• Tidak ada hasil yang ditemukan

ke dalamGlomusgrup A.

Hasil penelitian spora G. geosporum sebelumnya di Indonesia dilaporkan oleh Prastyo (2004) berwarna cokelat sampai merah, berukuran 48-77(-122) x 48-77(-122) µm pada rizosfer bambu (D. asperi dan G. apus), Lucia (2005) menemukan spora berukuran 99-124 x 92-107 µm, berwarna cokelat kemerahan pada rizosfer tanaman manggis. Sementara Puspitasari (2005) melaporkan bahwa sporaG. geosporumyang ditemukan berwarna kuning kecokelatan, cokelat tua sampai cokelat kemerahan, berukuran 97-219 x 97-219 µm pada berbagai rizosfer tumbuhan di hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi antara lain pada rizosfer Ardisia humilis Vahl., Averrhoa bilimbi L., Bischofia javanica Bl. , Bridelia insulanaHance dan Buchanania arborescens (Bl.) F. Muell.

Spora G. intraradices yang berhasil diisolasi mempunyai kesamaan warna dan bentuk seperti yang dipertelakan oleh Schenck & Smith (1982) dan INVAM (2006). Spesies ini ditemukan pada rizosfer padi (D1) dan rizosfer kacang tanah (D2). Ukuran spora yang diperoleh yaitu 83–192 x 93-192 µm yang relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran yang telah dilaporkan oleh Schenck & Smith (1982) yaitu (40.5-)98.5(-190) dan INVAM (2006) yaitu 40-140 µm. Redecker & Raab (2006) menyatakan bahwa Glomus intraradicestergolong ke dalamGlomusgrup A. Sedangkan spora Glomus sp.1 belum berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies karena tidak ditemui kemiripan karakter dengan yang dipertelakan dalam pustaka.

Dalam penelitian ini satu spesies CMA dapat menginfeksi lebih dari satu spesies tumbuhan inang. CMA yang penyebarannya paling luas ialah G. etunicatum (7 contoh tanah), sedangkan CMA yang penyebarannya paling sempit ialahA. delicata , A. foveata, A. tuberculata dan G. diaphanum (masing – masing 1 contoh tanah).

Demikian pula satu tanaman dapat bersimbiosis dengan lebih dari satu macam CMA. Keanekaragaman tertinggi di jumpai pada contoh tanah rizosfer jagung dari Dukuh Asem, Kec. Sindang Kasih, Kab. Majalengka (D6) dan rizosfer padi dari desa Jatiserang, Kec. Panyingkiran, Kab. Majalengka (D1). Satu jenis tanaman yang berasal dari daerah yang berbeda dapat bersimbiosis dengan CMA yang berbeda. Hayman (1975) menjelaskan bahwa simbiosis CMA dengan tanaman sangat dipengaruhi oleh jenis tanah,

spesies tanaman, spesies CMA dan interaksi ketiganya. Perbedaan tanaman inang dan kesuburan tanah juga mempengaruhi perbedaan populasi CMA di lapang. Selain itu, menurut Widiastuti dan Kramadibrata (1992), perbedaan lokasi dan rizosfer menyebabkan perbedaan keragaman spesies dan populasi CMA.

SIMPULAN

Cendawan mikoriza arbuskula yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari 11 contoh tanah yang berasal dari rizosfer padi, jagung, ubi jalar, kacang tanah, karet dan tanah pertanian dari Jawa Barat yaitu genus Acaulospora dan Glomus. CMA yang ditemukan berjumlah 8 spesies terdiri atasA. delicata, A. foveata, A. tuberculata, G. diaphanum, G. etunicatum, G. geosporum, G. intraradicesdanGlomussp.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott LK, Robson AD. 1982. The role of VA mycorrhizae fungi in agriculture and the selection of fungi for inoculation. Aust J Agric Res33:389-395.

Becker WN, Gedermann JW. 1997. Glomus etunicatussp. nov.Mycotaxon6:29-32. Brundrett M, Bougher N, Dell B, Groove T,

Malajczuk N. 1994. Working with mycorrhizas in forestry and agriculture. Wembley: CSI RO Centre for mediterranean Agriculture Research. Haerida I, Kramadibrata K. 2002. Identifikasi

jamur mikoriza arbuskula pada rizosfer tanaman jagung manis di Jawa. Floribunda2:33-37.

Hayman DS. 1975. The occurrrence of mycorrhizas in field crops as affected by soil fertility.InSanders FE, B Mosse dan PB Tinker (Eds.). Endomycorrhizas, p.495-509. New York and London Academic Pres.

[INVAM] International Collection of Arbuscular and Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal. 2006. Classification.

[terhubung berkala].

http://invam.caf.wvu.edu/fungi/taxonomy [20 Desember 2006].

menyatakan bahwa G. geosporum tergolong ke dalamGlomusgrup A.

Hasil penelitian spora G. geosporum sebelumnya di Indonesia dilaporkan oleh Prastyo (2004) berwarna cokelat sampai merah, berukuran 48-77(-122) x 48-77(-122) µm pada rizosfer bambu (D. asperi dan G. apus), Lucia (2005) menemukan spora berukuran 99-124 x 92-107 µm, berwarna cokelat kemerahan pada rizosfer tanaman manggis. Sementara Puspitasari (2005) melaporkan bahwa sporaG. geosporumyang ditemukan berwarna kuning kecokelatan, cokelat tua sampai cokelat kemerahan, berukuran 97-219 x 97-219 µm pada berbagai rizosfer tumbuhan di hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi antara lain pada rizosfer Ardisia humilis Vahl., Averrhoa bilimbi L., Bischofia javanica Bl. , Bridelia insulanaHance dan Buchanania arborescens (Bl.) F. Muell.

Spora G. intraradices yang berhasil diisolasi mempunyai kesamaan warna dan bentuk seperti yang dipertelakan oleh Schenck & Smith (1982) dan INVAM (2006). Spesies ini ditemukan pada rizosfer padi (D1) dan rizosfer kacang tanah (D2). Ukuran spora yang diperoleh yaitu 83–192 x 93-192 µm yang relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran yang telah dilaporkan oleh Schenck & Smith (1982) yaitu (40.5-)98.5(-190) dan INVAM (2006) yaitu 40-140 µm. Redecker & Raab (2006) menyatakan bahwa Glomus intraradicestergolong ke dalamGlomusgrup A. Sedangkan spora Glomus sp.1 belum berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies karena tidak ditemui kemiripan karakter dengan yang dipertelakan dalam pustaka.

Dalam penelitian ini satu spesies CMA dapat menginfeksi lebih dari satu spesies tumbuhan inang. CMA yang penyebarannya paling luas ialah G. etunicatum (7 contoh tanah), sedangkan CMA yang penyebarannya paling sempit ialahA. delicata , A. foveata, A. tuberculata dan G. diaphanum (masing – masing 1 contoh tanah).

Demikian pula satu tanaman dapat bersimbiosis dengan lebih dari satu macam CMA. Keanekaragaman tertinggi di jumpai pada contoh tanah rizosfer jagung dari Dukuh Asem, Kec. Sindang Kasih, Kab. Majalengka (D6) dan rizosfer padi dari desa Jatiserang, Kec. Panyingkiran, Kab. Majalengka (D1). Satu jenis tanaman yang berasal dari daerah yang berbeda dapat bersimbiosis dengan CMA yang berbeda. Hayman (1975) menjelaskan bahwa simbiosis CMA dengan tanaman sangat dipengaruhi oleh jenis tanah,

spesies tanaman, spesies CMA dan interaksi ketiganya. Perbedaan tanaman inang dan kesuburan tanah juga mempengaruhi perbedaan populasi CMA di lapang. Selain itu, menurut Widiastuti dan Kramadibrata (1992), perbedaan lokasi dan rizosfer menyebabkan perbedaan keragaman spesies dan populasi CMA.

SIMPULAN

Cendawan mikoriza arbuskula yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari 11 contoh tanah yang berasal dari rizosfer padi, jagung, ubi jalar, kacang tanah, karet dan tanah pertanian dari Jawa Barat yaitu genus Acaulospora dan Glomus. CMA yang ditemukan berjumlah 8 spesies terdiri atasA. delicata, A. foveata, A. tuberculata, G. diaphanum, G. etunicatum, G. geosporum, G. intraradicesdanGlomussp.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott LK, Robson AD. 1982. The role of VA mycorrhizae fungi in agriculture and the selection of fungi for inoculation. Aust J Agric Res33:389-395.

Becker WN, Gedermann JW. 1997. Glomus etunicatussp. nov.Mycotaxon6:29-32. Brundrett M, Bougher N, Dell B, Groove T,

Malajczuk N. 1994. Working with mycorrhizas in forestry and agriculture. Wembley: CSI RO Centre for mediterranean Agriculture Research. Haerida I, Kramadibrata K. 2002. Identifikasi

jamur mikoriza arbuskula pada rizosfer tanaman jagung manis di Jawa. Floribunda2:33-37.

Hayman DS. 1975. The occurrrence of mycorrhizas in field crops as affected by soil fertility.InSanders FE, B Mosse dan PB Tinker (Eds.). Endomycorrhizas, p.495-509. New York and London Academic Pres.

[INVAM] International Collection of Arbuscular and Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal. 2006. Classification.

[terhubung berkala].

http://invam.caf.wvu.edu/fungi/taxonomy [20 Desember 2006].

9

Janos DP, Trappe JM. 1982. Two new

Acaulospora species from tropical America.Mycotaxon15:515-522. Kramadibrata K, Riyanti EI, Simanungkalit

RDM. 1995. Arbuscular mycorrhizal fungi from the rhizospheres of soybean crops in Lampung and West Java. Biotropia8:30-38.

