• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI 1. PENGETAHUAN

a. Definisi

Ahli pengetahuan mengatakan bahwa tidak mudah untuk membuat definisi tentang pengetahuan, lebih mudah mengelompokkan atau menggolongkannya. Beberapa pengertian atau batasan tentang pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) H.M. Rasjidi

Pengetahuan (knowledge) itu adalah pekerjaan (fungsi) dari pada otak.

2) International Encyclopedia of Higher Education

“The totally of fact, truth, principles, and information to which

man has acces”. Pengetahuan adalah keseluruhan fakta-fakta,

kebenaran, asas-asas, dan keterangan yang diperoleh dari manusia. 3) Jujun S. Surisumantri

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah mental yang secara

(2)

langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. (Wijono, 2006, p. 136).

4) Notoatmodjo

Pengetahuan (know ledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pernyataan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmodjo, 2007, p. 56).

b. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (know)

Yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehention)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

(3)

3) Menerapkan (application)

Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Yaitu kemampuan untuk menyebarkan materi suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesa (synthesis)

Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian (Notoatmodjo, 2003, p. 58).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengaruh pengetahuan terhadap pertumbuhan anak maupun remaja sangat penting. Oleh sebab itu, seseorang yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Notoadmodjo, 2003, p. 58).

(4)

Menurut Sukmadinata (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :

1) Faktor internal a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif individu.

2) Faktor eksternal a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi

(5)

lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media. e) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari

(6)

berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

2. REMAJA a. Definisi

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitif, demikian pula orang-orang zaman purbakala, memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.

Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206)

Monk (Monks & Knoers, 2002, pp. 258-259) menerangkan bahwa dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi fisik maupun psikisnya.

(7)

Mendukung pendapat Monk dan Hurlock, Calon (Monks & Knoers, 2002, p.260) menyatakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau perlaihan karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak.

Meskipun antara masa kanak-kanak dan masa remaja tidak terdapat batas-batas yang jelas, namun nampak adanya suatu gejala yang tiba-tiba dalam permulaan masa remaja: yaitu gejala timbulnya seksualitas (genital), hingga masa remaja ini atau setidak-tidaknya permulaan masa tersebut juga disebut sebagai masa pubertas (Monks & Knoers, 2002, p.262)

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan (Hurlock, 1990, p.184).

Monk mengemukakan bahwa pubertas datang dari kata puber (yaitu Pubescent). Kata lain Pubescere yang berarti mendapatkan pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber, maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual (Monks & Knoers, 2002, p. 263).

(8)

b. Pembatasan Usia Remaja

Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut Hurlock (1990, p. 205) secara umum masa remaja dibagi dmenjadi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat.

Tak jauh berbeda dengan itu Monk (Monks & Knoers, 2002, p. 262) mengatakan bahwa perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak wanita (Monks & Knoers, 2002, p. 263; Hurlock, 1990, p. 185)

Batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Widiastuti,dkk., 2009, p. 11).

(9)

c. Perkembangan pada Masa Remaja

Menurut Widiastuti (2009, pp. 11-12) berdasarkan sifat atau ciri-ciri perkembangan masa (rentang waktu) remaja ada tiga yaitu:

1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun):

a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b) Tampak dan merasa ingin bebas.

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) :

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis. c) Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d) Kemampuan berpikir abstrak (mengkhayal) makin berkembang.

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks. 3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun) :

a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya d) Dapat mewujudkan perasaan cinta.

(10)

Secara garis besar perkembangan masa remaja meliputi tiga aspek utama yaitu : perkembangan fisik, perkembangan emosional, dan perkembangan psikososial.

1) Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa pubertas berakhir, dan jelas belum sepenuhnya sempurna pada akhir awal masa remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan eksternal dan perkembangan internal yang lebih menonjol (Hurlock, 1990, p. 210).

Menurut Hulock (1990, p. 188) perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setelah satu tahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia 20 atau 21 tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang.

Pertambahan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot yang bertambah besar. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan berat hanya sedikit. Antara umur 10 dan 12, disekitar permulaan terjadinya pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, disekitar putting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher,

(11)

dan rahang.

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat di daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki, dan tangan.

Perkembangan fisik utama yang lain adalah menyangkut perkembangan seksual. Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku seksual selanjutnya. Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjuk pada organ badan yang langsung berhubungan dengan persetubuhan atau proses reproduksi. Pada anak wanita hal ini adalah rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan, dan klitoris (Monks & Knoers, 2002, p. 269).

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi pada anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai mencapai menopause, pada akhir empat puluhan atau awal lima puluhan tahun.

Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja.

