• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (LPPD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (LPPD)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH (LPPD)

TAHUN ANGGARAN 2021

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DINAS PERINDUSTRIAN,

PERDAGANGAN, ENERGI DAN

SUMBER DAYA MINERAL

TAHUN 2022

(2)

1

KATA PENGANTAR

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah daerah (LPPD) yang kami susun ini merupakan bagian dari LPPD kepala daerah sebagai rapor kinerja pemerintah daerah yang berisi indikator- indikator kinerja kunci (IKK) yang kemudian dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri sebagaimana Peraturan Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2020.

Sebagai penyumbang beberapa indikator kinerja kunci, Dinas Perindag ESDM Prov Kalbar menyadari bahwa masih terdapat beberapa pencapaian target IKK yang belum memenuhi harapan. Di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral khususnya sektor pertambangan.

Berlakunya UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang menghilangkan kewenangan Pemerintah Daerah tentunya menimbulkan kegamangan bagi pelaksana kebijakan di lapangan dalam mengambil langkah dan aksi terkait praktek-praktek pelaksanaan pembangunan sektor pertambangan. Demikian juga dengan sektor energi di mana untuk pengadaan energi utamanya listrik menjadi tugas utama PLN selaku BUMN untuk dapat mengcover seluruh wilayah Indonesia termasuk daerah Kalimantan Barat dengan luas wilayah dan bentang alammya serta sebaran penduduk yang tidak merata menjadi tantangan buat perusahaan tersebut untuk menjalankan rencana bisnisnya. Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi kecepatan PLN dalam mengcover seluruh rumah tangga yang ada di Kalimantan Barat.

Sementara itu kinerja perdagangan luar negeri yang diukur dari pertumbuhan ekspor menunjukan performa yang sangat menggembirakan dengan pertumbuhan menyentuh 23 C- to-C % terhadap tahun 2020 namun perlu diantisipasi menghadapi efektifnya kebijakan pelarangan ekspor produk bahan baku (bahan setengah jadi) seperti bauksit dan CPO karena 2 (dua) komoditas ini merupakan sumber utama ekspor Kalimantan Barat. Sedangkan inflasi masih menjadi isu dalam perdagangan dalam negeri, hal ini untuk di Kalimantan Barat menjadi tantangan dengan luas wilayahnya, bentang alamnya, sebaran penduduknya serta kualitas infrastuktur konektornya di tambah dengan system logistik yang belum optimal dan ini memerlukan kerja bersama dalam sebuah kolaborasi yang aktif dan dinamis.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, penumbuhan industri utamanya industri besar di Kalimantan Barat untuk hilirisasi masih terganjal oleh dukungan infrastuktur pendukung seperti jalan dan juga ketersediaan energi seperti listrik atau gas, juga air baku industri.

Keberadaan Pelabuhan Internasional Kijing diharapkan mampu memberikan efek domino bagi penyediaan infrastuktur pendukung lainnya seperti yang disebutkan sebelumnya.

Demikian yang bisa disampaikan sebagai pengantar dalam laporan ini semoga laporan ini bisa menjadi bahan evaluasi terkait pelaksanaan urusan bidang ESDM, perdagangan, dan Perindustrian sesuai harapan.

Pontianak, Maret 2022 Kepala Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral

DR. Syarif Kamaruzaman, M.Si Kepala Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral

DR. Syarif Kamaruzaman, M.Si

(3)

2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 3

I.1 LATAR BELAKANG ... 3

I.1.1 PENJELASAN UMUM ... 3

I1.2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ... 6

BAB 2 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 30

2.1 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN ... 30

2.1.1 INDIKATOR KINERJA KUNCI KELUARAN ... 30

2.1.2 INDIKATOR KINERJA KUNCI HASIL ... 31

2.2 AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DAERAH ... 38

A. INDIKATOR KINERJA UTAMA ... 38

B. PERJANJIAN KINERJA ... 39

C. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 43

1. RASIO ELEKTRIFIKASI DAN DAYA MAMPU ... 44

3 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN DALAM PDRB ... 49

4 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DALAM PDRB ... 54

5 MENINGKATNYA PERTUMBUHAN SEKTOR PERINDUSTRIAN DALAM PDRB ... 58

BAB 3 PENUTUP ... 63

(4)

3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

I.1.1 PENJELASAN UMUM

Terbitnya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat menandai penggabungan urusan ESDM ke dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Peraturan yang kemudian dijabarkan secara lebih rinci melalui Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas dan fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat (Dinas Perindag ESDM). Berlakunya Pergub tersebut menandai dimulainya babak baru bagi Dinas Perindag ESDM untuk memulai aktifitasnya sebagai pengampu urusan perindustrian, perdagangan, dan ESDM di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Adapun Sumberdaya Manusia Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat beserta UPT Juni 2021 sebagaimana dalam table berikut:

Tabel 1. Jumlah Aparatur Sipil Negara Dinas Perindag Prov. Kalbar

No Bidang / UPT Jumlah Pegawai

Pangkat / Golongan Tingkat Pendidikan

I II III IV S2 S1 D3 SMA SMP SD

1 Dinas 118 - 12 76 18 14 33 9 42 - -

2 UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang

18 - 2 15 3 2 13 - 5 - -

Total 136 - 16 89 11 15 43 9 49 - -

Sumber: Dinas Perindag ESDM Prov. Kalbar, 2021

(5)

4 Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No. 57 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat, yang kemudian diubah melalui Peraturan Gubernurnur Nomor 132 Tahun 2021 maka tugas fungsi dan susunan organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

A. Tugas

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang perindustrian, perdagangan, energi, dan sumber daya mineral sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan program kerja di bidang bidang perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral;

2. Perumusan kebijakan di bidang bidang perindustrian, pengembangan perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen dan tertib niaga, perdagangan dalam negeri, pengelolaan energi dan ketenagalistrikan, serta sumber daya mineral;

3. Pelaksanaan kebijakan di bidang bidang perindustrian, pengembangan perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen dan tertib niaga, perdagangan dalam negeri, pengelolaan energi dan ketenagalistrikan, serta sumber daya mineral;

4. Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang perindustrian, pengembangan perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen dan tertib niaga, perdagangan dalam negeri, pengelolaan energi dan ketenagalistrikan, serta sumber daya mineral;

5. Pengoordinasian dan pembinaan teknis di bidang perindustrian, pengembangan perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen dan tertib

(6)

5 niaga, perdagangan dalam negeri, pengelolaan energi dan ketenagalistrikan, serta sumber daya mineral;

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian, pengembangan perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen dan tertib niaga, perdagangan dalam negeri, pengelolaan energi dan ketenagalistrikan, serta sumber daya mineral;

7. Pelaksanaan reformasi birokrasi, system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), dan pelayanan publik di lingkungan dinas;

8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan dinas;

9. Pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Gubernur di bidang perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral sesuai ketentuan perundang-undangan.

REALISASI PENDAPATAN

Realisasi pendapatan berasal dari retribusi pemakaian laboratorium dengan target 2021 ditetapkan sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) terealisasi sebesar Rp.

374.475.000,- atau sebesar 124,83 %.

REALISASI BELANJA

Total pagu pergeseran Dinas Perindag ESDM sebagaimana dijelaskan sebesar Rp.

28.110.869.411,- yang meliputi 1 (satu) Program Penunjang dan 13 Program Teknis yang dibagi ke dalam 3 (tiga) urusan pemerintahan yaitu 3 (tiga) progam urusan Perindustrian, 6 (enam) program urusan Perdagangan, dan 4 (empat) Program urusan ESDM.

Kemudian melalui perubahan APBD berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 yang ditindaklanjuti melalui Peraturan Gubernur Nomor 197 Tahun 2021 tentang Penjabaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 tertanggal 4 November 2021 telah dilakukan rasionalisasi sehingga total anggaran pada Dinas Perindag ESDM di APBD Perubahan menjadi sebesar Rp. 17.173.164.861,- atau berkurang sebesar Rp. 10.937.704.550,-

Secara umum dilaporkan bahwa realisasi keuangan Dinas Perindag ESDM Prov. Kalbar dari total pagu Rp. 17.173.164.861,- terserap sebesar Rp.16.131.802.394,- atau sebesar 93,94 %.

Sementara itu untuk UP PSMB dari jumlah total anggaran sebesar Rp. 1.735.182.151,- terealisasi sebesar Rp. 1.725.887.125,- atau persentase sebesar 99,46 % yang merupakan yang tertinggi untuk seluruh UPT di Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat.

(7)

6 Berikut secara matrik capaian Dinas Perindag ESDM dan UP PSMB untuk tahun anggaran 2021 perprogram:

Dinas Perindag ESDM

NO PROGRAM PAGU REALISASI CAPAIAN

1 Program Penunjang 13.281.328.839 12.815.310.984 96.49

2 Program Pengelolaan Aspek Kegeologian

279.657.705 181.401.707 64.87 3 Program Pengelolaan Mineral dan

Batubara

420.357.806 309.628.773 73.66 4 Program Pengelolaan Energi Terbarukan 93.680.359 76.748.359 81.93 5 Program Pengelolaan Ketenagalistrikan 787.656.097 647.146.897 82.16 7 Program Stabilitas Harga Barang 730.497.685 675.238.387 92.44 8 Program Pengembangan Ekspor 203.822.800 247.075.060 81.58 9 Program Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen

830.119.985 830.119.985 100 10 Program Perencanaan dan

Pembangunan Industri

305.579.825 245.283.877 83.69 11 Program Pengelolaan Sistem Informasi

Industri Nasional

83.211.300 41.889.700 51.67

I1.2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERMASALAHAN STRATEGIS

URUSAN ESDM

Belum optimalnya penyelenggaraan pengelolaan dan pelaksanaan usaha pertambangan mineral dan batubara

Masih belum optimalnya penyelengaraan pengelolaan dan pelaksanaan usaha pertambangan mineral dan batubara dalam peningkatan nilai tambah dan kontribusi penerimaan iuran tambang terhadap PDRB dan masih banyak terjadi pemanfaatan lahan ganda antara kegiatan usaha pertambangan dengan kegiatan usaha sektor lain (Pemanfaatan lahan ganda).

