• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

keterbukaan dan keberanian melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi

VISI, MISI DAN TUJUAN BADAN POM

C. BUDAYA ORGANISASI

1. Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BADAN POM sebagai induk organisasi , merupakan suatu proses yang komprehensif dan bersifat full spectrum, mencakup pengawasan pre-market dan post-market. Sistem itu terdiri dari: pertama, standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar, regulasi, dan kebijakan terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan.

Kedua, penilaian (pre-market evaluation) yang merupakan evaluasi produk

sebelum memperoleh nomor ijin edar dan akhirnya dapat diproduksi dan diedarkan kepada konsumen. Ketiga, adalah pengawasan setelah beredar

(post-market control) yang dilakukan dengan melakukan sampling produk Obat dan

36 RENSTRA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015-2019

dan Makanan. Keempat, pengujian laboratorium. Produk yang disampling berdasarkan risiko kemudiandiuji melalui laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah memenuhi syarat keamanan, khasiat/manfaat dan mutu.

Hasil uji laboratorium ini merupakan dasar ilmiah yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan produk yang tidak memenuhi syarat dan kemudian akan ditarik dari peredaran. Kelima, adalah penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Dalam bisnis Obat dan Makanan yang relatif menjanjikan keuntungan yang besar, rentan terhadap pelanggaran dari pelaku usaha. Untuk itu diperlukan adanya suatu penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait Obat dan Makanan.

Balai POM di Kupang sebagai unit pelaksana teknis Badan POM di Wilayah Nusa Tenggara Timur melakukan Tugas dan Fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.

b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.

c. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi.

d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh, dan pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi.

e. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum di bdang Obat dan Makanan.

f. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan pengawasan obat dan makanan. Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka dibuat Indikator Kinerja Utama Balai POM di Kupang sebagai berikut:

1. Persentase obat yang memenuhi syarat meningkat,

2. Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat meningkat, 3. Persentase kosmetik yang memenuhi syarat meningkat,

4. Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat meningkat, 5. Persentase makanan yang memenuhi syarat meningkat

6. Tingkat Kepuasan Pelanggan meningkat

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program yang terkait dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah.

37 RENSTRA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015-2019

Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang baik.

Kerjasama yang telah dilakukan oleh Balai POM di Kupang selama ini lebih banyak dengan unsur pemerintah serta masih bersifat sporadik, parsial dan belum dilakukan dengan program yang terukur dan sistematis. Padahal pelibatan berbagai pihak termasuk masyarakat sangat urgen dan strategis dalam menopang tugas pengawasan Obat dan Makanan yang menjadi mandat Badan POM.

Untuk mendorong kemitraan dan kerjasama yang lebih sistematis bisa dimulai dengan mengidentifikasi tingkat kepentingan setiap lembaga/institusi, baik pemerintah maupun sektor private dan kelompok masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi Balai POM di Kupang. Setelah itu, mengidentifikasi sumber daya apa yang telah dimiliki oleh masing-masing institusi tersebut dalam mendukung tugas yang menjadi mandat Badan POM, lalu menentukan indikator bersama atas keberhasilan program yang (akan) dikerjasamakan. Kerjasama dan kemitraan bisa dilakukan dengan saling mendukung serta berbagi sumber daya (bisa dana, program atau SDM) yang tersedia di masing-masing lembaga dengan terlebih dahulu menentukan tujuan dan kerangka kerjasamanya. Atau bisa juga dengan “mendelegasikan” program-program yang ada di Balai POM di Kupang kepada lembaga/ kelompok masyarakat sipil yang memiliki program yang sejalan dengan misi Badan POM dengan mendukung pembiayaan program lembaga tersebut. Untuk memastikan bahwa kerjasama ini bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan, maka harus diikat dengan sebuah kesepakatan (MoU) yang mengikat kedua belah pihak dengan mengacu pada tujuan kerjasama yang telah disepakati.

Balai POM di Kupang juga melakukan kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait kerja sama lintas sektor, lintas wilayah, lintas institusi dan sebagainya yang merupakan potensi yang perlu diperkuat. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik terhadap Obat dan Makanan yang beredar di pasaran, sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari produk Obat dan Makanan yang mengandung bahan baku berbahaya dan ilegal.

Sebagai wujud kemitraan sampai akhir tahun 2014, Balai POM di Kupang telah melakukan MOU di Bidang Pengawasan Obat dan Makanan dengan 1 Pemerintah kota.dan 20 Pemerintah Kabupaten di Wilayah Nusa Tenggara Timur

38 RENSTRA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015-2019

Di sisi lain, juga harus disepakati adanya mekanisme dan sistem monitoring dan evaluasi yang terlembagakan, serta memastikan bahwa hasil kerjasama ini juga bisa diakses dan dievaluasi bersama oleh publik yang lebih luas.

Salah satu pilar pengawasan Obat dan Makanan adalah masyarakat sebagai konsumen. Obat dan Makanan yang diproduksi dan diedarkan di pasaran (masyarakat) masih berpotensi untuk tidak memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk Obat dan Makanan yang aman, bermanfaat dan bermutu. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait Obat dan Makanan yang memenuhi syarat, Balai POM di Kupang harus memberikan kegiatan pembinaan dan bimbingan melalui Komunikasi, layanan Informasi, dan Edukasi (KIE).

Di samping itu, pengawasan Obat dan Makanan perlu dilakukan oleh pelaku usaha baik produsen, distributor dan pelaku usaha lain. Pengawasan oleh pelaku usaha sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir, dari sebelum sampai sesudah produk beredar, salah satunya adalah meliputi pengawasan Obat dan Makanan di sarana produksi dan sarana distribusi.

Produsen mempunyai peran dalam memberikan jaminan produk Obat dan Makanan yang memenuhi syarat (aman, khasiat/bermanfaat dan bermutu) melalui proses produksi yang sesuai dengan ketentuan.

Dari sisi pemerintah, Badan POM bertugas dalam menyusun kebijakan dan regulasi terkait Obat dan Makanan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Paradigma Badan POM sebagai lembaga pengawas dan ditakuti oleh pelaku usaha selama ini mulai berubah, dengan adanya upaya yang dilakukan Balai POM di seluruh Indonesia dalam menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan para pelaku usaha.

Tanpa meninggalkan tugas utama pengawasan, Balai POM di Kupang berupaya memberikan dukungan kepada pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan dalam usahanya melalui advokasi peraturan dibidang obat dan makanan.

Salah satunya melalui jaminan kualitas (quality assurance) pengawasan, melalui pendampingan regulatory (regulatory assistance). Pada Unit Pusat , masing-masing kedeputian di Badan POM mempunyai upaya yang berbeda dalam memberikan dukungan regulatory, sesuai dengan bidang lingkupnya.

Sasaran strategis ini berupaya untuk mengakomodasi kegiatan yang mendukung pada peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan mutu Obat dan Makanan.

39 RENSTRA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015-2019

Pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan harus didukung dalam menghadapi tantangan perdagangan bebas. Salah satunya adalah dengan memberikan dukungan regulatory (sistem pengawasan) kepada pelaku usaha dengan insentif. Sementara terkait dengan faktor lain yang menjadi variabel penentu dalam meningkatkan kemudahan usaha, adalah daya saing.

Balai POM di Kupang sebagai Unit pelaksana teknis di daerah dalam pelaksanaan tupoksinya ,maka untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, dibuat indikatornya sebagai berikut:

1.

Jumlah sampel yang diuji menggunakan parameter kritis

2.

Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK)

3.

Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan

4.

Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan

5.

Jumlah Perkara di bidang obat dan makanan

6.

Jumlah layanan publik oleh Balai POM

7.

Jumlah Komunitas yang diberdayakan

8.

Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar

9.

Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

Dokumen terkait