• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosedur Top Down dan Bottom Up

matriks kegiatan latihan yang telah ditetapkan dalam bentuk Rencana Kegiatan Lapangan (RKL). Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengendalian secara optimal maka penunjukan pelatih didasarkan pada tingkat kecakapan yang berkaitan dengan ilmu kepelatihan dan materi yang akan dilatihkan. Untuk meningkatkan kemampuan pelatih maka sebelum pelaksanaan latihan dilaksanakan penataran pelatih yang terprogram dan menjadi bagian dari pentahapan penyelenggaraan latihan BTP.

Pada tahap pelaksanaan latihan yang diselenggarakan oleh penyelenggara disesuaikan dengan manajemen operasi dengan rangkaian kegiatan yang meliputi proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran sesuai pelaksanaan operasi sebenarnya. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan dan persiapan operasi, yaitu pemberian Prinsiap Pangkoops, pengajuan kebutuhan operasi, pemberian PO Pangkoops, apel gelar kesiapan BTP, latihan pendahuluan, upacara pemberangkatan ke daerah operasi dan pelaksanaan Serpas ke daerah operasi. Pada tahap pelaksanaan operasi disesuaikan dengan rencana kegiatan latihan masing-masing kecabangan. Materi latihan terdiri dari tehnik dan taktik bertempur pada materi operasi lawan insurjensi.

Metode latihan yang digunakan pada latihan ini adalah drill tempur. Metoda ini sangat cocok dan praktis untuk dilaksanakan pada tingkat satuan kecil (Bujukin tentang Latihan, Kodiklat TNI-AD, Tahun 2011, hal 23).

latihan serta perkembangan situasi di wilayah Kodam.

Selanjutnya penyiapan pelatih dapat dilaksanakan mulai dari tingkat satuan oleh Komandan Satuan sampai dengan tingkat Kodam dengan memberikan pembekalan tentang ilmu kepelatihan dan materi yang akan dilatihkan sesuai dengan materi latihan, dalam operasi lawan insurjen. Ukuran keberhasilan dari penyiapan tim SPL dan Pelatih adalah mencapai tingkat kecakapan menguasai pada bidang ilmu pengetahuan dan mahir dibidang keterampilan.

Guna mendukung terselenggaranya latihan sesuai mekanisme dan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka pada proses pengawasan dan pengendalian dilaksanakan baik oleh pejabat Kodam dalam bentuk As/Waslat, peninjauan latihan, pencatatan dan laporan yang dilakukan oleh Pangdam III/Slw, Kasdam III/Slw, para Asisten Kasdam, para Kabalakdam, para Danrem, Danrindam III/Slw dan para Dansat.

Selain itu juga dihadiri/ditinjau oleh pejabat latihan dari Kodam Jajaran TNI AD yang akan melaksanakan latihan BTP dan asistensi latihan sesuai fungsi kecabangan seperti dari SUAD, Kodiklat dan Puscabfung. Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan pada latihan puncak, tetapi dilaksanakan dalam setiap pentahapan latihan mulai dari latihan perorangan di setiap kecabangan, sampai dengan latihan puncak BTP. Sementara proses pengendalian latihan dilaksanakan oleh penyelenggara latihan yang dilakukan oleh pejabat pelatih, pengendali, penilai dan pendukung latihan disesuaikan dengan

Peran pelatih dalam pengendalian dan pengawasan latihan yaitu dengan memberikan koreksi bagaimana jalannya latihan sudah memenuhi kriteria prinsip mutlak yang harus dilaksanakan dan bersifat aplikatif atau tidak, bila tidak prinsip cukup diberikan koreksi secara lisan. Bila salah dan prinsip pelatih mengoreksi/

memberikan pengulangan sampai dengan pelaku mahir melaksanakan. Penciptaan realisme dan pengendalian latihan dilakukan dengan penimbulan situasi melalui peran Bulsi dan RKL (Rencana Kegiatan Latihan) oleh penyelenggara kepada pelaku dengan memanfaatkan peran pelaku sebagai komando atas, samping, dan bawah. Dalam latihan ini, inisiatif pelaku terutama Komandan BTP dan staf mulai tahap perencanaan sampai dengan pengakhiran operasi dapat diakomodasi sebagai bagian dari pengendalian latihan.

