• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERINDUSTRIAN DALAM PDRB

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

C. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

5 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERINDUSTRIAN DALAM PDRB

Laju Pertumbuhan Sektor Perindustrian dan Penggalian di dalam PDRB

7,61 - 7,67 %

6. Meningkatnya Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan

Nilai Sakip dan Reformasi Birokrasi

BB

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja yang telah ditetapkan pada pertengahan tahun 2021 antara Kepala Dinas Perindag ESDM Prov. Kalbar dan Gubernur Kalimantan Barat terpilih mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Juknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP serta mempedomani target-target Gubernur Kalimantan Barat yang dilimpahkan pada Dinas Perindag ESDM Prov.

Kalbar yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2023, dengan format seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah:

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

1 2 3 4

1 Meningkatnya Rasio rumah tangga berlistrik di Kalimantan Barat

Rasio Elektrifikasi 89 %

2 Meningkatnya daya mampu listrik di Kalimantan Barat

Daya Mampu 1093 MW

3 Meningkatnya Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian di dalam PDRB

Laju Pertumbuhan Sektor

Pertambangan dan Penggalian di dalam PDRB

3.10-4.69 %

40 4 Meningkatnya Pertumbuhan

Sektor Perdagangan di dalam PDRB

Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan di dalam PDRB

3,99-5,53 %

5 Meningkatnya Pertumbuhan Sektor Perindustrian di dalam PDRB

Laju Pertumbuhan Sektor Perindustrian di dalam PDRB

7,61 - 7,67 %

6. Meningkatnya Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan

Nilai Sakip dan Reformasi Birokrasi BB

NO PROGRAM ANGGARAN SUMBER

DANA

1 2 3 4

1 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH

a. Dinas b. UP PSMB

20.883.592.099 19.260.644.386 1.622.947.713

APBD

2 PROGAM PENGELOLAAN ASPEK KEGEOLOGIAN 1.478.768.338 APBD 3 PROGRAM PENGELOLAAN MINERAL DAN

BATUBARA

514.610.978 APBD

4 PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI TERBARUKAN 200.509.754 APBD 5 PROGAM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN 1.978.949.383 APBD 6 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN

100.000.000 APBD

7 PROGRAM STABILISASI HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

1.165.181.269 APBD

8. PROGRAM PENGEMBANGAN EKSPOR 303.146.800 APBD

9. PROGRAM STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

a. DINAS b. UP PSMB

1.089.900.647 849.795.985 240.104.662

APBD

41 10. PROGRAM PENGGUNAAN DAN PEMASARAN

PRODUK DALAM NEGERI

123.096.000 APBD

11. PROGRAM PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

1.950.435.739 APBD

12. PROGRAM PENGENDALIAN IZIN USAHA INDUSTRI 40.782.000 APBD 13. PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI

INDUSTRI NASIONAL

144.948.800 APBD

14. PROGRAM PERDAGANGAN LUAR NEGERI 483.993.000 APBN

15. PROGRAM PERDAGANGAN DALAM NEGERI 714.135.000 APBN

16. PROGRAM NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING INDUSTRI

837.208.000 APBN

Total APBD 29.973.921.807

Total APBN 2.035.336.000

Total APBD + APBN 32.009.257.807

Kemudian pada saat terjadi rasionalisasi anggaran bersamaan dengan momen penyusunan APBD perubahan tepatnya di bulan November 2021 kami merevisi perjanjian kinerja mengingat selisih anggaran yang berkurang cukup signifikan.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

1 2 3 4

1 Meningkatnya Rasio rumah tangga berlistrik di Kalimantan Barat

Rasio Elektrifikasi 89 %

2 Meningkatnya daya mampu listrik Kalimantan Barat

Daya Mampu 1093 MW

42 3 Meningkatnya Pertumbuhan

Sektor Pertambangan dan Penggalian di dalam PDRB

Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian di dalam PDRB

3.10-4.69 %

4 Meningkatnya Pertumbuhan Sektor Perdagangan di dalam PDRB

Pertumbuhan Sektor Perdagangan di dalam PDRB

3,99-5,53 %

5 Meningkatnya Pertumbuhan Sektor Perindustrian di dalam PDRB

Pertumbuhan Sektor Perindustrian di dalam PDRB

7,61 - 7,67 %

6. Meningkatnya Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan

Nilai Sakip dan Reformasi Birokrasi BB

NO PROGRAM ANGGARAN SUMBER

DANA

1 2 3 4

1 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH

c. Dinas d. UP PSMB

18.762.822.124 17.193.370.516 1.569.451.608

APBD

2 PROGAM PENGELOLAAN ASPEK KEGEOLOGIAN 279.657.705 APBD 3 PROGRAM PENGELOLAAN MINERAL DAN

BATUBARA

420.357.806 APBD

4 PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI TERBARUKAN 93.680.359 APBD 5 PROGAM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN 787.656.097 APBD 6 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN

0 APBD

7 PROGRAM STABILISASI HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

730.497.685 APBD

8. PROGRAM PENGEMBANGAN EKSPOR 302.879.260 APBD

43 9. PROGRAM STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN

KONSUMEN c. DINAS d. UP PSMB

995.850.508 830.119.985 165.730.543

APBD

10. PROGRAM PENGGUNAAN DAN PEMASARAN PRODUK DALAM NEGERI

58.196.000 APBD

11. PROGRAM PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

305.579.825 APBD

12. PROGRAM PENGENDALIAN IZIN USAHA INDUSTRI 0 APBD

13. PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI INDUSTRI NASIONAL

83.211.300 APBD

14. PROGRAM PERDAGANGAN LUAR NEGERI 483.993.000 APBN

15. PROGRAM PERDAGANGAN DALAM NEGERI 714.135.000 APBN

16. PROGRAM NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING INDUSTRI

837.208.000 APBN

Total APBD 22.820.388.669

Total APBN 2.035.336.000

Total APBD + APBN 24.855.724.669

C. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

UTAMA

TARGET

2021 Capaian

2021

%

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya Rasio rumah tangga berlistrik di

Kalimantan Barat

Rasio Elektrifikasi 89 % 93 % 104,49

2 Meningkatnya daya mampu listrik Kalimantan Barat

Daya Mampu 1093

MW

734,43 MW

67.15

44 3 Meningkatnya Pertumbuhan

sektor Pertambangan dan Penggalian di Dalam PDRB

Pertumbuhan

4 Meningkatnya Pertumbuhan sektor Perdagangan di Dalam PDRB

5 Meningkatnya Pertumbuhan sektor Perindustrian di Dalam PDRB

1. RASIO ELEKTRIFIKASI DAN DAYA MAMPU

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatnya Rasio rumah tangga berlistrik di

Kalimantan Barat

Rasio Elektrifikasi 89 % 93 % 104,49

2 Meningkatnya daya mampu listrik Kalimantan Barat

Daya Mampu 1093

MW

734,43 MW

67.15

Berdasarkan data PT.PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Barat realisasi rasio elektifikasi (RE) rumah tangga di Kalimantan Barat Tahun 2020 sebesar 92 % dan realisasi RE pada Tahun 2021 sebesar 93 %. Peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 1 % di Kalimantan Barat ini terjadi karena adanya percepatan program listrik perdesaan, pembangunan pembangkit energi baru terbarukan, perluasan jaringan listrik PLN serta adanya penyambungan instalasi listrik gratis untuk rumah tangga miskin dan tidak mampu dari Dinas ESDM Prov. Kalbar.

Daya mampu sistem ketenagalistrikan di Kalimantan Barat pada Tahun 2020 mencapai 725.85 MW dan pada Tahun 2021 daya mampu sistem ketenagalistrikan di Kalimantan Barat mencapai 734,43 MW. Nilai Daya Mampun tersebut terdiri dari dari Sistem Khatulistiwa

45 sebesar 576,7 MW dan Sub Sistem Isolated dengan Daya Mampu 157,726 MW. Sistem Khatulistiwa merupakan Sistem Kelistrikan yang menghubungan Pontianak, Mempawah, Kubu Raya, Singkawang, Bengkayang, Sambas, Sanggau dan Landak, sementara untuk lainnya menggunakan sub Sistem Isolated.