Pengelolaan Mineral dan Batubara adalah usaha pertambangan mineral dan batubara yang telah dilakukan di Kalimantan Barat baik berupa kegiatan sebagian atau seluruh tahapan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan Permurnian, Pengangkutan dan Penjualan serta Kegiatan Pasca Tambang.

(8)

7 Jumlah Perizinan sektor Pertambangan Mineral & batubara PROVINSI KALBAR yang telah dikeluarkan atau diberikan kepada Perusahaan sampai dengan 30 Juni 2019 adalah sebanyak 669 IUP yang terdiri dari 152 IUP Komoditas Mineral Logam dan Batubara, 517 IUP Komoditas Mineral Non Logam dan Batuan, 2 IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian Logam, 6 Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP), dan 9 Izin SKT Pertambangan.

Sedangkan berdasarkan tahap kegiatannya, jumlah IUP di Provinsi Kalimantan Barat berjumlah 631 IUP dengan status IUP Clear and Clean (CnC) sebanyak 229 IUP dan IUP Non CnC sebanyak 3 IUP (sedang proses rekonsiliasi).

Jumlah IUP yang dikeluarkan oleh Bupati/ Walikota, namun belum disesuaikan menjadi Izin Provinsi Kalimantan Barat sesuai ketentuan yang berlaku adalah sebanyak 107 IUP. Pemegang IUP Tahap Operasi Produksi Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data terakhir yang belum menempatkan Jaminan Reklamasi dan Pasca Tambang adalah sebanyak 239 IUP.

Dari penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan tersebut, kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Iuran tambang) Kalimantan Barat (Prov/Kab/Kota) tahun 2019 sebesar Rp. 318.127.450.309,00 terdiri dari Landrent (Iuran tetap) sebesar Rp51.380.603.257,00 dan Royalti (Iuran produksi) sebesar Rp.

266.746.847.052,00 Sedangkan realisasi penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 sebesar Rp. 20.405.709.409,00 terdiri dari Landrent (Iuran tetap) sebesar Rp.3.709.192.155,00 dan Royalti (Iuran produksi) sebesar Rp. 16.696.517.254,00

Belum optimalnya pemanfaatan, pengembangan dan pemetaan potensi air tanah

Masih belum optimalnya pemanfaatan, pengembangan dan pemetaan potensi air tanah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih dimana di dalam Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2017 dijelaskan bahwa Kalimantan Barat memiliki 7 (tujuh) titik cekungan air tanah yaitu cekungan air tanah Paloh seluas 561 km2, Cekungan air tanah Sambas (3.178 km2), cekungan air tanah Singkawang (728 km2), cekungan air tanah Pontianak (22.620 km2), cekungan air tanah Sintang (24,74 km2), cekungan air tanah Kapuas Hulu (7.107 km2) dan Palangkaraya-Banjarmasin (95.980 km2).

(9)

8 Rasio Elektrifikasi yang belum maksimal

Pembangkit listrik terdiri pembangkit listrik PLN, pembangkit listrik swasta dan captive power serta pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan. Kondisi rasio elektrifikasi di Kalimantan Barat bisa disebabkan oleh faktor masih banyaknya potensi energi baru terbarukan tetapi belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga belum dapat meningkatkan rasio elektrifikasi.

Potensi energi air terinventarisasi dan teridentifikasi cukup besar dan tersebar di beberapa kecamatan dan kabupaten dengan total potensi teoritis sebesar 67,54 MW, suatu potensi yang tidak kecil nilainya sehingga perlu dikaji lebih jauh bagaimana memanfaatkan potensi energi air ini untuk kebutuhan sarana listrik masyarakat secara maksimal.

Selama Tahun 2019, total produksi tenaga listrik yaitu sebesar 2.897.601.843 kWh meningkat 6,6% dibanding tahun sebelumnya. Adapun komposisi jumlah energi listrik produksi sendiri sebesar 208.422.413 kWh (7,19%), pembangkit listrik sewa/rental sebesar 300.208.507 kWh (10,4%), IPP/excess power 51.477.596 kWh ( 1,8%), dan terima dari unit lain sebesar 2.337.493.327 kWh (80,7%).

