• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN PERTEMUAN 6

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

(3)

BAB IV. HASIL PENELITIAN &

PEMBAHASAN

(4)

A. HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian dapat disajikan secara terlebih dahulu dengan menggunakan Statistik Deksriptif.

STATISTIK DESKRIPTIF

Adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau mebmeri gambaran tentang obyek yang diteliti melalui data sampel aau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum.

(5)

PENYAJIAN DATA DENGAN TABEL

(6)

PENYAJIAN DATA DENGAN TABEL

(7)

PENYAJIAN DATA DENGAN TABEL

(8)

PENYAJIAN DATA DENGAN TABEL

Pedoman Membuat Tabel Distribusi Frekuensi: 1.Rumus Sturges

K = 1 + 3,3 Log n Dengan :

K = Jumlah kelas interval n = Jumlah data observasi Log = logaritma

Contoh : Jumlah data 150

(9)

2. Menghitung Rentang Data Data terbesar – data terkecil

Misal data terbesar = 93 dan data terkecil = 13 Jadi = 93 – 13 = 80 + 1

3. Menghitung Panjang Kelas = Rentang dibagi jumlah kelas Maka 81 : 9 = 9

(10)

PENYAJIAN DATA DENGAN GRAFIK

(11)

PENYAJIAN DATA DENGAN GRAFIK

(12)

PENYAJIAN DATA DENGAN GRAFIK

(13)

PENYAJIAN DATA DENGAN GRAFIK

(14)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

• Dinamakan ukuran pemusatan karena nilai-nilai (kuantitatif) tersebut memiliki kecenderungan memusat.

• Bila suatu kumpulan data (nilai) diurutkan mulai dari yang paling kecil sampai paling besar maka ukuran-ukuran (dari data tersebut) nilainya cenderung ada di pusat atau tengah (data tersebut).

(15)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

1. MEAN

Rata-rata hitung atau arithmetic mean atau sering disebut dengan istilah mean saja merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menggambarkan ukuran tendensi sentral. Mean dihitung dengan menjumlahkan semua nilai data

pengamatan kemudian dibagi dengan banyaknya data. Definisi tersebut dapat di nyatakan dengan persamaan berikut:

• Sampel:

(16)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Keterangan:

∑ = lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan

n = banyaknya sampel data

N = banyaknya data populasi

\bar x = nilai rata-rata sampel

μ = nilai rata-rata populasi

(17)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Rata-rata hitung (Mean) untuk data tunggal Contoh 1:

Hitunglah nilai rata-rata dari nilai ujian matematika kelas 3 SMU berikut ini: 2; 4; 5; 6; 6; 7; 7; 7; 8; 9

Jawab:

(18)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Keterangan:

∑ = lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan

fi = frekuensi data ke-i

n = banyaknya sampel data

(19)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Contoh 2:

Berapa rata-rata hitung pada tabel frekuensi berikut:

xi fi

70 5

69 6

45 3

80 1

56 1

(20)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Jawab:

i fi fixi

70 5 350

69 6 414

45 3 135

80 1 80

56 1 56

Jumla

(21)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Mean dari data distribusi Frekuensi atau dari gabungan: Distribusi Frekuensi:

Rata-rata hitung dari data yang sudah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dapat ditentukan dengan menggunakan formula yang sama dengan formula untuk menghitung nilai rata-rata dari data yang sudah dikelompokkan, yaitu:

Keterangan:

∑ = lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan fi = frekuensi data ke-i

(22)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Contoh 3:

Tabel berikut ini adalah nilai ujian statistik 80 mahasiswa yang sudah disusun dalam tabel frekuensi. Berbeda dengan contoh 2, pada contoh ke-3 ini, tabel distribusi

frekuensi dibuat dari data yang sudah dikelompokkan berdasarkan selang/kelas tertentu (banyak kelas = 7 dan panjang kelas = 10).