Daya mampu didefinisikan sebagai kapasitas nyata suatu pembangkit dalam menghasilkan MW (mega watt). Jika mengacu pada data PLN Daya mampu Netto sistem Kelistrikan Kalimantan Barat adalah sebagaimana yang digambarkan dalam tabel di bawah.

Informasi tentang Daya mampu dapat diartikan bahwa kemampuan atau kapsitas pembangkit yang ada di Kalimantan Barat dalam menghadapi beban puncak penggunaan listrik.

Sementara itu di wilayah Kalimantan Barat, penyediaan listrik bukan hanya dilakukan oleh PLN namun juga diusahakan oleh Pihak lain dalam hal ini lebih banyak oleh dunia usaha baik itu pertambangan, industri maupun pertanian. Istilah untuk ini disebut Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri yang menurut data yang diolah Dinas Perindag ESDM kapasitas nya mencapai sekitar 625 MW di tahun 2021. Kapasitas tersebut tidak semuanya terpakai artinya ada Excess Power (Kelebihan Tenaga Listrik) yang sebenarnya dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan lain misal untuk membantu pencapaian target Rasio elektrifikasi bagi daerah yang belum terjangkau oleh PLN.

ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Penggunaan sumber daya dalam rangka mendukung pelaksanaan program/kegiatan terdiri atas dua yaitu efisiensi sumber daya biaya dan sumber daya manusia.

Persentase efisiensi sumber daya biaya dapat dihitung dengan rumus : Persentase efisiensi Biaya =100% - (Realisasi Biaya/Target Biaya)x 100%

46 Sasaran

Strategis Program

Anggaran Capaian

Kinerja

93.680.359 76.748.359 81.93

104 21.81 Program

Pengelolaan Ketenagalistrikan

787.656.097 647.146.897 82.16

Total 881.336.456 724.404.456 82,19

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk mendukung pencapaian target sasaran strategis terdapat efisiensi biaya untuk Program Pengelolaan Energi terbarukan sebesar 21.81 % sedangkan untuk program pengelolaan ketenagalistrikan terdapat efisiensi sebesar 21.81 %. Sehingga total efisiensi untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “meningkatnya rasio rumah tangga berlistrik dan meningkatnya daya mampu listrik adalah sebesar 21.81 %.

ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA

No Sasaran

Strategis (SS) Indikator Kinerja

Utama SAT Realisasi Target

2022 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatnya Rasio rumah tangga berlistrik di Kalimantan Barat

1.1 Rasio Elektrifikasi % 91 92 93 91

2 Meningkatnya daya mampu listrik Kalimantan Barat

2.1 Daya Mampu MW 638,2 725.85 734,43 1193

47 Jika dilihat dari tabel diatas dapat kita lihat adanya tren naik baik untuk SS 1 maupun SS 2 dari tahun 2019 hingga tahun 2021. Untuk SS 1 terlihat tren kenaikan realtif stabil di kisaran 1 %. Sementara untuk SS 2 ada kenaikan daya mampu yang cukup signifikan pada tahun 2020 dibanding 2019. Hal ini ditengarai karena tambahan daya dari pembelian listrik dari Sesco Malaysia. Memang berbicara daya mampu listrik sebenarnya ini menjadi core bussiness nya PLN sebagaimana yang telah mereka gariskan dalam Dokumen Rencana Usaha Penyediaan Usaha Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021-2030. Peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah bagaimana bisa mengawal target-target yang telah ditetapkan untuk penyediaan jasa tenaga listrik dapat terpenuhi. Diperlukan komunikasi yang harmonis serta dukungan dari Pemerintah Daerah termasuk kabupaten/kota kepada PLN untuk mewujudkan ini semua, terutama terkait penggunaan lahan, akses, serta penerimaan masyarakat terdampak proyek PLN.