(12)

Dalam tahap ini terjadi ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur yang matang dari folikel dalam indung telur. Oleh karena itu, anak perempuan disebut mandul (sementara). Bahkan setelah mengalami beberapa periode haid, masih diragukan apakah mekanisme seks sudah cukup matang untuk pembuahan.

Periode gemuk pada anak perempuan dalam masa puber, biasanya terjadi antara usia enam belas dan delapan belas tahun, bertepatan dengan periode kemandulan remaja. Pada saat ini terjadi pertumbuhan pesat dalam panjangnya uterus dan beratnya indung telur (Hurlock, 1990, p. 189).

Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi, namum merupakan tanda-tanda yang khas perempuan dan khas laki-laki. Pertama kali yaitu rambut kemaluan, pada anak perempuan merupakan gambar segitiga dengan basis ke atas. Kemudian tanda kelamin sekunder yang paling penting pada wanita adalah tumbuhnya payudara dengan sedikit mencuatnya bagian putting susu. Hal ini terjadi pada usia antara 8-13 tahun. Baru pada stadium kemudian sebentar menjelang menarche maka jaringan pengikat disekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa (Monks & Knoers, 2002, p. 270- 272).

(13)

Perubahan fisik, khususnya perkembangan pada organ-organ reproduksi, bertanggung jawab atas munculnya dorongan seksual. Pemuasan dorongan seksual pada remaja dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus kurangnya pengetahuan yang benar tentang seksualitas. (Maulana, 2008, p. 14)

2) Perkembangan Emosional.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun-tahun awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada usia ini.

Penjelasan diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi remaja masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri menghadapi keadaan itu.

Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Jadi, adanya badai dan tekanan pada periode ini berkurang menjelang

(14)

berakhirnya awal masa remaja.

Remaja tidak lagi mengungkapkan marahnya dan dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan cara menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras mengeritik orang-orang yang menyebabkan amarah.

Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang.

Dengan demikian remaja mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam periode sebelumnya (Hurlock, 1990, pp. 212-213).

(15)

Menurut Widiastuti dkk (2009, pp. 16-17) perubahan-perubahan emosi yang terjadi pada diri remaja berupa kondisi : a) Sensitif atau peka, misalnya mudah menangis, cemas, frustasi,

dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya pada seorang remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi. b) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau

rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

c) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua dan lebih senang pergi bersama temannya daripada tinggal di rumah. 3) Perkembangan Psikososial

Seorang anak pada masa adolensi awal ini harus berfungsi dalam tiga arena : keluarga, teman sebaya (peer group), dan sekolah. Dalam setiap arena terdapat suatu interaksi yang kompleks dari faktor-faktor penentu untuk dapat berfungsi dengan baik.

Di dalam keluarga perkembangan yang utama pada masa

adolensi awal ini akan memulai ketidaktergantungan terhadap

keluarga sehingga pada masa ini hubungan antar keluarga yang tadinya sangat erat tampak jelas terpecah. Seorang remaja dapat mempengaruhi kesinambungan dalam kehidupan keluarga, misalnya dengan menuntut privacy sehingga secara tidak langsung menyebabkan jarak antara dia dengan orang tuanya (Narendra,dkk,

(16)

2008, p. 158).

Anak remaja sebagai anak dalam perkembangannya menuju ke masa dewasa, mengalami suatu masa perlihan yang mencakup berbagai macam perubahan. Perubahan fisik memang jelas terlihat dari seluruh tubuhnya yang telah berubah, mengambil ukuran dan bentuk dewasa. Perubahan yang meliputi fisik, psikis, dan tingkah laku si remaja, terjadi begitu cepat sehingga orang tua sering tidak dapat mengikuti timbulnya setiap perubahan. Bagi orang tua yang dulu sudah biasa mengikuti jalan perkembangan anaknya dan turut aktif dalam pengarahannya, sekarang sudah tidak mudah untuk mengikuti perubahan-perubahan yang silih berganti. Anak yang biasanya dapat dibimbing dengan tidak banyak kesulitan, tiba-tiba menunjukkan perlawanan terhadap bimbingan orang tua. Remaja berada dalam perubahan ke masa dewasa, akan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan orang tua (Gunarsa, 2003, pp. 77-78)

Dengan kelompok sebayanya biasanya remaja pada masa ini akan berkumpul dengan teman sejenis. Penerimaan untuk kelompok sebaya merupakan hal yang sangat penting, bisa mengikuti dan tidak beda dengan yang lain merupakan motif yang mendominasi sebagian besar perilaku sosial remaja. Persahabatan yang timbul pada masa ini lebih terpusat pada kegiatan bersama daripada hubungan perorangan. Setiap perbedaan dengan rata-rata

(17)

teman sebayanya akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sering juga timbul karena merasa tidak aman dalam berteman dan ketakutan akan ditolak dalam pergaulan. Walaupun dalam masa ini biasanya remaja berkelompok dengan teman-teman sejenis, tapi pada masa ini mulai terjadi eksistensi kearah pergaulan dengan lawan jenisnya dan dimulai pergaulan secara berpasang-pasangan (Narendra,dkk, 2008, p. 158).

