Pendahuluan
Bagi warga sekolah, terutama guru dan kepala sekolah, serta pengawas sekolah tersedianya media komunikasi ilmiah berupa Learning Journal
merupakan tuntutan yang mendesak. Bahkan dapat dikatakan, sudah menjadi
conditio sine qua non. Sudah barang tentu Learning Journal sebagai salah satu wadah untuk mendesiminasikan berbagai hasil pemikiran (refleksi), temuan ilmiah, seperti hasil penelitian tindakan (PTK) baik di antara sesama anggota KKG/MGMP maupun kepada khalayak luas pemerhati pendidikan sebagai
stakeholders sekolah. Melalui Learning Journal, sekolah tidak lagi menjadi menara gading yang hanya indah dipandang masyarakat sekitarnya.
Merancang dan mengelola Learning Journal pada kelompok kerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah sesungguhnya tidak telalu mudah. Untuk menyampaikan temuan, hasil bacaan, hasil penelitian tindakan kelas, hasil pemikiran atau berbagai bentuk hasil karya keilmuan diperlukan suatu alat komunikasi yang mudah dipahami oleh warga sekolah maupun masyarakat peduli pendidikan. Model wadah komunikasi (tertulis) yang selama ini dianut civitas akademika, antara lain dalam bentuk karya tulis; buku, majalah, jurnal, abstrak, proseding, pamflet, leaflet, paper, dan lain lain. Setiap bentuk sarana komunikasi tersebut mengikuti aturan-aturan, pola dan format yang mengikatnya sehingga dapat dinilai sebagai karya ilmiah (bukan seni atau bentuk pengetahuan lainnya). Modul ini hanya akan membahas tentang
Learning Journal sebagai sarana komunikasi ilmiah di kelompok kerja guru, kepala sekolah maupun kelompok kerja pengawas sekolah.
Penerbitan Learning Journal
Dewasa ini di perguruan tinggi, informasi ilmiah seperti hasil-hasil penelitian dianggap mempunyai mutu keilmuan tertinggi dibanding yang disampaikan dengan cara-cara lainnya. Sehubungan dengan itu penghargaan terhadap karya tulis tersebut dalam penilaiannya diberikan bobot tertinggi pula yakni mencapai kredit 15 (bila sendirian, bila bersama penulis lain maka penulis pertama 60 % sedang penulis berikutnya 40%). Berbeda dengan guru, malah banyak mengalama kesulitan untuk naik pangkat dari IVa ke atas, karena tidak terbiasa melakukan pengembangan profesi, seperti melakukan penelitian atau menyusun karya tulis ilmiah lainnya.
Rangkaian kegiatan yang biasa dilakukan si penulis artikel hasil penelitian adalah mulai dari penulisan proposal, penelitian, dan seleksi untuk dimuat di dalam jurnal. Untuk memuat suatu karya tulis di dalam jurnal ilmiah, memang sampai saat ini belum didapatkan suatu standar yang sama mengenai mutu tulisan. Umumnya persyaratan tulisan dalam jurnal lebih dititik beratkan kepada keseragaman format yang meliputi banyaknya halaman ketik, jumlah kata (> 10.000 kata < 30.000 kata untuk jurnal), susunan outline, dan sebagainya. Dengan cara tersebut memang akan muncul berbagai persoalan teknis, seperti misalnya untuk ilmu-ilmu sosial relatif memerlukan halaman atau jumlah kata lebih banyak dibandingkan ilmu eksakta. Memang ada beberapa pendapat bahwa suatu artikel baru dapat dimuat apabila bukan merupakan hasil penelitian satu musim atau hasil laboratorium yang dilakukan beberapa minggu. Namun pendapat ini pun sampai saat ini masih merupakan saran yang perlu mendapatkan perhatian lebih saksama. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut dalam bobot keilmuan suatu artikel perlu mendapatkan suatu penilaian sebagai aspek legalitas dari para pakar yang bersangkutan. Dalam etika ilmiah penilaian para pakar/akhli ini dapat dianggap sebagai suatu standar ilmiah karena yang bersangkutan telah mempunyai cukup pengalaman dan pemahaman yang mendalam terhadap masalah tersebut. Legalitas ini disebut sebagai "The statement of the authority". Atas dasar inilah maka bobot suatu jurnal dapat dilihat dari ada atau tidak adanya anggota penilai atau mitra bestari yang tercantum dalam jurnal tersebut yang berfungsi sebagai wasit bagi laik tidaknya suatu artikel dimuat. Setiap artikel yang masuk kepada dewan
redaksi sebelum dimuat dalam suatu jurnal hendaknya dikirimkan dahulu kepada minimal dua orang akhli dalam bidangnya dan selanjutnya yang bersangkutan akan mengembalikan kepada dewan redaksi hasil penilainya berupa "diterima" atau "ditolak" dan bila diperlukan dapat juga menyisipkan beberapa komentar perbaikan. Dewan redaksilah yang akan menggodog lebih lanjut yang menyangkut redaksional maupun formatnya.
Dewasa ini ada tiga jenis jurnal yang berkembang di masyarakat ilmiah, yakni: (1) Jurnal "bunga rampai", (2) Jurnal dalam bidang sejenis, dan (3) Jurnal profesi keilmuan. Yang dimaksud dengan Jurnal bunga rampai adalah jurnal yang di dalamnya berisi berbagai macam ilmu baik yang berupa IPTEK keras maupun IPTEK lunak. Penuangan kedua jenis IPTEK itu dilakukan dalam satu wadah, bahkan diisi dengan "pidato-pidato", namun demikian pencantuman manajemen redakturnya kurang profesional. Adapun tipe yang kedua adalah Jurnal dalam bidang sejenis, yaitu jurnal yang memuat artikel dalam bidang sejenis (umpamanya: Hukum, Kedokteran, Peternakan, Ekonomi, dan sebagainya). Jurnal tipe ini mempunyai bobot lebih baik dibandingkan dengan jenis jurnal yang pertama, karena sudah menunjukkan ciri khas keilmuan tertentu. Akan tetapi, Jurnal tipe yang ketiga (yang disebut juga jurnal profesi) tertentu lebih diutamakan karena dengan demikian akan lebih mudah membantu masyarakat dalam penelusuran informasi ilmiah dalam bidang tertentu.
Di luar negeri jurnal tipe yang pertama sudah lama ditinggalkan orang karena dianggap menyulitkan dalam menelusuri bidang keilmuan tertentu secara spesifik. Orang-orang yang memerlukan informasi terpaksa harus menelaah satu persatu artikel yang dimuat di dalamnya untuk mencari informasi yang sesuai dengan tujuan pencariannya. Oleh karena itu pada dewasa ini, jurnal tipe yang ketiga justru yang mendapat perhatian dan kredibilitas utama. Pada jurnal tipe yang ketiga penelusuran informasi ilmiah telah jauh lebih mudah karena informasi sejenis telah terkumpul pada satu jurnal. Di samping itu informasi tersebut berasal dari kumpulan profesi tertentu yang tidak bercampur dengan informasi dari profesi lainnya. Sebaliknya, di Indonesia ketiga tipe jurnal yang disebutkan di atas, masih berkembang secara seimbang. Hal itu
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kurangnya informasi permasalahan yang dapat dimuat dalam jurnal, faktor sulitnya pendanaan, sumber daya manusia sebagai nara sumber dan pengelolanya, dan yang tidak kalah menentukan adalah birokrasi dalam proses penerbitan.
Sampai saat ini penilain suatu jurnal memang masih belum diberlakukan secara ketat setidak-tidaknya di sekolah. Dalam petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan oleh Depdikbud. No. 2492/D/C/88 sebagai penjabaran dari SK. Menpan No. 59/1987 disebutkan kretarium majalah ilmiah yang dapat diakui oleh Depdikbud, sebagai berikut: a) bertujuan untuk menampung/ mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dan disiplin ilmu pengetahuan tertentu; b) diterbitkan oleh badan ilmiah/organisasi/ sekolah dengan unit unitnya; c) ditujukan kepada masyarakat ilmiah/ peneliti yang mempunyai disiplin keilmuan yang relevan; d) mempunyai Dewan Redaksi yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya; e) mempunyai ISSN
(International Standard Serial Number); f) diedarkan secara nasional.
Untuk mendapatkan ISSN sesungguhnya tidaklah terlalu sulit karena setiap pengelola jurnal atau majalah yang ingin mendapatkan ISSN tinggal mengajukan permohonan kepada Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) yang beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto 10, Jakarta. Dalam pengajuan tersebut harus disampaikan pula alasan-alasan dan contoh edisi sebelumnya. Dengan demikian jurnal atau majalah yang sudah mendapatkan ISSN berarti sudah terdaftar dalam bank data majalah dunia karena oleh PDII-LIPI akan dilaporkan kepada Pusat ISDS (International Serial Data System).
Usulan Pengurus/Dewan Redaksi:
Lampiran Format Dewan Redaksi Learning Journal ¾ Penanggung Jawab: Kepala Sekolah
¾ Dewan Penyunting: Terdiri dari para pakar dalam bidangnya
¾ Dewan Redaksi:
¾ Ketua:
¾ Administrasi: ¾ Informasi Umum ¾ Alamat Readaksi. ¾ Jadwal Penerbitan. ¾ Penyerahan Naskah. ¾ Penerbitan Naskah. Contoh:
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN ISSN 1858-1226
Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan
Ketua Penyunting
Soesilo Wibowo
Wakil Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu Penyunting Pelaksana Abdul Hamid Ananti Yekti Miftakhul Arifin Joni Kurniawan Mitra Bestari
Masyhuri (Universitas Gadjah Mada) Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada)
E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa) Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang) Zulkarnain (Universitas Jambi)
Staf Tata Usaha
Mulyanta
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan
Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479 Faximile (0274) 375528 E-Mail: [email protected]
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain. Naskah diketik atas kertas HVS kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisan lainnya tanpa merubah esensi naskah. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan lima eksplar cetak lepas dan satu nomor bukti pemuatan. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.
penerbitan.
REFERENCES
Clark, P. G. "Learning on Interdisciplinary Gerontological Teams." EDUCATIONAL GERONTOLOGY 20, no. 4 (June 1994): 349-364. (EJ 485 857)
Cranton, P. UNDERSTANDING AND PROMOTING TRANSFORMATIVE LEARNING. San Francisco: Jossey-Bass, 1994.
Fitzgerald, L. F., and Weidner, H. Z. "The Use of Personal Narratives, Literature, and Journals to Foster Caring in Nursing Students." Presented at the Conference on College Composition and Communication, 1995. (ED 386 727)
Grennan, K. F. "The Journal in the Classroom." EQUITY AND EXCELLENCE 24, no. 3 (Fall 1989): 38-40. (EJ 412 581)
Holt, S. "Reflective Journal Writing and Its Effects on Teaching Adults." In THE YEAR IN REVIEW, VOL. 3. Dayton: Virginia Adult Educators Research Network, 1994. (ED 375 302)
McAlpine, L. "Learning to Reflect." ADULT LEARNING 3, no. 4 (January 1992): 15, 23-24. (EJ 437 121)
McIntyre, S. R., and Tlusty, R. H. "Computer-Mediated Discourse." Presented at the American Educational Research Association conference, 1995. (ED 385 232)
Miller, C. et al. LEARNING STYLES AND FACILITATING REFLECTION. London: English National Board for Nursing, Midwifery and Health Visiting, 1994. (ED 390 991)
Oaks, S. "Talking with One's Self." Presented at the Conference on College Composition and Communication, 1995. (ED 385 850)
Paterson, B. L. "Developing and Maintaining Reflection in Clinical Journals." NURSE EDUCATION TODAY 15, no. 3 (June 1995): 211-220. (EJ 507 736)
Perham, A. J. "Collaborative Journals." Presented at the National Council of Teachers of English conference, 1992. (ED 355 555)
Perl, S. "Composing Texts, Composing Lives." HARVARD EDUCATIONAL REVIEW 64, no. 4 (Winter 1994): 427-449. (EJ 492 462)
Roe, M. F., and Stallman, A. C. "A Comparative Study of Dialogue and Response Journals." Presented at the American Educational Research Association conference, 1993. (ED 359 242)
Schatzberg-Smith, K. "Dialogue Journal Writing and the Initial College Experience of Academically Underprepared Students." Presented at the American Educational Research Association conference, 1989. (ED 308 737)
Schneider, P. THE WRITER AS AN ARTIST. Los Angeles: Lowell House, 1994.
Sommer, R. F. TEACHING WRITING TO ADULTS. San Francisco: Jossey-Bass, 1989.
Surbeck, E.; Han, E. P.; and Moyer, J. "Assessing Reflective Responses in Journals." EDUCATIONAL LEADERSHIP 48 (March 1991): 25-27. (EJ 422 850)
Walden, P. "Journal Writing: A Tool for Women Developing as Knowers." NEW DIRECTIONS FOR ADULT AND CONTINUING EDUCATION no. 65 (Spring 1995): 13-20. (EJ 502 496)
Paket Pembelajaran BERMUTU
Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading