• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mesin Penanam Padi (Rice Transplanter) . 82

Dalam dokumen Alat dan Mesin Pertanian (Halaman 103-112)

II. ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN

2.3. Alat dan Mesin Penanam

2.3.2. Mesin Penanam Padi (Rice Transplanter) . 82

Alat penanam padi atau disebut juga rice transplanter (Gambar 2.75) merupakan suatu alat tanam padi yang masih baru Pembuka alur

Alat dan Mesin Budidaya Pertanian | 83

bagi petani Indonesia dalam penggunaannya. Lain halnya seperti di negara-negara maju alat ini sudah tidak asing lagi bagi mereka. Karena jumlah tenaga kerja semakin terbatas, untuk mengimbangi hal tersebut dibuatlah alat tanam agar kegiatan pertanian dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Gambar 2.75. Mesin penanam bibit padi (Anonim2.12, 2019) Saat ini hal yang sama sudah mulai dirasakan oleh petani kita, tenaga-tenaga petani muda sudah mulai beralih profesi mencari pekerjaan lain sehingga tenaga kerja dibidang pertanian mulai menurun. Alat transplanter ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kerja untuk melakukan penanaman benih padi di lahan sawah. Dengan hadirnya teknologi ini diharapkan dapat mempercepat laju peningkatan produksi padi untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk yang kian meningkat, sehingga kebutuhan akan pangan dapat terpenuhi bagi masyarakat kita.

a. Pengelompokan Mesin Penanam Bibit Padi (Rice

Transplanter)

Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi yang dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya, yaitu:

1. Washed root seedling

Washed root seedling adalah mesin yang memakai bibit yang

ditanam/disemai di lahan. Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian

84 | Alat dan Mesin Pertanian

bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil.

2. Mesin tanam yang memakai bibit yang disemai pada kotak khusus

Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.

Bila dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit, yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi dari China adalah tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang dipergunakan.

Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung (Gambar 2.76).

Alat dan Mesin Budidaya Pertanian | 85

Gambar 2.76. Gerak naik dan turun roda sesuai kekerasan tanah (Anonim2.13, 2019)

Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalaman air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagalan penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.

Menurut cara pengoperasiannya, mesin transplanter dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Transplanter tipe operator berjalan (walking type)

Pada tipe ini operator ikut berjalan secara perlahan tepat dibelakang mesin penanam sambil mengarahkan mesin (Gambar 2.77). Tujuannya adalah untuk menjaga kerapihan dalam penanaman bibit padi di lahan persawahan. Persediaan bibit padi dapat diletakkan pada rak yang telah tersedia pada alat tanam tersebut. Apabila isi tray penanam berkurang maka dapat langsung dilakukan pengisian ulang. Penanaman dapat dilakukan dengan satu orang namun dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh satu orang lagi agar mempercepat proses pengisian bibit.

86 | Alat dan Mesin Pertanian

Gambar 2.77. Transplanter tipe operator berjalan (walking type) (Anonim2.12, 2019)

2. Transplanter tipe operator mengendarai (riding type)

Pada tipe ini sistem pengoperasiannya tidak jauh berbeda dengan tipe operator dorong. Perbedaannya hanyalah operator dapat mengendarai mesin tanam seperti layaknya sebuah kendaraan mini (Gambar 2.78), sehingga memudahkan dan meringankan operator tanpa harus berjalan. Dalam pengoperasiannya dibutuhkan tenaga pembantu untuk meletakkan benih pada tray pada saat kegiatan penanaman.

Gambar 2.78. Transplanter tipe operator mengendarai (riding

type) (Anonim2.14, 2019)

Beberapa perbedaan antara tipe operator dorong/jalan (walking type) dan operator duduk menyetir (riding type) ditampilkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut.

Alat dan Mesin Budidaya Pertanian | 87

Tabel 2.1. Perbedaan antara tipe operator dorong/jalan (walking

type) dan operator duduk menyetir (riding type)

No. Tipe operator berjalan (walking type)

Tipe operator duduk menyetir (riding type)

1 Operator berjalan perlahan di belakang mesin

penanam

Operator berada di depan, duduk menyetir dan mengendarai mesin tanam 2 Kapasitas kecil 4 jam per

hektar

Kapasitas besar 2 Jam per hektar

3 Dapat dilakukan seorang operator

Dilakukan dua orang (1 operator dan 1 tenaga penanam)

4 Daya tampung rak sedikit Daya tampung rak lebih banyak

5 Dalam satu baris terdiri dari satu mata alat tanam

Dalam satu baris terdiri dari dua mata alat tanam yang berputar

6 Penggunaan bahan bakar lebih sedikit

(menggunakan mesin bensin)

Bahan bakar lebih banyak (menggunakan mesin diesel)

7 Kapasitas mesin kecil Kapasitas mesin lebih besar 8 Operasi tanam lebih kecil

(operator cepat lelah)

Operasi tanam lebih besar (operator tidak mudah lelah) Sumber: Wahyuni, 2017

b. Bagian-Bagian Rice Transplanter

Alat penanam padi atau disebut juga rice transplanter (Gambar 2.79) memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut: a. Tali starter, berfungsi untuk menghidupkan mesin penggerak b. Pengarah, berfungsi untuk memadu kelurusan pada saat proses

penanaman dilakukan

c. Tempat penyimpanan bibit, berfungsi untuk meletakkan bibit padi sebagai bahan persediaan bibit apabila bibit padi pada tray penanam dapat diambil langsung sehingga tidak mengganggu proses penanaman.

