Pasal 61
(1) Permint aan pendaf t aran merek dagang at au merek j asa sebagai Merek Kolekt if hanya dapat dit erima apabila dalam permint aan pendaf t aran t ersebut dengan j elas dinyat akan bahwa merek t ersebut akan digunakan sebagai Merek Kolekt if .
(2) Selain pencgasan mengenai penggunaan Merek Kolekt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pada permint aan , pendaf t aran t ersebut waj ib disert akan pula salinan perat uran penggunaan merek t ersebut sebagai Merek Kolekt if , yang dit andat angani oleh pemilik merek yang bersangkut an.
(3) Perat uran penggunaan Merek Kolckt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus berisikan ant ara lain :
a. sif at , ciri-ciri umum, at au mut u dari barang at au j asa yang produksi dan perdagangannya akan menggunakan Merek Kolck- t if t ersebut ;
b. ket ent uan bagi pemilik Merek Kolekt if unt uk melakukan pengawasan yang ef ekt if at as penggunaan merek t ersebut sesuai dengan perat uran; dan
c. sanksi at as pelanggaran pcrat uran penggunaan Merek Kolekt if .
Pasal 62
Terhadap permint aan pendaf t aran Merek Kolekt if dilakukan pemerik-saan kelengkapan persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 61.
Pasal 63
Dalam hal hasil pemeriksaan t erhadap permint aan pendaf t aran Merek Kolekt if , Pemeriksa Merek berkesimpulan bahwa permint aan pendaf -Wan merek sebagai Merek Kolekt if dapat disct uj ui, maka Kant or Merek :
a. mendaf t ar merek t ersebut dalam Daf t ar Umum Merek dengan melampirkan salinan perat uran penggunaan merek t ersebut ; dan b. mengumumkan pendaf t aran Merek Kolekt if t ersebut berikut
perat uran penggunaannya dalam Berit a Resmi Merek.
Pasal 64
(1) Perubahan perat uran penggunaan Merek Kolekt if waj ib dimint akan pencat at an kepada Kant or Merek dengan disert ai salinan yang sah mengenai bukt i perubahan t crscbut .
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicat at dalam Daf t ar Umum Merek, dan diumumkan dalam Berit a Resmi Merek. (3) Perubahan perat uran penggunaan Merek Kolekt if berlaku bagi
pihak ket iga set elah dicat at dalam Daf t ar Umum Merek.
(4) Pencat at an perubahan perat uran penggunaan Merek Kolekt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan biaya yang besarnya dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.
Pasal 65
Pemilik Merek Kolekt if t erdaf t ar hanya dapat menggunakan merek t ersebut bersama-sama dengan orang dan at au badan hukum lain yang j uga menggunakan Merek Kolekt if yang bersangkut an, apabila hal t ersebut dinyat akan dengan t egas persyarat annya dalam perat uran penggunaan Merek Kolekt if .
Pasal 66
(1) Pemilikan at as Merek Kolekt if t erdaf t ar dapat dialihkan hanya kepada pihak penerima yang dapat melakukan pengawasan ef ekt if sesuai dengan perat uran penggunaan Merek Kolekt if t ersebut .
(2) Pengalihan hak at as Merek Kolekt if t erdaf t ar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) waj ib dimint akan pencat at an kepada Kant or Merek.
(3) Pengalihan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dicat at dalam Daf t ar Umum Merek dan diumumkan dalam Berit a Resmi Merek.
(4) Pencat at an pengalihan hak at as Merek Kolekt if t erdaf t ar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dikenakan biaya yang besarnya dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.
Pasal 67
Merek Kolekt if t erdaf t ar t idak dapat dilisensikan kepada orang at au badan lain.
Pasal 68
(1) Kant or Merek dapat menghapus pendaf t aran Merek Kolekt if at as dasar :
a. permint aan sendiri dari pemilik Merek Kolekt if dengan perset uj uan t ert ulis dari semua pemakai Merek Kolekt if ,
b. bukt i yang cukup bahwa Merek Kolekt if t ersebut t idak dipakai bert urut -t urut selama t iga t ahun at au lebih sej ak t anggal pen- daf t arannya;
c. bukt i yang cukup bahwa Merek Kolekt if digunakan unt uk j enis barang at au j asa yang t idak sesuai dengan j enis barang at au j asa yang dimint akan pendaf t arannya; at au
d. bukt i yang cukup bahwa Merek Kolekt if t ersebut t idak digunakan sesuai dengan perat uran penggunaan Merek Kolekt if .
