• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 65 T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 65 T"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 - 65 TAHUN

TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE

DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN

PANDES WEDI KLATEN

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI NIM : B09 073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 – 65 TAHUN

TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE

DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN

PANDES WEDI KLATEN

TAHUN 2012

Diajukan Oeh :

DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI NIM : B09 073

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal

Pembimbing

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 – 65 TAHUN

TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE

DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN

PANDES WEDI KLATEN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan

Pada tanggal 2012

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

(4)

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45–65 Tahun tentang Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Segenap responden wanita usia 45-65 tahun di Rw 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten, yang telah bersedia menjadi responden.

(5)

v

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam studi kasus ini.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 2012

(6)

vi

v Orang yang berfikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang dan segala sesuatu bergerak maju ke depan maka itu, jangan pernah melawan sunnah kehidupan (DR. ‘Aidh al-Qarni).

v Not impossible but I’m possible.

v Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya. v Jangan larut dalam suatu kesedihan, karena masih ada hari esok yang

menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.

v Berbuatlah, hanya dengan begitu kita dapat membuat mungkin apa yang tidak mungkin.

v Menjadilah orang yang pantas untuk disayangi, karena dengan memantaskan diri tersebut kita sedang memperbaiki diri.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

v Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan moril dan materil yang telah diberikan.

v Kakak serta adikku yang selalu memberikan inspirasi.

v Sang motivator, yang selalu memberikan support mental serta kata-kata pencerahnya, yang selalu berhasil membangkitkan jiwa pejuang dalam hidupku.

v Teman-teman serta para sahabat yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

(8)

viii

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45-65 TAHUN

TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE

DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN

PANDES WEDI KLATEN

2012

xv + 47 halaman + 13 lampiran + 2 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Setiap wanita akan mengalami menopause dalam siklus kehidupannya. Perubahan yang mencolok dalam masa menopause terlihat pada perubahan fisik dan perubahan psikis. Menopause terjadi karena proses perubahan hormonal dalam tubuh. Tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang perubahan fisik saat menopause akan menyebabkan berbagai keluhan wanita dalam menghadapi menopause. Hal ini akan mengurangi tingkat kesejahteraan hidup wanita.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause pada kategori baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan 14 Mei 2012, dengan jumlah populasi dan sampel yang sama yaitu 39 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas.

Hasil Penelitian : Diperoleh hasil bahwa wanita usia 45-65 tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang memiliki tingkat pengetahuan baik (12,8%), cukup (71,8%) dan kurang (15,4%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah cukup (76,9%). Kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi dan pengalaman yang masih relatif rendah.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO... . ...v

PERSEMBAHAN... . .vii

CURICULUM VITAE... ... viii

INTISARI...ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... . xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 5

(10)

x

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan... 8

b. Tingkat Pengetahuan ... 9

c. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan ... 10

2. Menopause ... 15

a. Pengertian Menopause ... 15

b. Perubahan Fisik Saat Menopause ... 17

c. Gangguan Kesehatan Saat Menopause ... 21

d. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause ... 23

e. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause ... 25

f. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause ... 26

B. Kerangka Teori... 28

C. Kerangka Konsep ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 31

(11)

xi

F. Variabel Penelitian ... 36

G. Definisi Operasional ... 36

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 37

I. Etika Penelitian... ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum……… 41

B. Hasil Penelitian……… ... 42

C. Pembahasan……….. ... 43

D. Keterbatasan………. ... 45

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… ... 46

B. Saran………. ... 47

(12)

xii

Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner 29

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……… 28

(14)

xiv

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden Lampiran 10. Kuesioner

Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12. Hasil Tabulasi Penelitian

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalani kehidupan, mau tidak mau kita akan sampai pada pintu gerbang yang akan menuju usia tua (Lestary, 2010). Peningkatan pelayanan kesehatan dan membaiknya keadaan ekonomi kita membawa dampak pada peningkatan harapan hidup, sehingga bertambah banyak orang yang akan mencapai lanjut usia (Proverawati, 2010).