Sementara terkait target Daya Mampu yang telah ditetapkan didalam RPJMD memang ada perbedaan yang cukup signifikan dengan apa yang tercatat dalam RUPTL. Kemungkinan ini terkait perbedaan persepsi. Jika mengacu pada definisi bahwa daya mampu di sini adalan terkait kapasitas pembangkit listtrik PLN angka yang dicapai memang jauh dari target, tapi jika melibatkan pembangkit listrik yang dikelola oleh pihak lain sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya maka angkanya bisa mencapai hampir 2 kali capaian yang diperoleh.

Secara umum program-program di Dinas Perindag ESDM yang terkait pencapaian target sasaran strategis di atas di dukung oleh kegiatan :

1. Penatausahaan Izin, Pembinaan, dan Pengawasan Usaha Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain dengan Kapasitas Penyediaan sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) Ton Per Tahun

2. Pelaksanaan Konservasi Energi di Wilayah Provinsi

3. Penatausahaan Izin Operasi yang Fasilitas Instalasinya dalam Daerah Provinsi

4. Penatausahaan Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik bagi Badan Usaha Dalam Negeri/Mayoritas Sahamnya Dimiliki oleh Penanam Modal Dalam Negeri

5. Penganggaran untuk Kelompok Masyarakat Tidak Mampu, Pembangunan Sarana Penyediaan Tenaga Listrik Belum

HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENCAPAIAN SASARAN INI ANTARA LAIN

1. Rasio Elektrifikasi dihitung berdasarkan data jumlah rumah tangga , sementara data jumlah rumah tangga bersifat dinamis;

2. Persepsi terhadap desa berlistrik yang diindikasikan dengan angka rasio desa berlistrik masih bias karena banyak dusun merupakan bagian dari wilayah desa

48 berlistrik tersebut belum terjangkau oleh infrastruktur kelistrikan;

3. Masih terdapat wilayah di Kalimantan Barat yang sudah dilayani oleh jaringan listrik PLN, namun belum menikmati listrik selama 24 jam/hari ;

4. Akses rumah tangga tidak mampu terhadap listrik belum optimal;

5. Pembelian energi listrik dari Malaysia tidak sejalan dengan tujuan Pembangunan Nasional dalam hal kemandirian energi;

6. Masih terdapat wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik PLN;

7. Masih terdapat pembangkit listrik pada program 10.000 MW tahap 1 dan 2 yang belum beroperasi.

UPAYA PEMECAHAN MASALAH DALAM MENGANTISIPASI HAMBATAN

1. Sensus Nasional Tahun 2020 oleh BPS diharapkan dapat memberikan perbaikan terhadap data jumlah rumah tangga yang lebih akurat , Selain itu perlu dilakukan rekonsiliasi dan evaluasi data RE per 3 bulan antara PT,PLN UIW Kalbar dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam hal ini Dinas ESDM;

2. Melalui Sensus Nasional Tahun 2020 oleh BPS diharapkan adanya survei podes (Potensi Desa) sehingga dapat memberikan data desa yang lebih akurat dan kedepannya dapat direncanakan untuk menyusun data dusun berlistrik;

3. Dinas Perindag ESDM Prov. Kalbar akan melakukan koordinasi dan evaluasi dengan PT.PLN untuk mencari solusi dan optimalisasi pelayanan PT.PLN khususnya pada wilayah isolated (masih menggunakan PLTD kapasitas kecil dan terpisah dari sistem ketenagalistrikan induk), mengingat PT. PLN mempunyai standar tingkat mutu pelayanan yang diatur oleh Peraturan Menteri ESDM;

4. Menyusun kegiatan penyambungan listrik dan instalasinya untuk rumah tangga tidak mampu dengan memanfaatkan basis data terpadu penanggulangan fakir

miskin (TNP2K);

5. Mempercepat pembangunan infrastruktur pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dengan daya yang cukup besar;

6. Memberdayakan program CSR badan usaha dan akselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan di daerah yang sangat sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN;

7. Mendorong PT.PLN agar segera memanfaatkan PLTU yang sudah eksisting namun belum beroperasi.

49 3 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN DALAM

PDRB

Target Indikator Kinerja Utama Dinas Perindag ESDM untuk sasaran strategis

“meningkatnya Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian di dalam PDRB”

sebagaimana telah ditetapkan di dalam dokumen rencana strategsi untuk tahun 2021 adalah sebagaimana tabel di bawah ini :

2.