(2) Permint aan penghapusan pendaf t aran Merek Kolekt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diaj ukan kepada Kant or Merek.
(3) Penghapusan pendaf t aran Merek Kolekt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dicat at dalam Daf t ar Umum Merek, dan diumumkan dalam Berit a Resmi Merek.
(4) Pencat at an penghapusan pendaf t aran Merek Kolekt if sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dikenakan biaya yang besamya dit et apkan dengan Keput usan Ment eri.
Pasal 69
Penghapusan pendaf t aran Merek Kolekt if dapat pula diaj ukan oleh pihak ket iga dalam bent uk gugat an melalui Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 huruf b, huruf c, at au huruf d.
Pasal 70
Selain alasan pembat alan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1), Merek Kolekt if t erdaf t ar dapat pula dimint akan pembat alan kepada Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, apabila penggunaan Merek Kolekt if t ersebut bert ent angan dengan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).
Pasal 71
Seluruh ket ent uan dalam Undang-undang ini berlaku t erhadap Merek-Kolekt if , sepanj ang t idak dit ent ukan lain dalam Bab ini.
BAB VIII
GUGATAN GANTI RUGI Pasai 72
(1) Pemilik merek t erdaf t ar dapat mengaj ukan gugat an t erhadap orang at au badan hukum yang menggunakan mereknya, yang mempunyai persamaan baik pada pokoknya at au pada keseluruhannya secara t anpa hak, berupa permint aan gant i rugi dan penghent ian pemakai- an merek t ersebut .
(2) Gugat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan melalui Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.
Pasal 73
Gugat an gant i rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 dapat pula dilakukan oleh pencrima lisensi merek t erdaf t ar baik secara sendiri at au bersama-sama dengan pemilik merek yang bersangkut an.
Pasal 74
(1) At as permint aan pemilik merek at au penerima lisensi mcrek t erdaf t ar selaku penggugat , selama masih dalam pemeriksaan dan unt uk mencegah kerugian yang lebih bcsar, hakim dapat memerint ahkan t ergugat unt uk menghent ikan perdagangan barang at au j asa yang menggunakan merek secara t anpa hak t ersebut .
menggunakan merek secara t anpa hak, hakim dapat memerint ahkan bahwa penyerahan barang at au nilai barang t ersebut dilaksanakan set elah put usan pengadilan mempunyai kekuat an hukum t et ap dan set elah penggugat mcmbayar harganya kepada t ergugat .
Pasal 75
Terhadap put usan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) t idak dapat diaj ukan permohonan banding.
Pasal 76
Hak unt uk mengaj ukan gugat an sebagaimana diat ur dalam Bab ini t idak mengurangi hak negara unt uk melakukan t unt ut an t indak pidana di bidang merek.
BAB IX
PENGELOLAAN MEREK
Pasal 77
Penyelenggaraan administ rasi at as merek sebagaimana diat ur dalam Undang-undang ini dilaksanakan oleh Kant or Merek.
Pasal 78
Kant or Merek menyelenggarakan sist em j aringan dokument asi dan inf ormasi merek yang bersif at nasional, yang mampu menyediakan inf ormasi t ent ang merek seluas mungkin kepada masyarakat .
Pasal 79
Dalam melaksanakan pengelolaan merek Kant or Merek memperoleh pembinaan dari dan bert anggungj awab kepada Ment eri.
BAB X PENYIDIKAN
Pasal 80
(1) Selain Penyidik Pej abat Polisi Negara Republik Indonesia, j uga Pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan Depart emen yang lingkup t ugas dan t anggungj awabnya meliput i pembinaan merek, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana, unt uk melakukan penyidikan t indak pidana di bidang merek.
(2) Penyidik Pej abat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang :
a. melakukan pemeriksaan at as kebenaran laporan at au ket erangan berkenaan dengan t indak pidana di bidang merek; b. melakukan pemeriksaan t erhadap orang at au badan yang
diduga melakukan t indak pidana di bidang merek;
c. memint a ket erangan dan bahan bukt i dari orang at au badan sehubungan dengan t indak pidana di bidang merek;
d. melakukan pemeriksaan at as pembukuan, cat at an dan dokumen lainnya yang berkenaan dengan t indak pidana di bidang merek;
e. melakukan pemeriksaan di t empat t ert ent u yang diduga t erdapat bahan bukt i, pembukuan, cat at an, dan dokumen lain sert a melakukan penyit aan t erhadap bahan dan hasil
pelanggaran yang dapat dij adikan bukt i dalam perkara pidana di bidang merek; dan
f . memint a bant uan ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak pidana di bidang merek.
(3) Penyidik Pej abat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberit ahukan dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil penyidikannya kepada Penunt ut Umum, sesuai dengan ket ent uan Pasal 107 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.
BAII XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 81
Set iap orang yang dengan sengaj a dan t anpa hak menggunakan merek yang sama pada kescluruhannya dengan merek t erdaf t ar milik orang lain at au badan hukum lain unt uk barang at au j asa sej enis yang dipro- duksi dan at au diperdagangkan, dipidana dengan pidana penj ara paling lama t uj uh t ahun dan denda paling banyak Rp 100. 000. 000, - (serat us j ut a rupiah).
Pasal 82
Set iap orang yang dengan sengaj a dan t anpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek t erdaf t ar milik orang lain at au badan hukum lain, unt uk barang at au j asa sej enis yang diproduksi dan at au diperdagangkan, dipidana dengan pidana penj ara paling lama lima t ahun dan denda paling banyak Rp 50. 000. 000, - (lima puluh j ut a rupiah).
Pasal 83
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dan Pasal 82 adalah kej ahat an.
Pasal 84
(1) Set iap orang yang memperdagangkan barang at au j asa yang diket a- hui at au pat ut diket ahui bahwa barang at au j asa t ersebut menggunakan merek t erdaf t ar milik orang lain secara t anpa hak, dipidana dengan pidana kurungan paling lama sat u t ahun at au denda paling banyak Rp 10. 000. 000, - (sepuluh j ut a rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XIT
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 85
Semua merek yang t elah didaf t ar berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ent ang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan dan masih berlaku pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, dinyat akan t et ap berlaku menurut Undang-undang ini unt uk selama sisa j angka wakt u pendaf t arannya.
Pasal 86
(1) Terhadap merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 dapat diaj ukan gugat an pembat alan melalui Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, berdasarkan alasan sebagaimana dimak- sud dalam Pasal 5 dan Pasal 6.
(2) Gugat an pembat alan pendaf t aran merek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan selama j angka wakt u berlakunya pendaf - t aran merek t ersebut .
Pasal 87
Permint aan pendaf t aran merek, perpanj angan pendaf t aran merek, pencat at an pengalihan hak, pencat at an perubahan nama dan at au alamat , permint aan penghapusan at au pembat alan pendaf t aran merek yang diaj ukan berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ent ang Merek Perusahaan dan Merek Pcrniagaan t et api belum selesai pada t anggal berlakunya Undang-undang ini, diselesaikan berdasarkan ket ent uan Undang-undang ini.
Pasal 88
Semua perat uran pelaksanaan yang dibuat berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ent ang Merek Perusahaan dan Merek Pernia-gaan yang t elah ada pada t anggal berlakunya Undang-undang ini, dinyat akan t et ap berlaku selama t idak bert ent angan at au belum digant i dengan yang baru berdasarkan Undang-undang ini.
BAII XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 89
Dengan berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ent ang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan dinya- t akan t idak berlaku lagi.
Pasal 90
Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal 1 April 1993.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundang-an Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakart a
pada t inggal 28 Agust us 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
t t d
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a pada t anggal 28 Agust us 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
t t d
PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1992
TENTANG MEREK
UMUM
Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1988 dit egaskan bahwa sasaran ut ama Pembangunan Jangka Panj ang Tahap Pert ama adalah t ercipt anya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia unt uk t umbuh dan berkembang at as kekuat an sendiri menuj u masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Adapun t it ik berat nya, adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran ut ama t erwuj udnya st rukt ur ekonomi yang seimbang dimana t erdapat kemampuan dan kekuat an indust ri maj u yang didukung oleh kekuat an dan kemampuan pert anian yang t angguh.
