• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SEJARAH PERUSAHAAN

D. Merger PT Bank CIMB Niaga, Tbk

Proses merger melibatkan dua institusi perbankan terkemuka di Indonesia yaitu PT Bank CIMB Niaga, Tbk (dalam bagian ini selanjutnya disebut Bank Niaga) dan PT Bank Lippo Tbk (selanjutnya disebut LippoBank), menjadi PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Merger ini berawal dari kebijakan Bank Indonesia mengenai kepemilikan tunggal di Indonesia, dimana pemegang saham mayoritas dari Bank Niaga maupun LippoBank memilih merger sebagai opsi terbaik demi kepentingan seluruh stakeholder.

Merger ini menghasilkan bank dengan total aset di atas Rp100 triliun dan mengokohkan posisi sebagai bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset. Perpaduan keunggulan kedua bank menciptakan sebuah bank yang lebih baik dan mampu bersaing serta tumbuh di tengah semakin ketatnya persaingan sektor perbankan Indonesia. Bagi CIMB Group, merger ini akan memperkokoh posisi dan meningkatkan prospek pertumbuhannya sebagai kelompok bisnis terkemuka di Asia Tenggara. Selama tahap perencanaan merger, terjadi beberapa peristiwa penting di sektor industri keuangan di Indonesia:

1. 6-8 Oktober 2008 (setengah hari): Harga saham di Bursa Efek Indonesia turun hingga 20%.

2. 8 Oktober 2008 (setengah hari) dan 9-10 Oktober 2008:

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dihentikan untuk sementara (suspend). 3. 9 Oktober 2008: Giro Wajib Minimum yang dipersyaratkan untuk Bank

Umum turun dari 9,08% menjadi 7,5% dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perbankan.

Shanty Hermina Rangkuti : Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Untuk Menabung Kembali Pada PT Bank Cimb Niaga, Tbk Cabang Bukit Barisan Medan, 2010.

4. 13 Oktober 2008: Maksimum penjaminan simpanan dana bank dinaikkan 20 kali lipat (untuk menjaga kepercayaan nasabah pada bank).

Walaupun demikian, PT Bank CIMB Niaga, Tbk tetap memiliki pijakan kokoh untuk menjadi sebuah bank terpercaya bersama dengan bank-bank lainnya di Indonesia yang kompetitif. Tantangannya adalah melakukan integrasi operasional bisnis PT Bank CIMB Niaga, Tbk untuk merealisasikan nilai-nilai potensi sinergi dan kombinasi bisnis antara Bank Niaga, LippoBank dan CIMB Group.

Khazanah Nasional Berhad merupakan pemegang saham pengendali baik di PT Bank Niaga, Tbk (melalui CIMB Group) maupun Lippo Bank. Sebagai investor strategis, Khazanah Nasional Berhad memiliki komitmen untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor keuangan dan perbankan. Langkah merger merupakan opsi yang sesuai dengan preferensi Pemerintah Indonesia, serta konsisten dengan kebijakan maupun komitmen investasi jangka panjang Khazanah Nasional Berhad di indonesia. Dalam perjalanannya, PT Bank Niaga, Tbk sebagai bagian dari CIMB Group maupun Lippo Bank dalam berbagai kesempatan telah mencanangkan visi dan misi perusahaan untuk menjadi salah satu dari lima bank peringkat teratas di Indonesia, lengkap dengan target pencapaian pertumbuhan maupun profitabilitas yang ingin dicapai hingga tahun 2010. Untuk mencapai tujuan itu, kedua bank secara terpisah telah menjalankan strategi pertumbuhan organik yang agresif melalui inovasi produk perbankan dan penetrasi ke segmen pasar baru, sementara terus mencari peluang merger dan akuisisi sebagai strategi pertumbuhan inorganik. Setelah mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan karyawan dan

Shanty Hermina Rangkuti : Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Untuk Menabung Kembali Pada PT Bank Cimb Niaga, Tbk Cabang Bukit Barisan Medan, 2010.

mengambil langkah merger untuk memberikan manfaat bagi semua pihak. Setelah merger, Khazanah Nasional Berhad tetap menjadi pemegang saham di PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Di PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Khazanah Nasional Berhad memiliki kepemilikan saham secara langsung dan tidak langsung melalui anak perusahaan BCHB/CIMB Group. Langkah ini menciptakan penggabungan tiga kekuatan yang komplementer untuk bertumbuh dalam skala usaha, dengan duplikasi terbatas dan potensi sinergi yang signifikan. PT Bank CIMB Niaga, Tbk, mengkombinasikan keunggulan PT Bank Niaga, Tbk dan Lippo Bank, diperkuat dengan sinergi skala bisnis yang besar serta jaringan regional CIMB Group.