No Sasaran Strategis IKU Target 2021

Realisasi 2021

%

Meningkatnya Pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian di Dalam PDRB

Pertumbuhan Sektor

Pertambangan dan Penggalian

Terhadap PDRB

3.10 % 2.6 % c-to-c

83.87 %

Berdasarkan data Pertumbuhan Ekonomi yang di terbitkan oleh BPS Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2021 pertumbuhan PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian mencapai angka laju pertumbuhan sebesar 2.6 %. Nilai ini masih di bawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 3,10 %. Dengan Raihan 2,6 % maka capaian terhadap target mencapai sebesar 83,87 %. Nilai ini menunjukkan bahwa PDRB Sektor Pertambangan dan penggalian untuk tahun 2021 masih lebih tinggi dibanding pada tahun 2020. Hanya saja pertumbuhannya tidak setinggi pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Hal ini dapat dikatakan sektor pertambangan dan penggalian masih mengalami pertumbuhan yang positif.

50 Perkembangan Izin Usaha Pertambangan

Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 – 2020

No. Tahun

IUP Eksplorasi

IUP Operasi Produksi

Jumlah IUP

1. 2013 556 243 799

2. 2014 443 255 698

3. 2015 299 337 636

4. 2016 270 376 646

5. 2017 399 325 724

6. 2018 298 309 607

7. 2019 152 517 669

8. 2020 262 445 707

Grafik PDRB Sektor Pertambangan ADHK Kalimantan Barat

*miliar rupiah

51 Grafik laju pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan Kalimantan Barat

Perbandingan nilai FOB dan Volume Ekspor Pertambangan (HS26)

52 ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Penggunaan sumber daya dalam rangka mendukung pelaksanaan program/kegiatan terdiri atas dua yaitu efisiensi sumber daya biaya dan sumber daya manusia.

Persentase efisiensi sumber daya biaya dapat dihitung dengan rumus : Persentase efisiensi Biaya =100% - (Realisasi Biaya/Target Biaya)x 100%

Sasaran

Strategis Program

Anggaran Capaian

Kinerja (%)

Tingkat Efisiensi

Target Realisasi % %

1 2 3 4 5

(4/3)100% 6 7

(100%-(5))

Meningkatnya Pertumbuhan sektor

Pertambangan dan

Penggalian di Dalam PDRB

Program Pengelolaan Aspek

Kegeologian

279.657.705 181.401.707 64.87

83.87 Program

Pengelolaan Mineral dan Batubara

420.357.806 309.628.773 73.66

Total 700.015.511 491.060.480 70.15

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 2 (dua) program yang mendukung dan mendorong pencapaian target pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian. Program Pengelolaan Aspek Kegeologian dengan serapan mencapai 64,87 % dan Program Pengelolaan Mineral dan Batubara dengan serapan sebesar 73,66 %. Memang secara serapan keuangan terbilang kecil namun demikian bukan berarti pada tahun 2021 Dinas Perindag ESDM tidak maksimal dalam pencapaian target. Dengan dukungan operasional yang sedikit terbatas karena permasalahan COVID dan PMKM Dinas mengoptimalkan peranan sumber daya manusia untuk tetap berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, pihak pemegang ijin pertambangan, Dinas PMPTSP serta pemangku terkait lainnya.

53 ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA

Program Pengelolaan Aspek Kegeologian didukung oleh kegiatan Penatausahaan Izin Pengeboran, Izin penggalian, Izin Pemakaian dan Izin pengusahaan air tanah dalam daerah Provinsi. Kegiatan ini dibreakdown dalam 2 subkegiatan yaitu Penyusunan Rekomendasi Layanan Perizinan dan Informasi Izin Pengeboran, Izin Penggalian, Izin Pemakaian, dan Izin serta sub kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Perizinan Pengeboran, Penggalian, Pemakaian, dan Pengusahaan Air Tanah.

Sementara kegiatan penetapan Nilai Perolehan Air Tanah dalam Daerah di breakdown melalui sub kegiatan Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi nilai perolehan air tanah.