Monk (Monks & Knoers, 2002, pp 276-277) menyatakan bahwa dalam perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak: satu yaitu memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju kearah teman-teman sebaya. Dalam keadaan sudah dewasa secara jasmaniah dan seksual remaja masih terbatas dalam kemungkinan-kemungkinan perkembangannya, mereka masih tinggal bersama dengan orang tua mereka dan merupakan bagian dari keluarga. Mereka secara ekonomi masih tergantung pada oang tua, kadang-kadang sampai jangka waktu yang lama. Mereka belum bisa kawin, hubungan seksual tidak diperkenankan sesuai dengan norma agama dan sosial, meskipun mereka sudah bisa mengadakan kencan-kencan dengan teman-teman lain jenis. Dalam keadaan ini dapatlah dimengerti bahwa mereka saling mencari teman sebaya karena mengerti bahwa mereka ada dalam nasib yang sama. Untuk pertama kalinya mereka merasa satu dan mereka saling mengisi. Disamping itu untuk pertama kalinya

(18)

mereka merasa jelas tertarik pada jenis yang lain. Hal ini memberikan penghayatan pada mereka yang belum pernah dikenalnya lebih dahulu dan yang mereka alami sekarang sebagai tanda-tanda status dewasa yang diinginkan.

Pardede (Narendra,dkk, 2008, p. 158) mengungkapkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi fungsi remaja di lingkungan sekolahnya. Beberapa peneliti menemukan bahwa perkembangan fisik pada masa pubertas yang sinkron dengan teman sebaya merupakan faktor yang penting dalam menyesuaikan diri di lingkungan sekolah.

3. MENARCHE

a. Definisi Menarche

Definisi menarche menurut Hinchliff adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Sedangkan menurut Pearce menarche diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia 11-14 tahun. Perubahan penting terjadi pada masa si gadis menjadi matang jiwa dan raganya melalui masa remaja untuk menjadi wanita dewasa. Hal ini menandakan bahwa gadis tersebut telah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuhnya.

Gunarsa mengatakan bahwa seiring dengan perkembangan biologis pada umumnya, maka pada usia tertentu, sesorang mencapai

(19)

tahap kematangan organ-organ seksual yang ditandai dengan menstruasi pertama (menarche). Dalam masa kanak-kanak ovaria dikatakan dalam keadaan istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Setelah masa pubertas maka terjadi perubahan-perubahan ovaria yang mengakibatkan perubahan besar pada seluruh tubuh wanita (Proverawati & Misaroh, 2009, pp. 58-59).

b. Fisiologi Menarche

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan onset siklus menstruasi. Ini merupakan puncak dari serangkaian peristiwa yang kompleks yang meliputi pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium (H-H-O) untuk memproduksi ovum ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. Tiga tahap pematangan aksis H-H-O meliputi :

1) Peningkatan pelepasan FSH (Folikel Stimulating Hormons) dan LH (Luteinesing Hormons) dari kelenjar hipofisis

2) Pengenalan dan respon ovarium terhadap gonadotropin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesteron).

3) Terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus-hipofisis oleh estrogen.

Kombinasi dari peristiwa-peristiwa pematangan ini akan menyebabkan terjadinya ovulasi.

(20)

Selama masa kanak-kanak, konsentrasi FSH dan LH dalam kelenjar hipofisis dan plasma pada anak laki-laki dan perempuan adalah rendah. Amplitude dan frekuensi denyut pelepasan FSH dan LH juga rendah, yang menunjukkan bahwa generator denyut GnRH juga berlangsung lambat. Manifestasi endokrinologis pertama pada pubertas adalah peningkatan amplitude denyut FSH dan LH.

Permulaan terjadinya pubertas belum dipahami dengan sempurna, namun hampir semua setuju bahwa hal ini berkaitan dengan lepasnya generator denyut GnRH di hipotalamus dari inhibisi SSP.

