• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

(LPPD)

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP)

PROVINSI SULAWESI BARAT

(2)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Dasar Hukum ... 1

B. Gambaran Umum ... 3

C. Kondisi Geografis Daerah ... 5

D. Gambaran Umum Demografis ... 6

E. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah ... 8

b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB ... 9

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ... 10

A. VISI dan Misi ... 11

B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ... 12

C. Prioritas Daerah... 15

BAB III URUSAN KONKUREN, FUNGSI PENUNJANG URUSAN ... 17

PEMERINTAHAN DAERAH DAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM A. Urusan Konkuren ... 18

a. Organisasi Perangkat Daerah Pelaksana b. Program dan Kegiatan ... 26

c. Tingkat Pencapaian Urusan Wajib ... 30

d. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan Jumlah Struktural dan Fungsional...32

e. Alokasi dan Realisasi Anggaran...34

f. Kesesuain Perencanaan Pembangunan Daerah...38

g. Kondisi Sarana dan Prasarana yang digunakan (Lengkap, Cukup atau kurang)...40

h. Permasalahan Solusi...45

(3)

b. Program dan Kegiatan ... ....49 c. Tingkat Pencapaian Urusan Pilihan ... ....52 d. Alokasi dan Realisasi Anggaran ... ....54 BAB IV REALISASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA PEMERINTAH RKP

TAHUN 2019

BAB V TUGAS PEMBANTUAN

BAB VI TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

BAB VII PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BAB VIII AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DAERAH ... ...

a.Target Kinerja dalam perjanjian Kinerja...55 b. Pengukuran Capaian Kinerja dibandingkan dengan target

pencapaian kinerja...58 c. Pengukuran Capaian Kinerja dibandingkan dengan tahun

sebelumnya...59 d. Pengukuran Capaian Kinerja dibandingkan dengan target dalam

pembangunan jangka menengah.

e. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya dikaitkan dengan hasil (Kinerja) yang telah dicapai...59 f. Analisis Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian target

kinerja...60 BAB IX PENUTUP...61 BAB X LAMPIRAN - LAMPIRAN ... ... :

I. Tataran Pengambil Kebijakan ... II. Tataran Pelaksana Kebijakan Administrasi Umum ... III. Tataran Aspek Capaian Kinerja Urusan wajib ...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah(LPPD) Tahun 2019 Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat Mengacu pada :

1.1 . Landasan Hukum

Dasar hukum dalam menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah SKPD mengacu pada beberapa produk perundang-undangan sebagai berikut :

1.2.1. Undang-undang Nomor Tahun 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

1.2.2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

1.2.3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah di ubah dengan undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah menjadi undang-undang.

1.2.4. Peraturan pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah

(5)

1.2.5. Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang tata cara pengendali dan evaluasi pelaksanaan pembangunan

1.2.6. Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang cara penyusunan rencana pembangunan nasional

1.2.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat 1.2.8. Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 38 Tahun

2007 tentang pembangunan urusan pemerintahan antara pemerintah. Pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten / kota.

1.2.9. Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah

1.2.10. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 21 oktober 2010, tentang pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan tata cara penyusunan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah (buku VI) tahapan dan tata cara penyusunan rencana kerja satuan perangkat daerah ( SKPD)

(6)

1.2.11. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 120.04/697/otda tanggal 31 Desember 2019 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2019. 1.2.12. Surat Sekretariat Daerah Tanggal 21 Februari 2020, Nomor : 01/445/II/2020, Perihal : Undangan Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Penyelengaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020.

1.2.13 Surat Sekretariat Daerah Tanggal 10 Maret 2020 Nomor : 2100/622/III/2020 Perihal : Penyampaian

1.2.14 Surat Sekretariat Daerah Tanggal 10 Maret 2020 Perihal : Undangan Peserta untuk mengikuti Kegiatan Asistensi dan Supervisi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) se Sulawesi Barat.

1.3. GAMBARAN UMUM DAERAH

Letak geografis Provinsi Sulawesi Barat sangat Strategis karena berada pada sekitar garis khatulistiwa, terletak antara 00°12' 03°38' Lintang Selatan ; 118°43'15'' - 119°54'03'' Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Barat memiliki laut

sepanjang Selat Makassar yang merupakan

lintas pelayaran Internasional dan berada pada titk

tengah dalam hubungannya dengan Provinsi

(7)

Timur. Batas wilayah Prov. Sulawesi Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur (Selat Makasar), sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan Kondisi topografi Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari laut dalam, daratan rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Tingkat kesuburan yang tinggi, dan letaknya juga sangat strategis pada posisi silang segitiga emas Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah lewat pantai barat dengan jarak 445 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, 447 Km dari Palu Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan Selat Makassar/ Kalimantan Timur. Posisi ini memberikan potensi perencanaan pembangunan yang harus ditata dengan baik, sehingga kekayaan yang terkandung di dalam alam Sulawesi Barat dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah 16.937,18 Km2 yang terdiri dari 5 Kabupaten dan memasuki tahun 2013 telah terbentuk daerah baru hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Mamuju bernama Kabupaten Mamuju Tengah.

Jumlah sungai besar yang mengalir di wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8 (delapan) aliran sungai. Jumlah terbesar di Kabupaten

(8)

Polewali Mandar, yakni 5 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada 2 (dua) sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali Mandar serta Sungai Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing- masing 150 km. Sungai-sungai tersebut signifikan perannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat Mandar. Misalnya sebagai sumber air minum, pertanian, dan transportasi. Pulau yang terdapat di Prov. Sulawesi Barat antara lain :

1. Pulau Battoa di wilayah Kab. Polewali Mandar

2. Pulau Batumeanag Bakengkeng di wilayah Kab. Mamuju

3. Pulau Kamarian Marinni di wilayah Kab. Mamuju

4. Pulau Saboyang di wilayah Kab. Mamuju

5. Pulau Taimanu di wilyaha Kab. Majene

6. Pulau Bala-balakang, Karampuang dan Ambo di Wilayah Kab.

Mamuju.