K elas ke- Nilai Ujian fi 1 31 – 40 2

2 41 – 50 3

3 51 – 60 5

4 61 – 70 13

5 71 – 80 24

6 81 – 90 21

7 91 – 100 12

(23)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Buat daftar tabel berikut, tentukan nilai pewakilnya (xi) dan hitung fixi. Kelas ke- Nilai Ujian fi xi fixi

1 31 – 40 2 35.5 71.0

2 41 – 50 3 45.5 136.5

3 51 – 60 5 55.5 277.5

4 61 – 70 13 65.5 851.5

5 71 – 80 24 75.5 1812.0

6 81 – 90 21 85.5 1795.5

7 91 – 100 12 95.5 1146.0

(24)
(25)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

MEDIAN (NILAI TENGAH SETELAH DIURUTKAN)

•Median atau nilai tengah adalah salah satu ukuran pemusatan data, yaitu, jika segugus data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau yang terbesar sampai yang terkecil, nilai pengamatan yang tepat di tengah-tengah bila jumlah datanya ganjil, atau rata-rata kedua pengamatan yang di tengah bila banyaknya pengamatan genap

•Untuk data ganjil

8, 7, 9. Pertama data diurutkan menjadi 7, 8, 9. Sehingga dengan mudah diketahui median adalah 8.

•Untuk data genap

Untuk data 2, 8, 3, 4, 1, 8. Pertama data diurutkan menjadi 1, 2, 3, 4, 8, 8. Karena jumlah data pengamatan genap, yaitu 6, maka median terletak pada rata-rata dua nilai pengamatan yang di tengah yaitu data ketiga dan data keempat, maka

(26)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Modus (Nilai yang paling sering muncul)

•adalah nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak. Modus tidak harus

tunggal,artinya nilainya bisa lebih dari satu. Adapun cara mencari modus untuk data

(27)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

dengan

b = batas bawah kelas modus yaitu kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang interval kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelum kelas modus

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudah kelas modus

(28)

PENGUKURAN GEJALA TERPUSAT

(CENTRAL TENDENCY)

Maka diperoleh :

a. kelas modus = kelas ke-4 b. b = 59,5

(29)
(30)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Bagian ini akan menguraikan empat macam data yang akan

dianalisis guna mendapatkan gambaran mengenai variabel terikat akuntabilitas (Y) dan hubungannya secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

(simultan) dengan variabel bebas yang terdiri dari gaya kepemimpinan (X1),

kecerdasan emosional (X2), dan pengambilan keputusan rasional (X3).

Data penelitian dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian. Gambaran umum mengenai penyebaran data atau disribusi data dihitung dengan menggunakan ukuran terpusat atau

tendency central dan ukuran penyebaran. Data penelitian disajikan dalam bentuk statistika deskriptif yang meliputi: nilai rata-rata (Mean), modus (Mode

= Mo), Median (Me), simpangan baku (standar deviasi), varians dan distribusi

(31)

1. Skor Akuntabilitas (Y)

Data mengenai variabel akuntabilitas yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di

wilayah Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ), dapat dideskripsikan sebagai berikut : rentang teoretik 33 – 165 dan Skor empirik terendah 120 dan tertinggi 165. Dengan demikian diperoleh rentang skor 45. Perhitungan statistik deskriptif diperoleh skor rata-rata (M) sebesar 144,48, simpangan baku (SD) sebesar 10,992, modus (Mo) = 149, dan median (Me) = 147. Pada tabel 4.1 terlihat bahwa skor simpangan baku sebesar

10,992 yang menunjukkan tingkat penyimpangan skor akuntabilitas dari nilai rata-rata. Data tersebut dapat dilihat dalam bentuk distribusi pada tabel 4.1 berikut ini :

(32)

Tabel 4-1 Distribusi Frekuensi Skor Akuntabilitas Interval Kelas Frekuensi

Absolut Relatif (%) Kumulatif (%)

120 – 125 2 2.99 2.99

126 – 131 9 13.43 16.42 132 – 137 7 10.45 26.87 138 – 143 12 17.91 44.78 144 – 149 16 23.88 68.66 150 – 155 10 14.93 83.58 156 – 161 6 8.96 92.54 162 - 165 5 7.46 100.00

(33)

Dilihat dari tabel distribusi frekuensi skor

akuntabilitas diketahui bahwa skor akuntabilitas

kebanyakan menyebar pada interval kelas ke lima

yaitu interval 144-149 sebanyak 16 kepala sekolah

berdasarkan hasil penilaian responden atau

mencapai frekuensi relatif sebesar 23,88% .

(34)
(35)

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk memperoleh gambaran mengenai

hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian

in i maka perlu dilakukan pengujian hipotesis

penelitian dengan teknik analisis korelasi dan

regresi. Persyaratan yang dibutuhkan untuk

penggunaan analisis tersebut adalah : (1) sampel

diambil secara random dan ukuran sampel

terpenuhi, (2) Y independent dan berdistribusi

(36)

Dari persyaratan tersebut, persyaratan pertama telah terpenuhi, sebab

sampel diambil secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan ukuran sampel sebesar 67 orang. Untuk memenuhi persyaratan ke 2 yaitu Y independen dan berdistribusi normal, dan persyaratan ke 3 bahwa

varians kelompok data homogen, maka perlu dilakukan Pengujian

Persyaratan Analisis yang meliputi Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Apabila pengujian ini tidak dilakukan atau hasil pengujian menunjukkan bahwa data penelitian tidak normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik (korelasi product moment, korelasi ganda dan korelasi

parsial). Sementara uji homogentitas dilakukan untuk mengetahui galat dari masing-masing variabel bebas memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji linieritas akan dilakukan pada tahapan analisis pengujian

(37)

Sebelum melakukan uji normalitas maka perlu dilakukan perhitungan persamaan garis regresi sebagai berikut:

1. Melakukan Perhitungan Persamaan Regresi .

Sebelum melakukan analisis uji normalitas, maka dilakukan perhitungan persamaan regresi.

a. Diperoleh persamaan regresi Y atas X1, dengan persamaan = a + bx1 dengan harga a = 18,849 dan harga b = 0,893 sehingga regresi = 18,849 + 0,893 X1.

b. Diperoleh persamaan regresi Y atas X2, dengan persamaan = a + bx2 dengan harga a = 39,086 dan harga b = 0,790 sehingga regresi = 39,086 + 0,790 X2.

c. Diperoleh persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan = a + bx3 dengan harga a = 31,603 dan harga b = 0,866 sehingga regresi = 31,603 + 0,866 X3

(38)

Pengujian Normalitas Galat Taksiran

Data yang diperlukan untuk analisis korelasi

harus berdistribusi normal. Oleh sebab itu,

pengujian persyaratan normalitas perlu dilakukan.

Pengujian normalitas untuk setiap variabel

penelitian dilakukan dengan menggunakan uji

Lilliefors.

Hasil perhitungan L

hitung

dikonsultasikan

dengan L

tabel

pada taraf signifkansi α = 0,05. Data

penelitian dikatakan berdistribusi normal apabila

harga L

hitung

< L

tabel

. Perhitungan normalitas data

penelitian tersebut dilakukan untuk Y atas X

1

, dan Y

(39)

Langkah untuk melakukan analisis uji normalitas adalah sebagai berikut: (1) mencari bentuk regresi Y atas X1, Y

atas X2, Y atas X3, dan Y atas X1,X2,X3 kemudian mencari

galat taksiran (Y-Ŷ), (2) mencari Lhitung (maksimum)

kemudian mengujinya dengan Ltabel.

Hasil pengujian tersebut disajikan sebagai berikut :

Sudjana, Metoda Statistika (Bandung:Tarsito, 2002), p. 467.

Keputusan :

(40)

b. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X2

Hasil perhitungan pengujian kenormalan Y atas X2 didapat Lhitung = 0,0680, dengan n = 67 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,108.

Dengan kriteria pengujian :

Ho : Lhitung < Ltabel (data normal)

Ha : Lhitung > Ltabel (data tidak normal)

Oleh karena Lhitung = 0,0680 < Ltabel = 0,108, maka : Kesimpulan :

Ho diterima karena sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. , Keputusan :

(41)

a. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X1

Hasil perhitungan pengujian kenormalan Y atas X1 didapat Lhitung = 0,0437, dengan n = 67 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,108. Dengan kriteria pengujian :

Ho : Lhitung < Ltabel (data normal)

Ha : Lhitung > Ltabel (data tidak normal)

Oleh karena Lhitung = 0,0437 < Ltabel = 0,108, maka : Kesimpulan :

(42)

c. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X3

Hasil perhitungan pengujian kenormalan Y atas X3 didapat Lhitung = 0,0760, dengan n = 67 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,108. Oleh karena Lhitung = 0,0760 < Ltabel = 0,108 :

Dengan kriteria pengujian :

Ho : Lhitung < Ltabel (data normal)

Ha : Lhitung > Ltabel (data tidak normal)

Oleh karena Lhitung = 0,0760 < Ltabel = 0,108, maka : Kesimpulan :

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Keputusan :

(43)

d. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X1, X2, X3

Hasil perhitungan pengujian kenormalan Y atas X1,X2,X3 didapat Lhitung = 0,0741, dengan n = 67 dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,108. Oleh karena Lhitung = 0,0741 < Ltabel = 0,108 :

Dengan kriteria pengujian :

Ho : Lhitung < Ltabel (data normal)

Ha : Lhitung > Ltabel (data tidak normal)

Oleh karena Lhitung = 0,0741 < Ltabel = 0,108, maka : Kesimpulan :

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Keputusan :

(44)

Dengan demikian secara keseluruhan dapat dilihat

pada rangkuman hasil perhitungan uji normalitas

galat pada Tabel 4-5.

Tabel 4-5. Rangkuman Uji Normalitas Galat

(45)

Galat Taksiran

Regresi n Lhitung

Ltabel

Keputusan α =0,05 α =0,01

Y atas X1 67 0,0437 0,108 0,126 Normal

Y atas X2 67 0,0680 0,108 0,126 Normal

Y atas X3 67 0,0760 0,108 0,126 Normal

(46)

B.

Analisis Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan analisis pengujian

persyaratan dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa data sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan memiliki varians-varians

residu yang homogen, maka analisis pengujian

hipotesis dapat dilakukan.

(47)

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga

akan dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis regresi dan korelasi sederhana, sedangkan

untuk menguji hipotesis ke empat dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis regresi dan teknik

(48)

1. Analisis Pengujian Linieritas Regresi dan keberartian (Signifikansi)

a. Gaya kepemimpinan (X1) dengan Akuntabilitas (Y)

Dari hasil analisis regresi sederhana untuk variabel Gaya kepemimpinan (X1) dengan variabel Akuntabilitas (Y) didapat koefisien arah regresi b = 0,893 dan konstanta a = 18,849.

Dengan demikian bentuk hubungan kedua variabel tersebut dapat

digambarkan dengan persamaan Ŷ = 18,849 + 0,893X1. Sebelum hasil perhitungan tersebut digunakan untuk prediksi, persamaan regresi harus memenuhi syarat keberartian dan kelinearan. Untuk mengetahui

(49)

Tabel 4-6 Analisis Varian untuk Uji Signifikansi dan Kelinearan Persamaan Regresi Ŷ = 18,849 + 0,893X1

Sumber Variansdb JK RJK Fh F table 0,05 0,01

Total 67 1406518 Reg a 1 1398543,284

Reg (b/a) 1 4778.450 4778.430 97.175** 3,99 7,04

Sisa 65 3196,287 49,174

Tuna Cocok 31 1874.120 56.792 1,460ns 1,80 2,30 Tuna Galat 34 1322,2 38.9

Keterangan:

(50)

Keterangan:

dk = derajat kebebasan JK = Jumlah kuadrat

RJK = Rata – rata jumlah kuadrat ** = Regresi Signifikan

(51)

Keberartian Y atas X1 seperti pada tabel 4-7 di atas, diperoleh harga

Fhitung sebesar 97,175 sedangkan Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 65 pada taraf signifikan α = 0,01 sebesar 7,04.

Karena harga Fhitung > Ftabel atau Fh= 97,175 > Ft = 7,04, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi Y atas X1 signifikan. Untuk uji linieritas persamaan regresi, diperoleh harga Fhitung = 1,460 lebih kecil dari harga Ftabel sebesar 1,80 atau (Fh < Ft) pada taraf

(52)

Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas pada

(53)

d. Gaya kepemimpinan (X1), Kecerdasan

Emosional (X2) dan Pengambilan Keputusan

Rasional (X3) dengan Akuntabilitas (Y)

Hasil perhitungan analisis regresi ganda untuk

ketiga variabel gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan

emosional (X2), dan pengambilan keputusan rasional

(X3) dengan akuntabilitas (Y) diperoleh arah regresi

b = 0,280 untuk gaya kepemimpinan (X1), dan 0,212

untuk kecerdasan emosional (X2) serta 0,523 untuk

pengambilan keputusan rasional (X3) pada konstanta

(54)

B. PEMBAHASAN

Dengan demikian hubungan mereka dapat dibuat dalam persamaan regresi Ŷ = 8,716 + 0,280X1 + 0,212X2 + 0,523X3.

Untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi diuji dengan menggunakan uji F . Dari hasil perhitungan Fhitung = 58,254 dan

(55)

Analisis Variansi Regresi Linear Ganda

Dengan Persamaan Ŷ = 8,716 + 0,280X1 + 0,212X2 + 0,523X3

Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung

Ftabel

α =0,05 α =0,01 Total 67 7974,716

Koefisien (a) 2 1398543

Regresi [ b I a ] 2 5.708,520 2.854,260 79,348 ** 3,99 7,04

Sisa 63 2.266,196 35,971

Keterangan:

dk = derajat kebebasan

JK = Jumlah kuadrat

RJK = Rata – rata jumlah kuadrat

(56)

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

harga F

hitung

yang diperoleh sebesar 79,348,

sedangkan F

tabel

dengan dk pembilang 2 dan db

penyebut 63 pada taraf signifkansi α = 0,05

sebesar 3,14.

Dari hasil perhitungan ternyata F

hitung

= 79.348 >

F

tabel

= 3,14. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa persamaan regresi Ŷ = 8,716 + 0,280X

1

+

(57)

2. Analisis Perhitungan Korelasi dan Keberartian (Signifkansi)

Dilakukan untuk menguji ada tidaknya

hubungan antar variabel penelitian dalam

sampel yang akan diambil dari populasi

penelitian. Analisis terhadap hubungan

antar variabel menggunakan teknik analisis

korelasi sederhana (untuk menjawab

hipotesis pertama, kedua dan ketiga) dan

teknik analisis korelasi ganda (untuk

(58)

Hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan koefsien korelasi (rxy)menunjukkan kuat lemahnya

hubungan (Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap Koefisen Korelasi )

Setelah dihitung koefsien korelasi, maka dilakukan perhitungan koefsien determinasi (rxy)2 yang

(59)

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifkansi (keberartian) dengan menggunakan uji t (korelasi

sederhana; untuk menjawab hipotesis pertama, kedua dan ketiga) dan uji F (korelasi ganda; untuk menjawab hipotesis ke empat). Hasil perhitungan dari uji

signifkansi adalah untuk menentukan koefsien korelasi itu memiliki keberartian (signifkan) atau

tidak. Bila hasilnya signifkan (thitung > ttabel) maka artinya data sampel dapat digeneralisasikan ke data popukasi ; dan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifkan antara variabel-variabel tersebut.

Berikut akan diuraikan hasil perhitungan analisa

(60)

a. Gaya kepemimpinan (X1) dengan Akuntabilitas (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat hubungan yang positif antara variabel gaya kepemimpinan dengan

akuntabilitas kepala sekolah SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ” ditunjukkan melalui hasil analisis korelasi sebagai berikut:

Kekuatan hubungan gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas

ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment sebesar ry1 =

0,774. Temuan ini memberikan kesimpulan bahwa : hubungan antara gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas tergolong kuat, dengan

(61)

Dengan melakukan perhitungan koerfisien determinasi diperoleh (ry1)2 = 0,599, yang menyimpulkan bahwa kontribusi gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas sebesar 59,9% (variasi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan sebesar 59,9% atau

meningkat dan menurunnya akuntabilitas kepala sekolah dapat dijelaskan sebesar 59,9% oleh variabel gaya kepemimpinan pada

(62)

Uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh harga thitung = 9,860. Harga ttabel dengan dk = 65 dan taraf signifikan α = 0,05

diperoleh nilai sebesar 1,67. Karena thitung = 9,860 > ttabel = 1,67 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Mengingat bahwa uji keberartian regresi ini dapat membuktikan bahwa persamaan regresi linier adalah berarti (signifikan), maka dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan memprediksi akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ. Jadi regresi Y atas X1 tersebut secara berarti dapat digunakan untuk meprediksi rata-rata akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ (Y) apabila rata-rata gaya

(63)

Uji Signifikansi koefisien antara variabel gaya kepemimpinan dan akuntabilitas kepala SMA swasta di wilayah MPK-KAJ dapat

dipaparkan dengan tabel berikut: Tabel 4-10

Uji Signifikansi Koefisien Antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Akuntabilitas Kepala SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ

n dk ry1 ry12 thitung

ttabel

α = 0,05

(64)

Keterangan :

n = banyak sampel dk = derajat kebebasan

(ry1) = koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1 )2 = koefisien korelasi antara X1 dengan Y