Pematangan ovarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi estrogen oleh sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum. Selain untuk pematangan oosit, estrogen dari sel granulose akan mengatur produksi gonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Dengan aksis H-H-O yang telah mengalami pematangan sempurna, estrogen akan menyebabkan pematangan folikel ovarium yang dominan, yang selanjutnya menyebabkan ovulasi. Setelah ovum pertama berovulasi, folikel ovarium yang kolaps mengubah dirinya menjadi korpus lutheum dan mulai memproduksi progesteron. Respon endometrium terhadap estrogen adalah proliferasi dan terhadap progesteron adalah dengan berubah menjadi jaringan sekretorik yang mampu menunjang implantasi embrio. Pada tahun-tahun pertama setelah menarche, banyak terjadi siklus ovulasi yang anovulatoir. Ini menggambarkan kurang matangnya respon umpan balik positif hipotalamus terhadap

(21)

estrogen ovarium (Heffner & Schust, 2008, p. 35). c. Usia Menarche

Menarche atau permulaan haid dipakai sebagai tanda permulaan

pubertas. Sesudah itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum anak wanita dapat betul-betul masak untuk reproduksi. Menarche merupakan ukuran yang baik karena hal itu menentukan salah satu ciri kemasakan seksual yang pokok, yaitu disposisi untuk konsepsi (hamil) dan melahirkan (Monks & Knoers, 2002, p. 270)

Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri

khusus kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Paath, 2005, p. 69).

Sesungguhnya tidak seorangpun tahu kapan seorang gadis akan mendapatkan datang bulannya yang pertama kali. Biasanya terjadi setelah payudara dan rambut kemaluan mulai tumbuh. Soetjiningsih (2007, p. 14) mengatakan bahwa haid pertama (menarche) terjadi pada stadium lanjut pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun. Hubungan antara menarche dan pacu tumbuh tinggi badan sangat erat, menarche ini pada setiap anak perempuan terjadi bila kecepatan pertumbuhan tinggi badan mulai menurun / deselerasi. Penjelasan hormonal, bagaimana ini bisa terjadi belum diketahui. Sejak berabad-abad yang lalu, umur menarche tidak begitu berbeda

(22)

dengan sekarang, yaitu antara 11-15 tahun (rata-rata 13 tahun). Seperti yang telah dikemukakan saatnya menarche berhubungan erat dengan peristiwa pubertas lainnya.

Beberapa faktor yang dimungkinkan mempengaruhi cepat lambatnya terjadinya menarche antara lain :

1) Genetik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harjono (1999) dikethui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia

menarche ibu dengan usia menarche putrinya. Artinya semakin

awal umur menarche ibu maka semakin awal umur menarche putrinya, begitu pula sebaliknya.

Penyakit bawaan atau kelaianan tertentu juga terbukti memperlambat / mempercepat terjadinya menstruasi pertama. Remaja putri yag menderita kelainan tertentu selama dalam kandungan berpotensi mendapatkan menarche pada usia yang lebih muda dari usia rata-rata. Sebaliknya remaja putri yang menderita cacat mental dan mongolisme akan mendapat menarche pada usia yang lebih lambat. (Proverawati dan Misaroh, 2009, p. 64)

2) Faktor Gizi

Beberapa ahli mengatakan bahwa anak perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak, lebih cepat mengalami

(23)

sebesar 10% dari berat badan dapat menyebabkan terlambatnya

menses dan berhentinya sekresi Gn-RH, LH, dan FSH. Latihan

atletik yang berat dapat memperlambat menarche dan atau terganggunya fungsi menstruasi (Narendra,dkk, 2008, p. 154). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Frisch seorang ilmuwan Amerika, yang mengajukan teori bahwa komposisi lemak tubuh tertentu diperlukan untuk terjadinya manstruasi awal. Minimal level lemak yang diperlukan adalah 17% dari bobot tubuh. Dan untuk mempertahankan siklus menstruasi yang teratur dibutuhkan komposisi lemak 22%. Teori ini telah dibuktikan dengan studi epidemiologi yaitu para penari balet atau atlet wanita yang mempunyai simpanan lemak tubuh rendah ternyata mengalami hambatan menstruasi. Hal yang sama terjadi pada penderita anoreksia yang umumnya mempunyai penampilan fisik kurus atau sedikit lemak (Khomsan, 2004, pp. 124-125).

Harjono (1999) juga membuktikan dalam penelitiannya bahwa status gizi remaja putri berpengaruh pada cepat lambatnya usia

menarche mereka. Semakin tinggi status gizinya maka semakin

awal usia menarche mereka. 3) Lingkungan

Pada dasarnya anak yang tinggal di kota memiliki gizi yang relatif lebih baik daripada mereka yang tinggal di desa. Hal ini diduga berpengaruh terhadap usia menarche mereka. Menurut

(24)

penelitian Harjono (1999) diketahui bahwa remaja putri yang tinggal di kota lebih cepat mendapatkan menstruasi pertamanya daripada mereka yang tinggal di desa.

