• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

F. Sistematika Penelitian

2. Menopause

a. Pengertian Menopause

Menurut Lestary (2010), secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa mensturasi, bukan istirahat.

Pengertian inilah yang mungkin akan mengundang perdebatan di antara para ahli, sebab realitas yang terjadi ketika wanita mengalami menopause masih ada yang haid, masih mengalami kenikmatan seksual dan organ-organ tubuh semakin kuat.

Meski menopause mengandung arti akhir masa mensturasi, tapi secara umum menopause mempunyai makna transisi atau peralihan, dari tahun sebelum mensturasi terakhir sampai setahun sesudahnya (Lestary, 2010).

b. Proses Terjadinya Menopause

Menurut Lestary (2010), menopause terjadi dikarenakan keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak teratur bahkan tiba-tiba lenyap sama sekali.

Pada kondisi menopause produksi hormon estrogen menjadi berkurang. Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah akibat perubahan hormon estrogen (Lestary, 2010).

Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen (Lestary, 2010).

Walau pun reproduksi tidak menjadi tujuan utama, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran penting untuk dapat -

17

meningkatkan kesehatan. Estrogen dan androgen penting untuk mempertahankan tulang agar kuat, sehat, dan jaringan vagina saluran kencing yang lentur serta untuk kesehatan kulit (Lestary, 2010). 3. Perubahan Fisik Saat Menopause

a. Perubahan Organ Reproduksi pada Masa Menopause menurut Proverawati (2010), organ reproduksi yang mengalami perubahan, yaitu :

1) Rahim

Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.

2) Saluran telur

Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang. 3) Serviks (leher rahim)

Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.

4) Vagina

Vagina mengalami penipisan yang menyebabkan berkurangnya vaskularisasi dan elastisitas pada vagina. Vagina juga mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan.

5) Dasar Pinggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal. 6) Perinium dan Anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

7) Kandung Kencing

Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.

8) Kelenjar Payudara

Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan perenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.

19

b. Gejala atau Sindrom Menopause

Menurut Lestary (2002), gejala atau sindrom menopause antara lain : 1) Perdarahan

Perdarahan sering terjadi pada wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun. Peradarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat pembuluh darah tersebut mengalami kerusakan.

Kerusakan ini terjadi karena benturan fisik atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat, yang akan keluar melalui vagina. Namun perdarahan ini bukan merupakan mensturasi, yang datang tiap bulan melainkan datang secara tidak teratur. Perdarahan normal ini merupakan gejala peralihan

Perdarahan abnormal disebabkan beberapa faktor dan belum tentu kanker. Bisa karena infeksi vagina dan polip kandungan. Sekitar 10% sampai 15% perdarahan yang terjadi di masa menopause disebabkan kanker endometrium.

2) Rasa Panas (Hot Flush)

Hot Flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (leher dan dada). Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitiv atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Gejolak ini sering terjadi pada malam hari sehinnga menyebabkan sulit tidur. Pada cuaca dingin hal ini lebih jarang terjadi dibandingkan musim panas.

3) Insomnia (Susah Tidur)

Pada wanita menopause, kadar serotonin menurun sebagai akibat jumlah estrogen menurun. Serotonin berperan mempengaruhi suasana hati, sehingga jika jumlah serotonin dalam tubuh menurun maka wanita akan mudah depresi dan sulit tidur.

Untuk meningkatkan serotonin, harus mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat, pasti banyak juga mengandung protein, terutama asam amonu triptofan, yang meningkatkan serotonin otak. Makanan tinggi karbohidrat juga dapat menimbulkan panas, sebagai hasil dari proses pencernaan dan metabolisme. Panas tersebut dapat membuat orang mengantuk. 4) Kerutan Pada Vagina

Gejala pada vagina yang muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina berupa vagina menjadi kering dan kurang elastis. Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen.

Selain rasa sakit saat berhubungan intim, gejala yang biasa muncul adalah gatal-gatal pada vagina. Hal ini terjadi karena lapisan pada dinding vagina berkurang dan elastisitas vagina menurun. Untuk menanggulangi masalah ini wanita bisa menggunakan pelumas vagina.

21

4. Gangguan Kesehatan Saat Menopause

Ada beberapa penyakit yang timbul seiring dengan berjalannya masa menopause, yakni :

a. Kulit dan Rambut

Pada masa menopause hormon estrogen menurun dan lemak menghilang. Sehingga menyebabkan kulit keriput dan terlihat kendor. Begitu jaga dengan rambut, rambut akan mengalami kerontokan (Lestary, 2010).

b. Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolis yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk mengalami fraktur atau patah pulang. Osteoporosis banyak menyerang para lansia. Kejadian osteoporosis ada hubungannya dengan jenis kelamin, karena ada hubungannya pula dengan estrogen. Sehingga wanita menopause lebih rentan terkena osteoporosis. Maka dari itu wanita menopause harus lebih mengkonsumsi kalsium

(Lestary, 2010). c. Sakit Kepala

Sakit kepala disebabkan karena syaraf pada pembuluh darah yang menuju ke otak dan kepala melar atau mengkerut. Perubahan bulanan dalam penimbunan air adalah penyebab sakit kepala dan pandangan kabur.

Pada waktu menopause saat melewati beberapa masa haid, ada banyak ciri yang dialami ketika menyelesaikan siklus haid. Bayak wanita yang memproduksi penambahan aldosteron sebelum waktu dimana biasanya mengalami haid. Hal itu yang menyebabkan -penyimpanan cairan tubuh. Saat cairan yang berlebihan masuk tertahan di otak akan menyebabkan sakit kepala (Lestary, 2010).

d. Bengkak

Dalton seorang ahli dalam bidang siklus wanita mengatakan bahwa wanita menopause rentan mengalami bengkak, hal ini disebabkan karena tubuh menghasilkan progesterone yang bertindak sebagai lawan estrogen juga menghasilkan terlalu banyak aldosteron atau tidak cukup penawarnya, sehingga menyebabkan adanya pengaturan kimia tubuh yang tidak seimbang (Lestary, 2010).

Shively seorang ahli yang terkenal di bidang cairan tubuh menganjurkan untuk mengurangi konsumsi garam, karena garam akan menyebabkan tumpukan cairan di dalam jaringan-jaringan

(Lestary, 2010). e. Sembelit

Seluruh proses metabolisme mulai menurun dengan bertambahnya usia. Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar estrogen yang baru. Hal ini yang sering menimbulkan sembelit. Selain itu, sembelit juga dipengaruhi oleh penambahan kalsium untuk kepentingan

23

mengurangi risiko osteoporosis dan pada makan yang munim serat, yaitu kurang buah-buahan dan sayur-sayuran (Lestary, 2010).

5. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause

Menurut Lestary (2010), faktor utama yang mempengaruhi menopause yaitu:

a. Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu, seperti mengalami ketakutan (Bryne, 2010).

Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.

Ada beberapa gejala kecemasan diantaranya adalah suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku gelisah, reaksi biologis, ketakutan, ketegangan dan kekhawatiran (Davidson, 1990).

Ada empat cara untuk mengetahui ada tidaknya kecemasan yaitu secara kognitif, motorik, somatik dan afeksi (Sue, 1984).

1) Secara kognitif, kecemasan dimanifestasikan dalam pikiran individu. Gejala yang tampak dalam diri individu menjadi cemas, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur.

2) Secara motorik, kecemasan dimanifestasikan ke dalam perilaku motorik seperti gerakan tidak beraturan , gerakan yang tidak terarah, yang bermula pada gemetaran secara halus kemudian meningkat intesitasnya.

3) Secara somatik, kecemasan dimanifestasikan ke dalam reaksi fisik dan biologis. Perubahan somatik dapat dilihat dari pernafasan tidak teratur, dahi berkerut, muka pucat, berdebar – debar, tangan dan kaki dingin, mulut kering, sesak nafas dan gangguan pencernaan.

4) Secara afeksi, kecemasan dimanifestasikan pada perasaan emosi seperti bahaya yang mengancam dan menimpa sehingga menyebabkan perasaan tidak nyaman.

b. Stress

Menurut Lestary (2010), stress juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan wanita pada masa menopause.

Berikut hal – hal yang berhubungan dengan stress : 1) Tanda dan Gejala Stress

Proses terjadinya stress merupakan hal yang kompleks. Informasi dari lingkungan diproses melalui 2 mekanisme dasar yaitu mekanisme subkonsius (merupakan refleksi fisik dan emosional) dan mekaisme konsius (berupa persepsi, evaluasi, dan pembuatan keputusan).

2) Sumber Stress

Saat tubuh dihadapkan pada sesuatu yang tidak diinginkan maka, homeostasis akan terganggu dan tubuh akan mengalami stress pada masa adaptasi terhadap kejadian tersebut.

25

3) Cara Menghadapi Stress

Cara menghadapi stress yaitu dengan pengobatan konvensional, mendiagnosis masalah-masalah yang mengganggu, konseling serta menyingkirkan gejala dengan segera.

Latihan relaksasi merupakan aspek paling penting dalam menangani stress, contoh relaksasi seperti membaca, menyanyi, mendengarkan musik atau istirahat sejenak.

6. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause

Menopause dapat mempengaruhi aktivitas seks, hal ini terjadi karena penurunan jumlah hormon estrogen yang dapat menyebabkan perubahan gairah (Lestary, 2010).

Menurunnya gairah seks sering disebabkan karena kurangnya lubrikasi hingga membuat vagina menjadi kering, kenikmatan bercinta merosot tajam hingga kesulitan orgasme. Sebaliknya, ada pula yang bertambah gairahnya. Hal ini sangat bergantung pada keadaan psikologis individu (Lestary, 2010).

Untuk menanggulanginya, dukungan suami sangat ikut berperan dalam menghadapi masalah seksual pada masa menopause (Lestary, 2010). 7. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause

a. Terapi Sulih Hormon (TSH)

Sindrom menopause biasanya disertai gejala hot flush, mengeluarkan banyak keringat, kekeringan vagina dan emosi yang tidak terkontrol. TSH atau HRT (Hormon Replacement Therapy)

-merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan sindrom menopause tersebut. Tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua (Proverawati, 2010).

TSH dapat meningkatkan kualitas hidup, sehingga memberikan kesempatan untuk dapat hidup nyaman, secara fisiologis maupun psikologis (Proverawati, 2010).

b. Olahraga

Melakukan aktivitas olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pada masa menopause (Proverawati, 2010).

Manfaat olahraga yakni menguatkan tulang, meningkatkan kebugaran, mencegah penyakit, menstabilkan berat badan dan mengurangi stress (Proverawati, 2010).

c. Mencukupi Kebutuhan Zat Gizi

Menurut Proverawati (2010), zat gizi yang dapat membantu mengurangi keluhan pada saat menopause adalah :

1) Asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D.

Asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D berfungsi untuk mengikis keluhan depresi. Sumbernya berasal dari ikan, sayuran berdaun hijau, jus jeruk dan produk susu.

27

2) Zat besi

Zat besi berfungsi untuk mengurangi keluhan mensturasi. Sumbernya berasal dari daging, kacang-kacangan, bayam, kismis dan sereal.

3) Kalsium

Kalsium befungsi untuk mengurangi keluhan hot flush dan keluhan osteoporosis. Sumbernya berasal dari susu rendah lemak, sayuran hijau, ikan kaleng dan ikan teri.

Dalam dokumen TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 65 T (Halaman 29-41)

Dokumen terkait