7. Pulau Lerelerekan di wilayah Kab. Majene

1.3. KONDISI GEOGRAFIS DAERAH

Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12’- 30 38’00’’ Lintang Selatan/South Latitude dan 1180 43’15’’ - 1190 54’3’’ Bujur Timur/East Longitude, Provinsi Sulawesi Barat wilayahnya berbatasan dengan :

• Sebelah Utara/in the Northern side by : Sulawesi Tengah • Sebelah Timur/ in the Eastern side by : Sulawesi Selatan

(9)

• Sebelah Barat/ in the Western side by : Selat Makassar • Sebelah Selatan/ in the Southern side by : Sulawesi Selatan Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 16.787,18Km2 yang meliputi 5 (lima) Kabupaten, dimana Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 1.775,65 Km2, Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah 3.005,88 Km2, Kabupaten Mamuju Utara dengan luas wilayah 3,043,75 Km2, Kabupaten Majene 947,84 Km2, dan

Kabupaten Mamuju 4.999,69Km2. Mamuju Tengah 3.014,37 km2 Kabupaten Mamuju adalah kabupaten terluas. Luas kabupaten tersebut 48% dari seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Sementara kabupaten Majene adalah Kabupaten terkecil dengan luas wilayah 947,84 Km2

1.4. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS

Penduduk Sulawesi Barat berdasarkan hasil survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2015 berjumlah 1 282.16 jiwa yang tersebar di 5 kabupaten, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 356.391 jiwa mendiami Kabupaten Polewali Mandar. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari jumlah

penduduk perempuan

Angkatan kerja, Penduduk Usia Kerja (PUK) didefenisikan sebagai penduduk dan Bukan Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan

(10)

kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau

melakukan kegiatan lainnya.

Penduduk usia kerja di daerah Sulawesi Barat pada tahun 2015 berjumlah 751.180 jiwa. Dari seluruh penduduk usia kerja yang masuk menjadi angkatan kerja berjumlah 444.324 jiwa atau lebih dari 50 persen dari seluruh Penduduk Usia Kerja. Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 444.324 jiwa tercatat bahwa 53.215 orang dalam status mencari pekerjaan. dari angka tersebut dapat dihitung tingkat pengangguran terbuka di Sulawesi Barat pada tahun 2006, yakni sebesar 11,98 persen. angka ini merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja. Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Sulawesi Barat bekerja pada sektor pertanian yang berjumlah 276.299 orang atau 70,64 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Sektor lainnya yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar adalah sektor perdagangan dan jasa-jasa. Potensi pariwisata Cukup menjanjikan akan tetapi belum dikelola dengan baik secara optimal sehingga belum dapat hasil yang lebih nyata terhadap pemasukan devisa bagi daerah meski demikian, gunakan memperkenalkan pariwisata kepada masyarakat indonesia bahkan ke dunia internasional, pemerintah SulBar menyiapkan berbagai upaya berupa promosi-promosi di media cetak maupun elektronik untuk memperkenalkan pariwisata ke dunia luar.

(11)

Akan disiapkan sarana dan prasarana, akomodasi berupa hotel yang memadai serta transportasi dari dan ke obyek wisata yang ada.

5.1. KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan

Perekonomian Sulawesi Barat triwulan I-2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 9,99 triliun Rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 7,24 triliun rupiah

Ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2018 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2017 (y on y) mengalami pertumbuhan 5,65 persen. Menurut lapangan usaha, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 18,60 persen pada lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang. Adapun dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,77 persen

Ekonomi Sulawesi Barat triwulan I-2018 secara q to q mengalami kontraksi 8,15 persen. Dari pendekatan lapangan usaha, hampir semua lapangan usaha mengalami kontraksi namun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 2,13 persen. Dari sisi

(12)

pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran ekspor sebesar 0,51 persen

Pada skala regional di Kawasan Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan I-2018 (q to q) terjadi di Gorontalo sebesar 2,07 persen. Adapun Sulawesi Barat terkontraksi 8,15 persen, menempati posisi ke delapan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan I-2018 (y on y) terjadi di Papua sebesar 28,93 persen. Adapun Sulawesi Barat sebesar 5,65 persen, menempati posisi ke sembilan .

Delapan komoditas yang akan dikembangkan di Sulbar itu di antaranya adalah pengembangan industri pengolahan kakao, industri hasil laut, industri pengolahan kelapa dalam, industri pengolahan kopi, industri pengolahan buah, industri tenun/sulaman, industri pengolahan rotan, dan industri perkapalan. "Delapan komoditas inilah yang akan kami sentuh secara serius dengan cara melakukan pembinaan-pembinaan melalui kelompok usaha.

5.2. KONDISI EKONOMI

Perekonomian Sulawesi Barat triwulan III-2019 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 11,38 triliun Rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 8,09 triliun Rupiah.

(13)

Ekonomi Sulawesi Barat pada triwulan III-2019 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2018 (y on y) mengalami pertumbuhan 7,90 persen. Pertumbuhan tertinggi sebesar 13,60 persen yang terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 17,18 persen.

Ekonomi Sulawesi Barat triwulan III-2019 meningkat sebesar 6,47 persen (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 44,89 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang meningkat signifikan sebesar 45,77 persen.

Secara akumulasi, ekonomi Sulawesi Barat tiwulan I-III 2019 (c to c) tumbuh 6,74 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 13,26 persen. Dari sisi pengeluaran, tertinggi adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 8,52 persen.

Pada skala regional di Kawasan Sulampua, pertumbuhan ekonomi wilayah yang tertinggi pada triwulan III-2019 (q to q) terjadi di Sulawesi Barat sebesar 6,47 persen. Secara y on y, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan III- 2019 terjadi di Maluku Utara sebesar 8,17 persen. Sedangkan Sulawesi Barat

(14)

menempati posisi kedua. Dan secara kumulatif hingga triwulan III-2019, pertumbuhan tertinggi terjadi di Papua yang sebesar 18,34 persen. Adapun Sulawesi Barat menempati posisi kelima.

(15)
(16)

BAB II

RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH

DAERAH (RPJMD)

2.1. VISI DAN MISI

Rencana Strategis DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mengacu pada Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Barat 2018 – 2022 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan perencanaan pembangunan selama lima tahun ke depan berdasarkan visi, misi, tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai dasar untuk melaksanakan program dan kegiatan.

Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Barat selanjutnya diinternalisasi menjadi visi dan misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulawesi Barat yang diharapkan terwujud/tercapai pada akhir periode 2018 – 2022 adalah :

“Sulawesi Barat Maju dan Malaqbiq”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan Sebagai berikut :

Sulawesi Barat Maju : Komitmen untuk menjadikan Provinsi Sulawesi Barat yang sejajar dengan provinsi lainnya yang didukung oleh konektivitas wilayah dan daya saing yang tinggi serta berorientasi pada lingkungan.

(17)

Sulawesi Barat Malaqbi : Komitmen untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik berlandaskan kearifan lokal dengan dukungan masyarakat yang berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya dan religius.

Rumusan visi tersebut menjadi tujuan akhir dari pelaksanaan periode RPJMD Tahun 2018 – 2022 nantinya, yang dilaksanakan melalui serangkaian tahapan dan rumusan kebijakan berupa Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan sampai kepada Program dan Kegiatan.

Di harapkan dapat di capai serta bertahap dan berkelanjutan dengan di follow up dalam bentuk pelaksanaan program / kegiatan Tahunan yang di susun serta terencana, terukur, terjadwal dan sistimatis, akuntabel efisien, jelas, ekonomis, adil dan tepat guna. Sejalan dengan upaya pencapaian visi dan misi di maksud maka setiap Tahun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, menyusun perubahan rencana kinerja Tahunan yang di jabarkan dalam bentuk program yang pelaksanaannya lebih di pertajam secara terukur dan terurai pada kegiatan-kegiatan penjabaran program kerja organisasi dalam lingkup

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi.

(18)

Sejalan dengan itu Pemerintah telah menetapkan berbagai regulasi melalui undang Tahun 2003 tentang keuangan negara , Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ,Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah, Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2004 tentang organisasi perangkat daerah.

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Program Prioritas Pembangunan Daerah, Rencana Kerja dan pendanaanya serta perkiraan kerja dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun sumber-sumber lain yang di tempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

2.2. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dalam pengertian kebebasan adalah cara atau sistem teritorial yang di rancang secara bijak dan logis untuk dapat melaksanakan dan dioperasikan guna mencapai tujuan dan sasaran, tertentu yang dalam hal ini kurun waktu satu Tahun Anggaran.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk kurun waktu Tahun 2020 menetapkan strategi –strategi kebijakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran instansi atau organisasi dengan

(19)

mengacu pada visi dan misi dengan berpedoman pada ketentuan dalam penyusunan rencana kerja dan Anggaran, maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan menyesuaikan perubahan –perubahan kebijakan pemerintahan. Antara lain mengenai pedoman pengelolaan keuangan daerah dan pedoman penatausahaan keuangan daerah.

Agenda startegi kebijakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya sebagai penjabaran sasaran kebijakan Tahun 2019 dengan mengantisipasi perubahan dan perkembagan dalam kurun waktu satu Tahun adalah sebagai berikut :

 Memperkuat prosedur kerja yang terpadu serta sistimatis dalam rangkah penataan kearsipan dan pengespedisian surat sebagai upaya mewujudkan pelayanan prima dalam pemanfataan sarana dan sasaran, ketatauasahaan kerumah tanggaan ;

 Optimalisasi sarana dan prasarana kerja untuk melaksanakan tugas serta fungsi organisasi guna mewujudkan tujuannya dalam menyelenggarakan permerintahan

 Mendorong disiplin kerja sebagai prasyarat berfungsinya institiusi dan instrumen organisasi secara objektif serta efektif :

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Program Prioritas Pembangunan Daerah, Rencana Kerja dan pendanaanya serta perkiraan kerja dengan mempertimbangkan

(20)

kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun sumber-sumber lain yang di tempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Berpijak pada keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor: 821.22.01/kep.Tahun 2005, tentang pembentukan susunan Organisasi dan Tata kerja Badan Promosi Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Sulawesi Barat, maka BPPMD Provinsi Sulawesi Barat merupakan perangkat Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Akan tetapi seiring dengan pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah di bidang perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) maka Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No.5 Tahun 2011 tentang Perubahan Nomenkelatur Badan Promosi Penanaman Daerah (BPPMD) menjadi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPMD&P2T). Walaupun nomenkelaturnya sudah berubah tetapi launching PTSP Provinsi Sulawesi Barat berikut program dan kegiatannya baru bisa dilaksanakan pada Tahun 2012.

Berdasrkan Peraturan daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 79), maka sejak tanggal 5 Desember 2016 Badn koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPMD & P2T )

(21)

Provinsi Sulawesi Barat berubah nama menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP)

Pemerintah telah menetapkan 2 (dua) urusan yaitu urusan wajib sebanyak 23 (dua puluh tiga) urusan dan urusan pilihan ada 8 (delapan) urusan. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) adalah salah satu SKPD yang melaksanakan urusan Wajib yaitu Urusan Wajib Penanaman Modal yang didalamnya menangani perizinan sesuai dengan kewenangannya. Untuk pelaksanaan urusan wajib penanaman modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mempunyai 6 (enam) bidang Teknis yaitu Bidang Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal, Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan A dan B yang menangani masalah Perizinan yang merupakan Indikator Kinerja Kunci pengambil Kebijakan Pemerintah Daerah, Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan, serta Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal, yang menangani Lpaoran Realisasi PMA/PMDN yang juga merupakan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib Penanaman Modal Penyelenggaraan Pemerintahan, selain keenam Bidang Teknis Tersebut, masih ada bidang Sekretariat yang menangani kegiatan Rutin Penanaman Modal

(22)

A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai tindak Lanjut dari Penetapan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016, tersebut adalah dengan penetapan Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2016 tentang Tugas dan Fungsi SKPD. Uraian Tugas dan fungsi serta struktur Organisasi Aparatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal.

b. Promosi dan Kerjasama dengan lembaga Pemerintah, Lembaga Non Pemerintah dan Dunia Usaha.

c. Pemantauan, Pengendalian Pengawasan dan pembinan pelaksanaan Penanaman Modal bagi PMDN/PMA;

d. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu; e. Pelayanan Bidang Penanaman Modal.

f. Pelayanan Pengaduan Kebijakan Pelaporan Layanan PTSP.

(23)

Susunan organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas :

a. Kepala Dinas

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provi Provinsi Sulawesi Barat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas Pembantu Gubernur melaksanakan Perumusan Kebijakan, Pengkoordinasian Pembinaan Pemantauan dan Evaluasi Urusan pemerintahan di Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem, Informasi Penanaman Modal, Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal, Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A, Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B, Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan yang Menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah Provinsi .

(24)

1. Pengkoordinasian Kegiatan Dinas;

2. Perumusan kebijakan, Pengkoordinasian, Pelaksanaan dan Evaluasi pengembangan dan pengawasan penanaman modal di Daerah;

3. Penyelenggaraan kerjasama dengan lembaga pemerintah, dan non Pemerintah dan Dunia Usaha.

4. Pengkoordinasian Pemecahan masalah yang dihadapi oleh Para Investor;

b.Sekretaris Dinas

Sekretaiat dipimpin oleh Seorang Sekretaris tugas Pokok : Menpunyai tugas memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan Organisasi dalam lingkup Dinas, yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut di atas Sekretaris mempunyai fungsi :

1. Pengkoordinasiaan, Singkronisasai dan Integrasi dilingkungan dinas;;

2. Pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan Teknis dinas;

3. Pembinaan dan Pelayanan administrasi Umum di bIdang Perencanan Umum, ketatausahaan, organisasi dan tata

(25)

laksana, kepegawaian, pendidikan dan Latihan Keuangan Huku, Kehumasan, kearsipan, perlengkapan dan Rumah tangga dinas;

4. Pengkoordinasiandalam Penyusunan Laporan Dinas. Sekretariat terdiri atas :

 Sub bagian Program dan Pelaporan

 Sub bagian Keuangan

 Sub bagian umum dan kepegawaian

c.Bidang Perencanaan Penanaman Modal.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan

Penanaman Modal mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pengembangan iklim penanaman modal untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mengoptimalkan pengolahan potensi penanaman modal daerah. Bidang ini mempunyai fungsi :

1. Pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal didaerah berdasrkan sektor usaha maupun wilayah;.

2. Pengkajian penyusunan dan pengusulan

(26)

3. Pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan memberdayakan Dinas Usaha melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat serta menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal.

4. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Bidang perencanaan terdiri atas tiga seksi : - Seksi perencanaan Penanaman Modal - Seksi Deregulasi Penanaman Modal - Seksi Pemberdayaan Usaha.

d. Bidang Promosi Penanaman Modal.

Bidang promosi penanaman modal mempunyai tugas menyusun dan mengembangkan kebijakan/strategi promosi penanaman modal lingkup daerah, merencanakan dan melaksanakan kegiatan promosi penanaman modal didalam dan diluar negeri, serta menyediakan bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal.

(27)

1. Penyusunan dan pengembangan kebijakan/strategi promosi penanaman modal lingkup daerah;

2. Perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan promosi penanaman modal didalam dan diluar negeri;

3. Perencanaan, penyusunan dan penyediaan bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal;

Bidang ini terdiri dari tiga seksi yaitu :

 Seksi Pengembangan Promosi Penanaman Modal

 Seksi Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal.

 Seksi sarana dan prasarana Promosi Penanaman Modal.

e. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal.

Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan fungsi pemantauan realisasi investasi penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal, pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi

(28)

penyelesaian permasalahan penanaman modal, pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi .

Dalam Menyelenggarakan Tugas tersebut diatas, Bidang ini mempunyai Fungsi sebagai:

a. Pemantauan Realisasi penanaman modal berdasrkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan kepatuhan; Perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;

b. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitrasi penyelesaian permasalahan penanaman modal;

c. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan system Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal

membawahi tiga seksi yaitu :

- Seksi pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

- Seksi Pembinaan Penanaman Modal.

- Seksi Pengolahan Data dan Informasi Penanaman Modal.

f. Bidang Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan .

Bidang Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan dipimpin oleh seorangn kepala Bidang yang mempunyai tugas: melaksanakan tugas-tugas teknis operasional pelayanan

(29)

perizinan dan non perizinan menyelenggarakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan dan non perizinan.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, Bidang Perizinan mempunyai fungsi pelaksanaan, perencanaan, pengelolaan, pemeriksaan, pemverifikasian, pengindentifikasian, pengkoordinasian, pemvalidasian pengevaluasian, pelaporan, pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan non perizinan;

Bidang Pelayanan Perizianan dan Non Perizinan terdiri atas yaitu :

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/I;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/II;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/III;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/I;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/II;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/III;

g. Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan.

Bidang Pelayanan Pengaduan, kebijakan dan Pelaporan Layanan mempunyai tugas melaksanakan tugas-tugas teknis

(30)

operasional terkait pengaduan, kebijakan dan Pelaporan layanan.

Bidang pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan layanan mempunyai fungsi :

a. Pereencanaan, pelaksanaan pengaduan dan informasi layanan perizinan dan non perizinan.

b. Perencanaan, pelaksanaan, verifikasi, analisis, monitoring penyusuanan kebijakan, harmonisasi dan pemberian advokasi layanan perizinan dan non perizinan.

c. Perencanaan, pelaksanaa, fasilitasi, pengkoordinasian, pengolahan, monitoring, pengevaluasian, pengukuran terhadap mutu layanan, perumusan standar layanan (SOP,SP,SPM,MP) pengolahan menciptakan (inovasi) pola layanan menyusun data dan peloporan pelyanan perizinan dan non perizinan terjangkau, murah, transparan serta terciptanya produk layanan yang efesien dan efektif. d. Pelkasanaan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh

pimpinan.

Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelporan Layanan terdiri atas tiga seksi yaitu:

- Seksi pengaduan dan Informasi Layanan. - Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan.

(31)

- Seksi Pelayanan Pelaporan.

B. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat.

Dalam melaksanakan urusan wajib penanaman modal tersebut salah satu faktor penunjang terpenting adalah Sumber Daya Manusia (SDM).Jumlah pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat sesuai kondisi terakhir 31 Desember 2019 adalah

a. Struktur Jabatan:

NO STRUKTUR JABATAN JUMLAH

1. 2. 3. 4. Eselon II Eselon III Eselon IV Non Eselon 1 orang 7 orang 20 orang 25 orang b. Kualifikasi Pendidikan:

NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH

1. 2. 3. 4. 5. 6. SLTP SLTA DIPLOMA SATU (D1) DIPLOMA TIGA (D3) SARJANA (S1) MAGISTER 0 orang 6 orang 0 orang 4 orang 29 orang 11 orang

(32)

c. Jenis kelamin:

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1. 2. Laki-laki Perempuan 23 orang 27 orang d. Golongan: NO GOLONGAN JUMLAH 1. 2. 3. 4. Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 9 orang 35 orang 6 orang 0 orang

e. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan yang sudah diikuti:

NO YANG MENGIKUTI DIKLAT PIM JUMLAH

1. 2. 3. 4. Diklatpim I Diklatpim II Diklatpim III Diklatpim IV 0 orang 1 orang 4 orang 19 orang

Pada Kondisi Akhir Tahun 2019 formasi jabatan struktural DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat terisi 25 (Dua Puluh Lima) jabatan dari 28 (dua puluh delapan0) jabatan yang ada atau 89,28%.

(33)

DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat mendapatkan persentase jumlah pegawai kondisi akhir Tahun 2019 sebesar 0,98% dimana jumlah personilnya hanya 50 orang dari total PNS Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 53,98 PNS. Dari 50 orang personil tersebut 25 orang diantaranya adalah pejabat struktural dan sisanya sebanyak 25 orang adalah staf. Jumlah

Staf pada DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun 2019 bertambah 1 orang dari tahun sebelumnya. Dari total PNS yang ada rincian 23 orang laki-laki dan 27 orang perempuan sedangkan kualifikasi pendidikan SLTA masuk dalam Golongan II ada 6 orang, 4 orang D3 juga masuk dalam golongan II , dan 29 orang S1 masuk dalam golongan III dan 11 orang Magister yang terdiri dari 11 orang. Untuk Diklatpim sepanjang Tahun 2019, terdapat 7 orang pejabat eselon III masih ada satu orang pejabat yang yang belum mengikuti diklatpim III dan dari 20 orang pejabat eselon IV masih ada 3 orang pejabat eselon IV yang belum mengikuti Diklat Pim IV.

C. Sarana dan Prasarana Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP ) Provinsi Sulawesi Barat berada di Kompleks

(34)

Perkantoran Gubernur di Jalan Abdul Malik Pattana Endeng Rangas pada Bulan Desember Tahun 2012 sudah memiliki kantor tetap sendiri .