Kesehatan mereka harus mendapat perhatian. Dalam perjalanan hidupnya, wanita yang mencapai usia 45 tahun mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen sehingga menimbulkan berbagai perubahan fisik. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan menopause. Menopause yaitu terhentinya mensturasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol (Ayu CM, 2009).

(16)

Peran tenaga kesehatan dalam menanggulangi masalah menopause khususnya perubahan fisik saat menopause adalah dengan cara memberikan KIE, guna mengantisipasi masalah yang berkaitan dengan menopause. Bila keluhan fisik maupun psikologis saat menopause tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan masalah yang besar bagi kehidupan wanita seperti, kecemasan, kurang percaya diri, stress dan titik klimaksnya bisa menyebabkan kerenggangan dalam rumah tangga. Maka pembekalan ilmu pengetahuan tentang menopause dan peran tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menanggulanginya (Kompas, 2001).

Berdasarkan data statistik yang diperoleh, jumlah wanita yang akan masuk usia menopause di Jawa Tengah pada tahun 2012 mencapai 1,5 juta jiwa (Fajar, 2012). Kemudian pada tahun 2012 di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten terdapat jumlah penduduk sebanyak 343 jiwa (100 %). Diantaranya penduduk pria 163 jiwa (47,52 %) dan penduduk wanita 180 jiwa (52,48 %). Penduduk wanita dewasa diklasifikasikan lagi menjadi dua, yakni : wanita belum menopause sebanyak 86 jiwa (68,30 %) serta wanita sudah menopause 39 jiwa (31,70 %).

(17)

3

Sedangkan responden yang pengetahuannya tentang perubahan fisik saat menopause kurang adalah 7 orang (70%).

Maka penulis bermaksud melakukan penelitian guna mengetahui pengetahuan wanita tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45-65 Tahun tentang Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada tahun 2012 ?”

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada kategori baik.

(18)

c. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada kategori kurang.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam lingkungan kesehatan wanita, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan wanita, khususnya perubahan fisik pada masa menopause.

2. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan pengalaman baru tentang perubahan fisik saat menopause. 3. Bagi Institusi

a. Lahan

Menambah wawasan masyarakat tentang perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause.

b. Pendidikan

(19)

5

E. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh :

1. Sri Haryati (2006), Pengetahuan Ibu Premenopause tentang Menopause di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunaan pendekatan cross sectional. Hasil tentang menopause secara umum adalah 38 responden atau 80,35 % dikategorikan baik dan 19,15 % dikategorikan kurang baik dan tidak ditemukan.

2. Anita (2004), Perilaku Wanita Memasuki Masa Menopause Di Paguyuban Melati Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. Penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang bersift eksploratif dengan pendekatan naturalitik. Hasil pendekatan diperoleh keluhan yang dirasakan wanita premenopause sebagian besar adalah berat badan yang bertambah dan cepat lelah.

3. Retno (2006), Perbedaan Tingkat Depresi Antara Menopause yang Bekerja dan Tidak Bekerja Di Kelurahan Condong Catur Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan rancangan penelitian cross sectional dan menggunakan analisis data deskriptif konparatif

(20)

stressor psikososial, dukungan sosial wanita yang bekerja dan nilai r (0,361) pada wanita dan tidak bekerja.

Dalam penelitian ini perbedaan terletak pada jenis pendekatan, lokasi penelitian, waktu penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini terletak pada judul.

F. SISTEMATIKA PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara singkat yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori–teori masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, menopause, perubahan fisik, keluhan perubahan fisik, faktor yang mempengaruhi menopause, kerangka teoritis, dan kerangka konsep penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

(21)

7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2) Informasi

Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas.

3) Budaya

(23)

9

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial-Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat pengetahuan.

c. Tingkat dalam Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005), antara lain: 1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

(24)

-dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri sendiri.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

(25)

11

Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a) Cara coba-salah (Trial and Eror)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan. b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka

ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

(26)

-berdasarkan fakta empiris ataupun -berdasarkan penalaran sendiri.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran Melalui Wahyu

(27)

-13

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran Melalui Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

(28)

-pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua, yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk

(29)

15

Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.

