sebagai panduan rancangan ka-wasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungannya.

Kota Tua Ampenan masih menampakkan diri sebagai entitas tersendiri Kota Kolonialdalam wilayah Kota Mataram, termasuk kategori kotasedang, dipilih karena merupakan kota pelabuhan tua dari abad ke-19 (bahkan sudah berfungsi beberapa waktu sebelumnya) dengan kehidupan kosmopolitan, yang memenuhi kriteria sebagai kawasan cagar budaya, dengan sejumlah bangunan yang mempunyai nilai penting kesejarahan; budaya, termasuk arsitektur; pendidikan; dan sosial sehingga perlu dilestarikan.

Kriteria untuk menentukan delineasi kawasan perencanaan adalah:

1) Ketentuan dalam rencana tata ruang di atasnya: RTRW Kota Mataram, RDTR Koridor Ampenan-Mataram-Cakranegara, dan rencana lain yang terkait.

2) Batas fisik terutama unsur geografi, seperti sungai atau saluran air; jalan; tutupan vegetasi; dsb.

3) Batas administrasi kepemerintahan.

4) Batas (karakter) budaya: sehubungan dengan keragaman warganya yang dulu ditata untuk bermukim secara segregatif, batas-baas budaya sering masih terbaca jelas.

5) Struktur ruang dalam sejarah yang mempunyai nilai penting: bagaimana bagian atau komponen lingkungan binaan ditata keletakannya dan bagaimana mereka dihubungkan satu dengan yang lain sepanjang perjalanan sejarahnya.

6) Kondisi eksisting dan potensi yang dapat dibaca dan/atau dianalisis sekarang, termasuk proses perubahan yang terjadi dan tren perkembangannya dan konstelasi-konstelasi baru yang telah dijalin. Arah pemikiran dan pembangunan Kota Ampenan termasuk di sini. 7) Aspirasi dan pertimbangan pemangku kepentingan yang diserap lewat proses FGD.

Pada saat ini berdasarkan RTBL Kota tua Ampenan, menetapkan kawasan menjadi 6 (enam) segmen. Dalam tahap pelaksanaan program-program yang dihasilkan pada rencana penataan bangunan, perlu adanya pengendalian ketat yang membutuhkan peran masyarakat, agar pelaksanaannya tidak menyimpang dengan arahan-arahan yang dihasilkan. Hasil rencana pola

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MATARAM | 5-87 pengendaliannya.

Setelah perangkat pengaturan RTBL mempunyai kekuatan hukum untuk dilaksanakan (berbentuk peraturan daerah), maka untuk menjamin kelangsungan serta tidak menyimpang dari arahan yang telah ditentukan dibutuhkan suatu lembaga untuk mengawasi pelaksanaan, pemanfaatan hasil-hasil RTBL, pengelolaan dan pengendaliannya.

Untuk hasil dari rencana yang telah ditetapkan RTBL Kota Tua Ampenan dapat dilihat pada table matriks berikut ini

Tabel 5.7 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK DOKUMEN RENCANA

Dalam dokumen Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Mataram (Halaman 82-87)

Dokumen terkait