• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengorbankan realisme latihan

realistis sesuai dengan medan operasi sesungguhnya.

Memberikan semangat baru untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi-inovasi baru yang cerdas dan bijak untuk mendukung perwujudan profesionalitas prajurit TNI AD. Belum adanya kesinambungan antara pola pembinaan pendidikan dengan pembinaan latihan yang mencerminkan sinergitas kecabangan TNI AD, akan sangat berpengaruh terhadap kualitas latihan antar kecabangan sebagai latihan puncak TNI AD kedepan.

TNI AD tidak dapat terlepas dari kebijakan pertahanan negara tentang postur pertahanan negara yang mensinergikan antara kekuatan pertahanan militer dengan kekuatan pertahanan nir militer8, sehingga pada aspek militer respon TNI AD untuk menyikapi berbagai bentuk ancaman tidak dapat diatasi dengan mengedepankan hanya satu kecabangan semata. Hal tersebut menuntut sinergitas kekuatan kecabangan TNI AD dalam merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman kedepan. Pada kepentingan TNI AD dalam mendesain pertahanan darat, yang saat ini secara bertahap dan berkelanjutan telah melakukan berbagai transformasi mengembangkan doktrin, strategi dan taktik dengan mordenisasi Alutsista TNI AD.

Keberadaan 15 kecabangan TNI AD akan bersinergi secara optimal apabila adanya rumusan formulasi keterpaduan, untuk dapat diwujudkan secara berkesinambungan dan konsisten. Formulasi berbagai aspek keterpaduan ini belum diletakkan sebagai hal prioritas dalam mewujudkan sinergitas kecabangan, dikarenakan tidak akan pernah terjadi suatu pertempuran hanya mengedepankan satu kecabangan. Kekuatan kecabangan TNI AD belum sepenuhnya bersinergi secara optimal dapat saling bekerjasama dan saling mendukung baik dalam keadaan damai maupun dalam suatu pertempuran serta belum mengembangkan dan memformulasikan berbagai aspek keterpaduan kecabangan TNI AD. Pembangunan kekuatan TNI AD dititikberatkan pada keterpaduan 15 kecabangan TNI AD untuk dapat bersinergi dan saling mendukung secara maksimal. Kapabilitas dan struktur kecabangan TNI AD dapatnya mencerminkan keterpaduan antar kecabangan TNI AD.

Belum adanya rumusan formulasi keterpaduan yang menjadikan perekat untuk mewujudkan menyinergikan kecabangan TNI AD sebagai prasyarat utama dalam menjembatani dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran latihan antar kecabangan sebagai latihan puncak TNI AD. Potret pola pembinan penyiapan dini masih mengedepankan kecabangan secara mandiri dan selanjutnya bertemu pada latihan puncak antar kecabangan TNI AD, belum disinergikan dengan berbagai aspek keterpaduan yang mampu menjembatani

perwujudan sinergitas tersebut. Belum adanya formulasi keterpaduan tersebut akan menjadikan kecabangan TNI AD belum optimal bersinergi, saling mendukung dan bekerjasama secara efektif, efisien dan berdaya guna. Kemajuan IPTEK serta perubahan karateristik bentuk ancaman abad ke-21, perlu direspon dan disikapi bersama melalui penyamaan persepsi pentingnya formulasi keterpaduan dalam berbagai aspek. Tidaklah berlebihan perwujudan sinergitas kekuatan kecabangan TNI AD akan meningkatkan kualitas latihan antar kecabangan sebagai latihan puncak TNI AD, yang merupakan cerminan kekuatan TNI AD yang profesional dan proporsional untuk siap menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap NKRI kedepan.

PENTINGNYA FORMULASI KETERPADUAN DALAM MEWUJUDKAN SINERGITAS KECABANGAN TNI AD.

Mencermati berbagai hal tersebut, bahwa formulasi keterpaduan menjadikan penting artinya dalam mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD.

Hal tersebut perlu didukung dengan profesionalitas dan soliditas serta kualitas para prajuritnya maupun kedekatannya dengan rakyat, maka peran SDM prajurit TNI AD menjadi sedemikian penting untuk terus ditingkatkan kualitasnya, untuk mampu mewujudkan tugas, peran dan fungsinya secara bersinergi antar kecabangan TNI AD. Melalui perwujudan formulasi keterpaduan terhadap berbagai aspek diharapkan mampu men-driver perubahan dalam mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD. Perwujudan formulasi keterpaduan tersebut akan mampu meningkatkan kualitas latihan antar kecabangan TNI AD kedepan.