Rasio elektrifikasi PLN pada akhir tahun 2019 sebesar 91,17 % dengan jumlah pelanggan 1.180.127 pelanggan. Sementara Ratio Desa Berlistrik pada tahun 2019 berdasarkan data PLN sebesar 83,33 %.

URUSAN PERDAGANGAN

Selanjutnya permasalahan pada sektor perdagangan yang terjadi dapat berasal dari dalam maupun luar negeri terkait dengan :

1. Stuktur ekspor kalimantan barat yang masih didominasi oleh tiga komoditi utama yang bersifat primer yaitu karet, hasil tambang, dan produk perkayuan (diatas 80%

nilai total ekspor total kalimantan barat), sehingga perkembangan nilai ekspor kalimantan barat masih sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditi tersebut di pasar dunia.

2. Sistem logistik daerah yang tidak efektif dan efisien sehingga menyebabkan rentannya kelangkaan barang dan fluktuasi harga bahan pokok dan bahan strategis masyarakat.

(10)

9 3. Tuntutan akan perlindungan konsumen bagi masyarakat yang semakin tinggi, dimana saat ini semakin banyaknya peredaran barang dan jasa baik dari dalam maupun luar daerah sehingga diperlukannya peningkatan perlindungan konsumen agar hal tersebut tidak merugikan masyarakat.

4. Secara Nasional, Realisasi dari IKK sepanjang tahun 2015 sebesar 34,17 terus mengalami penurunan hingga di tahun 2019, dan meningkat sejalan upaya-upaya perlindungan kosumen hingga mencapai skor 41,70. Atau menunjukkan IKK di Indonesia tahun 2019 berada diposisi Mampu. Mampu berarti, Konsumen Indonesia mampu menggunakan hak dan kewajiban konsumen untuk menentukan pilihan terbaik termasuk penggunaan produk dalam negeri bagi diri dan lingkungannya.

5. Sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Barat kita baru mencapai Indeks keberdayaan konsumen tahun 2018 dan 2019 diangka 39,10. Yang berarti, Konsumen Kalbar tahun 2018 berada di posisi Paham (satu tingkat dibawah mampu dengan skorminimal 40,1) yaitu konsumen Kalbar memahami hak dan kewajiban sebagai konsumen untuk melindungi dirinya. Namun belum mampu untuk menentukan pilihan terbaik termasuk penggunaan produk dalam negeri bagi diri dan lingkungannya.

6. Permasalahan utamanya masyarakat Kalbar berdasarkan hasil survey tersebut yang dilakukan Kemendag RI Bersama IPB Bogor adalah masih banyak yang masyarakat Kalbar yang belum mengetahui regulasi terkait Perlindungan Kosumen serta Lembaga – Lembaga perlindungan konsumen. Selain itu juga masih rendahnya perilaku Komplain Masyarakat Kalbar atas produk konsumsi yang tidak sesuai yang diterima serta penggunaan produk lokal dan dalam negeri.

URUSAN PERINDUSTRIAN

Dalam garis besarnya permasalahan pembangunan urusan industri sehingga menyebabkan kondisi sektor industri dimaksud disebabkan oleh :

1. Belum optimalnya hilirisasi komoditi utama Kalbar baik Karet, Kelapa Sawit, maupun Bauksit dimana saat ini masih terpaku pada produk tertentu (setengah jadi) sehingga perlu upaya pengembangan lebih lanjut yang dibarengi dengan perluasan pangsa pasar, peningkatan inovasi, serta efisiensi proses produksi.

(11)

10 2. Minimnya sarana dan sarana dasar (kelistrikan, air bersih, jalan, dsb) dalam rangka mendukung investasi sektor industri Kalbar. Pentingnya realisasi pembangunan perwilayahan industri baik Kawasan Industri maupun Sentra Industri akan menawarkan kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di Kalbar.

3. Minimnya kompetensi SDM Industri baik Industri besar maupun IKM yang dapat mengekspoitasi SDA yang dimiliki oleh daerah. Peningkatan SDM Industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing daerah.

Belum optimalnya pembinaan, pendidikan, dan pelatihan bagi SDM Industri perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kedepannya.

4. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini bak dari sisi ketersediaan akses internet di daerah maupun pengetahuan pelaku usaha IKM yang membutuhkan peran serta pemerintah daerah dalam mengatasinya. Minimnya koordinasi antara pemerintah – swasta – serta asosiasi- asosiasi (dalam rangka pembinaan dan pengawasan usaha industri; serta perumusan kebijakan daerah untuk mendukung industri) diharapkan dapat segera diperbaiki agar dapat meningkatkan peran IKM dalam pengembangan industri Kalbar.