(65)

d. Gaya kepemimpinan (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Pengambilan Keputusan Rasional (X3) dengan Akuntabilitas (Y)

(66)

Kekuatan hubungan antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama dengan

(67)

Dengan melakukan perhitungan koefisien determinasi diperoleh (R) = 0,716, yang menyimpulkan bahwa kontribusi gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional dengan

akuntabilitas sebesar 71,6% (variasi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan

pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama sebesar 71,6% atau meningkat dan menurunnya akuntabilitas kepala sekolah dapat dijelaskan sebesar 71,6% oleh variabel gaya kepemimpinan,

kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional pada

(68)

Uji keberartian koefisien korelasi dengan uji Fdiperoleh harga Fhitung = 52,899. Dari daftar tabel Distribusi F diperoleh harga Ftabel =

F(0,05) (3 ; 63) = 2,76 sehingga Fhitung > Ftabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara X1, X2, X3 secara

bersama-sama dengan Y signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama memprediksi akuntabilitas kepala SMA Swasta di wilayah MPK-KAJ. Jadi regresi Y atas X1,X2, X3 secara bersama-sama secara berarti dapat digunakan untuk meprediksi rata-rata akuntabilitas kepala SMA Swasta di lingkungan MPK-KAJ (Y) apabila rata-rata gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional(X2) dan pengambilan keputusan rasional (X3) sudah diketahui. Dapat

(69)

Uji Signifikansi koefisien antara gaya kepemimpinan, kecerdasan

(70)

Tabel 4-13

Uji Signifikansi Koefisien Antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Kecerdasan Emosional (X2) Pengambilan Keputusan Rasional (X3) dengan Akuntabilitas Kepala SMA Swasta di Wilayah MPK-KAJ

(71)

Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung

Ftabel

α -0,05 α -0,01

Total

67 7974,716

Koefsien (a) 2 1398543

Regresi [ b I a ] 2 5.708,520 2.854,260 79,348 ** 3,99 7,04

Sisa

63 2.266,196 35,971

(72)

B. PEMBAHASAN

Keterangan:

dk = derajat kebebasan JK = Jumlah kuadrat

RJK = Rata – rata jumlah kuadrat

(73)

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa keempat hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini teruji kebenarannya. Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan

positif antara gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas (2) terdapat hubungan positif antara kecerdasan

emosional dengan akuntabilitas, (3) terdapat hubungan positif antara pengambilan keputusan rasional dengan akuntabilitas dan (4) terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan

(74)
(75)

Pada hasil pengujian hipotesis pertama

membuktikan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan positif dengan akuntabilitas. Koefsien korelasi gaya kepemimpinan dengan akuntabilitas sebesar 0,774

dengan persamaan regresi Ŷ = 18,849 + 0,893X1.

Dari hubungan persamaan regresi tersebut berarti dapat diketahui makin tinggi gaya kepemimpinan, maka akan semakin tinggi pula akuntabilitas. Peningkatan satu skor pada gaya kepemimpinan menyebabkan

peningkatan akuntabilitas sebesar 0,893 pada konstanta sebesar 18,849. Organisasi yang memiliki pemimpin

(76)

Koefsien determinasi antara gaya

kepemimpinan dengan akuntabilitas adalah 0,599.

Nilai ini berarti bahwa sekitar 59,9 % variasi yang

terjadi pada akuntabilitas dapat

dijelasakan oleh gaya kepemimpinan. Dengan demikian, gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan

akuntabilitas.

Pada pengujian hipotesis yang kedua ternyata dari hasil penelitian kecerdasan emosional juga terbukti mempunyai hubungan positif

dengan akuntabilitas. Koefisien korelasi kecerdasan emosional dengan akuntabilitas adalah sebesar 0,707 dengan persamaan regresi Y' =

(77)

Dari hubungan persamaan regresi tersebut berarti makin tinggi kecerdasan emosional, maka akan semakin tinggi pula akuntabilitas. Peningkatan satu skor pada kecerdasan emosional menyebabkan

peningkatan 0,790 sekor akuntabilitas pada konstanta 39,086. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan kecerdasan emosional yang tinggi berarti akuntabilitas juga tinggi.

Koefisien determinasi kecerdasan emosional dengan akuntabilitas adalah 0,499, yang berarti bahwa sekitar 49,9% variasi yang terjadi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh kecerdasan emosional. Dengan demikian, kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang

(78)

Selain gaya kepemimpinan dan kecerdasan emosional pada pengujian hipotesis ketiga ternyata dari hasil penelitian pengambilan keputusan rasional juga terbukti mempunyai hubungan positif dengan

akuntabilitas. Koefisien korelasi pengambilan keputusan rasional

dengan akuntabilitas adalah sebesar 0,827 dengan persamaan regresi Y' = 31,603 + 0,866X3

Dari hubungan persamaan regresi tersebut berarti makin tinggi pengambilan keputusan rasional, maka akan semakin tinggi pula akuntabilitas. Peningkatan satu sekor pada pengambilan keputusan rasional menyebabkan peningkatan 0,866 sekor akuntabilitas pada konstanta 31,603. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan

(79)

Koefisien determinasi pengambilan keputusan rasional dengan

akuntabilitas adalah 0,685, yang berarti bahwa sekitar 68,5% variasi yang terjadi pada akuntabilitas dapat dijelaskan oleh pengambilan

keputusan rasional. Dengan demikian, pengambilan keputusan rasional merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk

(80)

Selanjutnya pada hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan

rasional secara bersama-sama dengan akuntabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien signifikansi/kebermaknaan, dimana nilai Fhitung

(81)

Koefsien determinasi r

2

yang diperoleh adalah

r

2y123

= (0,939)

2

= 0,969 yang menunjukkan

bahwa 96,9 % variasi yang terjadi pada

akuntabilitas ditentukan oleh gaya kepemimpinan,

kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan

rasional yang secara bersama-sama melalui

persamaan regresi Ŷ = 8,716 + 0,280X

1

+ 0,212X

2
(82)

Dari hasil penelitian diperoleh temuan yang memberikan informasi bahwa, akuntabilitas harus didukung oleh gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional.

Dengan gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan rasional yang baik, maka akan membentuk pula akuntabilitas. Untuk dapat

membentuk akuntabilitas yang baik, maka dibutuhkan penciptaan gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan rasional. Sebaliknya

akuntabilitas akan menurun apabila tidak didukung oleh gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan

(83)
(84)

Dari koefisien determinasi sebesar 0,939 pada hasil pengujian hipotesis ini menunjukan bahwa faktor gaya kepemimpinan,

kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan secara bersama-sama dapat memberikan kontribusi yang tinggi terhadap akuntabilitas dengan presentase 93,9 %., sedangkan sisanya 6,1% belum dapat

dijelaskan, dalam arti berasal dari variabel lain yang tidak turut diungkapkan dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian dan persamaan regresi seperti diuraikan di muka, ternyata semua variabel bebas yang diteliti mendukung kerangka

(85)

Gambar

Tabel Data ordinal
Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel berikut ini adalah nilai ujian statistik 80 mahasiswa yang sudah disusun dalam
Gambar 4-1 Grafik  Histogram Frekuensi Akuntabilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

b) Pengawasan terhadap perilaku anak dalam kehidupan sehari hari di rumah anak tersebut dilakukan oleh jaksa; sedangkan pemberian bimbingan dilakukan oleh

disertai dengan kesimpulan dan usulan-usulan penyelesaian sengketanya. Usulan ini sifatnya tidak mengikat. Oleh karena itu, diterima tidaknya usulan tersebut bergantung

Selanjutnya, berdasarkan deskripsi data hasil post test kemampuan mengapresiasi cerpen terhadap 4 kelompok sel penelitian, yaitu: (1) kelompok eksperimen dengan minat

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel

terkait biaya yang dikeluarkan untuk pengumpulan informasi kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan manajer yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun sudah memiliki pengalaman

Dari penelahaan tersebut dapat disimpulkan: (1) kebijakan rekapitalisasi telah membantu bank sehingga dapat beroperasi secara normal; (2) fungsi intermediasi perbankan

Penanganan pakan dan limbah ternak oleh perusahaan yang dibentuk dan dikelola oleh tenaga professional akan meningkatkan kapasitas peternak dalam memelihara sapi

Namun demikian, perlu diingat bahwa tanpa stardec, dari batas waktu pengomposan selama 8 minggu pada penelitian ini, umumnya kompos memerlukan waktu dekomposisi yang lebih