2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)

Dalam memperoleh pengetahua pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :

a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.

2. Menopause

a. Pengertian Menopause

(30)

Pengertian inilah yang mungkin akan mengundang perdebatan di antara para ahli, sebab realitas yang terjadi ketika wanita mengalami menopause masih ada yang haid, masih mengalami kenikmatan seksual dan organ-organ tubuh semakin kuat.

Meski menopause mengandung arti akhir masa mensturasi, tapi secara umum menopause mempunyai makna transisi atau peralihan, dari tahun sebelum mensturasi terakhir sampai setahun sesudahnya (Lestary, 2010).

b. Proses Terjadinya Menopause

Menurut Lestary (2010), menopause terjadi dikarenakan keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak teratur bahkan tiba-tiba lenyap sama sekali.

Pada kondisi menopause produksi hormon estrogen menjadi berkurang. Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah akibat perubahan hormon estrogen (Lestary, 2010).

Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen (Lestary, 2010).

(31)

17

meningkatkan kesehatan. Estrogen dan androgen penting untuk mempertahankan tulang agar kuat, sehat, dan jaringan vagina saluran kencing yang lentur serta untuk kesehatan kulit (Lestary, 2010). 3. Perubahan Fisik Saat Menopause

a. Perubahan Organ Reproduksi pada Masa Menopause menurut Proverawati (2010), organ reproduksi yang mengalami perubahan, yaitu :

1) Rahim

Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.

2) Saluran telur

Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang. 3) Serviks (leher rahim)

(32)

4) Vagina

Vagina mengalami penipisan yang menyebabkan berkurangnya vaskularisasi dan elastisitas pada vagina. Vagina juga mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan.

5) Dasar Pinggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal. 6) Perinium dan Anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

7) Kandung Kencing

Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.

8) Kelenjar Payudara

(33)

19

b. Gejala atau Sindrom Menopause

Menurut Lestary (2002), gejala atau sindrom menopause antara lain : 1) Perdarahan

Perdarahan sering terjadi pada wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun. Peradarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat pembuluh darah tersebut mengalami kerusakan.

Kerusakan ini terjadi karena benturan fisik atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat, yang akan keluar melalui vagina. Namun perdarahan ini bukan merupakan mensturasi, yang datang tiap bulan melainkan datang secara tidak teratur. Perdarahan normal ini merupakan gejala peralihan

Perdarahan abnormal disebabkan beberapa faktor dan belum tentu kanker. Bisa karena infeksi vagina dan polip kandungan. Sekitar 10% sampai 15% perdarahan yang terjadi di masa menopause disebabkan kanker endometrium.

2) Rasa Panas (Hot Flush)

(34)

3) Insomnia (Susah Tidur)

Pada wanita menopause, kadar serotonin menurun sebagai akibat jumlah estrogen menurun. Serotonin berperan mempengaruhi suasana hati, sehingga jika jumlah serotonin dalam tubuh menurun maka wanita akan mudah depresi dan sulit tidur.

Untuk meningkatkan serotonin, harus mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat, pasti banyak juga mengandung protein, terutama asam amonu triptofan, yang meningkatkan serotonin otak. Makanan tinggi karbohidrat juga dapat menimbulkan panas, sebagai hasil dari proses pencernaan dan metabolisme. Panas tersebut dapat membuat orang mengantuk. 4) Kerutan Pada Vagina

Gejala pada vagina yang muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina berupa vagina menjadi kering dan kurang elastis. Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen.

(35)

21

4. Gangguan Kesehatan Saat Menopause

Ada beberapa penyakit yang timbul seiring dengan berjalannya masa menopause, yakni :

a. Kulit dan Rambut

Pada masa menopause hormon estrogen menurun dan lemak menghilang. Sehingga menyebabkan kulit keriput dan terlihat kendor. Begitu jaga dengan rambut, rambut akan mengalami kerontokan (Lestary, 2010).

b. Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolis yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk mengalami fraktur atau patah pulang. Osteoporosis banyak menyerang para lansia. Kejadian osteoporosis ada hubungannya dengan jenis kelamin, karena ada hubungannya pula dengan estrogen. Sehingga wanita menopause lebih rentan terkena osteoporosis. Maka dari itu wanita menopause harus lebih mengkonsumsi kalsium

(Lestary, 2010). c. Sakit Kepala

(36)

Pada waktu menopause saat melewati beberapa masa haid, ada banyak ciri yang dialami ketika menyelesaikan siklus haid. Bayak wanita yang memproduksi penambahan aldosteron sebelum waktu dimana biasanya mengalami haid. Hal itu yang menyebabkan -penyimpanan cairan tubuh. Saat cairan yang berlebihan masuk tertahan di otak akan menyebabkan sakit kepala (Lestary, 2010).

d. Bengkak

Dalton seorang ahli dalam bidang siklus wanita mengatakan bahwa wanita menopause rentan mengalami bengkak, hal ini disebabkan karena tubuh menghasilkan progesterone yang bertindak sebagai lawan estrogen juga menghasilkan terlalu banyak aldosteron atau tidak cukup penawarnya, sehingga menyebabkan adanya pengaturan kimia tubuh yang tidak seimbang (Lestary, 2010).

Shively seorang ahli yang terkenal di bidang cairan tubuh menganjurkan untuk mengurangi konsumsi garam, karena garam akan menyebabkan tumpukan cairan di dalam jaringan-jaringan

(Lestary, 2010). e. Sembelit

(37)

23

mengurangi risiko osteoporosis dan pada makan yang munim serat, yaitu kurang buah-buahan dan sayur-sayuran (Lestary, 2010).

5. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause

Menurut Lestary (2010), faktor utama yang mempengaruhi menopause yaitu:

a. Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu, seperti mengalami ketakutan (Bryne, 2010).

Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.

Ada beberapa gejala kecemasan diantaranya adalah suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku gelisah, reaksi biologis, ketakutan, ketegangan dan kekhawatiran (Davidson, 1990).

Ada empat cara untuk mengetahui ada tidaknya kecemasan yaitu secara kognitif, motorik, somatik dan afeksi (Sue, 1984).

1) Secara kognitif, kecemasan dimanifestasikan dalam pikiran individu. Gejala yang tampak dalam diri individu menjadi cemas, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur.

(38)

3) Secara somatik, kecemasan dimanifestasikan ke dalam reaksi fisik dan biologis. Perubahan somatik dapat dilihat dari pernafasan tidak teratur, dahi berkerut, muka pucat, berdebar – debar, tangan dan kaki dingin, mulut kering, sesak nafas dan gangguan pencernaan.

4) Secara afeksi, kecemasan dimanifestasikan pada perasaan emosi seperti bahaya yang mengancam dan menimpa sehingga menyebabkan perasaan tidak nyaman.

b. Stress

Menurut Lestary (2010), stress juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan wanita pada masa menopause.

Berikut hal – hal yang berhubungan dengan stress : 1) Tanda dan Gejala Stress

Proses terjadinya stress merupakan hal yang kompleks. Informasi dari lingkungan diproses melalui 2 mekanisme dasar yaitu mekanisme subkonsius (merupakan refleksi fisik dan emosional) dan mekaisme konsius (berupa persepsi, evaluasi, dan pembuatan keputusan).

2) Sumber Stress

(39)

25

3) Cara Menghadapi Stress

Cara menghadapi stress yaitu dengan pengobatan konvensional, mendiagnosis masalah-masalah yang mengganggu, konseling serta menyingkirkan gejala dengan segera.

Latihan relaksasi merupakan aspek paling penting dalam menangani stress, contoh relaksasi seperti membaca, menyanyi, mendengarkan musik atau istirahat sejenak.

6. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause

Menopause dapat mempengaruhi aktivitas seks, hal ini terjadi karena penurunan jumlah hormon estrogen yang dapat menyebabkan perubahan gairah (Lestary, 2010).

Menurunnya gairah seks sering disebabkan karena kurangnya lubrikasi hingga membuat vagina menjadi kering, kenikmatan bercinta merosot tajam hingga kesulitan orgasme. Sebaliknya, ada pula yang bertambah gairahnya. Hal ini sangat bergantung pada keadaan psikologis individu (Lestary, 2010).

Untuk menanggulanginya, dukungan suami sangat ikut berperan dalam menghadapi masalah seksual pada masa menopause (Lestary, 2010). 7. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause

a. Terapi Sulih Hormon (TSH)

(40)

-merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan sindrom menopause tersebut. Tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua (Proverawati, 2010).

TSH dapat meningkatkan kualitas hidup, sehingga memberikan kesempatan untuk dapat hidup nyaman, secara fisiologis maupun psikologis (Proverawati, 2010).

b. Olahraga

Melakukan aktivitas olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pada masa menopause (Proverawati, 2010).

Manfaat olahraga yakni menguatkan tulang, meningkatkan kebugaran, mencegah penyakit, menstabilkan berat badan dan mengurangi stress (Proverawati, 2010).

c. Mencukupi Kebutuhan Zat Gizi

Menurut Proverawati (2010), zat gizi yang dapat membantu mengurangi keluhan pada saat menopause adalah :

1) Asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D.

(41)

27

2) Zat besi

Zat besi berfungsi untuk mengurangi keluhan mensturasi. Sumbernya berasal dari daging, kacang-kacangan, bayam, kismis dan sereal.

3) Kalsium

Kalsium befungsi untuk mengurangi keluhan hot flush dan keluhan osteoporosis. Sumbernya berasal dari susu rendah lemak, sayuran hijau, ikan kaleng dan ikan teri.

B. Kerangka Teori

Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(42)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Wanita

Usia 45-65 Tahun tentang Perubahan Fisik Saat Menopause

Baik Cukup Kurang

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan: 1. Pendidikan

(43)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Deskritif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu keadaan di dalam masyarakat. Sedangkan kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka, baik yang diperoleh dari pengukuran maupun nilai suatu data. Jadi deskriptif kuantitatif adalah gambaran suatu keadaan di dalam masyarakat yang akan ditunjukkan dengan angka-angka (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten.

2. Waktu Penelitian

(44)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh wanita usia 45-65 tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yaitu berjumlah 39 orang.

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil

semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil (Hidayat, 2007). Sampel pada penelitian ini yang diambil yaitu wanita yang berusia 45-65 tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten.

D. Instrumen Penelitian

(45)

31

Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause adalah kuisioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Dalam lembar kuesioner ini berisi identitas responden, tanggal dilaksanakan pengisian kuesioner dan beberapa pernyataan yang terkait dengan perubahan fisik saat menopause.

Untuk menguji kuesioner dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik yang sejenis yang berada di luar lokasi penelitian, yaitu di RW 02 Desa Niten Gadungan Wedi Klaten. Uji validitas yang berkualitas sebaiknya dilakukan dengan jumlah responden minimal 30 orang (Arikunto, 2006). Dalam uji validitas penelitian ini menggunakan responden sejumlah 30 orang.

1. Uji Validitas

(46)

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006), dengan menggunakan bantuan komputerisasi, yaitu program SPSS for Windows. 16.00 dinyatakan pernyataan valid dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji validitas yang telah dilakukan di RW 02 Desa Niten GadunganWedi Klaten dengan jumlah responden yang diujikan adalah 39 orang dari 30 pernyataan semuanya dinyatakan valid dengan taraf signifikan 5%, dimana r hitung ˃ r tabel (r hitung ˃ 0,361).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

(47)

33

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Riwidikdo, 2009).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. 16.00.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

ú

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Menurut Riwidikdo (2009), uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha Cronbach minimal 0,7. Dalam penelitian ini hasil uji reliabilitas sebesar 0,835 (˃0,7) sehingga kuesioner ini dikatakan reliabel dan dapat

(48)

Tabel 3.1 Kisi – kisi Soal dalam Instrumen Penelitian sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pengisian kuesioner pengetahuan wanita usia 45–65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause.

2. Data Sekunder

(49)

35

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variable tunggal yaitu variabel yang hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala

yang termasuk variabel tersebut (Nawawi, 2002). Variabel tunggal dalam penelitian ini yaitu pengetahuan wanita berusia 45–65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel-variabel-variabel tersebut diberi batasan atau “Definisi Operasional”. Definisi Operasional juga

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2005).

Definisi Operasional dalam penelitian ini meliputi : 1. Pengetahuan

(50)

diperoleh responden mean – 1 SD ≤ x mean + 1 SD, kurang apabila nilai yang diperoleh responden (x) ˂ mean – 1 SD (Riwidikdo, 2009). 2. Pendidikan

Pendidikan yang telah ditempuh responden. Penggolongan pendidikan adalah dasar, menengah dan tinggi. Diukur menggunakan -kuesioner tertutup. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Strata ukur pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan Sarjana (UU SISDIKNAS, 2003).

3. Perubahan Fisik Saat Menopause

Perubahan yang terjadi pada tubuh manusia karena pengaruh menopause misalnya perdarahan, hot flush, insomnia, kerutan pada vagina, kulit kendor dan osteoporosis.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan data ini terdiri dari :

a. Editing

(51)

37

b. Coding

Yaitu memberi angka terhadap data – data dari hasil observasi responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Entry Data

Yaitu proses memasukkan data yang telah diterima.

d. Tabulating

Setelah melalui proses editing, coding, entry, serta cleaning, kemudian data ditabulasi dengan cara memberikan skor (scoring) terhadap item – item yang diberi skor.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa univariat yaitu mengalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause maka ditunjukkan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : bila nilainya (x) ˃ mean + 1 SD

b. Pengetahuan cukup : bila nilainya mean – 1 SD ≤ x mean + 1 SD

(52)

Kemudian untuk memperoleh hasil prosentase dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan : P = Prosentase

x = Jumlah jawaban yang benar

n = Jawaban dari seluruh item pertanyaan (Riwidikdo, 2009)

I. Etika Penelitian

Etika penelitian menurut Alimul Hidayat (2007), meliputi:

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

(53)

39

lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2007). Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

(54)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Di RW 06 Desa Krangkungan Kelurahan Pandes Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten merupakan desa yang mempunyai luas wilayah ± 5 Ha, dengan jumlah penduduk ± 343 penduduk, dengan jumlah penduduk pria 163 jiwa dan perempuan180 jiwa. Wilayah ini berada di ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut, hal ini membuat wilayah ini bersuhu panas. Tanah di wilayah ini cukup subur dan sumber airnya cukup melimpah. Mayoritas dari penduduk bekerja sebagai wirausaha.

2. Jalannya Penelitian

(55)

41

melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebar kuesioner pada tanggal 14 – 20 Mei 2012 yang merupakan data primer dengan kuesioner tertutup. Kemudian peneliti mengumpulkan kembali kuesioner yang telah disebar untuk diloah datanya serta melakukan perhitungan hasil penelitian. Kemudian setelah mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti melakukan seminar hasil penelitian tersebut.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45-65 Tahun Tentang Perubahan Fisik Saat Menopause

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase %

1 Baik 3 7,7

2 Cukup 30 76,9

3 Kurang 6 15,4

Sumber : Data Primer Tahun 2012

(56)

C. Pembahasan

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa wanita usia 45-65 tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang perubahan fisik saat menopause adalah 3 orang (7,7%), cukup 30 orang (76,9%) dan kurang 6 orang (15,4%).

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2010).

Kesehatan wanita harus diperhatikan, terutama wanita usia menopause karena pada masa menopause wanita mengaami perubahan fisik dan psikis. Menopause adalah berhentinya mensturasi selama kurang lebih 1 tahun (Lestary, 2010).

Perubahan fisik saat menopause meliputi perdarahan, hot flush, insomnia, kerutan pada vagina, kulit kendor dan osteoporosis. Perubahan fisik tersebut bila tidak ditangani dengan tepat akan mengakibatkan kecemasan dan stress pada wanita (Lestary, 2010).

(57)

43

pengalaman. Dimana tingkat atau jenjang pendidikan yang tinggi biasanya akan memperoleh informasi dan pengalaman yang lebih banyak, sedangkan sebaliknya tingkat atau jenjang pendidikan yang rendah biasanya kurang memperoleh pengalaman dan informasi.

D. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kendala Penelitian

Responden tidak hadir saat kegiatan PKK sehingga peneliti harus datang ke rumah responden.

2. Keterbatasan Penelitian

a.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban.

(58)

44

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa :

a. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang masuk dalam kategori baik adalah 3 responden dengan prosentase (7,7%).

b. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang masuk dalam kategori cukup adalah 30 responden dengan prosentase (76,9%).

c. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang masuk dalam kategori kurang adalah 6 responden dengan prosentase (15,4%).

(59)

45

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan wanita usia 45-65 di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten, bagi yang belum mengalami menopause untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang menopause guna mempersiapkan diri lebih awal, dan bagi yang sudah memasuki masa menopause untuk lebih memahami tentang menopause dan tanda gejala maupun keluhan perubahan fisik pada masa menopause dengan cara berkonsultasi degan tenaga kesehatan serta mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan di Polindes maupun Puskesmas dan diharapkan wanita usia 45-65 tahun menambah wawasannya tentang menopause melalui media cetak, media elektronik dan internet. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian tentang menopause untuk mengembangkan variabel peneliti dan diharapkan peneliti dapat menggunakan instrument penelitian yang lebih efektif untuk agar bisa menggali pengetahuan responden lebih dalam lagi.

3. Bagi Institusi a. Lahan

(60)

terdekat untuk memberikan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan masyarakatnya khususnya mengenai menopause pada wanita usia 45-65 tahun dengan tujuan agar wanita usia 45-65 tahun bisa menjalani masa menopause tanpa penyulit.

b. Pendidikan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Kisi – kisi Soal dalam Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(2007) menguji pengaruh dari sembilan variabel laten, yaitu sikap, norma subjektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, persepsi tentang

dukungan tingkat fisik (PD) yang tinggi untuk menjalankan kegiatan pekerjaan pada bagian proses manufaktur tersebut guna mencapai tingkat keberhasilan output (OP)

yang digunakan adalah Curcuma xanthorriza, Curcuma domestica, Curcuma longa, Curcuma mangga, Curcuma zedoria dan Curcuma heyneana memiliki aktivitas antibakteri

Siswa menjawab sebagian dari konsep-konsep yang benar, namun tidak sepenuhnya lengkap sesuai dengan sumber yang relevan tentang vaksin dalam sistem pertahanan

Dalam hal persyaratan ketebalan pipa pada ayat (4) tidak dapat dipenuhi, Jarak Minimum ditetapkan 3 (tiga) meter, dengan ketentuan faktor desain sebagaimana dimaksud pada

Analisis penetapan Ru dalam cuplikan rasa air hasil ekstraksi campuran rutenium-uranium dapat dilakukan dengan metoda nyala spektrofotometri serapan atom yaitu dengan metoda

Di dalam evaporator terjadi perpindahan panas dari udara ke refrigerat, sehiingga temperatur udara setelah lewat evaporator lebih rendah dibanding sebelum masuk evaporator

Dari tabel diatas terlihat bahwasanya ada dua waktu terjadinya bullying tersebut yaitu pada saat jam pelajaran dan juga pada saat jam istirahat dimana pada dua waktu