Program Pengelolaan Mineral dan Batubara didukung oleh kegiatan Penatausahaan Izin Usaha Pertambangan Mineral Logam atau Batubara dalam rangka Penanaman Modal dalam Negeri pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan Daerah yang Berada dalam 1 (satu) Daerah Provinsi termasuk Wilayah Laut Sampai dengan 12 Mil Laut dengan sub kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Perizinan Usaha Pertambangan Mineral Logam dan Batubara dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan Daerah. Kemudian kegiatan Penatausahaan Izin Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan Daerah yang Berada dalam 1 (satu) Daerah Provinsi termasuk Wilayah Laut sampai dengan 12 Mil Laut dibreakdown melalui sub kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan Perizinan Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan

No Sasaran

Strategis (SS) Indikator Kinerja

Utama SAT Realisasi Target

2022 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatnya Pertumbuhan sektor

Pertambangan dan Penggalian di Dalam PDRB

1.1 Pertumbuhan Sektor

Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB

% 6.09 21.20 2,6

(c-to-c)

3.26

54 Daerah yang Berada dalam 1 (satu) Daerah Provinsi termasuk Wilayah Laut sampai dengan 12 Mil Laut. Kegiatan lainnya yaitu Penatausahaan Izin Pertambangan Rakyat untuk Komoditas Mineral Logam, Batubara, Mineral Bukan Logam, dan Batuan dalam Wilayah Pertambangan Rakyat dibreakdown melalui sub kegiatan Penetapan Prosedur dan Persyaratan Izin Pertambangan Rakyat untuk Komoditas Mineral Logam, Batubara, Mineral Bukan Logam, dan Batuan dalam wilayah izin pertambangan rakyat.

Di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat terkontraksi cukup dalam mencapai angka minus 1.82. hal ini terjadi dampak dari pandemic Covid 19 yang mengguncang perekonomian dunia. Namun demikian sektor pertambangan dan pennggalian berdasarkan data pada tabel di atas justru mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah Kalimantan Barat dengan capaian sebesar 21,20 %. Sektor pertambangan dan penggalian tidak terdampak terhadap kondisi pandemic, mengingat produk tambang yang dihasilkan dari Kalimantan Barat memang sebelumnya telah terikat kontrak pemenuhan supply utamanya ke negara Tiongkok serta produk tambang ini merupakan produk yang masih dalam rangkaian proses industri yang masih cukup Panjang untuk sampai dilepas Kembali produk jadinya ke pasar. Sementara itu apa yang terjadi pada tahun 2021 yang hanya mencapai angka pertumbuhan 2,6 % kemungkinan disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi produk tambang dengan mempersyaratkan pembangunan smelter dan mengurangi ekspor bahan tambang mentah.

4 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DALAM PDRB

Target Indikator Kinerja Utama Dinas Perindag ESDM untuk sasaran strategis

“meningkatnya Pertumbuhan Sektor Perdagangan di dalam PDRB” sebagai telah ditetapkan di dalam dokumen rencana strategsi untuk tahun 2021 adalah sebagaimana tabel di bawah ini :

55

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB sektor perdagangan tumbuh mencapai 4,16 % C-to-C dibandingkan tahun 2020. Pencapaian ini tentunya melebihi target yang ditetapkan yaitu 3,99. Jika dipersentasekan capaian yang diraih menyentuh 104,26 %. Tentunya tahun 2021 ini dapat dikatakan bahwa Kalimantan Barat sudah bisa lepas atau mengatasi dampak pandemic covid 19 sebagaimana yang terjadi di tahun 2020 yang menyebabkan pertumbuhannya dibanding tahun 2019 terkontraksi sangat dalam mencaapai minus 9,4.

ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Penggunaan sumber daya dalam rangka mendukung pelaksanaan program/kegiatan terdiri atas dua yaitu efisiensi sumber daya biaya dan sumber daya manusia.

