• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Menstruasi

2.2.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi (Ganong, 2003).

Menstruasi ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2007).

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini bisa terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause (Fitria, 2007).

Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Fisiologi Menstruasi

Haid normal merupakan hasil akhir suatu siklus ovulasi. Siklus ovulasi diawali dari pertumbuhan beberapa folikel antral pada awal siklus, diikuti ovulasi dari satu folikel dominan, yang terjadi pada pertengahan siklus. Kurang lebih lebih 14 hari pascaovulasi, bila tidak terjadi pembuahan akan diikuti dengan haid (Sherwood, 2011).

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang disekresi hipotalamus

mengontrol siklus baik pada ovarium dan uterus. GnRH merangsang dilepaskannya follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) oleh pituitari anterior. FSH berperan dalam pertumbuhan folikel, sedangkan LH berperan dalam perkembangan dari folikel tersebut. FSH dan LH menstimulasi folikel-folikel untuk mensekresikan estrogen. Selain itu, LH juga berperan untuk merangsang theca cells dari suatu folikel yang sedang berkembang untuk mensekresi androgen. Androgen yang dihasilkan ini nantinya akan dikonversi menjadi estrogen karena adanya pengaruh dari FSH. LH akan memicu terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum, corpus luteum akan menghasilkan estrogen, progesterone, relaxin dan inhibin.

Estrogen yang disekresi oleh folikel memiliki beberapa fungsi yang penting :

1) Perkembangan dari struktur reproduksi wanita dan karakteristik seks sekunder.

2) Meningkatkan anabolisme protein, termasuk pertumbuhan tulang (bekerja bersama dengan Growth Hormone).

3) Menurunkan level kolesterol darah.

4) Inhibisi pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan sekresi LH serta FSH oleh pituitari anterior.

Progesteron, disekresi oleh sel yang terdapat pada corpus luteum, bersama dengan estrogen untuk mempertahankan endometrium agar dapat terjadi implantasi jika terjadi pembuahan dan mempersiapkan kelenjar mamae untuk sekresi air susu. Relaksin diproduksi untuk menginhibisi kontraksi uterus yang berlebihan. Sedangkan, Inhibin disekresi oleh sel granulosa dan juga oleh corpus

Universitas Sumatera Utara luteum setelah ovulasi, fungsinya untuk mencegah sekresi FSH dan mengurangi

kadar LH (Tortora & Derrickson, 2011).

Siklus haid pada wanita umumnya antara 24-36 hari. Fase-fasenya terbagi empat antara lain (Tortora & Derrickson, 2011):

1) Fase menstrual

Fase ini terjadi pada 5 hari pertama dari suatu siklus. Pada ovarium, fase ini adalah fase ketika terjadi perkembangan folikel primordial menjadi folikel sekunder sedangkan di uterus terjadi peluruhan 50-150 ml yang berupa darah, jaringan serta mukus. Peluruhan ini terjadi karena penurunan kadar progesteron dan estrogen yang memicu sekresi prostaglandin sehingga menyebabkan arteriol uterus menjadi vasokonstriksi.

2) Fase pre-ovulatori

Fase pre-ovulatori merupakan waktu antara hari terakhir menstruasi dengan ovulasi. Fase ini terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-13. Di ovarium, folikel sekunder mulai mensekresikan estrogen dan inhibin. Pada hari ke-6, folikel sekunder akan menyebabkan folikel lainnya menjadi folikel dominan. Sedangkan pada uterus, estrogen yang dibebaskan ke dalam darah oleh folikel ovarium menstimulasi regenerasi dari endometrium sehingga ketebalan endometrium menjadi lebih kurang 4 - 10 mm. Fase preovulatori juga disebut juga fase proliferatif karena endometrium sedang berproliferasi.

3) Fase ovulasi

Fase ini merupakan fase rupturnya folikel matur (graafian) dan dilepaskannya oosit sekunder ke rongga pelvik, pada umumnya terjadi pada hari ke-14.

4) Fase post-ovulatori

Fase post ovulatori terjadi antara ovulasi dengan onset dari menstruasi berikutnya. Fase ini terjadi pada hari 15 sampai hari ke-28. Di ovarium, folikel matur mengalami degenerasi menjadi corpus

Universitas Sumatera Utara

ditransformasi menjadi corpus luteum karena pengaruh LH. Fase ini disebut juga dengan fase luteal. Pada uterus, progesteron dan esterogen yang dihasilkan oleh corpus luteum menyebabkan perkembangan kelenjar endometrial, vaskularisasi dari endometrium dan penebalan endometrium. Fase ini disebut juga dengan fase sekretori. Apabila tidak terjadi fertilisasi, maka kadar hormon akan turun karena degenerasi

corpus luteum.

2.2.3. Usia Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas

kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Rumdasih & Heryati, 2005).

Perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa salah satunya ditandai dengan menarche atau mentruasi yang pertama kali. Biasanya terjadi pada usia 12-13 tahun tetapi menstruasinya masih tidak teratur karena tanpa pelepasan telur. Setelah itu, sekitar usia 18-19 tahun siklus menstruasinya mulai teratur karena disertai dengan pelepasan telur (Manuaba, 2009).

2.2.4. Lama Menstruasi

Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. (Manuaba, 2010).

2.2.5. Gangguan Menstruasi

Gangguan haid pada masa reproduksi (Prawihardjo, 2011) :

a. Gangguan lama dan jumlah darah haid : hipermenorea (menoragia) dan hipomenorea.

Universitas Sumatera Utara

c. Gangguan perdarahan di luar siklus haid : menometroragia.

d. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid : dismenore dan sindroma pra-haid.

Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini (Chandran, 2008).

Dokumen terkait