• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menunjukkan Kata Hewan dan Tumbuhan ··········································

BAB III ANALISIS FUNGSI PENULISAN HURUF KATAKANA DALAM

3.1 Menunjukkan Kata Hewan dan Tumbuhan ··········································

お父さん :(コンコン)姫子―っ。スイカ

Otousan : (

切ったぞ―

kon kon) Himeko… Suika

(Ayah : (tok tok) Himeko… Semangkanya uda dipotong loh…) kitta zo…

姫子 :いらない

Himeko : Iranai

(Himeko : Gak butuh)

お父さん :どうしたんだい。姫子のだ~いすきなスイカ

Otousan : Doushitan dai. Himeko no daa~i suki na

だぞ。あま いぞ―っ

suika

(Ayah : Kenapa? Ini semangka yang paaaling Himeko suka. Manis loh…)

姫子 :いらないってば、今それどころじゃないの!!

Himeko : Iranaitteba, ima sore dokoro ja nai no!!

(Himeko : Kalau sudah kukatakan tidak butuh, sekarang ini bukan itu yang penting!)

(Hime Chan no Ribon seri ke 4, halaman 90)

Analisis:

Cuplikan dialog di atas merupakan dialog antara Hime dan ayahnya yang menceritakan situasi ayah yang mengetuk pintu kamar Hime yang ditunjukkan dengan bunyi コンコン/ kon kon dan mengajaknya untuk bergabung bersama keluarga yang lain untuk memakan buah semangka (スイカ/ suika). Tapi, Hime menolak ajakan ayahnya tersebut karena Hime sedang bingung memikirkan bahwa rahasianya akan segera diketahui oleh Hibino. Ayah yang tidak mengetahui masalah tersebut, menanyakan penyebab Hime menolak ajakan ayah. Tapi, Hime hanya menjawab seadanya tanpa menyadari ayahnya yang pergi dengan sedih mendengar penolakan Hime itu.

Dalam dialog tersebut terdapat dua penulisan katakana yaitu スイカ/suika dan コンコン/konkon. Kata スイカ mempunyai arti ‘semangka’ yang biasa dituliskan dengan huruf hiragana すいか atau jika dituliskan dengan huruf kanji yaitu 西 瓜. Kata ス イ カ merupakan kata yang menujukkan nama buah (tumbuhan) yang fungsi katakana pada dialog ini sesuai dengan konsep yang

dikemukakan oleh Yasuko Mitamura (1988:38) bahwa nama tumbuhan dan hewan pada umumnya bisa ditulis baik dengan huruf katakana atau pun dengan huruf hiragana. Petunjuk umum menyarankan untuk lebih memprioritaskan menggunakan huruf katakana.

Fungsi katakana スイカpada dialog tersebut selain berfungsi menunjukkan kata tumbuhan, juga bermakna sebagai pusat perhatian pembaca yang menerangkan bahwa Hime dan Erika memiliki persamaan yaitu sama-sama menyukai buah semangka walaupun ini tidak diceritakan pada masing-masing profil tokoh. Tapi, hal ini dapat dilihat dari beberapa dialog percakapan sebelumnya yang mengambarkan secara tidak langsung bahwa Erika juga menyukai buah semangka.

チャッピ :エ..エリカさま。おちついで。スイカ

Chappi : E… Erika sama. Ochitsuide.

でも食べて。 Suika

(Chappi : Pu… Putri Erika. Tenanglah. Makanlah semangka ini) demo tabete.

Dialog tersebut menerangkan, Chappi yang menawarkan スイカ/ suika (semangka) agar bisa menenangkan kegelisahan Erika. Fungsi katakana sebagai pusat perhatian pembaca juga sesuai dengan konsep Yasuko Mitamura (1988:45) bahwa katakana digunakan untuk menyatakan penekanan arti / pusat perhatian. Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom.

Sementara untuk katakana コンコン/konkon merupakan suatu onomatope yang menyatakan bunyi ‘suara ketukan pintu’ (tok tok). Bunyi ini muncul ketika ayah Hime mengetuk pintu kamar Hime. Katakana sebagai onomatope yang merupakan bunyi bahasa timbul dengan melihat benda (Gitaigo), ini sesuai dengan pendapat Yasuko Mitamura (1988:41) bahwa katakana digunakan untuk menuliskan onomatope menggambarkan pergerakan atau pun keberadaan sesuatu secara grafik dan sugestif.

Cuplikan II: 姫子 :どこっ?! Himeko : Doko…?! (Himeko : Dimana?!) 日比野 :どこって。そこの林ぬげて坂上がったとこの...ちょ っと 野々原さん!! 行ったって無駄よ。流れてっち ゃったんだから。

Hibino : Dokotte. Soko no hayashi nugete, saka agatta toko no… Chotto Himeko san!! Ittatte muda yo. Nagarete chattan dakara.

(Hibino : Ehm… Di atas lereng setelah melewati hutan itu… Himeko tunggu!! Kalaupun pergi percuma saja. Karena sudah terbawa arus…)

Himeko : (hashitte…) (Himeko : (berlari…)) 日比野 :<叫んで>キリンとカバ Hibino : (sakende) も買ってきてあげるから―っ Kirin to kaba

(Hibino : (berteriak) Aku akan membelikan jerapah dan kuda nil…) mo katte kite ageru kara…

(Hime Chan no Ribon seri ke 4, halaman 51)

Analisis :

Dialog di atas terjadi antara Hime dan Hibino. Pada cuplikan tersebut diceritakan Hime yang panik karena Hibino telah menghilangkan Pokota, boneka kesayangan Hime. Hibino yang merasa menyesal karena tidak menepati janjinya untuk menjaga Pokota, menjelaskan bahwa boneka itu tidak akan bisa ditemukan lagi karena sudah hanyut terbawa arus sungai yang deras. Hibino juga mengatakan akan menggantinya dengan boneka yang lain yaitu キリン /kirin (jerapah) dan カ バ/kaba (kuda nil) tanpa mengetahui bahwa Pokota bukanlah boneka biasa. Hime yang merasa cemas kehilangan Pokota langsung berlari ke arah hutan tanpa mendengarkan penjelasan dari Hibino.

Pada cuplikan teks tersebut terdapat dua buah kata yang dituliskan dengan huruf katakana yaitu キリン/kirin dan カバ/kaba. Kata キリン/kiri mempunyai arti ‘jerapah’ dan kata カ バ/kaba yang berarti ‘kuda nil’. Kedua huruf

katakana tersebut sama-sama berfungsi sebagai menunjukkan nama hewan. Selain menyatakan fungsi katakana yang menunjukkan nama hewan, katakana di sini bukanlah membelikan hewan yang sebenarnya tapi bermaksud membelikan boneka hewan yang berbentuk jerapah dan kuda nil sebagai pengganti Pokota yang berbentuk singa, katakana di sini hanya sebagai lambang yang mewakili nama hewan tersebut. Dimana fungsi katakana sebagai nama hewan sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Yasuko Mitamura (1988: 38) bahwa nama tumbuhan dan hewan pada umumnya bisa ditulis baik dengan huruf katakana atau pun dengan huruf hiragana. Petunjuk umum menyarankan untuk lebih memprioritaskan menggunakan huruf katakana.

Kata キリン/ kirin biasa dituliskan dengan huruf hiragana きりん atau dengan huruf kanji dituliskan dengan麒麟 , tapi penulisan dengan huruf kanji sangat jarang digunakan, karena kanjinya yang sulit. Sedangkan kata カバ biasa dituliskan dengan huruf hiragana かば , atau jika dituliskan dengan huruf kanji dengan penulisan 河馬. Penulisan katakana berfungsi sebagai pengganti huruf kanji sesuai dengan konsep fungsi katakana yang dinyatakan oleh Yasuko Mitamura (1988: 44) bahwa katakana digunakan untuk menggantikan kanji. Penggunaan seperti ini sangat banyak dijumpai dalam penulisan di majalah- majalah atau koran, baik itu berfungsi untuk menggantikan penulisan kanji yang susah, maupun kanji yang jarang dipakai.

3.2 Menujukkan Nama Diri