Untuk menuju pencapaian latihan antar kecabangan sebagai latihan puncak TNI AD, perlu adanya formulasi keterpaduan dalam berbagai aspek yaitu; terpadu dalam doktrin, strategi dan taktik, terpadu dalam perencanaan, terpadu dalam pendidikan dan latihan, terpadu dalam operasi, terpadu dalam penyelenggaraan dukungan dan terpadu dalam pengadaan Alutsista.

Berbagai aspek keterpaduan tersebut akan mengantar perwujudan sinergitas kecabangan, sebagai hal fundamental dalam mendukung peningkatan kualitas latihan antar kecabangan TNI AD kedepan.

Formulasi Keterpaduan.

Pertempuran tidak dapat dimenangkan oleh satu kecabangan saja. Gabungan kecabangan tidak menjamin kemenangan pertempuran, kecuali bila diorganisir secara solid dan memiliki unity of effort, dan keberhasilan Operasi Darat memerlukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi semua Kecabangan TNI AD secara bersinergi secara optimal. Perwujudan

optimalisasi tugas, peran dan fungsi kekuatan kecabangan TNI AD, akan efektif, efisien dan berdaya guna tinggi, berdaya tangkal tinggi, dan berdaya tempur tinggi apabila kekuatan kecabangan TNI AD tersebut bersinergi, saling bekerjasama dan saling mendukung secara optimal guna pencapaian tugas pokok TNI AD.

Sinergitas kecabangan TNI AD serta modernisasi Alutsista dan pengembangan Doktrin, strategi serta taktik dan teknik bertempur akan lebih efektif dan efisien serta berdayaguna tinggi apabila dapatnya diwujudkan formulasi keterpaduan yang mencakup;

Pertama, aspek keterpaduan dalam doktrin, strategi dan taktik. Keterpaduan dalam aspek doktrin, strategi, taktik maupun berbagai Juklap (Buku Petunjuk Lapangan) TNI AD yang mencerminkan sinergitas kecabangan TNI AD. Saat ini perlu disinergikan secara utuh, seperti pengembangan berbagai taktik dan teknik bertempur infanteri semestinya bersinergi juga dengan berbagai pengembangan mordenisasi Alutsista kecabangan lainnya demikian juga sebaliknya.

Keterpaduan doktrin, strategi, taktik yang dikembangkan perlu diwujudkan di lapangan dengan duduk bersama untuk melakukan olah yudha, pada kepentingan pengembangan taktik dan teknik bertempur Infanteri maupun kecabangan yang terkait. Kajian akademik yang disusun dilakukan olah yudha secara komprehensif secara detail pada berbagai kepentingan sinergitas kecabangan TNI AD dalam pola OMP maupun OMSP.

Perwujudan berbagai Bujuklap TNI AD diharapkan sepenuhnya menyinergikan kecabangan. Hal tersebut perlu menghilangkan primordial korps, dan selalu mengembangkan kreatifitas dan inovasi baru pada pengembangan taktik dan teknik bertempur sesuai perubahan zaman yang mengedepankan sinergitas kecabangan. Sinergitas kecabangan tersebut dapatnya dicerminkan pada berbagai Bujuklap TNI AD, pola pengembangan pada proses mekanisme pengesahan produk melalui UT (Uji Teori) sesuai tingkatannya dapat dikembangkan sebagai forum diskusi dengan berbagai model olah yudha yang mampu menyinergikan kecabangan TNI AD dan menghasilkan berbagai Bujuklap yang up to date.

Kedua, aspek keterpaduan dalam perencanaan.

Keterpaduan dalam aspek perencanaan, implementasi sistem bottom up maupun top down perlu diawali dengan mengedepankan sinergitas kecabangan TNI AD, tidak semata mengedepankan kepentingan satu kecabangan saja namun perlu diolahyudhakan bersinergi pada berbagai kecabangan TNI AD.

Berbagai proses perencanaan perlu mengedepankan sinergitas kecabangan. Mekanisme perencanaan dan kepentingan kecabangan masing-masing diharapkan dapat sepenuhnya disinergikan yang berorientasi

kepada keterpaduan dalam perencanaan, sehingga peran dan dominasi masing-masing kecabangan tidak lagi mengemuka. Salah satu akibat dari model bottom up planning adalah munculnya kepentingan kecabangan yang lebih dominan karena perencanaan berawal dari masing-masing kecabangan. Dominasi kecabangan tersebut perlu diadakan perubahan mind set pada tataran perencanaan yang mengedepankan kepentingan sinergitas kecabangan TNI AD dalam setiap perumusan program.

Perencanaan kedepan perlu memadukan berbagai kecabangan TNI AD secara bersinergi dihadapkan pada perwujudan kekuatan dan kemampuan TNI AD yang diinginkan. Pada implementasinya tidak hanya sebatas menyalurkan kepentingan masing-masing kecabangan ketataran yang lebih tinggi namun perlu kepentingan masing-masing kecabangan tersebut mampu disinergikan dan diakomodasi, sehingga sistem perencanaan “bottom up planning” tetap terwadahi. Sebagai gambaran mekanisme pada aspek perencanaan terpadu ditingkat kecabangan diharapkan telah melibatkan berbagai kecabangan yang terkait. Pengembangan Alutsista akan berimplikasi dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur atau sebaliknya. Tuntutan perubahan zaman juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sehingga pada tataran kecabangan yang bersinergi tersebut, mampu memberikan keterpaduan perencanaan, yang selanjutnya dapat diteruskan pada tataran yang lebih tinggi.

Ketiga, aspek keterpaduan dalam operasi.

Keterpaduan pada aspek operasi, diharapkan sepenuhnya menyinergikan kekuatan kecabangan TNI AD secara optimal, kebiasaan dominasi pada salah satu kecabangan dapatnya dihilangkan. Sinergitas kecabangan menjadi penting artinya dalam mendukung suatu pertempuran. Optimalisasi tugas, peran dan fungsi kekuatan kecabangan TNI AD akan efektif, efisien dan berdaya guna tinggi, berdaya tangkal tinggi serta berdaya tempur tinggi apabila kekuatan kecabangan TNI AD tersebut bersinergi, saling bekerjasama dan saling mendukung secara optimal guna pencapaian tugas pokok TNI AD. Keterpaduan untuk saling mendukung antar kecabangan dalam berbagai operasi militer yang dilaksanakan diharapkan mengedepankan sinergitas kecabangan TNI AD dapat mewujudkan pencapaian tugas yang lebih optimal. Kedepan tidak lagi mengedepankan salah satu kecabangan seperti berbagai pengalaman operasi selama ini yang masih menonjolkan kecabangan tunggal. Selain sinergitas Aspek Kodal.

Kodal juga berperan penting dalam pelaksanaan operasi, penerapan kodal yang tepat memungkinkan operasi dapat dikendalikan sesuai dengan rencana

dan terukur. Penyelenggaraan Kodal dalam berbagai operasi peranan Kodal harus bersinergi secara terpadu, keberadaan Puskodal perlu dikembangkan tidak hanya pada kepentingan masa damai. Perlunya dikembangkan suatu sistem kodal terpadu yang akan mampu mengakomodasi sinergitas kekuatan kecabangan TNI AD dalam suatu penyelenggaraan operasi kedepan dalam penyiapan dini pertahanan di darat. Selanjutnya Komunikasi. Sistem, sarana dan prosedur komunikasi belum sama antar kecabangan TNI AD, maupun berbagai satuan yang sampai saat ini terus dikembangkan dalam mensinergikan sarana komunikasi.

Konsekuensi logis perwujudan pertahanan di darat yang sedemikian luas perlu didukung sarana komunikasi yang modern dan mampu menjangkau satuan terdepan, dengan sarana satelit menjadi pertimbangan untuk dikembangkan kedepan. Komunikasi yang bersinergi untuk mencegah terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan berbagai operasi, perlu membangun sistem dan prosedur komunikasi terpadu yang mampu menyinergikan kecabangan TNI AD di seluruh wilayah NKRI. Dan tidak kalah pentingnya adalah Korbantem (Koordinasi Bantuan Tembakan). Korbantem yang ada saat ini dapatnya diimplementasikan secara optimal, sehingga pemahaman terhadap prosedur koordinasi bantuan tembakan pada lingkup kepentingan operasi perlu disinergikan kembali. Perlu memformulasikan kembali prosedur koordinasi bantuan tembakan secara terpadu yang dikembangkan dalam berbagai implementasi pada pola OMP maupun OMSP sesuai dengan perubahan zaman saat ini yang mengedepankan kompleksitas berbagai bentuk ancaman yang bersifat multidimensional.