Selain sarana dan Prasarana gedung, DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan Tahun 2019 memiliki 5 kendaraan roda empat dengan adanya pengadaan satu unitnya pada tahun tersebut. Adapun 1(satu) roda empat Kijang Innova dengan Nomor Polisi B 399 merupakan bantuan hibah dari BKPM RI, 1(satu) Kijang Innova dengan Nomor Polisi DC 64 sedangkan satu lagi adalah pengadaan Tahun 2012 yaitu Ford dengan Nomor Polisi DC 8017 F, 1 (satu) unit avanza pengadaan tahun 2014 dengan nomor polisi DC 1587, kemudian pada akhir 2015 pengadaan 1 unit mobil innova DC 1336. Meskip[un demikian, Kijang Innova ( Nomor Polisi DC 64) yang merupakan pengadaan tahun 2006, saat ini sudah keadaan baik karena sudah diperbaiki pada akhir tahun Bulan Desember 2019.

Untuk sarana dan Prasarana kendaraan roda 2 (dua), pada akhir tahun 2017, tercatat 20 Unit kendaraan yang berada dalam kondisi bagus. Kondisi ini mengalami perubahan dari awal tahun yang berjumlah 23 Unit. 22 unit merupakan pengadaan tahun tahun sebelumnya sedangkan satu unit

(35)

merupakan pengadaan Tahun 2015. Dari 23 Unit tersebut, 6 (enam ) diantaranya rusak. Dalam kelanjutan prosesnya, 3 Unit kemudian mendapatkan perbaikan, sedangkan 3 lainya dikembalikan ke Biro Asset.

Sarana dan prasarana lain yang dimiliki oleh DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat selain gedung dan kendaraan bermotor, juga masih ada sarana dan prasarana lain seperti perlengkapan dan peralatan kantor, mebeuleur, computer beserta kelengkapanya dan lain-lain yang terdapat dalam daftar inventaris DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat dengan kondisi yang berbeda-beda.

Dari keseluruhan sarana dan prasarana, tidak ada yang

digunakan sebagai sarana kepentingan umum

sebagaimanana yang dimiliki oleh SKPD-SKPD tertrentu.

D. Inventarisasi Asset Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mulai Tahun 2013 berupaya untuk meningkatkan penilaian opini BPK tentang pengelolaan keuangan daerah dari WDP menjadi WTP. Oleh karena itu mulai Tahun 2013 dimulai inventarisasi asset yang memang mempunyai masalah yang sangat kompleks. Data

(36)

tentang asset pada pelaporan ini menggunakan data sesuai dengan neraca yang ada pada laporan keuangan TA 2019.

Untuk data aset yang tidak terpakai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp. 793,738,939,- Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Sembilan Rupiah) Sedangkan Total asset yang dimiliki Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai perolehan Rp. 6,813,507,431,- (Enam milyar Delapan Ratus Tiga Belas Juta Lima Ratus Tujuh Ribu Empat Ratus Tiga Puluh Satu Rupiah) atau nilai persentasenya 11,65%. Untuk rincian seluruh daftar asset Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat dapat dilihat pada lampiran pendukung Buku Inventaris Barang.

Pada Tahun 2012 asset dari bantuan hibah Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) yang dimasukkan dalam daftar asset karena sudah ada berita acara penyerahan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat yaitu 1 unit mobil Kijang Innova B 1703 dalam kondisi

(37)

baik dan kini Plat mobil Kijang Innova B 1703 kini sudah berubah plat menjadi DC.399 .

E. Informasi Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat. DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat adalah SKPD yang mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan kebijakan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu yang salah satu fungsinya adalah melakukan promosi produk unggulan Provinsi Sulawesi Barat kepada calon investor.

Ada beberapa sarana atau fasilitas informasi yang digunakan oleh DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat dalam menyebarkan informasi seperti brosur, leaflet, layanan pengaduan, situs jejaring sosial, website, email dan lain sebagainya. Selain itu DPMPTSP Sulbar juga mengikuti beberapa event pameran atau expo skala nasional untuk lebih memperkenalkan Provinsi Sulawesi Barat kepada calon investor baik dalam maupun luar negeri.

Sedangkan untuk pelayanan, informasi tentang pelayanan banyak disebarkan melalui media cetak dan media sosial. Iklan melalui koran, facebook.

Tingkat pencapaian kinerja pelayanan ini kemudian dipantau dan dievaluasi melalui indeks Kepuasan Masyarakat

(38)

yang diperoleh dievaluasi melalui Indeks Kepuasan Masyarakat yang diperoleh melaui Survey Kepuasan Masyarakat. Sejak Launching PTSP pada tahun 2017 terhadap 100 responden penerima layanan jasa perizinan PTSP, dengan 14 unsur pelayanan yang dinilai, diperoleh nilai rata-rata yang relatif tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja DPMPTSP sepanjang 2018 adalah ”Baik”.

(39)

BAB III

URUSAN KONKUREN, FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN URUSAN PEMERINTAH 3.1 URUSAN KONKUREN

3. 1.10. Ringkasan Urusan Wajib

1. Organisasi Perangkat Daerah Pelaksana

Berpijak pada keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor: 821.22.01/kep.Tahun 2005, tentang pembentukan susunan Organisasi dan Tata kerja Badan Promosi Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Sulawesi Barat, maka BPPMD Provinsi Sulawesi Barat merupakan perangkat Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Akan tetapi seiring dengan pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah di bidang perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) maka Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No.5 Tahun 2011 tentang Perubahan Nomenkelatur Badan Promosi Penanaman Daerah (BPPMD) menjadi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPMD&P2T). Walaupun nomenkelaturnya sudah berubah tetapi launching PTSP Provinsi Sulawesi Barat berikut program dan kegiatannya baru bisa dilaksanakan pada Tahun 2012.

Berdasrkan Peraturan daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

(40)

Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 79), maka sejak tanggal 5 Desember 2016 Badan Kordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPMD & P2T ) Provinsi Sulawesi Barat berubah nama menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai tindak Lanjut dari Penetapan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016, tersebut adalah dengan penetapan Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2016 tentang Tugas dan Fungsi SKPD. Uraian Tugas dan fungsi serta struktur Organisasi Aparatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal.

b. Promosi dan Kerjasama dengan lembaga Pemerintah, Lembaga Non Pemerintah dan Dunia Usaha.

c. Pemantauan, Pengendalian Pengawasan dan pembinan pelaksanaan Penanaman Modal bagi PMDN/PMA;

d. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu; e. Pelayanan Bidang Penanaman Modal.

(41)

2. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas :

a. Kepala Dinas

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provi Provinsi Sulawesi Barat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas Pembantu Gubernur melaksanakan Perumusan Kebijakan, Pengkoordinasian Pembinaan Pemantauan dan Evaluasi Urusan pemerintahan di Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem, Informasi Penanaman Modal, Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal, Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A, Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B, Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan yang Menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah Provinsi .