Agar latihan BTP lebih bernilai strategis maka selain berdaya guna dalam pembinaan kemampuan, dapat juga dimanfaatkan untuk memberikan efek detern terhadap berbagai ancaman keamanan asimetris berupa aksi perompakan, penyelundupan senjata dan bahan peledak, penyelundupan wanita dan anak-anak, imigran gelap, pembalakan liar, pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), narkotika dan obat-obat terlarang, perdagangan manusia serta pencurian ikan (Buku Putih Pertahanan Indonesia, Kemenhan RI, Tahun 2008, hal 13). Sehingga diberikan tugas kepada Satgas Intel dan Teritorial untuk mengungkap kasus-kasus asimetris yang menonjol di daerah latihan. Hal ini dianggap penting karena telah dilaksanakan oleh Satgas

Intel dan Teritorial pada latihan BTP 320 Kodam III/Slw TA. 2012 yang mampu mengungkap Imigran gelap di kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut, bahwa hampir semua pertempuran yang dilakukan oleh TNI AD dalam menumpas pemberontakan bersenjata/separatis di dalam negeri dilaksanakan melalui operasi lawan insurjen, untuk itu diperlukan upaya mewujudkan kesiapan operasional satuan agar mampu melaksanakan tugas-tugas pertempuran secara berdaya guna dan berhasil guna. Perwujudan tersebut dilaksanakan dengan membangun kemampuan tempur satuan dengan sistem yang terdiri dari beberapa unsur kecabangan, yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan operasional setingkat Batalyon Tim Pertempuran. Kemampuan BTP dapat diwujudkan melalui manajemen latihan yang baik.

RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENULIS

I. Data Pokok.

1. Nama : Sonny Widjaya 2. Pangkat/NRP : Mayjen TNI/

3. Tempat/Tgl. Lahir : Klaten/01-01-1958 4. Agama : Islam

5. Status : Kawin 6. Sumber Pa/Th : AKABRI/1982

7. Jabatan : Pangdam III/Siliwangi II. Pendidikan.

A. Dikbangum.

1. AKABRI : 1982

2. Sussarcabif : 1981 3. Diklapa I Inf : 1986 4. Diklapa II Inf : 1992 5. Sesko Pakistan : 1998 6. Sesko TNI : 2002 B. Dikbangspes.

1. Sussarpara : 1981 2. Susjurnubika : 1983 3. Susstafyon : 1988 4. Susbhs Inggris : 1993

B. Luar Negeri.

1. Australia : 1985 2. Malaysia : 1987 3. Australia : 1993 4. Philipina : 1994 5. Pakistan : 1996 6. Philipina : 2002

III. Riwayat Penugasan.

A. Dalam Negeri.

1. Ops Tim-Tim : 1983 2. Ops Irja : 1990 3. Ops Tim-Tim : 1999

IV. Riwayat Jabatan.

1. Danton, Danki B Yonif-623/Bwu

2. Danki A, Dankiban, Kasi-2/Ops Yonif -712/Hd 3. Kasiorg Staf Depstaf Pusdikif

4. Pabandya Rendikjar Seskoad

5. Danyonif-406/CK

6. Dandim-0724/BYL 7. Kasrem-074/Wrt

8. Aslog Kasdam IM 9. Aslog Kasdam IV/Dip 10. Koorspri Kasad 11. Danrem-052/Wkr

12. Pamen Sahli Panglima TNI 13. Dandenma Mabes TNI 14. Dirdok Kodiklat TNI 15. Aslog Kasad 16. Pangdam III/Slw Guna mewujudkan kemampuan BTP jajaran

TNI-AD yang handal, maka disarankan beberapa hal antara lain: Pertama, latihan BTP dalam OLI dijadikan program latihan yang distandardisasikan (Proglatsi) dalam lingkungan TNI AD yang dilaksanakan setiap tahun dengan program latihan yang telah distandardisasikan meliputi pedoman penyelenggaraan, waktu, Rangka Pokok Latihan (RPL) dan Acara Latihan (AL) yang dilaksanakan oleh seluruh kecabangan/satuan yang terlibat ditingkat Kodam. Kedua, perlunya penerapan dan modernisasi BMS (Battlefield Management System) dengan membangun sistem komunikasi, informasi dan komando pengendalian serta kemudahan dalam pengambilan keputusan yang terintegrasi sampai dengan unit, seksi/kelompok, regu di lapangan.

Demikian tulisan ini dibuat semoga dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka penyiapan BTP Kodam III/Slw pada khususnya dan satuan jajaran TNI AD pada umumnya guna menghadapi setiap kemungkinan adanya Insurjen yang mengancam keutuhan NKRI.

Daftar Pustaka

1. Buku Strategi Pertahanan Negara, Kemenhan (2007).

2. Bujuk Induk tentang Latihan, Mabes TNI AD (2011).

3. Buku Kodam Sebagai Kompartemen Strategis Pertahanan Negara, Mabes TNI AD (2003).

4. Buku Pedoman BTP dalam Taktik OLI , Kodiklat TNI-AD (2010).

PENDAHULUAN.

Kebijakan pertahanan negara sesuai dengan Pasal 7 Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok tersebut dilaksanakan dengan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Mengacu pada tugas-tugas Operasi Militer Selain Perang yang tercantum dalam pasal tersebut, kemungkinan ruang operasi dominan adalah wilayah NRKI itu sendiri.

Salah satu faktor dominan yang menjadi tantangan tugas di wilayah Indonesia adalah variasi medan dan kondisi iklim di Indonesia. Pengenalan tentang

KONSEPSI PEMBINAAN

Dokumen terkait