Sejak legal merger antara PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan Lippo Bank tanggal 1 November 2008, seluruh hubungan hukum antara nasabah/relasi bisnis eks Lippo Bank dengan eks Lippo Bank telah beralih dan diteruskan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Berdasarkan laporan perusahaan penilai independen PT Ujatek Baru tanggal 25 Mei 2008, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar dari aset bersih PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan Lippo Bank masing-masing adalah sebesar Rp1.052 (nilai penuh) dan Rp2.969 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian, setiap 1 pemegang saham kelas A dan kelas B Lippo Bank akan mendapatkan 2,82 (dibulatkan) saham kelas B PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Penilaian tersebut merupakan nilai intristik wajar dari masing- masing perusahaan dan juga memberikan premium diatas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor PT Bank CIMB Niaga, Tbk, manajemen menggunakan harga pasar saham PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada saat merger. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor PT Bank

Shanty Hermina Rangkuti : Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Untuk Menabung Kembali Pada PT Bank Cimb Niaga, Tbk Cabang Bukit Barisan Medan, 2010.

CIMB Niaga, Tbk masing-masing sebesar Rp 553 miliar dan Rp 4,6 triliun. Pada tanggal efektif merger, PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan Lippo Bank berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu CIMB Group Sdn Bhd.

Merger kedua bank dilakukan dengan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan ke dalam akun “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada unsur ekuitas. Merger memberikan peningkatan nilai yang menarik bagi seluruh pemegang saham, manajemen dan karyawan dari kedua bank, serta bagi industri perbankan Indonesia pada umumnya. Bank Niaga dan Lippo Bank merupakan dua bisnis yang unik dan penggabungan keduanya memberikan salah satu peluang pertumbuhan yang sangat menarik di sektor perbankan Indonesia, dengan memadukan kekuatan PT Bank Niaga, Tbk di segmen perbankan korporasi dan KPR, serta keunggulan Lippo Bank di segmen kredit UKM dan infrastruktur transaksi pembayaran. Bank hasil merger memiliki posisi yang sangat baik untuk bersaing dan tumbuh dalam peta persaingan industri perbankan Indonesia yang semakin ketat. Salah satu nilai sinergi yang paling signiikan adalah berupa peluang penjualan-silang kepada gabungan basis nasabah kedua bank. Rata-rata nilai potensi sinergi selama 3 tahun adalah sebesar USD70 juta PBT per tahun, dimana 70% berasal dari sinergi sumber pendapatan dan 30% dari biaya yang dapat dihemat. Perhitungan sinergi didasarkan pada aktivitas bisnis yang normal dan stabil.

Proses merger pada akhirnya akan berujung pada integrasi lebih dari 665 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kurang dari 5% merupakan

Shanty Hermina Rangkuti : Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Untuk Menabung Kembali Pada PT Bank Cimb Niaga, Tbk Cabang Bukit Barisan Medan, 2010.

kantor cabang yang akan direlokasi karena wilayah kerja yang tumpang tindih. Kantor cabang lainnya akan direnovasi secara bertahap. Konversi kantor cabang PT Bank Niaga, Tbk dan Lippo Bank menjadi berlogo PT Bank CIMB Niaga, Tbk dilakukan bertahap selama jangka waktu sekitar 10 bulan. Selain itu, renovasi kantor cabang akan dilaksanakan dalam dua tahap sampai dengan tahun 2011.

Merger ini merupakan penggabungan dari Bank Niaga, yang selama 53 tahun telah mengukir namanya dalam sejarah perbankan di Indonesia, dan LippoBank yang memiliki posisi di segmen ritel melalui jaringan cabang yang luas dan produk pendanaan yang terkenal. Sejak awal, PT Bank CIMB Niaga, Tbk menyadari bahwa nama LippoBank memiliki keterkaitan yang erat dengan aktivitas kelompok perusahaan Lippo Group, sementara PT Bank CIMB Niaga, Tbk lebih menginginkan membangun suatu identitas yang sama sekali baru untuk memulai babak baru sebagai bagian dari CIMB Group. Setelah melalui diskusi intensif, PT Bank CIMB Niaga, Tbk memilih menggunakan nama PT Bank CIMB Niaga, Tbk, menandai dimulainya babak perjalanan yang baru bagi bank hasil merger.

Shanty Hermina Rangkuti : Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Untuk Menabung Kembali Pada PT Bank Cimb Niaga, Tbk Cabang Bukit Barisan Medan, 2010.

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Pria 50 62,50%

2. Wanita 30 37,50%

80 100%

Jumlah

Dokumen terkait