Bulan/ Masa Pajak PENYETORAN Keterangan PT. PERTAMINA PMK No.154/PMK.03/2010
Januari 2013 11 Februari 2013 20 Februari 2013
Telah Sesuai Dengan PMK
No.154/PMK.03/2010
Ferbruari 11 Maret 2013 20 Maret 2013
Maret 11 April 2013 20 April 2013
April 10 Mei 2013 20 Mei 2013
Mei 10 Juni 2013 20 Juni 2013
Juni 10 Juli 2013 20 Juli 2013
Juli 12 Agustus 2013 20 Agustus 2013
Agustus 10 September 2013 20 September 2013
September 10 Oktober 2013 20 Oktober 2013
Oktober 10 Novermber 2013 20 November 2013
Sumber : PT. Pertamina (Persero) Manado
Tabel 6 menunjukan bahwa
PT. Pertamina ( Persero) Manado dalam pelaporan PPh Pasal
22 telah dilakukan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, sesuai dengan PMK no
154/PMK.03/2010. Pelaporan dilakukan paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak.
PembahasanDalam hasil penelitian di atas PT. PERTAMINA Manado sebagai Produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas sebagaimana yang diatur dalam Kepmenkeu nomor 184/PMK.03/2007 Ss.t.d.t.d. PMK no 154/PMK.03/2010 wajib memungut Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sehubungan dengan penyerahan barang atau penjualan hasil produksi Pertamina berupa bahan bakar minyak, gas, dan pelumas telah melakukan perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas dengan baik atau sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku sebesar 0,30% dari harga penjualan selain potongan PPn dan PBBKB.
Penyetoran dan pelaporan SPT Masa PT. PERTAMINA (Persero) Manado telah dilakukan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,yakni penyetorannya dilakukan 1 hari sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order) ditebus dan pelaporan dilakukan paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak. Dan apabila tanggal pelaporan dan penyetoran tersebut jatuh pada hari libur atau tanggal merah, maka tanggal pelaporan dan penyetoran dapat digeser pada hari kerja.
Karena bersifat Final, maka kewajiban Pajak untuk tahun berjalan dianggap lunas/selesai, tetapi SPBU Sindulang masih tetap mempunyai kewajiban melaporkan SPT PPh Badan dengan perhitungan
77
pajak terhutan Nihil dan Pertamina sebagai pemungut harus melaporkan SPT Masa PPh 22 ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir dan menerbitkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 22 3 rangkap.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:
PT. PERTAMINA Manado sebagai Produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas sebagaimana yang diatur dalam Kepmenkeu nomor 184/PMK.03/2007 Ss.t.d.t.d. PMK no 154/PMK.03/2010 wajib memungut Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sehubungan dengan penyerahan barang atau penjualan hasil produksi Pertamina berupa bahan bakar minyak, gas, dan pelumas telah melakukan perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas dengan baik atau sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku sebesar 0,30% dari harga penjualan dalam hal ini SPBU Sindulang sebagai SPBU Swasta. PT. PERTAMINA Manado dalam pelaporan PPh Pasal 22 pun sepenuhnya sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, yaitu pelaporannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir, namun dalam penyetoran SPBU Sindulang belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, dalam penyetoran SPBU sindulang hanya menggunakan formulir setoran pembayaran produk pertamina yang di bayar ke Bank tanpa menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka yang menjadi saran dari penulis yaitu agen/penyalur dalam hal ini SPBU Sindulang sebagai Wajib Pajak harus menyetorkan pungutan PPh Pasal 22 yang telah dipungut. Pemungutan dilaksanakan dengan cara penyetoran sendiri oleh Wajib Pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro. Penyetoran pajak dilakukan secara kolektif dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak, dan PT. PERTAMINA sebagai pemungut pajak harus melaporkan pungutan PPh Pasal 22 yang telah dipungut dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yaitu paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir, dan perusahaan perlu lebih memahami peraturan perpajkan yang berlaku dengan mengikutsertakan karyawan bagian accounting dalam pelatihan atau seminar perpajakan
78
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan Ahmad,skripsi minor, 2009. Tinjauan Atas Perhitungan Dan Penyetoran Bea Masuk, Pajak Pertambahan nilai, Dan Pajak Penghasilan pasal 22 Dalam Rangka Impor Obat Hewan. Pt. Tekad Mandiri Citra.
Indriantoro, Supomo, 2012. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta : Yogyakarta.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 pasal 2 “Tentang Pemungutan Pajak
Pengasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan
Kegiatan Dibidang Impor atau Usaha di Bidang Lain”.
Mardiasmo, 2011. Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Pudyatmoko Sri, 2009. Pengantar Hukum Pajak. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Rosdiana Haula,Irianto Slamet Edi, 2011. Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Penerbit Visimedia. Jakarta.
Santika Dewi Putri, 2011. Pengenaan Pajak Atas Pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Jasa Transportir Bahan Bakar Minyak Industri. PT.XYZ
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Sumarsan Thomas, 2012. Perpajakan Indonesia. Edisi ketiga. Pt. Indeks. Jakarta.
Waluyo, 2010. Pemotongan / Pemungutan Pajak Penghasilan. Penerbit DBW Tax Center. Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia. edisi 10. Salemba Empat : Jakarta
79
EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN DIKLAT PROVINSI SULAWESI UTARA
Virginia Rebecka Golose David P.E Saerang Harijanto Sabijono
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail:
virginrebecka@yahoo.com
ABSTRAK
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas diperlukan adanya prosedur yang baik dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengeluaran kas yang dilakukan di luar prosedur yang telah ditentukan, akan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pencurian, dan penggelapan kas. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas yang dilakukan maka akan semakin dapat di percaya besarnya akun kas pada laporan keuangan tersebut.
Masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas khususnya pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil di Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara.
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan sistem akuntansi pengeluaran kas, proses pembayaran gaji pegawai negeri sipil di Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Dimana suatu analisis yang mengumpulkan, menyusun, dan mengolah, agar dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tertentu sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas pada Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara secara umum baik sesuai dengan permendagri No.13 Tahun 2006.
Kata Kunci : Sistem akuntansi Pengeluaran Kas.
ABSTRACT
In the accounting system cash outlay necessary to procedure well and in accordance with established policy cash expenditures made outside the prescribed procedure, the possibility of fraud, theft, and embezzlement cash. So that can be said that the better expenditure accounting systems and procedures cash will be able to do it in the trust account the amount of cash in the financial statement.
The problem in this study is How the implementation process payroll payments to the Civil Service Training Agency of North Sulawesi.
The purpose of this study to evaluate the application of the accounting system cash expenditures, the payment of salaries of civil servants in the province of North Sulawesi training agency.
This study is a descriptive research using qualitative methods in which an analysis is collecting, collating, and processing, in order to provide an overview of a particular state so that it can be deduced.
Based on the results of the study indicate that the accounting. System is cash expenditure on Training Agency of North Sulawesi is generally well under Permendagri Number. 13 of 2006.
80
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dizaman era global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Terutama dalam sistem informasi akuntansi yang dipergunakan secara efektif dan efisien. Penanganan dalam hal ini pengeluaran kas merupakan suatu aktifitas dalam perusahaan yang tidak mungkin dapat dilepaskan.
Pada perusahaan haruslah berhati-hati dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, artinya setiap penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan harus diperhitungkan manfaat dan keuntungan yang akan didapat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka setiap perusahaan harus mempunyai kualitas sistem informasi akuntansi yang baik dari segi pendidikan, keahlian atau pun keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya sistem informasi akuntansi yang benar, maka manajemen dalam organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu operasi atau suatu kegiatan apakah berjalan dengan efisien dan efektif. Selain itu sistem informasi akuntansi dapat digunakan sebagai pedoman dalam penugasan dan wewenang bagi sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi atau perusahaan tersebut, sehingga dapat berjalan sesuai prosedur. Dengan adanya sistem informasi akuntansi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat didapat, tepat waktu, akurat, dan relevan. Pengeluaran kas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi pemborosan anggaran. Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas kususnya keuangan daerah merupakan serangkaian tahap dan langkah yang harus dilalui dalam melakukan fungsi akuntansi tertentu. Sistem dan prosedur akuntansi yang terdapat di pemerintahan daerah meliputi:
1. Sistem dan prosedur penerimaan kas 2. Sistem dan prosedur pengeluaran kas 3. Sistem dan prosedur akuntansi selain kas 4. Sistem dan prosedur akuntansi aset
(Mahmudi:Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)
Berdasarkan uraian diatas, maka pemerintah daerah mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan penggajian Pegawai Negeri Sipil di daerahnya. Untuk mengetahui sistem penerapan pelaksanaan penggajian pegawai negeri sipil tersebut. Yaitu Badan Diklat sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan pertanggungjawaban dengan menggunakan sistem akuntansi yang di atur oleh pemerintah daerah dalam bentuk Peraturan Gubernur yang bersifat mengikat. Dalam hal ini proses penggajian terpusat di Badan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah (BPKBMD) Provinsi Sulawesi Utrara. Dalam pelaksanaan proses pembayaran gaji terdapat permasalahan yaitu masih kurang optimalnya proses pembayaran (manual) yang berimbas pada ketidaktepatan waktu pembayaran.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan sistem akuntansi pengeluaran kas khususnya pembayaran gaji pegawai negeri sipil di Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara.
TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi
American Institute of Certified Public Accountant yang di kutib Muhammad (2002:11) mendefinisikan
sebagai berikut “akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya
Akuntansi Pemerintahan
Menurut Revrisond, Baswir (2000:7), Akuntansi Pemerintahan (termasuk akuntansi untuk lembaga non profit pada umumnya) merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk tidak mencari laba. Walaupun lembaga pemerintah senantiasa berukuran besar, namun sebagaimana dalam perusahaan ia tergolong sebagai lembaga mikro.