(12)

11 Tabel 2. Indikator Kinerja Program Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral

Tahun 2018 – 2023

Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1.PROGRAM

PENGELOLAAN ASPEK KEGEOLOGIAN

Meningkatnya kualitas cekungan air tanah

Zona konservasi air tanah yang

ditetapkan

lokasi - - 1 DOK 1 DOK 1 DOK 1 DOK Dinas

2. PROGRAM PENGELOLAAN MINERAL DAN BATUBARA

Meningkatnya kontribusi

penerimaan daerah dari pelaksanaan usaha pertambangan

Meningkatnya Luas Wilayah yang telah direklamasi oleh pemegang IUP

Total penerimaan negara bukan pajak sektor pertambangan

Persentase Luas Wilayah yang telah direklamasi oleh pemegang IUP

%

%

- - 115 M

35

120 M

40

125 M

45 45

Bapenda

Dinas

3.PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI TERBARUKAN

Meningkatnya kapasitas kelistrikan terpasang

Kalimantan barat

Jumlah penurunan emisi GRK di sektor energy

ton Co2 eq

12 ton C o2 eq

24 ton Co2 eq

36 ton Co 2 eq

36 ton Co 2 eq

Dinas

(13)

12 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

4.PROGRAM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN

Meningkatnya persentase desa berlistrik

Persentase desa berlistrik

%

85 87 89 89

PLN/

BPS Meningkatnya

persentase bauran energi

Persentase bauran energi

% 8 9 10 10 Dinas

Meningkatnya persentase penyedia dan pemanfaat tenaga listrik non PLN yang memiliki perizinan

ketenagalistrikan

Rasio penyedia dan pemanfaat tenaga listrik non PLN yang memiliki perizinan ketenagalisrikan (%)

% 50 59 69 69 Dinas

1.Program Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan

meningkatnya kemudahan berusaha di sektor perdagangan

Persentase Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan yang

difasilitasi %

n/a

n/a 100 100 100

Bidang PPLN

dan PKTN

2.Program

Peningkatan Sarana Disrtribusi

Perdagangan

Meningkatnya kualitas sarana disribusi perdagangan

Kebijakan

peningkatan sarana distribusi

perdagangan

laporan 1 lap 1 lap 1 lap 1

laporan

Bidang PDN

(14)

13 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

3.Program Stabilisasi Harga Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Terjaganya stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting

Inflasi Bahan Makanan (%)

% 3,6 3,5 3,5 3,5

BPS Kalbar

4.Program Pengembangan Ekspor

Meningkatnya nilai ekspor daerah

nilai ekspor daerah Nilai Ekspor

Kalbar (US$

Juta)

1000 1100 1200 1200 BPS

Kalbar

5.Program Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Meningkatnya keberdayaan konsumen daerah dan kemampuan pelayanan &

pengujian

laboratorium penguji daerah yang

didukung upaya- upaya peningkatan mutu komoditi/pro- duk daerah kalbar

Indeks Keberdayaan Konsumen

Jumlah ruang lingkup pelayanan

Jumlah kab/kota yang terlayani

Indeks

Ruang lingkup

40

4

41

4

42

4

42

4

Kemendag

UP PSMB

(15)

14 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

perlindungan konsumen

Kab

/kota 2/14

(14%)

4/14 (29 %)

6/14 (43%)

6/14 (43%)

Bidang PLN PKTN

6.Program Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

Meningkatnya pemasaran produk daerah melalui promosi online dan kerja sama antar daerah perdagangan antar pulau

Jumlah Kerjasama antar daerah yang disepakati

Sistem Informasi Perdagangan

Jenis

unit

1

1

2

1

3

1

3

1

Bidang PDN

(16)

15 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

7.PROGRAM

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

Mengingkatnya persentase kontribusi industri unggulan (RPIP) kalbar terhadap total kontribusi industri pengolahan pada PDRB

jumlah regulasi perencanaan industri yang disusun

persentase kontribusi industri unggulan (RPIP) kalbar terhadap total kontribusi industri pengolahan pada pdrb

buah 7 8 9 10 Bidang

Perindu strian

“komulatif

% 90 90.2 90.3 “sumber

data PDRB Kalbar menurut lap usaha berdasar- kan harga konstan Bidang Perindutri an 8.PROGRAM

PENGENDALIAN IJIN USAHA INDUSTRI

Meningkatnya penerbitan perijinan perindustrian

Laporan

pengendalian ijin usaha industri

laporan 1 1 1 1

9.PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI INDUSTRI NASIONAL

Meningkatnya penguatan data dan informasi industri untuk mendukung kebijakan

sistem data dan informasi yang dikelola

Unit / tahun

1 1 1 1

(17)

16 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

pembangunan industri

Bidang Perindust rian

14.PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH

Persentase Penyusunan perencanaan dan pelaporan kinerja dan keuangan sesuai dengan prosedur/tep- at waktu

persen n/a n/a 100 100 100 100

Sekretar iat

persentase serapan anggaran

persen n/a n/a 95 95 95 95

Meningkat-nya pengelolan barang milik daerah PD

persen n/a n/a 100 100 100 100

(18)