88 | Alat dan Mesin Pertanian

d. Meja penanam bibit (tray), berfungsi untuk tempat meletakkan bibit padi yang akan ditanam melalui jari-jari penanam. Prinsip kerja dari meja penanam (tray) ini sama halnya dengan mesin ketik manual bergeser secara perlahan dari kiri kekanan atau sebaliknya.

e. Handel Pengendali, terdiri dari dua buah batang stang yang berfungsi untuk mengedalikan arah penanaman dan dilengkapi oleh dua buah tuas kopling kanan dan kiri yang berfungsi pada saat pembelokan. Bila ingin berbelok ke kanan maka tuas kanan ditekan dan bila ingin berbelok ke kiri maka kopling kiri ditekan.

f. Lengan tanam (planting arm), berfungsi untuk menggerakkan jari-jari penanam agar proses penanaman dapat berjalan dengan baik.

g. Transmisi, berfungsi untuk memindahkan daya yang terdapat pada mesin yang kemudian disalurkan ke penggerak lainnya yang membutuhkan energi gerak berputar yang kemudian diubah menjadi energi gerak lainnya sesuai dengan kebutuhan. h. Pelampung (floating skid), berfungsi untuk mengapung pada

permukaan air di lahan sawah agar dapat mengatur kedalaman bibit yang akan ditanam.

i. Roda sirip, berfungsi untuk memudahkan perpindahan alat pada lahan sawah yang berair dan becek sehingga memudahkan dalam pengoperasian dan pengendaliannya.

j. Mesin penggerak, merupakan sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerak bagian-bagian yang membutuhkan mekanisme penggerak.

Alat dan Mesin Budidaya Pertanian | 89

Gambar 2.79. Bagian-bagian utama rice transplanter (Anonim2.12, 2019)

c. Keunggulan dan Kelemahan Rice Transplanter

Penggunaan rice transplanter memiliki keunggulan dan juga kelemahan. Penggunaan rice transplanter akan berdampak pada penghematan biaya, baik dari sisi jumlah bibit maupun pengeluaran biaya upah tenaga kerja. Hal ini tentu saja dapat menekan biaya usaha tani padi yang membengkak atau mahal. Kelebihan lain yang dimiliki rice transplanter, waktu tanam akan lebih cepat dan jumlah bibit lebih sedikit dibanding dengan tenaga manusia. dengan alat tersebut jarak tanam padi bisa sama dan tepat, juga jarak tanam ini bisa diatur sesuai dengan keinginan petani. Keunggulan dan kelemahan dari penggunaan rice

transplanter lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:

1. Keungulan rice transplanter, yaitu:

a) Produktivitas tanam cukup tinggi 5 – 6 jam/ha atau 1 ha per hari

b) Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14,16, 18, 21 cm

c) Penanaman yang presisi (akurat)

d) Tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 cm hingga 3,7 cm (5 level kedalaman)

90 | Alat dan Mesin Pertanian

e) Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang

f) Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam. 2. Kelemahan rice transplanter, yaitu:

a) Jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah b) Tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih

dari 40 cm

c) Untuk membawa mesin ke sawah, diperlukan alat angkut d) Perlu bibit dengan persyaratan khusus

e) Harga masih relatif mahal.

2.3.3. Alat Tanam Benih Langsung (Tabela)

Penanaman benih di sawah dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara tanam pindah dan cara tanam benih langsung (tabela). Penanaman benih yang dilakukan secara langsung dapat dilakukan secara hambur benih langsung (habela) dan cara tanam menggunakan alat tanam benih langsung. Alat tanam benih langsung, seperti ditampilkan pada Gambar 2.80, bertujuan untuk menempatkan benih padi secara langsung di tas permukaan sawah. Alat tana mini dimaksudkan untuk membantu mempercepat kegiatan penanaman, khususnya pada wilayah yang luas dan kurang tenaga kerja. Alat tanam benih langsung ini dapat digunakan untuk benih biji-bijian seperti padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan lain-lain.

Alat dan Mesin Budidaya Pertanian | 91

2.4. Alat dan Mesin Perawatan Tanaman

Dalam dokumen Alat dan Mesin Pertanian (Halaman 103-112)