Kepala Dinas mempunyai Fungsi sebagai berikut : 1. Pengkoordinasian Kegiatan Dinas;

2. Perumusan kebijakan, Pengkoordinasian, Pelaksanaan dan Evaluasi pengembangan dan pengawasan penanaman modal di Daerah;

(42)

3. Penyelenggaraan kerjasama dengan lembaga pemerintah, dan non Pemerintah dan Dunia Usaha.

4. Pengkoordinasian Pemecahan masalah yang dihadapi oleh Para Investor;

b. Sekretaris Dinas

Sekretaiat dipimpin oleh Seorang Sekretaris tugas Pokok : Menpunyai tugas memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan Organisasi dalam lingkup Dinas, yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut di atas Sekretaris mempunyai fungsi :

1. Pengkoordinasiaan, Singkronisasai dan Integrasi dilingkungan dinas;;

2. Pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan Teknis dinas;

3. Pembinaan dan Pelayanan administrasi Umum di bIdang Perencanan Umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, pendidikan dan Latihan Keuangan Huku, Kehumasan, kearsipan, perlengkapan dan Rumah tangga dinas; 4. Pengkoordinasiandalam Penyusunan Laporan Dinas.

Sekretariat terdiri atas :

(43)

 Sub bagian Keuangan

 Sub bagian umum dan kepegawaian

c. Bidang Perencanaan Penanaman Modal.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pengembangan iklim penanaman modal untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mengoptimalkan pengolahan potensi penanaman modal daerah. Bidang ini mempunyai fungsi :

1. Pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal didaerah berdasrkan sektor usaha maupun wilayah;.

2. Pengkajian penyusunan dan pengusulan deregulasi/kebijakan penanaman modal didaerah;

3. Pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan memberdayakan Dinas Usaha melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat serta menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal.

4. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. Bidang perencanaan terdiri atas tiga seksi :

- Seksi perencanaan Penanaman Modal - Seksi Deregulasi Penanaman Modal

(44)

- Seksi Pemberdayaan Usaha.

d. Bidang Promosi Penanaman Modal.

Bidang promosi penanaman modal mempunyai tugas menyusun dan mengembangkan kebijakan/strategi promosi penanaman modal lingkup daerah, merencanakan dan melaksanakan kegiatan promosi penanaman modal didalam dan diluar negeri, serta menyediakan bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal.

Bidang ini mempunyai fungsi :

1. Penyusunan dan pengembangan kebijakan/strategi promosi penanaman modal lingkup daerah;

2. Perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan promosi penanaman modal didalam dan diluar negeri;

3. Perencanaan, penyusunan dan penyediaan bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal;

Bidang ini terdiri dari tiga seksi yaitu :

 Seksi Pengembangan Promosi Penanaman Modal

 Seksi Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal.

 Seksi sarana dan prasarana Promosi Penanaman Modal.

e. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal.

Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan fungsi pemantauan realisasi investasi penanaman

(45)

modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal, pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal, pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi .

Dalam Menyelenggarakan Tugas tersebut diatas, Bidang ini mempunyai Fungsi sebagai:

a. Pemantauan Realisasi penanaman modal berdasrkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan kepatuhan;

Perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;

b. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitrasi penyelesaian permasalahan penanaman modal;

c. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan system

Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal

membawahi tiga seksi yaitu :

- Seksi pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

- Seksi Pembinaan Penanaman Modal.

- Seksi Pengolahan Data dan Informasi Penanaman Modal.

(46)

Bidang Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan dipimpin oleh seorangn kepala Bidang yang mempunyai tugas: melaksanakan tugas-tugas teknis operasional pelayanan perizinan dan non perizinan menyelenggarakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan dan non perizinan.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, Bidang Perizinan mempunyai fungsi pelaksanaan, perencanaan, pengelolaan, pemeriksaan, pemverifikasian, pengindentifikasian, pengkoordinasian, pemvalidasian pengevaluasian, pelaporan, pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan non perizinan;

Bidang Pelayanan Perizianan dan Non Perizinan terdiri atas yaitu :

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/I;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/II;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/III;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/I;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/II;

 Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/III;

g. Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layanan.

Bidang Pelayanan Pengaduan, kebijakan dan Pelaporan Layanan mempunyai tugas melaksanakan tugas-tugas teknis operasional terkait pengaduan, kebijakan dan Pelaporan layanan.

(47)

Bidang pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan layanan mempunyai fungsi :

a. Pereencanaan, pelaksanaan pengaduan dan informasi layanan perizinan dan non perizinan.

b. Perencanaan, pelaksanaan, verifikasi, analisis, monitoring penyusuanan kebijakan, harmonisasi dan pemberian advokasi layanan perizinan dan non perizinan.

c. Perencanaan, pelaksanaa, fasilitasi, pengkoordinasian, pengolahan, monitoring, pengevaluasian, pengukuran terhadap mutu layanan, perumusan standar layanan (SOP,SP,SPM,MP) pengolahan menciptakan (inovasi) pola layanan menyusun data dan peloporan pelyanan perizinan dan non perizinan terjangkau, murah, transparan serta terciptanya produk layanan yang efesien dan efektif.

d. Pelkasanaan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh pimpinan. Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelporan Layanan terdiri atas tiga seksi yaitu:

- Seksi pengaduan dan Informasi Layanan. - Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan. - Seksi Pelayanan Pelaporan.

3.2. Program dan Kegiatan

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

(48)

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; c. Penyediaan jasa kebersihan kantor;

d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja; e. Penyediaan alat tulis kantor;

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; g. Penyediaan makanan dan minuman;

h. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah; i. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Pengadaan peralatan gedung kantor; b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;

c. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Pendidikan dan Pelatihan Formal;

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD;

b. Penyusunan laporan keuangan semesteran; c. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun; d. Penyusunan RKA/DPA-SKPD;

e. Penyusunan RKA-P/DPPA-SKPD.

(49)

a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD;

b. Penyusunan laporan keuangan semesteran; c. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun; d. Penyusunan RKA/DPA-SKPD;

e. Penyusunan RKA-P/DPPA-SKPD.

6. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

a. Penyelenggaraan Pameran Investasi Dalam Negeri; b. Monitoring dan Evaluasi Pelaporan PMDN / PMA.

7. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

a. Koordinasi Satuan Tugas (Task Force) Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka memediasi Penyelesaian Permasalahan di bidang Penanaman Modal

8. Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal

a. Peningkatan Deregulasi Kebijakan Penanaman Modal; b. Pemutakhiran Informasi Potensi Penanaman Modal;

c. Daerah Secara Elektronik Melalui Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah (SIPID);

d. Penyusunan Profil Investasi Sulawesi Barat; e. Identifikasi dan Pemetaan Pelaku Usaha; f. Forum Koordinasi Penanaman Modal.

