• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merawat Ibu Hamil dan Janin dalam Rahim

Janin dalam rahim terus berhubungan dengan ibu yang mengandungnya selama janin tersebut berada di rahim. Hubungan tersebut terjadi melalui tali pusat atau plasenta. Lewat tali pusat itulah janin bernafas dan merasakan sari makanan yang dimakan ibunya.

Bahkan lewat tali pusat ini janin menyatakan perasaan yang sama dengan ibunya. Sehingga, bila tali pusat terganggu, maka janin pun akan terganggu.

Nabi Muhammad bersabda: “Ajarilah orang-orang kamu yang hampir mati dengan kalimat La Ilaaha Ilallah”.

Cara membimbingnya: hendaklah dibisikkan kalimat tersebut ke telinganya dan diusahakan agar ia mengikutinya dan jangan terlalumsering, karena bisa membosankan. Bila ia tidak mengucap-kannya, janganlah kita berprasangka buruk, tapi berdoalah semoga hatinya mengingat kalimat tersebut ketika akan wafat.

c. Membaca Surat Yasin

Disunatkan membaca surat Yasin terhadap orang yang menjelang ajal sesuai dengan sabda Nabi yang artinya: “Surat Yasin adalah jantung hati Al-Qur’an, tidak seorangpun membacanya dan meng-harapkan Allah serta Negeri Akhirat kecuali Allah mengampuninya, lalu bacalah surat Yasin terhadap orang yang akan datang ajalnya di antaramu” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).

Bila ia sudah meninggal, lakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memejamkan matanya, menyebut kebaikannya, mendoakan dan memohonkan ampun atas dosanya. Sabda Rasulullah saw. yang artinya: Syaddab bin Aus meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu menghadiri orang mati maka tutuplah matanya…” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Dari Aisyah r.a berkata yang artinya: Kudekatkan telingaku kepada Nabi saw. sebelum beliau wafat, sedang beliau menyandarkan punggungnya kepadaku, maka kudengar diri beliau mengucapkan doa: “Ya Allah, ampunilah aku berilah kasih sayang, dan jumpakanlah aku dengan teman-teman yang mulia. (HR. Bukhari).

b. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke dagu supaya mulutnya tidak menganga.

c. Menanggalkan pakaian yang dipakai di bawah kain tersebut.

4. Jauhkan ibu hamil tersebut dari sesuatu yang menakutkan atau mengejutkan, karena dapat menggugurkan kandungan.

5. Anjurkan pada ibu hamil tersebut agar terusberdoa semoga Allah memudahkannya sewaktu melahirkan.

6. Beri semangat kepada ibu tersebut bahwa dia sedang berjihad pada jalan Allah dengan melahirkan tambahan dari ummat Nabi.

Dalam kitab Mulid Syaraf al-Anam disebutkan: Dinukil dari Zaid bin Abdullah bin Wahab dari bibinya menceritakan bahwa Aminah ibunda Muhammad Rasulullah saw. sewaktu mengandung, dianugerahkan Allah kemudian dalam masa hamil, ia tidak merasa sakit dan susah dengan apa yang ada dalam kandungannya.

Ketika Aminah akan melahirkan ia berdoa dengan:

Artinya: “Aku memohon perlindungan kepada Allah (untuk anak yang dikandungnya) agar tidak diganggu oleh makhluk yang jahat dan dengki”.

Hal ini menunjukkan bahwa doa yang berfungsi sebagai otak ibadah dapat menguatkan semangat ibu yang akan melahirkan, karena ia yakin Allah selalu berada bersamanya di saat ia membutuh-kan-Nya.

Menyambut Kelahiran Bayi 1. Mengazankan dan mengiqamatkan

Biasanya, setelah bayi dibersihkan dan diberi pakaian, dokter atau bidan mempersilahkan ayah atau kakek si bayi mengazan-kannya atau mengiqamatmengazan-kannya bila bayinya perempuan. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. dari Ubai bin Rafu (hamba Rasul) yang artinya: “Bahwasannya Rasulullah saw. mengazankan Setelah janin lahir, yang pertama sekali dilakukan oleh dokter

atau bidan adalah menggunting tali pusat, yang menunjukkan keter-putusan hubungan janin dari ibunya ditinjau dari segi anatomis.

Bayi pun kemudian menjadi pembahasan Sosiologi yang menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Polaticon (makhluk sosial) yang tidak dapat hidup sendirian, namun butuh orang lain di sekitarnya.

Berbicara tentang perawatan janin di dalam rahim, maka perawatannya adalah sama dengan perawatan terhadap ibunya, karena alasan hubungan tali pusat. Sebab, kebutuhan ibu hamil ter-kadang adalah kebutuhan janin yang dikandungnya.