Namun, setelah diteliti lebih lanjut ternyata remaja putri yang tinggal di daerah pantaipun usia menarche mereka juga datang lebih awal. Hal ini berhubugan dengan asupan protein yang mereka konsumsi yang ternyata juga berpengaruh terhadap lambat tidaknya usia menarche disamping asupan lemak. (Proverawati dan Misaroh, 2009, p. 71)

4) Ras

Saat ini anak-anak perempuan di Amerika Serikat lebih cepat 9 bulan mendapatkan menstruai pertamanya daripada yang dialamai anak-anak perempuan pada 20 tahun yang lalu. Para peneliti menyatakan kecenderungan ini berlangsung terus menerus dan dimulai pada abad ke 19. Anehnya, timbul suatu jurang pemisah anatara anak-anak perempuan dengan kulit hitam dengan kulit putih. Usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami menstruasi pertama tetap pada usia 12 tahun. Penelitian terbaru menunjukkan anak perempuan kulit hitam rata-rata mengalami menstruasi lebih awal 3 bulan daripada anak-anak kulit putih. Dan rata-rata usia mendapatkan menarche lebih cepat 9 bulan pada perempuan kulit hitam, serta 2 bulan pada perempuan kulit putih antara tahun 1973-1994. (Proverawati dan Misaroh, 2009, pp.

(25)

66-67).

Dianawati (2003, p. 38) menerangkan bahwa datangnya menstruasi pertama ini yang disebut dengan menarche, biasanya akan terjadi pada usia sekitar 10 tahun. Pada umumnya sebelum memasuki masa menarche atau sekitar lima bulan sebelumnya, seorang perempuan akan mengalami keputihan. Jenis keputihan ini tidak berbahaya karena sel-sel dinding vagina menghasilkan asam laktat, yang selanjutnya akan mengeluarkan kuman-kuman jahat.

4. MENSTRUASI a. Definisi

Kata menstruasi berasal dari istilah latin, yaitu mensis yang artinya bulan. Dalam bahasa Inggris mensis berarti periode haid. Jadi menstruasi berarti adalah proses keluarnya darah dari lubang vagina yang akan terjadi setiap bulan (Dianawati, 2003, p. 37).

Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita (Fitria, 2007, p. 1-2). Haid berlangsung sampai perempuan mencapai usia 45-50 tahun dan hal inipun tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk haid disebut menopause dan menandai akhir masa-masa kehamilan.

Mentruasi terjadi akibat keluarnya sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma serta bercampur dengan terkelupasnya selaput rahim dan darah.

(26)

Darah itulah yang kemudian disebut darah menstruasi (Dianawati, 2003, p. 37).

b. Siklus Menstruasi

Secara sederhana Maulana (2008, p. 103) menjelaskan mekanisme terjadinya haid, dimana menurutnya haid merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh jika perempuan itu hamil.

Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indungnya untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indungnya dan mulai bergerak menuju tuba falopi, terus ke rahim. Jika telur tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim dalam akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode haid, berlangsung selama± 3-7 hari.

Wiknjosastro (Sarwono, 2007, p.46-48) menerangkan bahwa pada tiap siklus haid dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut :

1) Masa haid : selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah

(27)

atau minimum.

2) Masa Proliferasi : terjadi sampai hari ke empat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut dengan endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

3) Sesudahnya dinamakan Masa Sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Pada tiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menyebabkan beberapa folikel primer dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, namun kadang-kadang lebih dari satu, dan kemudian berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH. Seperti telah diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (LH dan FSH) adalah dibawah pengaruh releasing hormons (RH) yang disalurkan dari Hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH ini dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen ke hipotalamus.

(28)

Bila penyaluran RH normal atau berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya makin lama makin matang dan makin banyak berisi likuor folikulli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi. Waktu ketika proses proliferasi terjadi disebut masa proliferasi.

Dibawah pengaruh LH folikel de Graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium). Pada ovulasi ini kadang-kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain. Pula dapat diikuti perdarahan vagina sedikit. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan tersebut diatas), yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (Luteotrophic hormons), suatu hormon gonadotropin juga. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan bersekresi (masa sekresi).

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunya

(29)

kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid / mensis.

c. Upaya-upaya yang dapat dilakukan saat menstruasi datang 1) Pembalut dan Waktu Menggantinya

Pembalut wanita (sanitary napkins) bebentuk persegi panjang dan terdiri dari bahan yang bersifat menyerap, seperti kapas mentah. Pembalut wanita menggunakan plastik sebagai lapisan dasar luar dan bahan yang empuk sebagai penyerap di bagian atasnya. Di bagian dasar ada strip perekat yang dapat menahan pembalut wanita di celana dalam. Ketebalan pembalut wanita bermacam-macam dan disiapkan untuk hari-hari dengan menstruasi berat atau ringan. Apapun jenis pembalut wanita yang digunakan, pembalut tersebut harus diganti paling sedikit setiap 4 jam sekali dan kadang-kadang lebih sering jika menstruasi banyak.