Persentase efisiensi sumber daya biaya dapat dihitung dengan rumus : Persentase efisiensi Biaya =100% - (Realisasi Biaya/Target Biaya)x 100%

Sasaran

Strategis Program

Anggaran Capaian

Kinerja

730.497.685 675.238.387 92.44

Program Pengembangan Ekspor

203.822.800 247.075.060 81.58

Program

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

830.119.985 830.119.985 100

PROGRAM PERDAGANGAN LUAR NEGERI

483.993.000 468.909.700 96.88

56

PROGRAM PERDAGANGAN DALAM NEGERI

714.135.000 690.430.450 96.68

104,26 4.97 Total 2.962.568.470 2.911.773.582 99.29

Dengan raihan mencapai 104,23 % tentunya ini bukan semata-mata murni efek dari output atau outcome dari program-program pada tabel di atas. Sektor perdagangan merupakan sektor makro yang dipengaruhi oleh banyak hal dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Tentu naif jika mengklaim keberhasilan capaian pertumbuhan PDRB sektor perdagangan karena semata kinerja Dinas Perindag ESDM Prov. Kalbar. Namun demikian hal yang perlu diketahui bahwa selama ini Dinas Perindag ESDM di dalam pelaksanaan Pembangunan urusan perdagangan banyak terlibat dan melibatkan pemangku kepentingan lain, baik itu instansi pemerintah, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, BUMN, perguruan tinggi, akademisi, serta kelompok masyarakat lainnya. Hubungan kerja tersebut ada yang bersifat kerja sama antar instansi karena adanya persinggungan tugas dan fungsi dan juga ada yang terikat melalui sebuah forum, seperti Forum kinerja ekspor, forum pengendalian inflasi daerah, satuan tugas pengendalian harga dan stok barang pokok dan barang penting. Tentu bagaimana memberdayakan SDM Perdagangan yang ada di Kalimantan Barat yang berada di berbagai instansi dengan berbagai latar belakang dan kepentingan menjadi kunci bangkitnya sektor perdagangan setelah di tahun yang lalu babak belur menghadapi pandemic.

ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA

No Sasaran

Strategis (SS) Indikator Kinerja

Utama SAT Realisasi Target

2022 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Meningkatnya Pertumbuhan sektor Perdagangan di Dalam PDRB

1.1 Pertumbuhan Sektor

Perdagangan Terhadap PDRB

% 5.82 -9.40 4.16 c-to-c

4.20

57 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya tentang keterkaitan segenap pemangku kepentingan sektor perdagangan terhadap capaian PDRB sektor Perdagangan Kalimantan Barat tahun 2021, maka untuk bab ini dijabarkan kegiatan atau sub kegiatan apa saja yang mendukung Dinas Perindag ESDM dalam pelaksanaan pembangunan Perdagangan di Kalimantan Barat.

Di tahun anggaran 2021 Dinas Perindag ESDM melaksanakan 5 (lima) progam urusan perdagangan. Dari lima program tersebut 3 program bersumber dari APBD Provinsi Kalimantan Barat. Sementara 2 program lainnya bersumber dari dana dekonsentrasi Kementerian Perdagangan yang dilaksanakan oleh satuan kerja Dinas Perindag ESDM.

- Program Stabilitasi Harga Barang yang didukung oleh kegiatan Menjamin Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting di Tingkat Daerah Provinsi yang dibreak down kedalam subkegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Tingkat Distributor dan Sub Distributor.

Lalu kegiatan lainnya yaitu Pengendalian Harga, Informasi Ketersediaan Stok Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Lintas Kabupaten/kota yang Terintegrasi dalam Sistem Informasi Perdagangan yang dibreakdown menjadi 2 sub kegiatan yaitu Pemantauan Harga dan Stok Barang Kebutuhan Pokok dan Barang penting pada Pelaku Usaha Distribusi Barang Lintas Kabupaten/Kota serta sub kegiatan Operasi Pasar dalam rangka Stabilisasi Harga Pangan Pokok yang Dampaknya Beberapa Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi

- Progam pengembangan Ekspor yang didukung oleh kegiatan Penyelenggaraan Promosi Dagang melalui Pameran Dagang dan Misi Dagang

- Progam pengembangan Ekspor yang didukung oleh kegiatan Penyelenggaraan Promosi Dagang melalui Pameran Dagang dan Misi Dagang

Dokumen terkait