Landasan unt uk it u t elah diupayakan secara bert ahap dan berkelanj ut an oleh bangsa Indonesia sej ak Repelit a pert ama.
Melalui Repelit a demi Repelit a, bangsa Indonesia pada saat ini t elah sampai pada t ahap yang sangat pent ing yait u mewuj udkan st rukt ur ekonomi dengan t it ik berat kekuat an indust ri yang didukung oleh bidang pert anian yang kuat . Dengan st rukt ur ekonomi sepert i ini, dalam t ahap pembangunan selanj ut nya bangsa Indonesia akan memasuki era t inggal landas unt uk lebih memacu pembangunan at as dasar kekuat an sendiri guna mewuj udkan t uj uan pembangunan nasional.
Dalam hubungan ini, pengat uran kembali hak-hak yang t imbul dari karya-karya int elekt ual menj adi sangat pent ing, bukan saj a dari segi perlindungan hukum t et api j ust ru karena peranannya yang pent ing dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena it u secara bert ahap t elah
diat ur kembali ket ent uan-ket ent uan di bidang Hak Cipt a dan Hak Pat en. Sebagai salah sat u bent uk karya int elekt ual merek j uga mempunyai peranan yang pent ing dalam kehidupan ekonomi t erut ama di bidang perdagangan barang dan j asa, unt uk membedakan produk yang sat u dengan produk yang lain yang sej enis dalam sat u kelas. Kegiat an perdagangan it u sendiri sangat erat kait annya dengan kegiat an produksi. Kelancaran perdagangan akan sangat menunj ang kegiat an produksi. Oleh karena it u dalam Undang-undang ini pengert ian perdagangan mencakup pula pengert ian produksi.
Sebenarnya pengat uran mengenai merek bukanlah hal yang baru. Selama ini t elah ada Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ent ang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan. Dalam hal t ert ent u Undang-undang baru ini lebih merupakan penyempurnaan. Penyempurnaan ini dianggap perlu at as dasar pert imbangan ant ara lain :
Pert ama mat eri Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 bert olak dari konsepsi merek yang t umbuh pada masa sekit ar perang dunia kedua. Sebagai akibat perkembangan keadaan dan kebut uhan sert a semakin maj unya norma dan t at anan niaga, menj adikan konsepsi merek yang t ert uang dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ert inggal j auh. Hal ini semakin t erasa pada saat komunikasi semakin maj u dan pola perdagangan ant ar bangsa sudah t idak lagi t erikat pada bat as-bat as negara. Keadaan ini menimbulkan saling ket ergant ungan ant ar bangsa baik dalam kebut uhan, kemampuan, maupun kemaj uan t eknologi dan lain-lainnya yang mendorong pert umbuhan dunia sebagai pasar bagi produk-produk mereka.
Kedua perkembangan norma dan t at anan niaga it u sendiri t elah menimbulkan persoalan baru yang memerlukan ant isipasi yang harus diat ur dalam Undang-undang ini.
Apabila dibandingkan dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961, Undang-undang ini menunj ukkan perbedaan-perbedaan ant ara lain :
a. Lingkup pengat uran dibuat seluas mungkin. Unt uk it u, j udul dipilih yang sederhana t et api luwes. Berbeda dari Undang-undang yang lama, yang membat asi pada merek perusahaan dan merek perniagaan yang dari segi obyek hanya mengacu pada hal yang sama yait u merek dagang. Sedangkan merek j asa sama sekali t idak dij angkau. Dengan pemakaian j udul Merek dalam Undang-undang ini, maka lingkup merek mencakup baik unt uk merek dagang maupun j asa. Demikian pula aspek nama dagang yang pada dasarnya j uga t erwuj ud sebagai merek, t elah pula t ert ampung didalamnya. Lebih dari it u dapat pula dit ampung pengert ian merek lainnya sepert i Merek Kolekt if . Bahkan dalam perkembangan yang akan dat ang penggunaan ist ilah merek akan dapat pula menampung pengert ian lain sepert i "cert if icat ion marks", "associat e marks" dan lain-lainnya.