Ketika mengganti pembalut wanita, perlu diingat untuk tidak membuang pembalut yang telah dipakai ke dalam lubang kakus / kloset karena dapat menyumbat saluran pembuangannya. Di beberapa kamar kecil umum, disediakan tempat sampah khusus untuk membuang pembalut wanita atau tampon. Jika tidak ada / saat berada di rumah, pembalut wanita yang telah dipakai tersebut

(30)

dapat dibungkus dengan kertas, tas / kantong kertas / plastik, baru kemudian dibuang ke keranjang sampah (Darvill & Powell, 2003, pp. 18-19).

Perawatan saat menstruasi menjadi sangat penting karena pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim mudah terkena infeksi oleh karena itu, kebersihan vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Beberapa penyakit yang mudah hinggap pada wanita adalah infeksi jamur dan bakteri yang terjadi pada saat menstruasi. Penyebabnya adalah adanya bakteri pada pembalut biasa atau pembalut yang kurang berkualitas. Pembalut tersebut menjadi media perkembangbiakan bakteri yang merugikan, maka dari itu wanita harus memperhatikan, karena hal-hal yang sepele jika tidak dilakukan bisa berdampak fatal.

Pemakaian pembalut yang kedaluarsa dan menyimpan pembalut di tempat lembab akan berakibat timbulnya bakteri sehingga dapat menginfeksi vagina dan menyebabkan jamur. Selain itu, untuk menghindar dari hal lain yang perlu dilakukan saat haid datang yaitu jangan malas untuk mengganti pembalut.

Pembalut yang dipakai terlalu lama akan menyebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh melalui vagina, lalu merambat ke atas melewati mulut rahim. Saat kuman tersebut sudah meraja lela dapat menyebabkan peradangan, perekatan, lalu menyumbat

(31)

saluran telur sehingga bisa mengakibatkan kemandulan (Andira, 2010, pp 44-45).

2) Nutrisi

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, saat mentruasi beberapa wanita mengeluh mengalami perut kembung. Untuk mengatasinya, wanita dapat mengurangi konsumsi garam karena garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa penuh di perut bagian bawah. Para remaja juga dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti kacang-kacangan, ikan, daging, dan susu. Bila tubuh mencerna makanan tersebut, akan menyebabkan lebih banyak air yang keluar dari tubuh sehingga mengurangi rasa penuh di perut bagian bawah (Burns,et al., 2000, pp. 78-79). Menghindari konsumsi bahan makanan yang mengandung cafein seperti kopi, juga dapat dipertimbangkan karena cafein merangsang adrenalin dalam tubuh dan dapat menambah kecemasan. (Samadi, 2004, p. 103).

Sindrom pre menstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang saat haid keluar. Tindakan yang dilakukan untuk mengangani kasus sindrom premenstrual adalah menganjurkan perubahan diet. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan gula, garam, daging, lemak hewani, alcohol, kopi dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah konsumsinya adalah jenis

(32)

ikan, roti, kacang-kacangan, karbohidrat, sayuran berdaun hijau, dan sereal.

Dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan pada payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, dikarenakan hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin di dalam otak (Paath, 2004, p. 72)

Konsumsi makanan yang seimbang selama masa reproduksi terutama menstruasi sangat penting karena kekurangan nutrisi pada seseorang akan berpengaruh pada penurunan fungsi reproduksi dan hal ini dapat dilihat apabila seseorang mengalami anoreksia nervosa. Pada tubuhnya akan terlihat perubahan-perubahan hormonal tertentu yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok akibat kadar gonadotropin dalam serum dan urine menurun, serta penurunan pula sekresinya, kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus (Paath, 2004, p. 68)

3) Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi

Sebagian besar perempuan yang mengalami nyeri sewaktu haid tidak memerlukan pengobatan, tetapi mereka membutuhkan penjelasan dan pengertian tentang haid terutama bagi mereka yang baru mengalaminya. Sikap orang tua yang bijaksana, penuh

(33)

pengertian, dan penuh kasih sayang terhadap putrinya yang sedang haid, dapat membantu meringankan rasa sakitnya. Bisa juga dengan meminum obat, tetapi hal ini hendaknya dibawah pengawasan dokter.

Selain hal diatas gangguan menstruasi seperti dismenorhea ataupun PMS dapat diatasi dengan tehnik relaksasi seperti latihan yoga atau pijatan. Pengompresan perut dengan bantal panas (air hangat yang dimasukkan dalam botol / tempat) dapat pula mengurangi nyeri perut bagian bawah. Juga yang tidak boleh dilupakan adalah istirahat yang cukup (Proverawati & Misaroh, 2009, p.109).