Indonesia adalah satu Negara yang paling banyak terjadi kematian ibu dan bayi yangdisebabkan olehperawatanyangburuk, baik sebelum melahirkan maupun pasca melahirkan. Untuk itu, perawatan yang harus diberikan kepada ibu hamil menyangkut 2 hal, yaitu, Psikis/

Mental dan Fisik.

Perawatan fisik dapat dilakukan dengan:

1. Memberikan makanan yang bergizi 2. Memberikan obat yang dibutuhkan

3. Pemeriksaan yang teratur kepada ahli kebidanan 4. Olahraga yang cocok untuk ibu hamil

5. Menjaga kebugaran tubuh agar jangan sampai kekurangan darah atau malah darah tinggi

Perawatan Psikis meliputi:

1. Pengamalan ajaranAgama yang diyakininnya.

2. Memberikan makanan yang halal karena Rasulullah saw. bersabda:

“Setiap badan/daging yang berkembang karena diberikan makanan yang haram, maka nerakalah untuk daging tersebut”.

3. Pemberian kasih sayang dan perhatian.

. !"#$

telinga Hasan bin Ali r.a ketika dilahirkan ibunya Fatimah r.a dengan lafal azan sholat.”

2. Mengkhitankan, hadis Rasulullah yang artinya: “berkhitan itu sunnah bagi laki-laki dan mulia bagi perempuan”. Ada beberapa pendapat tentang hukum khitan:

a. Wajib bagi laki-laki dan perempuan menurut mayoritas ulama termasuk Imam Yahya dan asy-Syafi’I.

b. Sunat, menurut imam Malik, Abu Hanifah dan Murtadha.

c. Wajib bagi laki-laki dan tidak wajib bagi perempuan, menurut Imam Nashir.

Waktu khitan menurut mayoritas ulama tidak ditentukan, namun menurut ImamSyafi’I wajib bagi wali mengkhitan anaknyasebelum baligh, lebih baik lagi jika belum berumur 10 tahun. Namun ber-dasarkan hadis Rasul, bahwa Hasan dan Husein dikhitan oleh Rasul pada hari ketujuh dari hari kelahiran mereka.

3. Memberi nama, mentahnik (Memberi manisan), dan Mendoakan anak. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. dari Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata: Dilahirkan seorang putraku, lalu kubawa kepada Rasulullah saw., beliau kemudian memberinya nama

“Ibrahim”, dan lalu memberinya sedikit manisan, serta men-do’akannya dengan berkah dari Allah, kemudian beliau kembalikan anak itu kepadaku. Anak itu adalah putra tertua Abu Musa (HR.

Bukhari dan Muslim).

Khusus dalam pemberian nama, disunahkan untuk memberi nama yang sebaik-baiknya, bukan sajadalam sebutan dan pendengaran namanya, tapi juga dalam arti dan maksudnya.

BAB BAB BAB BAB BAB ENAM ENAM ENAM ENAM ENAM

PERAWAT DAN

ETIKA (AKHLAK)

dengan ini, akan muncullah sifat-sifat pemurah, suka membantu, kewibawaan, penguasaan diri, sabar menanggung penderitaan, lapang dada, tetap pendirian, terhormat, tidak tamak, lemah lembut dan peramah. Mereka yang bersikap melampau dalam menghayati asas ini pula akan menjadi sombong, keras, takabbur, dan suka memuji diri sendiri. Jika asas ini diabaikan pula, akan timbul rasa hina dan rendah diri, gelisah, perasaan kesempitan jiwa dan keengganan diri untuk memperjuangkan kebenaran.

4. Al-‘Iffah ialah dorongan syahwat yang dipimpin akal dan agama.

Jika ia diabaikan, timbullah sifat-sifat tamak, biadab, terlalu keras hati, riya’, suka bersenang-senang dengan cara yang tidak wajar, suka mencaci, mengampu dan suka menghina kaum yang lemah (Al-Hufy, 1978: 15-29).

Menerusi keseimbangan keempat-empat asas inilah terbentuk akhlak yang baik dan mulia. Perawat perobatan yang memiliki kelebihan ini akan mempunyai fikiran yang akan terserlah menerusi perlakuan perasaan yang ikhlas dan tenang. Akan beruntunglah pasien yang dirawati oleh perawat yang berakhlak mulia; perawat yang mengimani perutusan Rasul pembawa rahmat. Firman Allah:

Artinya: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya’, 21: 107)

B. BERBAGAI BIDANG KEAHLIAN

Kong Qiu yang dikenali sebagai Kong Zhongni, atau lebih dikenali sebagai Confucius (Tsai, 1989:1), pendeta agung negara China yang lahir pada tahun 551 S.M., telah menggariskan delapan prinsip

PERAWAT DAN ETIKA (AKHLAK)