b. Perubahan dari sist em deklarat if ke sist em konsit ut if , karena sist em konst it ut if lebih menj amin kepast ian hukum dari pada sist em deklarat if . Sist em deklarat if yang mendasarkan pada perlindungan hukum bagi mereka yang menggunakan merek t erlebih dahulu, selain kurang menj amin kepast ian hukum j uga menimbulkan persoalan dan hambat an dalam dunia usaha. Dalam Undang-undang ini, penggunaan sist em konst it ut if yang bert uj uan menj amin kepast ian hukum disert ai pula dengan ket ent uan-ket ent uan yang menj amin segi-segi keadilan. Jaminan t erhadap aspek keadilan nampak ant ara lain, pembent ukan cabang-cabang Kant or Merek di daerah, pembent ukan Komisi Banding Merek, dan memberikan kemungkinan unt uk mengaj ukan gugat an yang t idak t erbat as melalui Pengadilan Negeri Jakart a Pusat , t et api j uga melalui Pengadilan Negeri lainnya yang akan dit et apkan secara bert ahap, sert a t et ap dimungkinkannya gugat an melalui Pengadilan Tat a Usaha Negara. Bahkan dalam masa pengumuman permint an pendaf t aran merek dimungkinkan pemilik merek t idak t erdaf t ar yang t elah menggunakan sebagai pemakai pert ama unt uk
mengaj ukan keberat an.
c. Agar permint aan pendaf t aran merek dapat berlangsung t ert ib, pemeriksaannya t idak semat a-mat a dilakukan berdasarkan kelengkapan persyarat an f ormal saj a, t et api j uga dilakukan pemeriksaan subst ant if . Selain it u dalam sist em yang baru diint orduksi adanya pengumuman permint aan pendaf t aran suat u merek. Pengumuman t ersebut bert uj uan memberi kesempat an kepada masyarakat yang berkepent ingan dengan permint aan pendaf t aran merek mengaj ukan keberat an. Dengan mekanisme semacam ini bukan saj a problema yang t imbul dari sist em deklarat if dapat t erat asi, t et api j uga menumbuhkan keikut sert aan masyarakat . Selanj ut nya Undang-undang ini mempert egas pula kemungkinan penghapusan dan pembat alan merek yang t elah t erdaf t ar berdasarkan alasan dan t at a cara t ert ent u.
d. Sebagai negara yang ikut sert a dalam Paris Convent ion f or t he Prot ect ion of Indust rial Propert y t ahun 1883, maka Undang-undang ini mengat ur pula pendaf t aran merek dengan menggunakan hak priorit as yang diat ur dalam Konvensi t ersebut .
e. Undang-undang ini mengat ur j uga pengalihan hak at as merek berdasarkan lisensi yang t idak diat ur dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961.
f . Undang-undang ini mengat ur j uga sanksi pidana baik unt uk t indak pidana yang diklasif ikasi sebagai kej ahat an maupun sebagai pelanggaran.
Perbedaan-perbedaan dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 t ersebut , sekaligus menunj ukkan perluasan ruang lingkup Undang-undang ini. Perluasan it u diperlukan dalam rangka memant apkan peranan merek sebagai sarana unt uk lebih meningkat kan t at a perdagangan barang dan j asa yang sehat dan bert anggung j awab.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup j elas Pasal 2 Cukup j elas Pasal 3 Cukup j elas Pasal 4 Ayat (1) Cukup j elas Ayat (2) Cukup j elas Pasal 5 Huruf a
Dalam pengert ian "bert ent angan dengan kesusilaan dan ket ert iban umum" t ermasuk pula penggunaan t anda yang bert ent angan dengan agama at au yang merupakan at au menyerupai nama Allah dan RasulNya.
Huruf b Cukup j elas Huruf c
Cont oh merek sepert i ini adal ah t anda t engkorak di at as dua t ulang yang bersilang, yang secara umum t elah diket ahui sebagai t anda bahaya. Oleh karena it u t idak dapat digunakan sebagai
merek. Huruf d
Cont oh dari merek sepert i ini adalah kat a "kopi at au gambar