V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian logam berat kadmium, timbal dan merkuri pada satu tahun penuh, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pencemaran ketiga jenis logam berat di Perairan Kamal Muara. Selain itu perlu dilakukan penelitian mulai dari hulu (sungai) hingga ke hilir, sehingga dapat menduga secara tepat sumber pencemaran logam berat berasal.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data konsentrasi logam berat di air
1. Konsentrasi logam kadmium di air
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD
1 0,020 0,001 0,003 0,008 0,0104403 2 0,021 0,001 0,008 0,010 0,0101489 3 0,006 0,003 0,002 0,004 0,0020817 4 0,005 0,005 0,001 0,004 0,0023094
5 0,005 0,004 0,003 0,004 0,001
Mean 0,011 0,003 0,003 0,006
Min 0,005 0,001 0,001 0,004
Max 0,021 0,005 0,008 0,010
2. Konsentrasi logam timbal di air
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD
1 0,068 0,063 0,068 0,066 0,0028868 2 0,064 0,033 0,023 0,040 0,0213776 3 0,029 0,054 0,055 0,046 0,0147309 4 0,025 0,049 0,018 0,031 0,0162583 5 0,021 0,059 0,022 0,034 0,0216564
Mean 0,041 0,052 0,037 0,043
Min 0,021 0,033 0,018 0,031
Max 0,068 0,063 0,068 0,066
3. Konsentrasi logam merkuri di air
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD
1 0,00014 0,00021 0,00018 0,000177 3,512E05 2 0,00012 0,00025 0,00019 0,000187 6,506E05 3 0,00016 0,00011 0,00010 0,000123 3,215E05 4 0,00012 0,00019 0,00014 0,000150 3,606E05 5 0,00013 0,00013 0,00011 0,000123 1,155E05 Mean 0,00013 0,00018 0,00014 0,00015
Min 0,00012 0,00011 0,0001 0,00012 Max 0,00016 0,00025 0,00019 0,00019
Lampiran 2. Data konsentrasi logam berat di sedimen 1. Konsentrasi logam kadmium di sedimen
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD 1 1,603 0,164 0,108 0,625 0,847436 2 1,469 0,232 0,023 0,575 0,781533 3 0,731 0,650 0,087 0,489 0,350777 4 0,375 0,010 0,528 0,304 0,266132 5 0,232 0,260 0,112 0,201 0,078621 Mean 0,882 0,263 0,172 0,439
Min 0,232 0,010 0,023 0,201
Max 1,603 0,650 0,528 0,625
2. Konsentrasi logam timbal di sedimen
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD 1 7,386 5,983 14,449 9,273 4,537392 2 15,103 7,322 8,437 10,287 4,207587 3 3,522 2,092 5,949 3,854 1,949858 4 3,787 4,731 1,406 3,308 1,713472 5 0,536 6,380 2,044 2,987 3,0339 Mean 6,067 5,302 6,457 5,942
Min 0,536 2,092 1,406 2,987
Max 15,103 7,322 14,449 10,287
3. Konsentrasi logam merkuri di sedimen
Stasiun April Juli Oktober Ratarata SD 1 6,162 0,668 1,640 2,823 2,931931 2 1,114 0,793 2,330 1,412 0,810768 3 3,881 0,625 2,487 2,331 1,633596 4 4,242 0,560 3,377 2,726 1,925307 5 2,427 0,719 1,569 1,572 0,854003 Mean 3,565 0,673 2,281 2,173
Min 1,114 0,560 1,569 1,412
Max 6,162 0,793 3,377 2,823
Lampiran 3. Uji korelasi logam berat antara air dan sedimen
Lanjutan Lampiran 3. Hubungan korelasi logam berat antara air dan sedimen
H0 : air dan sedimen tidak berhubungan nyata H1 : air dan sedimen berhubungan nyata
Correlations
Lampiran 4. Pengukuran Kandungan Logam Berat 1. Prinsip Pengukuran
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometrik serapan atom (AAS) yaitu dengan menggunakan prinsip berdasarkan Hukum LambertBeert yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Persamaan garis antara konsentrasi logam berat dengan absorbansi adalah persamaan linier dengan koefisien arah positif: Y = a + bX. Dengan memasukkan nilai absorbansi larutan contoh ke persamaan garis larutan standar maka kadar logam berat contoh dapat diketahui. Larutan contoh yang mengandung ion logam dilewatkan melalui nyala udaraasetilen bersuhu 20000 C sehingga terjadi penguapan dan sebagian tereduksi menjadi atom. Lampu katoda yang sangat kuat mengeluarkan energi pada panjang gelombang tertentu dan akan diserap oleh atom
atom logam berat yang sedang di analisis. Jumlah energi cahaya yang diserap atom logam berat pada panjang gelombang tertentu ini sebanding dengan jumlah zat yang diuapkan pada saat dilewatkan melalui nyala api udaraasetilen. Setiap unsur logam berat membutuhkan lampu katoda yang berbeda. Keseluruhan prosedur ini sangat sensitif dan selektif karena setiap unsur membutuhkan panjang gelombang yang sangat pasti (Tinsley, 1979 in Darmono, 1995). Untuk lebih jelasnya prinsip kerja spektrofemetrik dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar Prinsip kerja spektrofotometrik
2. Pengukuran Kandungan Logam berat dalam Air
1. Contoh air laut 500 ml disaring dengan kertas saring 0,45 m.
2. pH diatur kisarannya 3,54 dengan menambahkan dengan HNO3 pekat.
3. Ditambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat.
4. Ditambahkan 5 ml campuran penahan buffer asetat.
5. Ditambahkan 5 ml amonium pirolidin ditiokarbonat (apdc), dikocok sekitar 5 menit.
6. Ditambahkan 10 ml pelarut organik metil iso butil keton (mibk), dikocok sekitar 3 menit dan biarkan ke dua fasa terpisah.
7. Ditampung fasa airnya. Fasa air ini digunakan untuk pembuatan larutan blanko laboratorium dan standar.
8. Ditambahkan 10 ml air suling gandabebas ion (dddw), dan dikocok sekitar 5 detik dan biarkan kedua fasa terpisah. Buang fasa airnya.
9. Ditambahkan 1 ml HNO3 pekat, dan dikocok sebentar dan dibiarkan sekitar 15 menit.
1. Dimasukkan masingmasing contoh sedimen ke dalam beaker Teflon secara merata agar mengalami proses pengeringan sempurna.
2. Kemudian dikeringkan contoh sedimen dalam oven pada suhu 1050 C selama 24 jam.
3. Contoh sedimen yang telah kering kemudian ditumbuk sampai halus.
4. Setiap contoh sedimen ditimbang sebanyak kurang lebih 4 gram dengan alat timbang digital.
5. Contoh sedimen yang telah ditimbang dimasukkan kedalam beaker Teflon yang tertutup.
6. Selanjutnya ditambahkan 5 ml larutan aqua regia dan dipanaskan pada suhu 1300 C.
7. Setelah semua sedimen larut, pemanasan diteruskan hingga larutan hampir kering dan selanjutnya didinginkan pada suhu ruang dan dipindahkan ke sentrifus polietilen.
8. Kedalamnya ditambahkan aquades hingga volumenya mencapai 30 ml dan dibiarkan mengendap, kemudian tampung fasa airnya. Selanjutnya siap diukur dengan AAS, menggunakan nyala udaraasetilen.
Lampiran 5. Baku mutu air laut (Kepmen LH untuk biota laut No 51 tahun 2004)
No Parameter Satuan Baku Mutu
Fisika
1 Kecerahan a m coral: >5
mangrove: lamun: >3
2 Kebauan alami 3
3 Kekeruhan a NTU <5
4 Padatan tersuspensi total b mg/l coral: 20 mangrove: 80
7 Lapisan minyak 5 nihil 1(5
Kimia
8 pH d 7 8,5 ( d)
9 Salinitas e psu alami 3( e)
coral: 3334 ( e) mangrove: s/d 34 ( e)
lamun: 3334 ( e) Kimia
10 Oksigen terlarut (DO) mg/l >5
11 BOD5 mg/l 20
12 Ammonia total (NH3N) mg/l 0,3
13 Fosfat (PO4P) mg/l 0,015
14 Nitrat (NO3N) mg/l 0,008
15 Sianida (CN) mg/l 0,5
16 Sulfida (H2S) mg/l 0,01
17 PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/l 0,003
18 Senyawa Fenol total mg/l 0.002
19 PCB total (poliklor bifenil) mg/l 0.01
20 Surfaktan (deterjen) mg/l MBAS 1
21 Minyak & lemak mg/l 1
22 Pestisida f mg/l 0,01
23 TBT (tributil tin) 7 mg/l 0,01
Logam Berat
24 Raksa (Hg) mg/l 0,001
25 Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/l 0,05
26 Arsen (As) mg/l 0,012
27 Kadmium (Cd) mg/l 0,001
28 Tembaga (Cu) mg/l 0,008
29 Timbal (Pb) mg/l 0,008
Seng (Zn) mg/l 0,05
Nikel (Ni) mg/l 0,05
BIOLOGI
Coliform (total) g MPN/100
ml
1000 ( g)
Patogen sel/100 ml nihil 1
Plankton sel/100 ml tidak bloom 6
RADIO NUKLIDA
Komposisi yang tidak diketahui Bq/l 4
Catatan:
1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan)
2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional maupun nasional.
3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim).
4. Pengamatan oleh manusia (visual ).
5. Pengamatan oleh manusia (visual ). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer ) dengan ketebalan 0,01mm
6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang berlebihan dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu sendiri.
7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal
a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musiman c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alami
d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH
e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas ratarata musiman f. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor
g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi ratarata musiman