Keempat, aspek keterpaduan dalam pendidikan dan latihan. Sinergitas antar kecabangan perlu dijembatani dengan berbagai aspek keterpaduan guna mewujudkan sinergitas kecabangan sejak dini, sesuai dengan strata kepentingan. Pola pembinaan pendidikan, kursus maupun penataran yang mensinergikan antar kecabangan perlu dikembangkan kembali seperti, Korbantem yang melibatkan berbagai kecabangan, pendidikan yang bersinergi terhadap materi tersebut dapatnya diwadahi. Demikian juga berbagi hal lainnya seperti; pengambilan keputusan militer, komunikasi terpadu dan lain-lain, dapatnya mengedepankan sinergitas kecabangan. Sinergitas kecabangan dapat dipadukan dalam kesinambungan pola pendidikan dan kesinambungan pola pembinaan latihan. Pada kesinambungan pola pendidikan sumber daya manusia prajurit TNI AD yang berkualitas diwujudkan melalui kesinambungan pola pembinaan pendidikan terintegrasi yang mencerminkan sinergitas kecabangan.

Pengembangan pendidikan kedepan diharapkan

mencerminkan sinergitas kecabangan TNI AD, sesuai strata pembinaan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Orientasi pola pembinaan pendidikan pada strata taktis dan operasional diharapkan sepenuhnya mentransformasikan lingkup sinergitas kecabangan sesuai porsi pada semua strata pembinaan pendidikan. Pada aspek realitas penyelenggaraan pendidikan yang mencerminkan sinergitas kecabangan baru terselenggara pada tingkat pendidikan pengembangan umum seperti Diklapa dan Seskoad, dengan materi yang mencerminkan sinergitas kecabangan TNI AD.

Demikian juga peserta didik yang heterogen diharapkan dapat mewakili kecabangan, sehingga pengetahuan sinergitas kecabangan dalam konteks pertempuran maupun lingkup materi latihan antar kecabangan dapat merata. Pada aspek kelembagaan, perlu pengembangan terhadap Dikbangspes yang mengakomodasikan materi sinergitas kecabangan TNI AD seperti Sus Korbantem, Sus komunikasi terpadu, Sus penyelenggaraan dukungan terpadu, Sus Nikgarlat Ancab dsb, yang berorientasi pada kepentingan penyelenggaraan operasi yang menyinergikan kecabangan TNI AD. Pada Kesinambungan pola pembinaan latihan. Formulasi keterpaduan untuk mewujudkan sinergitas kecabangan merupakan prasyarat utama dan mutlak dalam mewujudkan kualitas latihan antar kecabangan TNI AD dalam merespon ancaman. Diharapkan implementasinya dapat berkesinambungan dengan pola pembinaan pendidikannya. Perlunya pengembangan siklus pembinaan latihan TNI AD yang mencerminkan sinergitas kecabangan. Kesinambungan antara pola pembinaan pendidikan dengan pola pembinaan latihan, dapatnya mentransformasikan berbagai kepentingan pada pola OMP dan OMSP yang mensinergikan kecabangan TNI AD. Demikian juga pola pengembangan pembinaan Latihan yang telah diprogramkan sebaiknya tidak lagi seragam, namun lebih mencerminkan kelima model satuan infanteri, demikian juga kemampuan yang ingin dicapai dari kecabangan lainnya. Tipologi satuan merupakan cerminan konstelasi geografis NKRI, sehingga kualifikasi kelima model satuan Infanteri perlu dirancang kembali tuntutan kemampuannya seperti pertempuran kota, hutan gunung dan kepulauan (Ralasuntai). Pengembangan ini secara komprehensif perlu diawali dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur yang berorientasi pada fenomena kekinian.

Kelima, aspek keterpaduan dalam

penyelenggaraan dukungan. Salah satu aspek yang dapat memenangkan pertempuran dalam peperangan di abad modern adalah adanya sustainability dalam melaksanakan pertempuran. Sustainability tersebut

sangat bergantung terhadap kelancaran dukungan kepada satuan yang sedang bertempur. Oleh karena itu dalam memberikan dukungan diperlukan formulasi keterpaduan pada aspek dukungan yang mampu mensinergikan kepentingan kecabangan untuk saling mendukung dan bekerjasama secara optimal. Dukungan untuk salah satu kecabangan, sebaiknya dapat juga digunakan oleh kecabangan yang lain dan sebaliknya, sehingga akan lebih efektif, efisien dan berdaya guna.

