• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merumuskan Pertanyaan

II Yesus Kristus

Bagian 2: Perjanjian Baru

E. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata-Kata

2. Merumuskan Pertanyaan

Berdasarkan cerita di atas, guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan beberapa pertanyaan, untuk kemudian beberapa pertanyaan ditentukan sebagai pertanyaan kelas, misalnya:

a. Mengapa setiap orang ingin dipercaya?

b. Apa saja cara-cara yang ditempuh oleh banyak orang untuk mendapat kepercayaan?

c. Mengapa ada orang-orang yang kata-katanya diterima dan dipercaya banyak orang?

d. Mengapa banyak pula orang yang kata-katanya tidak diterima atau tidak dipercaya oleh sesamanya?

e. Bagaimana cara yang bisa kita tempuh untuk memperoleh kepercayaan?

3. Rangkuman

Terhadap pertanyaan atau tanggapan dari peserta didik, guru dapat memberikan rangkuman peneguhan secukupnya, dengan menekankan beberapa hal pokok, misalnya:

a. Tomy ikut ayahnya ke Pasar, karena ia sedang libur sekolah. Selain itu, ayahnya berjanji akan membelikan alat tulis keperluan sekolah.

b. Tomy percaya kepada ayahnya, karena Tomy sangat mengenal ayahnya sebagai ayah yang mengasihinya.

c. Tomy menunggu lama, tetapi ia gembira menyambut ayahnya, karena ia percaya pada kata-kata ayahnya yang akan kembali dan memenuhi janjinya.

d. Ayahnya sangat dipercaya Tomy, karena apa yang dijanjikan dan dikatakan ayahnya, selalu dibuktikan oleh ayahnya.

Langkah Kedua

Mengamati Kisah Yesus yang Mewartakan Kerajaan Allah dengan Kata- Kata

1. Membaca Kitab Suci

Guru dapat mengajak peserta didik untuk mengamati kisah Yesus melalui teks di bawah ini, untuk menemukan makna kata-kata yang disampaikan Yesus.

Yesus Mewartakan Kerajaan Allah (Matius 26: 47-54)

47Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam- imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. 48Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” 49Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu mencium Dia. 50Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap- Nya.

51Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada

hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. 52Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. 53Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? 54Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”

2. Merumuskan Pertanyaan

Guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun beberapa pertanyaan mengenai Kisah Yesus pada Injil Matius 26:47-54 tersebut.

Dari beberapa pertanyaan yang disusun peserta didik, guru dapat memilih beberapa pertanyaan, untuk disampaikan kepada peserta didik.

3. Rangkuman

Jawaban-jawaban dari peserta didik dapat diteguhkan kembali oleh guru sejauh dipandang perlu. Hal-hal pokok yang perlu mendapat penekanan, misalnya :

Berbagai cara dilakukan orang untuk meyakinkan orang lain. Kata-kata yang berisi janji yang manis, serta pemberian baik berupa barang maupun perhatian, sering dilontarkan untuk mendapat kepercayaan. Banyak orang yang mendapat kepercayaan, karena janji serta kata-katanya dipenuhi dan dibuktikan. Tetapi tidak sedikit pula orang yang tidak dapat memenuhi janji-janji yang pernah dikatakannya. Kata-kata serta janjinya, hanya menjadi pemanis bibirnya untuk kepentingan tertentu.

Kata-kata yang selaras dengan kenyataan, dapat meneguhkan kepercayaan. Kata-kata tersebut dimaknai sebagai kebenaran, sehingga orang yang hidupnya selaras dengan perkataannya, menjadi berwibawa dan dipercaya.

Kehadiran Yesus di dunia yaitu untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah akan terlaksana apabila setiap orang mengatakan sekaligus melakukan kebenaran. Kitab suci mengatakan bahwa dengan kata-kata atau Sabda-Nya, Yesus hendak menggenapi Kitab Suci.

Langkah Ketiga

Menggali Informasi dan Pengalaman Mengenai Berbagai Cara yang Ditempuh untuk Membangun Kepercayaan, serta Mendalami Kisah Yesus yang Mewartakan Kerajaan Allah dengan Sabda-Nya.

1. Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membentuk kelompok, 3-5 anak per kelompok.

Di dalam kelompok, peserta didik diberi tugas untuk mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:

a. Mengapa setiap orang mengharapkan kepercayaan dari sesamanya?

b. Cara-cara apa saja yang biasanya ditempuh untuk memperoleh kepercayaan?

c. Mengapa kepercayaan kita terhadap seseorang dapat berubah? d. Hal-hal apakah yang dapat mengubah kepercayaan kita terhadap

orang lain?

e. Mengapa kata-kata Yesus di dalam pengajaran mampu membuat para pendengar-Nya menjadi percaya?

2. Pleno

Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, Guru memberi kesempatan kepada perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di dalam pleno.

3. Rangkuman

Berdasarkan hasil pleno, guru memberikan catatan rangkuman dengan menekankan beberapa hal pokok, di antaranya:

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki ketergantungan satu terhadap yang lain. Salah satu kebutuhan sosial manusia adalah rasa saling percaya. Sikap saling percaya inilah yang menjadi dasar bagi kehidupan bersama di dalam masyarakat.

Banyak cara untuk memperoleh kepercayaan dari orang lain, terutama melalui kata-kata, karena kata-kata merupakan alat komunikasi yang utama. Melalui kata-kata, seseorang dapat dinilai sikap hatinya. Sikap bertanggungjawab, sikap jujur dan bisa dipercaya, ditentukan oleh keselarasan kata-kata dengan sikap hidupnya.

Kepercayaan seseorang dapat berubah, menjadi lebih kuat atau sebaliknya menjadi lemah. Hal itu disebabkan oleh perubahan kualitas kepercayaan itu sendiri. Kepada orang yang pada akhirnya diketahui berbohong, keperrcayaan kita akan berkurang dan hilang. Tetapi jika seseorang mampu menunjukkan kebenaran, sikap tanggungjawab dan kejujuran, maka kepercayaan kita akan semakin bertambah.

Berkurangnya kepercayaan, dapat dipengaruhi oleh kebohongan, ketidak setiaan, kepura-puraan dan sikap mau mencari keuntungan pribadi. Sebaliknya, kepercayaan akan meningkat jika terpeliharanya sikap setia, jujur dan bertanggungjawab.

Kata-kata atau Sabda Yesus mampu mengubah kepercayaan orang-orang pada saat itu, karena disertai dengan perbuatan yang nyata. Kata-kata yang berwibawa dan penuh kuasa, membuat orang sakit menjadi sembuh, orang tidak berdaya menjadi teguh, dan orang-orang yang kurang percaya menjadi percaya.

Langkah Keempat Refleksi dan Aksi 1. Refleksi

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan dengan kata-kata sendiri serta menuliskan pentingnya kata- kata dan pengajaran, bagi seseorang untuk bisa percaya atau meyakini sesuatu. Rumusan tersebut dikaitkan dengan hal-hal yang mengagumkan dari cara mengajar Yesus.

2. Aksi

Guru juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membangun niat supaya perkataan serta bentuk komunikasi mereka di dalam pergaulan, mampu meneguhkan sikap saling kepercaya di tengah masyarakat.

Dokumen terkait