• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Teoritis

Kajian Kepustakaan

7.1. Manfaat Kajian Kepustakaan

7.2.3. Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Teoritis

Sebenarnya mengkaji dan menguji pustaka merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah selesai, namun mengingat waktu yang terbatas adalah sangat penting untuk menentukan dan memilah pustaka yang benar-benar terkait dengan materi dan bidang yang hendak ditekuni dan diteliti. Biasanya begitu mulai membaca seseorang akan segera menemukan bahwa permasalahan yang hendak diteliti mempunyai sumber atau dasar teori yang telah dikembangkan dari berbagai sudut pandang. Segala informasi yang diperoleh dari buku dan jurnal yang membahas suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda-beda sebaiknya dipilah berdasarkan topik atau tema utama atau teori yang dikembangkan, kemudian juga dicari kesepakatan atau pertentangan pendapat di antara penulis pustaka serta mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa kemungkinan materi dalam pustaka tersebut juga memuat banyak aspek yang bisa jadi terkait secara langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitian seseorang. Aspek-aspek inilah yang juga bermanfaat bagi seorang peneliti untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritisnya. Kemudian untuk selanjutnya kajian kepustakaan dapat lebih difokuskan pada materi-materi yang terkait dengan kerangka teoritis tersebut. Dengan demikian kerangka teoritis yang telah disusun merupakan arahan kepada seorang peneliti untuk tetap fokus pada area tersebut. Inilah yang telah disebutkan di depan bahwa hal ini dapat menjadi suatu paradoks, yaitu seseorang belum dapat menyusun kerangka teoritis sebelum mengkaji pustaka, namun di sisi lain seseorang juga tidak dapat secara efektif mengkaji pustaka sebelum mempunyai kerangka teoritisnya. Untuk memecahkan permasalahan ini, disarankan agar seseorang membaca terlebih dahulu beberapa pustaka secara cepat dan langsung ke inti permasalahannya, lalu menyusun draft kerangka teoritisnya. Untuk selanjutnya draft inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kerangka teoritis melalui kajian pustaka lebih mendalam.

Untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis sebaiknya dimulai dari informasi umum terlebih dahulu dan dilanjutkan pada informasi-informasi yang lebih spesifik. Gambar 7.2 menunjukkan contoh penulisan informasi terkait dengan penyusunan kerangka teoritis.

Pada contoh gambar 7.2, bila seorang peneliti hendak mempelajari tentang penggunaan katalis dalam proses alternatif pembuatan asam akrilat dari propana melalui reaksi oksidasi serta mempelajari kinetika dan mekanisme reaksinya, maka sebaiknya peneliti tersebut memperbanyak informasi dan teori atau konsep terkait:

- Reaksi kimia – menyangkut definisi reaksi kimia, aktifitas, selektifitas, konversi, teori-teri terkait reaksi kimia serta contoh-contoh reaksi kimia yang terkait langsung dengan reaksi yang hendak diteliti

- Reaksi katalitik – menyangkut definisi katalis dan katalisis, penggolongan katalisis, sifat-sifat katalis dan bagaimana menilai katalis yang baik melalui karakterisasinya, penerapan katalisis beserta contohnya, reaktor katalitik beserta teori-teori yang mendasari semua cakupan tersebut

- Oksidasi propana – menyangkut teori-teori dalam reaksi oksidasi propana, reaktor yang biasa digunakan, mekanisme dan kinetika reaksi oksidasi propana

- Produk utama asam akrilat – ini terkait dengan reaksi oksidasi propana dengan hasil atau produk utama berupa asam akrilat, bagaimana secara teoritis reaksi tersebut dapat terjadi, kondisi seperti apa yang dapat meningkatkan produksi asam akrilat, bagaimana reaksinya menggunakan bantuan katalis (katalis apa, kondisi reaksi seperti apa)

Gambar 7.2. Pengembangan kerangka teoritis – reaksi oksidasi katalitik propana menjadi asam akrilat

Reaksi kimia Reaksi katalitik Oksidasi propana Definisi reaksi Contoh reaksi Definisi katalis dan katalisis Penggolongan katalisis Penerapan katalisis Sifat-sifat katalis Definisi aktifitas, selektifitas, konversi Reaksi oksidasi;

definisi dan jenis mekanisme dan contoh Oksidasi katalitik;

Produk utama asam akrilat Produksi asam akrilat Teknologi dan proses katalitik Karakterisasi katalis Reaktor katalitik Mekanisme yang telah ada APA, BAGAIMANA? Prospek katalis dan

mekanisme baru

Kinetika dan mekanisme reaksi

Informasi yang harus dikumpulkan oleh peneliti menyangkut tentang segala yang terkait dengan hal yang hendak diselidiki, terutama dalam contoh di atas adalah reaksi oksidasi propana yang telah ada dan reaksi pembuatan asam akrilat dari propana yang telah ada baik yang dilakukan dalam skala industri maupun proses baru yang tengah dalam penyelidikan dan belum dikembangkan sampai tahap produksi masal. Peneliti harus dapat mengkritisi hasil dan temuan penulis terutama terkait dengan kekurangan-kekurangan selama penyelidikan dan hasil yang diperoleh, atau bahkan terkait dengan keunggulan hasil dan temuan penulis yang masih berpotensi untuk dikembangkan.

Pada contoh di atas, sedapat mungkin peneliti telah mempunyai target tertentu terkait dengan hasil reaksi yang hendak dicapai. Target tersebut dapat ditentukan sendiri maupun berdasarkan nilai yang wajar atau nilai yang telah lazim disepakati oleh para ahli di bidang terkait. Bagaimana mengetahui nilai yang wajar dan lazim tersebut? Justru disinilah letak pentingnya mengkaji kepustakaan, sebab biasanya informasi-informasi penting seperti hal tersebut bisa diperoleh dari kepustakaan, baik buku maupun jurnal. Sebagai misal, target pada contoh di atas dapat berupa nilai persentase selektifitas asam akrilat dan nilai persentase konversi propana. Artinya hasil temuan peneliti selama proses penelitian, apabila telah mendapatkan atau bahkan melebihi nilai target tersebut dapat dikatakan bahwa peneliti tersebut telah berhasil dengan gemilang. Namun, satu hal yang patut dicatat adalah keberhasilan tersebut tidak akan berarti apa-apa jika peneliti tidak dapat menjelaskan fenomena keberhasilan itu dan yang lebih mengkhawatirkan lagi apabila hasil tersebut tidak dapat diulang dengan memberikan hasil yang sama (irreproducible).

Selain itu, informasi-informasi yang dikumpulkan dari semua buku dan jurnal juga sangat bermanfaat sebagai pembanding dari hasil dan temuan yang nantinya diperoleh oleh peneliti. Bisa saja hasil yang diperoleh peneliti lebih baik ataupun kurang baik dari yang tertulis di pustaka. Hal tersebut bukan merupakan masalah utama, justru dengan hal seperti ini peneliti dituntut untuk mengetahui dan menjelaskan

bagimana hal tersebut dapat terjadi, dan bahkan dapat memperkaya pengetahuan dan menjadi kontribusi yang baik bagi pengetahuan di bidang terkait.

Dengan demikian diharapkan melalui semua informasi yang telah diperoleh, seorang peneliti dapat menyusun kerangka teoritisnya dengan lebih baik dan mengena pada sasaran.