(50)

a. Penyelesaian Permasalahan (Laporan / Aduan) atas Penyelenggaraan PTSP;

b. Koordinasi dan Konsultasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan PTSP;

c. Penyusunan Kebijakan dan Peraturan PTSP; d. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan PTSP;

e. Koordinasi dan Konsultasi Penerbitan Perizinan dan Non Perizinan;

f. Konsolidasi Data Realisasi Penerbitan Perizinan dan Non Perizinan;

g. Penyusunan, Pengolahan dan Publikasi Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (SKM);

h. Bimbingan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan;

i. Peningkatan Kapasitas Teknis Bagi Aparatur Pelaksana PTSP.

10. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dalam Pelaksanaan Tugas Teknis DPMPTSP

a. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dalam Pelaksanaan Tugas Teknis DPMPTSP;

b. Perencanaan dan Evaluasi Program dan Anggaran DPMPTSP; c. Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Aparatur DPMPTSP;

d. Penyediaan Sarana dan Prasarana tentang Penyelenggaraan PTSP.

(51)

Program dan kegiatan sebagaimana tersebut diatas dimaksudkan untuk menajamkan perencanaan pembangunan di bidang penanaman modal, namun demikian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat tetap berupaya melakukan inovasi perencanaan dan pengendalian penanaman modal.

Operasional kegiatan yang telah direncanakan dalam

Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kerangka waktu pelaksanaan proses

perencanaan, penganggaran, dan pengendalian serta pembagian peran siapa melakukan apa dan waktu dari pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.

3.3. Tingkat Pencapaian Urusan Wajib.

Pemerintah telah menetapkan 2 (dua) urusan yaitu urusan wajib sebanyak dan urusan pilihan ada 8 (delapan) urusan. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) adalah salah satu SKPD yang melaksanakan urusan Wajib yaitu Urusan Wajib Penanaman Modal yang didalamnya menangani perizinan sesuai dengan kewenangannya. Untuk pelaksanaan urusan wajib penanaman modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mempunyai 6 (enam) bidang Teknis yaitu Bidang Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal, Bidang Promosi Penanaman Modal, Bidang penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan A dan B yang menangani masalah Perizinan yang merupakan

(52)

Indikator Kinerja Kunci pengambil Kebijakan Pemerintah Daerah, Bidang Pelayanan Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan, serta Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi Penanaman Modal, yang menangani Lpaoran Realisasi PMA/PMDN yang juga merupakan Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib Penanaman Modal Penyelenggaraan Pemerintahan, selain keenam Bidang Teknis Tersebut, masih ada bidang Sekretariat yang menangani kegiatan Rutin Penanaman Modal

Tingkat Pencapaian Izin pada Dan tahun 2019 jumlah izin melebihi target yang ditetapkan 2x realisasi izin dan non izin 874 terdiri dari

beberapa sektor dari target 600 izin dan non izin :

Tabel 3.4

Jumlah Izin dan Non Izin Bidang A yang diterbitkan Tahun 2019 No Bidang Jumlah Jenis Layanan Izin Non Izin 1 Tenaga Kerja 5 3 2 2 Lingkungan Hidup 6 6 -

3 Energi dan Sumberdaya Mineral 93 82 11

4 Pertanian 17 17 -

6 Pendidikan 5 5 -

JUMLAH 126 113 13

(53)

Tabel 3.4

Jumlah Izin dan Non Izin Bidang B yang diterbitkan Tahun 2019 No Bidang Jumlah Jenis Layanan Izin Non Izin 1 Dinas Kelautan dan Perikanan 206 206 -

2 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 533 - 533

3 Dinas Kehutanan 9 8 1

JUMLAH 748 214 534

Sumber : Bidang Perizinan dan Non Perizinan B

Adapun untuk jumlah realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka mengalami penurunan sebesar 62,24% dari tahun 2018 dimana pada tahun lalu mencapai 476,16% sedangkan tahun 2018 menjadi 62,41%. realisasi PMDN mengalami Penurunan nilai sebesar Rp. 1,187,200,000,000,- (Satu Triliun Seratus Delapan Puluh Tujuh Milyar Dua Ratus Juta Rupiah). Berikut gambaran realisasi investasi PMDN dan PMA pada tahun 2018– 2019 :

Tabel 1. Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2018-2019 NO JENIS PENANAMAN MODAL 2018 2019 1 PMDN 3,144,240,000,000 1.187.200.000.000,- 2 PMA 330.980.000.000 10.010.000.000. JUMLAH 3,475,220,000,000,- 1.197.210.000.000,-

(54)

Jumlah realisasi ini kemungkinan belum menunjukkan nilai realisasi investasi yang sebenarnya mengingat masih banyak juga perusahaan-perusahaan PMDN/PMA yang berada di Provinsi Sulawesi Barat yang enggan atau belum melaporkan realisasi investasinya. Belum adanya pemutakhiran data tentang perusahaan-perusahaan yang masuk dalam wewenang provinsi walaupun sistem pelaporan dibuat mudah dengan adanya sistem Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara online.

3.4 Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan, JumlahPejabat Struktural dan Fungsional.

Dalam melaksanakan urusan wajib penanaman modal tersebut

salah satu faktor penunjang terpenting adalah Sumber Daya Manusia (SDM).Jumlah pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat sesuai kondisi terakhir 31 Desember 2019 adalah

4.1. Jumlah Pegawai Bedasarkan Kualifikasi Pendidikan

Tabel 4.1. ASN Berdasarkan Jabatan

NO Strata Pendidikan

Tahun 2019

Jumlah %

1 Sarjana Strata 2 (S2) 11 22

2 Sarjana Strata 1 (S1) 29 58

3 Sarjana Muda / Diploma III (D3) 4 8 4 Sekolah Menengah Tingkat Atas 6 12

(55)

NO Strata Pendidikan

Tahun 2019

Jumlah %

5

Sekolah Menengah Pertama

0 0

Jumlah 50 100

4.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat Golongan. Tabel. 4.2. ASN Berdasarkan Pangkat Golongan.

NO Pangkat/Golongan

Tahun 2019

Jumlah %

1 Pembina Utama Madya – IV/d 1 2

2 Pembina Tk. I – IV/c 0 0

3 Pembina Tk. I – IV/b 4 8

4 Pembina Tk. I – IV/a 4 8

5 Penata Tk. I – III/d 13 22

6 Penata – III/c 13 26

7 Penata Muda – III/a 6 12

8 Penata Muda Tk. I – III/b 3 6

9 Pengatur – II/c 3 6

10 Pengatur Muda – II/a 3 6

11 Pengatur Muda Tk. I – II/b 0 0

12 Juru - I/c 0 0

(56)

4.3. JumlahPejabat Struktural dan Fungsional.

NO Jabatan Struktural Tahun 2019

Jumlah %

1 Eselon II 1 3.70

2 Eselon III 7 25.93

3 Eselon IV 19 70.37

Jumlah 27 100

Pada Kondisi Akhir Tahun 2019 formasi jabatan struktural DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat terisi 25 (Dua Puluh Lima) jabatan dari 28 (dua puluh delapan) jabatan yang ada atau 89,28%.

DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat mendapatkan persentase jumlah pegawai kondisi akhir Tahun 2019 sebesar 0,98% dimana jumlah personilnya hanya 50 orang dari total PNS Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 5488 PNS. Dari 50 orang personil tersebut 25 orang diantaranya adalah pejabat struktural dan sisanya sebanyak 25 orang adalah staf. Jumlah

Staf pada DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun 2019 bertambah 1 orang dari tahun sebelumnya. Dari total PNS yang ada rincian 23 orang laki-laki dan 27 orang perempuan sedangkan kualifikasi pendidikan SLTA masuk dalam Golongan II ada 6 orang, 4 orang D3 juga masuk dalam golongan II , dan 29 orang S1 masuk dalam golongan III dan 11 orang Magister yang terdiri dari 11 orang. Untuk Diklatpim sepanjang Tahun 2019, terdapat 7 orang pejabat eselon III masih ada satu orang pejabat yang yang belum mengikuti

(57)

diklatpim III dan dari 20 orang pejabat eselon IV masih ada 3 orang pejabat eselon IV yang belum mengikuti Diklat Pim IV.

3.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran

Anggaran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor 46 Tahun 2018 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2019 sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Perangkat Daerah (DPA SKPD) Nomor 2.12.01.01.01.5.1 tertanggal 02 Januari 2019 sebesar Rp. 9.627.208.509,44 yang terdiri dari anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 5.048.634.44,- dan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 4.578.574.500,-.

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang Perubahan APBD TA. 2019 dan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor 34 Tahun 2019 tentang Penjabaran Perubahan APBD TA. 2019 tanggal 15 Oktober 2019 sesuai Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Nomor 2.12.01.01.01.01.5.1 tertanggal 17 Oktober 2019 APBD Perubahan pada DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp. 9.953.694.338,86 yang terdiri dari anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 5.003.128.914,- dan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 4.950.565.424,86 pada tahun 2019 pagu DPMPTSP mengalami rasionalisasi anggaran sebesar Rp.

(58)

326.485.829,42 yang terdiri dari Rp. 45.505.095,44 Belanja Tidak Langsung Rp. 371.990.924,86 dari Belanja Langsung.

Selain program dan kegiatan yang bersumber dari APBD, DPMPTSP Provinsi Sulawesi Barat juga mendapatkan dana APBN melalui dana dekonsentrasi sebesar Rp. 1.028.397.000,- terdiri dari 2 Program 2 Kegiatan untuk Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal pada kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV sebesar Rp. 377.765.000,-. dan Program Bina Administrasi Kewilayahan pada kegiatan Penyelenggaraan Hubungat Pusat dan Daerah serta Kerjasama Daerah sebesar Rp. 650.632.000,

Penyerapan anggaran perubahan belanja langsung pada tahun 2019 sebesar Rp. 4.802.102.159,- dari total pagu sebesar Rp. 4.950.565.424,86 sebanyak 97.00% terdiri dari 34.70% dari penyerapan kegiatan rutin DPMPTSP sebesar Rp. 1.666.192.065,- dari jumlah pagu Rp. 1.712.216.538,86 dan 65.30% dari kegiatan yang mendukung sasaran pembangunan sebesar Rp. 3.135.910.094,- dari pagu Rp. 3.238.348.886,-. Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2019 telah mencukupi.

(59)

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2019 No Sasaran Stategis Indikator

Kinerja Program Kegiatan Anggaran Target

Realisasi % Fisik Keu 1 Terselenggaranya Pelayanan Terpadu Satu Pintu Meningkatnya kepatuhan pemohon izin dalam pengurusan izin dan non izin Tersedianya hasil opini Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas kualitas pelayanan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Koordinasi dan Konsultasi Penerbitan Perizinan dan Non Perizinan 142.095.000,- 600 Izin 98,80 98,80 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Konsolidasi Data Realisasi Penerbitan Perizinan dan Non Perizinan 137.655.700,- 2 Lap 80,90 80,90 Penyusunan, Pengolahan dan Publikasi Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (SKM) 103.037.300,- 1 Dok 99,76 99,76 Penyelesaian Permasalaha (Laporan/Aduan) atas Penyelenggaraan PTSP 91.451.300,- 10 Aduan 99,48 99,48 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan PTSP 99.931.300,- 2 Lap 97,56 97,56 2 Terwujudnya kualitas Aparat / SDM Pelayanan Penanaman Modal Meningkatnya kompetensi dan kualitas pemahaman aparat SDM tentang pelayanan penanaman modal Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bimbingan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan 118.418.400,- 35 Orang 94,89 94,89 Koordinasi dan Konsultasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan PTSP 451.439.000,- 45 Orang 95,97 95,97 Program Peningkatan Dukungan Manajemen dalam Pelaksanaan Tugas Teknis DPMPTSP Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Aparatur DPMPTSP 129.817.527,- 55 Orang 97,73 97,73 3 Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan Persentase dukungan sarana dan prasarana Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Penyediaan Sarana dan Prasarana tentang Penyelenggaraan PTSP 302.570.000,- 23 Jenis 98,65 98,65 Penyusunan Profil Investasi Sulawesi Barat 200.000.000,- 2 Paket (Buku & VCD) 99,93 99,93

Gambar

Tabel 4.1. ASN Berdasarkan Jabatan
Tabel  diatas  merupakan  Target  dan  Realisasi  Indikator  Kinerja  Tahun  2019  DPMPTSP  yang  mengacu  pada  Tujuan  dan  Sasaran  RPJMD  yang  tertuang  dalam  Renstra  (Rencana  Strategis)  Dinas  Penanaman  Modal  dan  Pelayanan  Terpadu  Satu  Pint

Referensi

Dokumen terkait

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN

Nomor 39 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, telah ditetapkan bahwa penyelenggaraan perizinan dan/atau non perizinan pada PTSP

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Penanaman Modal Pelayanan

Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Salatiga mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

a. Perumusan dan perencanaan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pengendalian di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu. Pembinaan di bidang penanaman modal

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU | BIDANG PERENCANAAN PENGEMBANGAN IKLIM PROMOSI DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL | SEKSI PERENCANAAN DAN

Urusan Pemerintahan : 2.12 URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR PENANAMAN MODAL Organisasi : 2.12.01 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Sub Unit Organisasi