• Tidak ada hasil yang ditemukan

menjawab hipotesis ke empat)

Dalam dokumen KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (Halaman 57-76)

Hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan koefsien korelasi (rxy)menunjukkan kuat lemahnya hubungan (Pedoman untuk memberikan

interpretasi terhadap Koefisen Korelasi )

Setelah dihitung koefsien korelasi, maka dilakukan perhitungan koefsien determinasi (rxy)2 yang

menyatakan seberapa besar kontribusi variabel X terhadap bariabel Y.

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifkansi (keberartian) dengan menggunakan uji t (korelasi

sederhana; untuk menjawab hipotesis pertama, kedua dan ketiga) dan uji F (korelasi ganda; untuk menjawab hipotesis ke empat). Hasil perhitungan dari uji

signifkansi adalah untuk menentukan koefsien korelasi itu memiliki keberartian (signifkan) atau

tidak. Bila hasilnya signifkan (thitung > ttabel) maka artinya data sampel dapat digeneralisasikan ke data popukasi ; dan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifkan antara variabel-variabel tersebut.

Berikut akan diuraikan hasil perhitungan analisa

korelasi dan keberartian (signifkansi) antar variabel-variabel penelitian.

a. Gaya kepemimpinan (X1) dengan Akuntabilitas (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat hubungan yang positif antara variabel gaya kepemimpinan dengan

akuntabilitas kepala sekolah SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ” ditunjukkan melalui hasil analisis korelasi sebagai berikut:

Kekuatan hubungan gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas

ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment sebesar ry1 =

0,774. Temuan ini memberikan kesimpulan bahwa : hubungan antara gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas tergolong kuat, dengan

makna bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan maka akan semakin tinggi akuntabilitas.

Dengan melakukan perhitungan koerfisien determinasi diperoleh (ry1)2 = 0,599, yang menyimpulkan bahwa kontribusi gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas sebesar 59,9% (variasi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan sebesar 59,9% atau

meningkat dan menurunnya akuntabilitas kepala sekolah dapat dijelaskan sebesar 59,9% oleh variabel gaya kepemimpinan pada

persamaan regresi Ŷ = 18,849 + 0,893X1.) dan sisanya sebesar 40,1% ditentukan oleh variabel lain.

Uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh harga thitung = 9,860. Harga ttabel dengan dk = 65 dan taraf signifikan α = 0,05

diperoleh nilai sebesar 1,67. Karena thitung = 9,860 > ttabel = 1,67 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Mengingat bahwa uji keberartian regresi ini dapat membuktikan bahwa persamaan regresi linier adalah berarti (signifikan), maka dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan memprediksi akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ. Jadi regresi Y atas X1 tersebut secara berarti dapat digunakan untuk meprediksi rata-rata akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ (Y) apabila rata-rata gaya

kepemimpinan (X1) sudah diketahui. Dapat ditarik makna bahwa data sampel dapat digeneralisasikan ke data populasi.

Uji Signifikansi koefisien antara variabel gaya kepemimpinan dan akuntabilitas kepala SMA swasta di wilayah MPK-KAJ dapat

dipaparkan dengan tabel berikut: Tabel 4-10

Uji Signifikansi Koefisien Antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Akuntabilitas Kepala SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ

n dk ry1 ry12 thitung ttabel α = 0,05 α = 0,01 67 65 0,774 0,599 9,860** 1,67 2,39

Keterangan :

n = banyak sampel dk = derajat kebebasan

(ry1) = koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1 )2 = koefisien korelasi antara X1 dengan Y

**Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung > ttabel pada α = 0,01) *Koefisien korelasi signifikan (thitung > ttabel pada α = 0,05)

d. Gaya kepemimpinan (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Pengambilan Keputusan Rasional (X3) dengan Akuntabilitas (Y)

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat hubungan yang positif antara variabel gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama dengan akuntabilitas kepala sekolah SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ” ditunjukkan melalui hasil analisis korelasi sebagai berikut:

Kekuatan hubungan antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama dengan

akuntabilitas ditunjukkan oleh melalui rumus perhitungan korelasi ganda dengan RY1,2,3,2 sebesar = 0,716. Temuan ini memberikan kesimpulan bahwa : hubungan antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama dengan akuntabilitas tergolong sangat kuat, dengan makna bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama maka akan semakin tinggi akuntabilitas.

Dengan melakukan perhitungan koefisien determinasi diperoleh (R) = 0,716, yang menyimpulkan bahwa kontribusi gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional dengan

akuntabilitas sebesar 71,6% (variasi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan

pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama sebesar 71,6% atau meningkat dan menurunnya akuntabilitas kepala sekolah dapat dijelaskan sebesar 71,6% oleh variabel gaya kepemimpinan,

kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional pada

persamaan regresi Ŷ = 8,716 + 0,28X1 + 0,212X2 . + 0,523 X3) dan sisanya sebesar 28,4% ditentukan oleh variabel lain.

Uji keberartian koefisien korelasi dengan uji Fdiperoleh harga Fhitung = 52,899. Dari daftar tabel Distribusi F diperoleh harga Ftabel =

F(0,05) (3 ; 63) = 2,76 sehingga Fhitung > Ftabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara X1, X2, X3 secara

bersama-sama dengan Y signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama memprediksi akuntabilitas kepala SMA Swasta di wilayah MPK-KAJ. Jadi regresi Y atas X1,X2, X3 secara bersama-sama secara berarti dapat digunakan untuk meprediksi rata-rata akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ (Y) apabila rata-rata gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional(X2) dan pengambilan keputusan rasional (X3) sudah diketahui. Dapat

Uji Signifikansi koefisien antara gaya kepemimpinan, kecerdasan

emosional , variabel pengambilan keputusan rasional dan akuntabilitas kepala SMA swasta di Wilayah MPK-KAJ dapat dipaparkan dengan tabel berikut:

Tabel 4-13

Uji Signifikansi Koefisien Antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Kecerdasan Emosional (X2) Pengambilan Keputusan Rasional (X3) dengan Akuntabilitas Kepala SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ

Dengan Persamaan Regresi Ganda Ŷ = 8,716 + 0,280X1 + 0,212X2 + 0,523X3

Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel α -0,05 α -0,01 Total

67 7974,716 Koefsien (a) 2 1398543 Regresi [ b I a ] 2 5.708,520 2.854,260 79,348 ** 3,99 7,04

Sisa

63 2.266,196 35,971

B. PEMBAHASAN

Keterangan:

dk = derajat kebebasan JK = Jumlah kuadrat

RJK = Rata – rata jumlah kuadrat

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa keempat hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini teruji kebenarannya. Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan

positif antara gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas (2) terdapat hubungan positif antara kecerdasan

emosional dengan akuntabilitas, (3) terdapat hubungan positif antara pengambilan keputusan rasional dengan akuntabilitas dan (4) terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan

Pada hasil pengujian hipotesis pertama

membuktikan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan positif dengan akuntabilitas. Koefsien korelasi gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas sebesar 0,774

dengan persamaan regresi Ŷ = 18,849 + 0,893X1.

Dari hubungan persamaan regresi tersebut berarti dapat diketahui makin tinggi gaya kepemimpinan, maka akan semakin tinggi pula akuntabilitas. Peningkatan satu skor pada gaya kepemimpinan menyebabkan

peningkatan akuntabilitas sebesar 0,893 pada konstanta sebesar 18,849. Organisasi yang memiliki pemimpin

dengan gaya kepemimpinan yang baik akan mendukung terjadinya peningkatan akuntabilitas.

Dalam dokumen KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (Halaman 57-76)

Dokumen terkait