Lucia Y. 2005. Cendawan mikoriza arbuskula pada rizosfer tanaman manggis dan peranannya terhadap pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostanaL.) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Morton JB, Walker C. 1984. Glomus diaphanum: A new species in the Endogonaceae common in West Virginia. Mycotaxon21:431-440.

Morton JB. 1988. Taxonomy of VA Mycorrhizal fungi: classification, nomenclature and identification. Mycotaxon32:267-342.

Prastyo H. 2004. Cendawan mikoriza arbuskula pada bambu [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Puspitasari RT. 2005. Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) di hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi-Jawa Barat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Redecker D. 2005. Glomeromycota.

Arbuscular mycorrhizal fungi and their relative(s). [terhubung berkala]. http://tolweb.org/Glomeromycota/28715/ 2005.07.01 in The Tree of Life Web Project, http://tolweb.org/ [20 Desember 2006].

Redecker D, Raab P. 2006. Phylogeny of the Glomeromycota (arbuscular mycorrhizal fungi): recent developments and new gene marker.Mycologia98(6):885-895. Retnaningsih E. 1998. Biodiversitas cendawan

mikoriza arbuskula pada rizosfer salak [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Schenck NC, Perez Y. 1990.Manual for The Identification of VA Mycorrhiza Fungi.

3rd Edition. Gain sville: Synergistic publication.

Schenck NC, Smith GS. 1982. Additional new and unreported species of mycorrhizal fungi (Endogonaceae) from Florida. Mycologia74:77-92.

Schüâler A, Schwarzott D, Walker C. 2001. A new fungal phylum, theGlomeromycota: phylogeny and evolution. Mycol Res 105:1413-1421.

Septyarini. 1999. Cendawan Mikoriza Arbuskula di Kebun Plasma Nutfah Puslit Bioteknologi – LIPI, Cibinong [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Setya AP. 1995. Mikoriza arbuskula pada rizosfer beberapa spesies bambu di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Setya AP, Gunawan AW, Kramadibrata K. 1995. Cendawan mikoriza arbuskula pada bambu di Kebun Raya Bogor. Hayati 2: 85-86.

Sieverding E, Oehl F. 2006. Revision of Entrophospora and description of Kuklospora and Intraspora, two new genera in the arbuscular mycorrhizal Glomeromycetes. J Appl Bot Food Quality80:69-81.

Smith SE, Smith FA, Jacobsen I. 2003. Mycorrhizal fungi can dominate phosphate supply to plants irrespective of growth responses. Plant Physiol 133:16-20.

Spain JL, Sieverding E, Oehl F. 2006. Appendicispora: a new genus in the arbuscular mycorrhiza forming Glomeromycetes, with a discussion of the genusArchaeospora.Mycotaxon 97:163-182.

Walker C. 1982. Species in the endogonaceae: a new species (Glomus occultum) and a new combination (Glomus geosporum). Mycotaxon15:40-61.

Walker C. 1983. Taxonomic concepts in the Endogenaceae spore wall characteristics in species description. Mycotaxon 18:443-455.

Walker C, Pfeiffer CM, Bloss HE. 1986. Acaulospora delicata sp. nov. an endomycorrhizal fungus from Arizona. Mycotaxon25:621-628.

Walker C, Schüâler A. 2002. Glomeromycota.

[terhubung berkala].

http://invam.caf.wvu.edu/fungi/ Glomeromycota. [20 Desember 2006]. Widiastuti H, Kramadibrata K. 1992. Jamur

mikoriza bervesikula-arbuskula di beberapa tanah masam dari Jawa Barat. Menara perkebunan60:9-19.

Widiastuti H, Kramadibrata K. 1993. Identifikasi jamur mikoriza bervesikula-arbuskula di beberapa beberapa kebun kelapa sawit di Jawa Barat. Menara perkebunan61:13-19.

1

Lampiran 1 Komposisi larutan hara Johnson Hara makro Senyawa Berat Molekul Konsentrasi Larutan stok (M) Konsentrasi Larutan stok (g/l) Volume larutan stok/l larutan final (ml) KNO3 101,10 1,00 101,10 6,00 Ca(NO3)2.4H2O 236,16 1,00 236,16 4,00 NH4H2PO4 115,08 1,00 115,08 2,00 MgSO4.7H2O 146,49 1,00 146,49 1,00 Hara mikro Senyawa Berat Molekul Konsentrasi Larutan stok (M) Konsentrasi Larutan stok (g/l) Volume larutan stok/l larutan final

(ml) KCl 74,55 50,00 3,738 H2BO3 61,84 25,00 1,546 MnSO4.H2O 169,01 2,00 0,338 ZnSO4.7H2O 287,55 2,00 0,575 CuSO4.5H2O 249,71 0,50 0,125 H2MoO4(85%MoO3) 161,97 0,50 0,081 1,00 Fe-EDTA 346,08 20,00 6,922 1,00

Dokumen terkait