• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENSTRUASI a. Definisi

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN TEORI (Halaman 25-35)

Kata menstruasi berasal dari istilah latin, yaitu mensis yang artinya bulan. Dalam bahasa Inggris mensis berarti periode haid. Jadi menstruasi berarti adalah proses keluarnya darah dari lubang vagina yang akan terjadi setiap bulan (Dianawati, 2003, p. 37).

Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita (Fitria, 2007, p. 1-2). Haid berlangsung sampai perempuan mencapai usia 45-50 tahun dan hal inipun tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk haid disebut menopause dan menandai akhir masa-masa kehamilan.

Mentruasi terjadi akibat keluarnya sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma serta bercampur dengan terkelupasnya selaput rahim dan darah.

Darah itulah yang kemudian disebut darah menstruasi (Dianawati, 2003, p. 37).

b. Siklus Menstruasi

Secara sederhana Maulana (2008, p. 103) menjelaskan mekanisme terjadinya haid, dimana menurutnya haid merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh jika perempuan itu hamil.

Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indungnya untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indungnya dan mulai bergerak menuju tuba falopi, terus ke rahim. Jika telur tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim dalam akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode haid, berlangsung selama± 3-7 hari.

Wiknjosastro (Sarwono, 2007, p.46-48) menerangkan bahwa pada tiap siklus haid dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut :

1) Masa haid : selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah

atau minimum.

2) Masa Proliferasi : terjadi sampai hari ke empat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut dengan endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

3) Sesudahnya dinamakan Masa Sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Pada tiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menyebabkan beberapa folikel primer dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, namun kadang-kadang lebih dari satu, dan kemudian berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH. Seperti telah diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (LH dan FSH) adalah dibawah pengaruh releasing hormons (RH) yang disalurkan dari Hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH ini dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen ke hipotalamus.

Bila penyaluran RH normal atau berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya makin lama makin matang dan makin banyak berisi likuor folikulli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi. Waktu ketika proses proliferasi terjadi disebut masa proliferasi.

Dibawah pengaruh LH folikel de Graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium). Pada ovulasi ini kadang-kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain. Pula dapat diikuti perdarahan vagina sedikit. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan tersebut diatas), yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (Luteotrophic hormons), suatu hormon gonadotropin juga. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan bersekresi (masa sekresi).

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunya

kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid / mensis.

c. Upaya-upaya yang dapat dilakukan saat menstruasi datang 1) Pembalut dan Waktu Menggantinya

Pembalut wanita (sanitary napkins) bebentuk persegi panjang dan terdiri dari bahan yang bersifat menyerap, seperti kapas mentah. Pembalut wanita menggunakan plastik sebagai lapisan dasar luar dan bahan yang empuk sebagai penyerap di bagian atasnya. Di bagian dasar ada strip perekat yang dapat menahan pembalut wanita di celana dalam. Ketebalan pembalut wanita bermacam-macam dan disiapkan untuk hari-hari dengan menstruasi berat atau ringan. Apapun jenis pembalut wanita yang digunakan, pembalut tersebut harus diganti paling sedikit setiap 4 jam sekali dan kadang-kadang lebih sering jika menstruasi banyak.

Ketika mengganti pembalut wanita, perlu diingat untuk tidak membuang pembalut yang telah dipakai ke dalam lubang kakus / kloset karena dapat menyumbat saluran pembuangannya. Di beberapa kamar kecil umum, disediakan tempat sampah khusus untuk membuang pembalut wanita atau tampon. Jika tidak ada / saat berada di rumah, pembalut wanita yang telah dipakai tersebut

dapat dibungkus dengan kertas, tas / kantong kertas / plastik, baru kemudian dibuang ke keranjang sampah (Darvill & Powell, 2003, pp. 18-19).

Perawatan saat menstruasi menjadi sangat penting karena pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim mudah terkena infeksi oleh karena itu, kebersihan vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Beberapa penyakit yang mudah hinggap pada wanita adalah infeksi jamur dan bakteri yang terjadi pada saat menstruasi. Penyebabnya adalah adanya bakteri pada pembalut biasa atau pembalut yang kurang berkualitas. Pembalut tersebut menjadi media perkembangbiakan bakteri yang merugikan, maka dari itu wanita harus memperhatikan, karena hal-hal yang sepele jika tidak dilakukan bisa berdampak fatal.

Pemakaian pembalut yang kedaluarsa dan menyimpan pembalut di tempat lembab akan berakibat timbulnya bakteri sehingga dapat menginfeksi vagina dan menyebabkan jamur. Selain itu, untuk menghindar dari hal lain yang perlu dilakukan saat haid datang yaitu jangan malas untuk mengganti pembalut.

Pembalut yang dipakai terlalu lama akan menyebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh melalui vagina, lalu merambat ke atas melewati mulut rahim. Saat kuman tersebut sudah meraja lela dapat menyebabkan peradangan, perekatan, lalu menyumbat

saluran telur sehingga bisa mengakibatkan kemandulan (Andira, 2010, pp 44-45).

2) Nutrisi

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, saat mentruasi beberapa wanita mengeluh mengalami perut kembung. Untuk mengatasinya, wanita dapat mengurangi konsumsi garam karena garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa penuh di perut bagian bawah. Para remaja juga dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti kacang-kacangan, ikan, daging, dan susu. Bila tubuh mencerna makanan tersebut, akan menyebabkan lebih banyak air yang keluar dari tubuh sehingga mengurangi rasa penuh di perut bagian bawah (Burns,et al., 2000, pp. 78-79). Menghindari konsumsi bahan makanan yang mengandung cafein seperti kopi, juga dapat dipertimbangkan karena cafein merangsang adrenalin dalam tubuh dan dapat menambah kecemasan. (Samadi, 2004, p. 103).

Sindrom pre menstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang saat haid keluar. Tindakan yang dilakukan untuk mengangani kasus sindrom premenstrual adalah menganjurkan perubahan diet. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam, daging, lemak hewani, alcohol, kopi dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah konsumsinya adalah jenis

ikan, roti, kacang-kacangan, karbohidrat, sayuran berdaun hijau, dan sereal.

Dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan pada payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, dikarenakan hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin di dalam otak (Paath, 2004, p. 72)

Konsumsi makanan yang seimbang selama masa reproduksi terutama menstruasi sangat penting karena kekurangan nutrisi pada seseorang akan berpengaruh pada penurunan fungsi reproduksi dan hal ini dapat dilihat apabila seseorang mengalami anoreksia nervosa. Pada tubuhnya akan terlihat perubahan-perubahan hormonal tertentu yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok akibat kadar gonadotropin dalam serum dan urine menurun, serta penurunan pula sekresinya, kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus (Paath, 2004, p. 68)

3) Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi

Sebagian besar perempuan yang mengalami nyeri sewaktu haid tidak memerlukan pengobatan, tetapi mereka membutuhkan penjelasan dan pengertian tentang haid terutama bagi mereka yang baru mengalaminya. Sikap orang tua yang bijaksana, penuh

pengertian, dan penuh kasih sayang terhadap putrinya yang sedang haid, dapat membantu meringankan rasa sakitnya. Bisa juga dengan meminum obat, tetapi hal ini hendaknya dibawah pengawasan dokter.

Selain hal diatas gangguan menstruasi seperti dismenorhea ataupun PMS dapat diatasi dengan tehnik relaksasi seperti latihan yoga atau pijatan. Pengompresan perut dengan bantal panas (air hangat yang dimasukkan dalam botol / tempat) dapat pula mengurangi nyeri perut bagian bawah. Juga yang tidak boleh dilupakan adalah istirahat yang cukup (Proverawati & Misaroh, 2009, p.109).

4) Perilaku Reproduksi Sehat

Perilaku reproduksi sehat dapat dilakukan dengan cara merawat organ kewanitaan secara baik dan benar. Hal-hal tersebut antara lain :

a) Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut.

b) Cuci tangan sebelum menyentuh vagina

c) Setelah buang air besar dan kencing, selalu “cebok” dengan arah dari depan ke belakang (ke arah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina.

bahan katun (100 %). Bahan lain, misalnya nylon dan polyster akan membuat gerah dan panas dan membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

e) Hindari penggunaan deodoran, cairan pembasuh (douches), sabun yang keras, serta tissue yang berwarna dan berparfum. f) Hindari juga menggunakan handuk atau waslap milik orang

lain untuk mengeringkan vagina kita.

g) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina. (Wijayanti, 2009, pp. 50-51).

Hal-hal diatas penting untuk dilakukan guna menghindari infeksi saluran kemih, salah satu penyakit yang mudah dialami oleh wanita. Hal ini dikarenakan saluran kemih bagian bawah perempuan lebih pendek dibandingkan saluran kemih laki-laki. Bila permukaan kemaluan wanita atau vulva selalu kurang bersih, baik karena dari cara “cebok” yang salah, pakaian dalam, bekas darah haid, maka muara saluran kemih, tempat keluarnya air seni, mudah tercemar bibit penyakit. Infeksi oleh bibit penyakit ini menimbulkan peradangan saluran kemih bagian bawah, yang gejalanya berupa nyeri menyayat setiap kali berkemih, dan bila berat, bisa sampai urin yang bercampur dengan darah. Air seni menyerupai air cucian daging. Orang-orang bilang penyakit

“anyang-anyangan”.

Dan yang terakhir, lebih dari semua itu, seorang remaja putri yang telah mendapatkan menstruasi, seharusnya tidak melakukan hubungan seksual, karena hal tersebut dapat mengakibatkan kehamilan. Padahal kehamilan pada usia ini meningkatkan berbagai risiko baik bagi ibu maupun janin yang dikandung sehubungan dengan belum sempurnanya tingkat kematangan oragan reproduksi dan psikis dari gadis tersbut (Proverawati & Misaroh, 2009, p. 64)

5. PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG MENARCHE DAN

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN TEORI (Halaman 25-35)

Dokumen terkait