Mātā-pitu upaṭṭhānaṃ berarti menyokong dengan memadai, merawat dengan benar, dan memberikan pelayanan yang selayaknya dengan sabar kepada ibu dan ayah� Orang-orang zaman sekarang tidak selalu merawat orang tua mereka� Di negara-negara barat, mereka lebih sering memutuskan untuk mencarikan sebuah lembaga, untuk merawat orang tua mereka saat sudah berumur� Akan
tetapi mereka tidak berpikir, dengan mereka tidak memberikan sokongan/
pelayanan yang layak atau bahkan sampai menelantarkan orang tua mereka yang sudah tua saat ini, ada kemungkinan mereka juga akan harus mengalami hal yang serupa ketika mereka beranjak tua� Hal ini sangat kontras dengan ajaran Buddha yang mengajarkan bahwa hutang budi anak-anak kepada orang tuanya begitu besar sehingga tidak akan pernah dapat dilunasi hanya dengan sekedar dukungan materi� Seseorang harus tetap memberikan dukungan berupa materi ini, akan tetapi dukungan dalam bentuk Dhamma juga harus diberikan kepada mereka�
Apakah mereka kikir? Ajarkanlah mereka tentang kedermawanan beserta manfaatnya� Barangkali perilaku moral mereka tidak baik dalam beberapa hal? Maka tuntunlah mereka untuk melihat bahaya dari perilaku yang tidak baik itu� Atau mungkin mereka kurang dalam hal pemahaman? Bukakanlah gerbang Dhamma sehingga mereka memahami baik dan buruk, fenomena sebab-akibat yang terjadi, dan sebagainya�
Hanya dengan cara seperti ini, budi orang tua dapat dibalas oleh anak-anaknya� Orang tua seseorang sepantasnya dihormati — Buddha menyebut mereka
72
Catatan dan Komentar
kepada mereka melalui pelayanan penuh bakti dan cinta kasih yang akan membawa kebahagian bagi mereka di dalam usia mereka yang semakin senja, daripada memuja dewa apapun yang tidak dikenal secara pribadi� Seorang umat Buddha yang baik berpikir dan bertindak terhadap orang tuanya dengan cara seperti ini: “Saya yang telah disokong mereka, akan menyokong mereka; Saya akan melakukan pekerjaan mereka untuk mereka; Saya akan melanjutkan tradisi keluarga mereka; Saya akan membuat diriku pantas memperoleh warisan yang diperuntukkan untukku; Saya akan senantiasa membuatkan mereka persembahan ketika mereka telah meninggal�” Inilah kata-kata yang diucapkan
Buddha kepada pemuda Sigāla. Sehubungan dengan poin yang terakhir tentang
memberikan persembahan, yang dimaksud disini adalah praktekumat Buddha
yang terkenal, yaitu memberikan sedekah atau berdana (kepada para bhikkhu
maupun orang lain) pada peringatan hari kematian dan mendedikasikan jasa kebajikan yang telah dilakukan kepada mereka yang telah meninggal� Dengan cara ini, orang tua disokong meskipun mereka sudah tiada di kehidupan sekarang� Hal Ini merupakan suatu berkah bagi mereka yang sangat baik dan tahu balas budi, karena mereka memiliki kesempatan untuk melakukan banyak kamma baik�
Puttadārassa saṅgaho: “menyayangi istri dan anak-anak�”[11] Tentunya semua
orang tahu bahwa hal ini sudah seharusnya dilakukan� Tetapi sering kali kita juga mendengar banyak kasus dimana istri dan anak ditelantarkan atau ditinggalkan oleh suami yang bepergian ke tempat lain� Ketika seorang pria telah mengambil komitmen untuk berkeluarga, ia memiliki kewajiban untuk menyokong istri dan menyantuni anak-anaknya� Buddha mengajarkan pemuda
Sigāla bahwa seorang suami dapat menyokong istrinya dengan lima cara:
dengan menyayanginya, dengan tidak memandang rendah dirinya, dengan tidak bersikap tidak setia kepadanya, dengan memberikannya kebebasan dan wewenang dalam lingkup kerjanya, dan dengan membuatkan hadiah untuknya, seperti perhiasan atau ornamen-ornamen� Memberikan bantuan dengan cara apapun selama sejalan atau sesuai dengan Dhamma sesungguhnya adalah suatu berkah karena semua tindakan tersebut adalah kamma baik — bermanfaat dan membuahkan hasil yang menyenangkan� Jika dilaksanakan dengan semangat yang benar, “menyayangi istri dan anak-anak” pasti akan membawa harmoni
Catatan dan Komentar
ke dalam rumah tangga, dan dalam kehidupan ini kita dapat hidup damai dan rukun bersama orang lain� Kedua hal tersebut tentu saja sudah merupakan suatu berkah di kehidupan ini, apalagi manfaat-manfaat baik lainnya di kehidupan mendatang?Anākulā kammantā berarti kesibukan-kesibukan dan mata
pencaharian yang tidak membawa konflik atau pertentangan dan dapat dijalani
dengan damai dan tenang tanpa menyebabkan kebingungan mental� Bukan
hanya sebatas pekerjaannya saja yang tidak membawa konfik-konflik, tetapi
seseorang juga harus menghindari mengganggu orang lain�
Maksud dari pernyataan tersebut akan jauh lebih mudah dimengerti melalui
pengertian bahwa kamma (dalam konteks ini maksudnya pekerjaan) harus dijadikan sebagai upaya untuk mengakhiri (anta). Kata sifat anākula — “tidak bertentangan” — menunjukkan bagaimana caranya pekerjaan (kamma) tersebut harus dilakukan untuk mencapai akhir (anta).
Hidup adalah suatu keadaan penuh konflik atau masalah yang ditimbulkan oleh
akar-akar kejahatan, keserakahan, kebencian dan kebodohan batin, yang mana merupakan sumber-sumber dari begitu banyak tindakan-tindakan� Buah-buah yang muncul dari tindakan-tindakan ini berupa bermacam-macam penderitaan
dan keterbatasan, yang menjadi penyebab konflik atau masalah selanjutnya. Tujuan dalam hidup bukanlah untuk menambah kerumitan konflik-konflik ini
melainkan untuk bertindak, bekerja dan menjalani usaha atau bisnis dengan cara
yang dapat membantu mengurangi atau menyelesaikan konflik-konflik yang
pada akhirnya bermuara pada pembebasan total dari seluruh pertentangan atau
konflik tersebut. Penekanannya terletak pada tindakan melakukan kamma baik
sebagai upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang luhur dan diharapkan� Bukan hanya kualitas dari tujuannya semata yang menentukan layak tidaknya suatu kegiatan: Layak tidaknya suatu kesibukan dilakukan ditentukan oleh tujuan dari kesibukan tersebut dan cara-cara yang ditempuh atau digunakan dalam
pelaksanaan kesibukan tersebut, Dengan demikian “cara mengerjakan” (kamma)
memiliki porsi yang sama pentingnya dengan “tujuan�” Untuk menyimpulkan berkah ini: yang harus digaris bawahi disini adalah mata pencaharian benar — jenis pekerjaan atau kesibukan yang mana tidak merugikan diri sendiri maupun makhluk lain� Pekerjaan semacam ini yang disetujui oleh siapapun sebagai
74
Catatan dan Komentar
suatu berkah