17 Program Sasaran Program Indikator Program Satuan

Target Capaian

Kondisi Akhir

Meta data 2019 2020 2021 2022 2023

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Persentase tingkat Disiplin Aparatur

persen n/a n/a 100 100 100 100

persentase

pemenuhan barang

persen n/a n/a 100 100 100 100

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana tugas (komulatif tahun berjalan)

persen n/a n/a 100 100 100 100

nilai Kepuasan Layanan Internal

persen n/a n/a 100 100 100 100

(19)

18 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

Program

Penelolaan Aspek Kegeologian

1 Penetapan Zona Konservasi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah dalam Daerah Provinsi

1 Pengumpulan dan Pengolahan data zona konservasi air tanah pada cekungan air tanah

Jumlah data da informasi pada cekungan air tanah

laporan 1 (4500

Km2) 2 Penatausahaan izin

Penngeboran, ijin penggalian, ijin pemakaian, dan ijin pengusahaan air tanah dalam daerah provinsi

1 Penyusunan rekomendasi layanan perijinan dan informasi ijin pengeboran, ijin

penggalian, ijin pemakaian, dan ijin pengusahaan air tanah

Jumlah Penyusunan rekomendasi layanan perijinan dan informasi ijin pengeboran, ijin penggalian, ijin pemakaian, dan ijin

pengusahaan air tanah

laporan 1 (10 rekom)

2 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan pengeboran, penggalian,

pemakaian, dan pengusahaan air tanah

Jumlah Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

perijinan pengeboran, penggalian, pemakaian, dan pengusahaan air tanah

laporan 1

3 Penetapan Nilai Perolehan air tanah dalam Provinsi

1 Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi nilai perolehan air tanah

Jumlah nilai perolehan air tanah laporan 1

(20)

19

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

Program Pengelolaan Mineral dan Batu Bara

1 Penatausahaan ijin usaha pertambangan mineral logam atau batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah yang berada dalam 1 (satu) daerah Provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 15 mil laut

1 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Jumlah Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan usaha pertambangn mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Laporan 1

2 Pengawasan teknis kaidah pertambangan yang baik perijinan usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Jumlah pengawasan teknis kaidah pertambangan yang baik perijinan usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Laporan 1

2 Penatausahaan ijin usaha pertambangan mineral bukan logam atau batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah yang berada dalam 1 (satu) daerah Provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 15 mil laut

1 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batubara dalam rangka

penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Jumlah Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batubara dalam rangka

penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha

pertambangan daerah

Laporan 1

(21)

20

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

2 Pengawasan teknis kaidah pertambangan yang baik perijinan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah ijin usaha pertambangan daerah

Jumlah pengawasan reklamasi pada pemegang IUP

1

3 Penatausahaan ijin

pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan rakyat

1 Penetapan prosedur dan persyaratan ijin peprtambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batu bara, mineral bukan logam dan batuan dalam WPR

Jumlah Penetapan prosedur dan persyaratan ijin peprtambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batu bara, mineral bukan logam dan batu dalam WPR

1

4 Penetapan Harga Patokan mineral bukan logam dan batuan

1 Penentuan dan penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan

Jumlah kebijakan penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan

1

Program Pengelolaan Energi Terbarukan

1 Penatausahaan ijin,

pembinaan, dan pengawasan usaha niaga bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar kain dengan kapasitas penyediaan sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) ton per tahun

1 Pembinaan usaha niaga bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain dengan kapasitas penyediaan sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) ton per tahun

Jumlah badan usaha yang dibina bu/kab 6 bu/ 4 kab

2 Pelaksanaan konservasi energi di wilayah provinsi

1 Sosialisasi secara menyeluruh dan

komprehensif untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi energi

jumlah sosialisasi yang dilakukan Kali 39

(22)

21

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

2 Pengalokasian anggaran untuk program konservasi energi

Jumlah penurunan emisi GRK Ton CO2 Eq

12

Program Pengelolaan Ketenagaliistrikan

1 Penatausahan Ijin operasi yang fasilitasi instalasinya dalam daerah provinsi

1 Penyusunan Rekomendasi Perijinan dan informasi ijin operasi yang fasilitas instalasinya dalam daerah Provinsi

Jumlah rekomendasi teknis ijiin operasi

30

2 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan operasi yang fasilitas instalasinya dalam daerah provinsi

Jumlah pemegang ijin operasi 30

2 Penatausahaan ijin usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam negeri/mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri

1 Penyusunan rekomendasi perijinan dan informasi ijin usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam

negeri/mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri

Jumlah rekomndasi teknis ijin usaha penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam negeri/mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri

15

2 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perijinan usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam negeri/saham mayoritasnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri

Jumlah badan usaha pemegang IUJPTL

10

(23)

22

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

3 Penganggaran untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan pedesaan

1 Pengendalian dan pengawasan

penganggaran untuk kelompok masyarakat tidak mampu

Jumlah kecamatan yang melakukan login di aplikasi pengaduan subsidi listrik tepat sasaran

4

2 Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi sasaran pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan pedesaaan

Jumlah dokumen perencanaan FS/DED pembangunan PLT EBT

4 dok FS / DED PLT EBT 3 Pembangunan sarana penyediaan tenaga

listrik belum berkembang, daerah terpencil dan perdesaan

Jumlah rumah tangga yang mendapat akses listrik dan pembangunan pembangkit listrik tenaga EBT

250 RT/ 1 unit PL

EBT

(24)

23 Urusan Perdagangan

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator sub Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

Program Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan

Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) bagi daerah yang telah ditetapkan sebagai instansi penerbit SKA dan Angka Pengenalan Impor (API)

1 Koordinasi dan Sinkronisasi Layanan Penerbitan SKA

jumlah penerbitan SKA dokumen 4000

Program Peningkatan Sarana Disrtribusi Perdagangan

1 Pembangunan dan

pengelolaan Pusat Distribusi Regional dan Pusat Distribusi Provinsi serta pasar lelang komoiditi

1 Pembinaan dan Pengendalian Pusat Distribusi Regional dan Pusat Distribusi Provinsi

tersedianya kajian pengembangan jalur distribusi

laporan / kajian pembinaan

dan pengendalian

1

Program Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

1 Menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat daerah provinsi

1 Koordinasi dan Sinkronisasi Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Tingkat Distributor dan Sub Distributor

laporan ketersediaan bapok laporan 1

(25)

24

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator sub Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

2 Pengendalian harga informasi ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting pada pelaku usaha distribusi barang lintas kabupaten/kota yang terintegrasi dalam sistem informasi perdagangan

1 Pemantauan Harga dan Stok Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting pada Pelaku Usaha Distribusi Barang Lintas Kabupaten/Kota

laporan harga dan stok barang penting

dokumen 1

2 Operasi Pasar dalam rangka Stabilisasi Harga Pangan Pokok yang Dampaknya Beberapa Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi

jumlah operasi pasar kali 10

Program Pengembangan Ekspor 1 Penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang terdapat pada lebih 1 (satu) daerah kabupaten/kota dalam provinsi

1 Pameran Dagang Internasional/Nasional

Jumlah even yang diikuti baik langsung maupun online / virtual

Even 2

2 Peningkatan Citra Produk Ekspor

jumlah UKM yang difasilitasi

UKM 7

3 Pembinaan Pelaku Usaha Ekspor

jumlah pertemuan pelaku ekspor

4

(26)

25

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator sub Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

Program Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

1 Pelaksanaan Perlindungan Konsumen di seluruh daerah Kabupaten / kota

1 Pemberdayaan Konsumen dan Kelembagaan Perlindungan Konsumen

jumlah BPSK yang difasilitasi

unit 4

2 Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi mutu produk di seluruh daerah

kabupaten/kota

1 Verifikasi Mutu Produk jumlah produk jenis 6

2 Pengembangan Layanan Pengujian

jumlah pengujian sampel 350

3 Pengembangan Layanan Sertifikasi

jumlah sertifikat sertifikat 37

4 Pengembangan Layanan Kalibrasi

jumlah kalibrasi alat 700

3 Pelaksanaan pengawasan barang beredar dan / atau jasa di seluruh daerah kabupaten/kota

1 Peningkatan Kapasitas dan Pelaksanaan Pengawasan Barang Beredar dan/atau Jasa sesuai Parameter Ketentuan Perlindungan Konsumen

komoditi yang diawasi jenis 0

Program Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

1 Pelaksanaan Promosi Produk dalam negeri

1 Fasilitasi Promosi Penggunaan Produk Dalam Negeri di Tingkat Provinsi

produk lokal yang dipromosaikan perdagannya

jenis 8

(27)

26

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator sub Kegiatan Satuan

2021

4 5 6 9

2 Pelaksanaan Pemasaran Penggunaan Produk Dalam Negeri

1 Fasilitasi Pemasaran Penggunaan Produk Dalam Negeri di Tingkat Provinsi

produk lokal yang dikampanyekan konsumsinya

jenis 1

(28)

27 Urusan Perindustrian

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

Program Perencanaan dan Pembangunan Industri

1 Penyusunan, Penerapan, dan Evaluasi Rencana Pembangunan Industri Provinsi

1 Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi

peraturan RPIK yang diterbitkan dan Revisi RPIP

dokumen 7

2 Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pengembangan, Penyebaran dan