4) Perilaku Reproduksi Sehat

Perilaku reproduksi sehat dapat dilakukan dengan cara merawat organ kewanitaan secara baik dan benar. Hal-hal tersebut antara lain :

a) Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut.

b) Cuci tangan sebelum menyentuh vagina

c) Setelah buang air besar dan kencing, selalu “cebok” dengan arah dari depan ke belakang (ke arah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina.

(34)

bahan katun (100 %). Bahan lain, misalnya nylon dan polyster akan membuat gerah dan panas dan membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

e) Hindari penggunaan deodoran, cairan pembasuh (douches), sabun yang keras, serta tissue yang berwarna dan berparfum. f) Hindari juga menggunakan handuk atau waslap milik orang

lain untuk mengeringkan vagina kita.

g) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina. (Wijayanti, 2009, pp. 50-51).

Hal-hal diatas penting untuk dilakukan guna menghindari infeksi saluran kemih, salah satu penyakit yang mudah dialami oleh wanita. Hal ini dikarenakan saluran kemih bagian bawah perempuan lebih pendek dibandingkan saluran kemih laki-laki. Bila permukaan kemaluan wanita atau vulva selalu kurang bersih, baik karena dari cara “cebok” yang salah, pakaian dalam, bekas darah haid, maka muara saluran kemih, tempat keluarnya air seni, mudah tercemar bibit penyakit. Infeksi oleh bibit penyakit ini menimbulkan peradangan saluran kemih bagian bawah, yang gejalanya berupa nyeri menyayat setiap kali berkemih, dan bila berat, bisa sampai urin yang bercampur dengan darah. Air seni menyerupai air cucian daging. Orang-orang bilang penyakit

(35)

“anyang-anyangan”.

Dan yang terakhir, lebih dari semua itu, seorang remaja putri yang telah mendapatkan menstruasi, seharusnya tidak melakukan hubungan seksual, karena hal tersebut dapat mengakibatkan kehamilan. Padahal kehamilan pada usia ini meningkatkan berbagai risiko baik bagi ibu maupun janin yang dikandung sehubungan dengan belum sempurnanya tingkat kematangan oragan reproduksi dan psikis dari gadis tersbut (Proverawati & Misaroh, 2009, p. 64)

5. PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG MENARCHE DAN MENSTRUASI

Menstruasi adalah sesuatu yang bayak ditakuti para gadis atau perempuan remaja. Mereka yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa haid merupakan bukti adanya penyakit.

Para gadis yang tidak diberi pemahaman yang benar bahwa haid sebagai fungsi tubuh normal, dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat haid pertama mereka datang. Bahkan, saat haid akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai dewasa.

Didukung pula adanya fakta bahwa banyak perempuan mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode haid mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh perempuan menderita akibat

(36)

dismenore atau haid yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi

pada awal-awal masa dewasa (Maulana, 2008, pp. 103-104).

Selama datang bulan rahim bergerak meremas-remas (kontraksi) dalam usaha untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang terlepas tersebut. Gerakan rahim tersebut bisa menyebabkan rasa nyeri di perut bagian bawah atau pun di punggung bagian bawah, dan kadang-kadang disebut kram. Nyeri tersebut bisa mulai dari sebelum atau pun sesudah darah keluar (Burns,et al., 2000, p. 77).

Beberapa saat sebelum mulai datang bulan atau bisa pada hari-hari mentruasi, sejumlah gadis dan wanita biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum datang bulan atau istilah populernya

pre-mentrual syndrome (PMS). Wanita yang mengalami bisa merasakan

hal-hal sebagai berikut : nyeri payudara, rasa penuh atau kembung di perut bagian bawah, merasa sangat lelah, nyeri otot terutama pada punggung bagian bawah atau perut, perubahan kebasahan vagina, muka berminyak atau pun tumbuh jerawat, emosi yang sangat kuat atau sukar dikontrol. Bayak wanita setiap bulan mengalami sekurang-kurangnya satu dari gejala-gejala tersebut dan sejumlah wanita lain mengalami semua gejala. Seorang wanita bisa merasakan gejala yang berbeda-beda dari satu bulan ke bulan berikutnya (Burns, et al., 200, pp. 77-78). Menurut Maulana (2008, p. 104) gejala-gejala dari gangguan haid dapat berupa payudara yang melunak, putting susu yang nyeri, bengkak, dan rasa mudah

(37)

tersinggung. Beberapa perempuan mengalami gangguan yang cukup berat seperti kram yang disebabkan oleh kontraki otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan.