Pengembangan penyelenggaraan dukungan secara terpadu perlu diorientasikan dengan mengedepankan sinergitas kecabangan. Pelibatan satuan-satuan TNI AD dalam berbagai operasi perdamaian dunia, bantuan kemanusiaan untuk mengatasi bencana alam dan bantuan kemanusiaan lainnya, sebaiknya tetap berorientasi pada sinergitas kecabangan TNI AD akan lebih efektif, efisien dan berdaya guna. Hal tersebut dapat diwujudkan secara optimal apabila didukung dengan kesinambungan antara pola pembinaan pendidikan dengan pola pembinaan latihan TNI AD kedepan.

Keenam, aspek keterpaduan dalam pengadaan Alutsista. Cerminan berbagai aspek keterpaduan tersebut perlu diimplementasikan secara cerdas dan bijak, dalam berbagai kreatifitas dan inovasi baru dan upaya kolektif untuk mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD sebagai prasyarat utama dan mutlak untuk meningkatkan kualitas latihan antar kecabangan yang merupakan latihan puncak TNI AD. Cerminan kualitas tersebut sebagai wujud kesiapan TNI AD dalam merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman.

Dalam mengimplementasikan perwujudan sinergitas kecabangan TNI AD tidak terlepas dari kemampuan Alutsista untuk mampu mewujudkan daya tangkal yang tinggi dalam merespon berbagai bentuk ancaman.

Mekanisme pengadaan Alutsista TNI AD dapatnya mencerminkan kepentingan sinergitas kecabangan TNI AD, yang berorientasi pada keleluasaan kepentingan dan kemampuan kecabangan yang diolahyudhakan pada kepentingan taktis dan strategis, selanjutnya dapat diakomodir pada Strata Mabes TNI AD.

Modernisasi Alutsista kecabangan perlu disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur, sejalan dengan penggelaran kekuatan Alutsista TNI AD akan mencerminkan keterpaduan yang saling mendukung antar kecabangan dalam kepentingan pertempuran. Perwujudan mordenisasi Alutsista TNI AD tidak hanya berorientasi pada kuantitas Alutsista namun tuntutan kemampuan Alutsista tersebut menjadikan penting untuk dipertimbangkan.

Dalam pola peperangan modern di abad ke-21 yang mengedepankan teknologi canggih, disamping jumlah Alutsista, maka kemampuan Alutsista tersebut sangat

menentukan perimbangan daya tempur relatif.

Keterbatasan jumlah Alutsista dapat diimbangi dengan kemampuan Alutsista yang handal, sehingga imbangan daya tempur relatif TNI AD menjadi semakin tinggi.

Konstelasi geografis Indonesia sangat beragam dan berbeda antara wilayah/pulau yang satu dengan lainnya. Keberagaman konstelasi geografis tersebut juga berpengaruh terhadap kebutuhan Alutsista yang akan digelar di masing-masing wilayah. Oleh karena itu dalam pengadaan dan penggelaran Alutsista juga perlu dipertimbangkan kesesuaian antara Alutsista dengan kondisi geografis wilayah setempat dan diselaraskan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur Infanteri serta kualifikasi kelima model satuan Infanteri yang terus dikembangkan.

IMPLEMENTASI FORMULASI KETERPADUAN.

Respon TNI AD dalam menyikapi berbagai pemikiran tersebut perlunya untuk menata kembali berbagai perangkat lunak seperti; Doktrin, strategi dan taktik yang mencerminkan sinergitas kecabangan, merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalitas kecabangan TNI AD. Perwujudan tersebut dapat dijadikan sebagai momentum untuk menyinergikan kembali kecabangan TNI AD secara cerdas dan bijak, melalui kegiatan bersama dalam mendiskusikan kembali action plan keterpaduan kecabangan TNI AD. Kesinambungan modernisasi Alutsista dan pengembangan taktik dan teknik bertempur yang lebih up to date diharapkan mampu merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman.

Adapun implementasi formulasi keterpaduan dengan berbagai pertimbangan, meliputi: Pertama, optimalisasi tugas, peran dan fungsi kekuatan kecabangan TNI AD akan efektif, efisien dan berdaya guna tinggi, berdaya tangkal tinggi serta berdaya tempur tinggi apabila kekuatan kecabangan TNI AD tersebut bersinergi, saling bekerjasama dan saling mendukung secara optimal guna pencapaian tugas pokok TNI AD. Kedua, sinergitas kecabangan TNI AD serta modernisasi Alutsista dan pengembangan taktik dan teknik bertempur akan lebih efektif, efesien serta berdayaguna tinggi apabila dapat diwujudkan dalam suatu formulasi keterpaduan yang mencakup; aspek keterpaduan dalam doktrin dan strategi, aspek keterpaduan dalam perencanaan, aspek keterpaduan dalam operasi, aspek keterpaduan dalam pendidikan dan latihan, aspek keterpaduan dalam penyelenggaraan dukungan dan aspek keterpaduan dalam pengadaan Alutsista. Ketiga, modernisasi Alutsista, yang diimbangi dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur serta keterpaduan kekuatan kecabangan yang bersinergi. Kedepan disarankan perlunya didalami kembali dan ditindak lanjuti pada kelompok-kelompok kerja yang terintegrasi dalam

rangka penyempurnaannya secara bertahap. Keempat, saatnya secara bertahap melakukan perubahan dan pembenahan serta pengembangan secara cerdas dan bijak untuk merevisi, mereaktualisasi serta meredifinisi kembali berbagai buku petunjuk TNI AD tentang taktik dan teknik bertempur maupun berbagai perangkat lunak seperti doktrin, strategi dan taktik, yang mengatur tentang cara-cara berperang di darat secara berkesinambungan dengan mengedepankan sinergitas kecabangan TNI AD.

KESIMPULAN DAN SARAN.

Pembahasan menggagas perwujudan formulasi keterpaduan menjadikan penting dalam mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD, yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas latihan antar kecabangan sebagai latihan puncak TNI AD. Hal tersebut merupakan cerminan perwujudan kekuatan TNI AD yang handal dan mampu merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman.

Berbagai aspek keterpaduan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembinaan kekuatan TNI AD saat ini perlu mengedepankan formulasi keterpaduan pada aspek perencanaan, aspek operasi, aspek pendidikan dan latihan, aspek penyelenggaraan dukungan serta aspek pengadaan Alutsista, sebagai hal mendasar dalam mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD.

Perwujudan formulasi keterpaduan menjadi sedemikian penting untuk di wujudkan dalam upaya mengakomodasi berbagai kepentingan strategis dari masing-masing kecabangan, sehingga mampu bersinergi dan saling mendukung secara maksimal, efektif, efisien dan berdaya guna. Proses perencanaan merupakan ujung tombak dalam menentukan seluruh program agar keterpaduan masing-masing kecabangan TNI AD dapat terwujud. Mabes TNI AD dalam menentukan kebutuhan pokok minimal tetap mengedepankan sinergitas kecabangan TNI AD. Modernisasi Alutsista secara bertahap dapatnya disinergikan dengan pengembangan taktik dan teknik bertempur atau

sebaliknya. Kesinambungan antara kepentingan pola pembinaan pendidikan dengan kepentingan pola pembinaan latihan perlu disinergikan kembali, sehingga mampu mewujudkan berbagai aspek keterpaduan kecabangan TNI AD kedepan.

Disarankan dalam pembinaan kemampuan TNI AD perlunya Mabes TNI AD merumuskan kembali tentang formulasi keterpaduan yang dikembangkan dalam mewujudkan sinergitas kecabangan TNI AD dengan mengedepankan: Pertama, keterpaduan antara Staf Umum dan Staf Perencana dilaksanakan disemua tingkatan organisasi, mengedepankan sinergitas kekuatan kecabangan TNI AD, yang diolahyudhakan pada berbagai kepentingan. Kedua, dalam setiap pelaksanaan operasi TNI AD pada kepentingan pola OMP maupun OMSP disarankan tetap berorientasi pada sinergitas kecabangan TNI AD mulai dari proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

Ketiga, disarankan untuk merumuskan jenis pendidikan atau kursus yang mensinergikan kecabangan TNI AD sesuai kebutuhan pengembangan operasi darat yang perlu dikoordinasikan dalam menyiapkan komponen pendidikan lainnya. Keempat, dalam penyelenggaraan latihan antar kecabangan TNI AD disarankan perlunya mengembangkan berbagai model pendidikan maupun pembinaan latihan yang mencerminkan sinergitas kecabangan TNI AD, guna membiasakan kerjasama dalam sinergitas kecabangan TNI AD yang perlu dipersiapkan sejak dini kemampuannya dalam rangka meningkatkan kualitas latihan puncak TNI.

Pembinaan kekuatan TNI AD saat ini

Dokumen terkait