Perwilayahan Industri

perwilayahan industri Jumlah Kawasan/

perwilayahan 4

3 Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Industri

SDM Industri yang ditingkatkan kompetisinya

Orang 25

4 Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri

Jumlah kerjasama industri Dokumen 4

5 Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pemberdayaan Industri dan Peran Serta Masyarakat

Jumlah IKM / unit usaha yang dibina

unit 40

6 Evaluasi terhadap Pelaksanaan Rencana Pembangunan Industri

Laporan monev pelaksanaan pembangunan industri

laporan 1

(29)

28

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

Program Pengendalian Ijin Usaha Industri

1 Penerbitan ijin usaha industri (IUI), Ijin Perluasan Usaha Industri (IPUI), Ijin Usaha Kawasan Industri (IUKI), dan Ijin perluasan Kawasan Industri (IPKI) kewenangan Provinsi

1 Fasilitasi Pemenuhan Komitmen perolehan IUI, IPUI, IUKI, dan IPKI

Kewenangan Provinsi dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang Terintegrasi dengan Sistem Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

laporan fasilitasi dokumen 1

2 Koordinasi dan Sinkronisasi Pengawasan Perizinan di Bidang Industri dalam Lingkup IUI, IPUI, IUKI, dan IPKI Kewenangan Provinsi

laporan pengawasan perijinan industri

dokumen 1

Program Pengelolaan Sistem Informasi Industri Nasional

1 Penyediaan Informasi Industri untuk IUI, IPUI, IUKI, dan IPKI Kewenangan Provinsi Berbasis Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS)

1 Fasilitasi Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Industri, Data Kawasan Industri serta Data Lain Lingkup Provinsi melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas)

laporan data dan informasi industri yang disajikan

Dokumen / data set

1

2 Diseminasi dan Publikasi Data Informasi dan Analisis Industri Provinsi melalui SIINas

laporan data dan informasi yang dipublish

Dokumen / data set

1

(30)

29

Program Kegiatan Sub kegiatan Indikator Kegiatan Satuan

2021

3 Pemantauan dan Evaluasi Kepatuhan Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri Lingkup Provinsi dalam Penyampaian Data ke SIINas

laporan hasil pemantauan dan evaluasi yang diterbitkan

Dokumen / data set

1

(31)

30

BAB 2 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2.1 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

2.1.1 INDIKATOR KINERJA KUNCI KELUARAN

NO URUSAN

PEMERINTAHAN IKK CAPAIAN

KINERJA SUMBER

DATA KETERANGAN

1. ESDM Persentase usaha

tambang sesuai kewenangan provinsi yang tidak melanggar Perda

0 DPPESD

M Prov Kalbar

Tidak ada pendelegasian kewenangan

2. Persentase desa yang

teraliri listrik 85,49 % DPPESD M Prov Kalbar

1657 desa Berlistrik PLN

164 desa berlistrik non PLN

3. URUSAN PERDAGANGAN

Pertumbuhan nilai ekspor non migas

53 % BPS

Kalbar

4. Persentase penanganan

pengaduan konsumen 90 %

5. Persentase komoditi

potensial yang sesua dengan ketentuan berlaku

58.91 % UPSMB

6 Tertib usaha 0 Tidak ada pengajuan iji

nusaha minuman usaha minuman beralkohol bebas bea

7 Persentase kinerja

realisasi pupuk 35,08 %

8 Persentase barang

beredar yang diawasi yang sesuai Dengan perundang-undangan

100 %

Persentase stabilitas dan jumlah ketersediaan harga barang kebutuhan pokok

3,91 % Koefiisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu 9 URUSAN

PERINDUSTRIAN Pertambahan jumlah

industri besar di provinsi 0 % Pada tahun 2021 tidak terdapat pertambahan industri besar .

10 Persentase pencapaian

sasaran pembangunan industri termasuk turunan indikator pembangunan industri dalam RPIN yang ditetaepkan dalam RPIP

100 % Sudah memiliki perda

RPIP tahun 2017-2027

11 Persentase jumlah hasil

pemantauan dan pegnawasan dengan

50 %

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dalam Peraturan Daerah ini adalah pengusahaan pertambangan mineral logam, mineral bukan logam, batuan,

Penerbitan izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang komoditas tambangnya

Surat penolakan permohonan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral bukan logam, Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu, dan Wilayah Izin

Peraturan Walikota Bima Nomor 46 Tahun 2017 tentang Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Berupa Tunjangan Khusus Kepada Pegawai Dinas Penanaman Modal

usaha jasa pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas kabupaten/kota. Melaksanakan koordinasi, bimbingan dan evaluasi teknis dala

100 Terlaksananya 1 kali kegiatan Launching Album Kompilasi Barudak Banten yang dilaksanakan dalam rangka mendorong kreativitas seniman dan pelaku seni band pada tanggal 2

Penerbitan izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam rangka penanaman dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan daerah yang berada dalam satu

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Izin Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam Implementasi izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan serta batubara di Kabupaten