Beberapa gadis merasa senang sewaktu datang bulan yang pertama kali datang, terutama bila mereka telah mengetahui seluk-beluk mengenai datang bulan. Gadis-gadis yag tidak pernah diberitahu tentang hal ini akan merasa khawatir ketika datang bulan pertama datang. Mereka dapat saja terpengaruh oleh pendapat bahwa datang bulan adalah kejadian kotor dan memalukan. (Burns,et al., 2000, p.84).

Hurlock (1990, p 211-212) mengemukakan bahwa masalah haid bagi anak perempuan dapat menimbulkan keprihatinan tersendiri. Bagi banyak anak perempuan haid merupakan masalah yang serius sehubungan dengan adanya dismenore / PMS yang dapat mereka alami. Pada umumnya haid dianggap sebagai “kutukan” sehingga tidak mengherankan bila reaksi sosial yang kurang baik akan mewarnai sikap anak perempuan. Lagipula, megetahui bahwa anak laki-laki tidak mengalami gangguan-gangguan fisik seperti ini juga membawa akibat buruk pada sikap anak perempuan dan memperkuat anggapan bahwa umumnya wanita bernasib buruk.

Sekalipun sebelumnya sudah mengerti, namun haid sering kali merupakan pengalaman yang traumatis, terutama bila disertai muntah-muntah dan organ-organ tubuh yang kejang. Benyak anak perempuan

(38)

mempertanyakan apaapakah kejang-kejang, sakit kepala, dan sakit punggung yang sering mereka alami selama masa haid merupakan hal yang normal ( Hulock, 1990, p. 195)

Disamping itu remaja perempuan dapat saja mengalami stress ketika dirinya akan memasuki masa menstruasinya. Stress ini disebabkan oleh ketegangan mental dan fisik yang dialaminya karena ia merasa dismenore ini sangat menyulitkan segala aktifitasnya (Dianawati, 2003, p. 39).

Oleh karena itu pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang haid serta tentang alat reproduksi wanita perlu diperoleh setiap remaja wanita (Widiastuti, 2009, p. 19). Menurutnya (pp. 7-8) dengan melaksanakan berbagai metoda untuk memberikan pengetahuan pada remaja, mengenai kesehatan reproduksi, diharapkan akan tumbuh keadaan yang kondusif dalam peningkatan pengetahuan, kemudian sikap, dan perilaku kehidupan seksual sehat dan bertanggung jawab pada remaja.

(39)

B. KERANGKA TEORI

Berdasarkan tinjauan teori yang telah disampaikan, maka dibuat kerangka teori sebagai berikut :

Skema 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Sukmadinata (2009) Remaja Putri 1. Perkembangan Fisik 2. Perkembangan Emosional 3. Perkembangan Psikososial Menarche dan Menstruasi Pengetahuan : Faktor Internal Jasmani Rohani Faktor Eksternal Ekonomi Hubungan Sosial Paparan Media Massa

Pengalaman Pendidikan

(40)

C. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Skema 2.2 : Kerangka Konsep

D. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Ada hubungan antara informasi dari media massa dengan pengetahuan tentang menarche dan menstruasi pada remaja putri di SMP Negeri 9 Semarang.

2. Ada hubungan antara informasi dari ibu dengan pengetahuan tentang

menarche dan menstruasi pada remaja putri di SMP Negeri 9 Semarang. 3. Ada hubungan antara informasi dari teman sebaya dengan pengetahuan

tentang menarche dan menstruasi pada remaja putri di SMP Negeri 9 Semarang.

4. Ada hubungan antara pendapatan perkapita keluarga dengan pengetahuan tentang menarche dan menstruasi pada remaja putri di SMP Negeri 9 Semarang.

Paparan Media Massa

Informasi dari Ibu

Informasi dari Teman Sebaya

Pendapatan Perkapita Keluarga

Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche dan

Referensi

Dokumen terkait

Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA), pada

Perencanaan dan manajemen penanggulangan bencana terkait pada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

Objek-objek ini berada pada area pelayanan yaitu area penerimaan (welcome area) dan wisma tamu (guest house), area koleksi yaitu Taman Rhododendron, Taman Sakura, koleksi

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Peran jamur dalam

akuisisi pada perusahaan go-publ ic yang mel ibatkan in- vestor dan emiten (perusahaan yang go-publ ic) dalam pro- ses emisi saham. D€ngan sendi ri nya titik

Pada foto Rontgen kepala polos lateral, tampak kepala yang membesar dengan disproporsi kraniofasial, tulang yang menipis dan sutura melebar 5 , yang menjadi alat

Penggunaan teknik sosiodrama melalui layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi prasangka sosial terhadap teman - teman disekolah digunakan karena masalah yang

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut