• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metafisika dan Pendidikan

Dalam dokumen Filsafat dalam pendidikan (Halaman 118-122)

DAN PENDEKATAN FILSAFAT DALAM MEMECAHKAN

1. Metafisika dan Pendidikan

Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempelajari masalah hakikat: hakikat dunia, hakikat manusia, termasuk di dalamnya hakikat anak. Metafisika secara praktis akan men-jadi persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada. Me-mahami filsafat ini diperlukan secara implisit untuk menge-tahui tujuan pendidikan. Seorang guru seharusnya tidak nya tahu tentang hakikat dunia di mana ia tinggal, tetapi ha-rus tahu hakikat manusia, khususnya hakikat anak. Hakikat manusia:

o Manusia adalah makhluk jasmani rohani o Manusia adalah makhluk individual sosial o Manusia adalah makhluk yang bebas

o Manusia adalah makhluk menyeluruh (http://edu-artic-les.com/guru-dan-filsafat-pendidikan).

Metafisika merupakan bagian dari filsafat yang mempe-lajari masalah hakikat; hakikat dunia,hakikat manusia, terma-suk di dalam nya hakikat anak. Mempelajari metafisika bagi filsafat pendidikan diperlukan untuk mengontrol secara im-plisit tujuan pendidikan,untuk mengetahui bagaimana dunia anak, apakah ia merupakan makhluk rohani atau jasmani saja, atau keduanya.

Metafisika memiliki implikasi-implikasi penting untuk pendidikan karena kurikulum sekolah berdasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai realitas. Dan apa yang kita ke-tahui mengenai realitas itu di kendalikan/didorong oleh jenis-jenis pertanyaan yang di ajukan mengenai dunia. Pada kenya-taannya, setiap posisi yang berkenaan dengan apa yang harus di ajarkan sekolah di belakangnya memiliki suatu pandangan realitas tertentu,sejumlah respons tertentu pada pertanyaan-pertanyaan metafisika (Usiono, 2006: 100). Metafisika terbagi dua, yaitu:

a. Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan lo-gos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mem-persoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan (Suparlan Suhartono, 2007: 144).

Obyek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya lakukan oleh filsafat metafisika. Istilah ontologi banyak di-gunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks fil-safat ilmu. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Berda-sarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa obyek formal dari ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Hal se-nada juga dilontarkan oleh Jujun Suriasumantri, bahwa on-tologi membahas apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang

ada (Jujun S. Suriasumantri, 2003:34). b. Metafisika Khusus

Di dalam persoalan metafisika khusus ada beberapa permasalahan yang dibahas di dalamnya, antara lain:

1) Teology

Teologi memiliki makna yang sangat luas dan dalam. Adapun yang dimaksud dengan teologi dalam ruang lingk-up metafisika adalah filsafat ketuhanan yang bertitik tolak semata-mata kepada kejadian alam (teologi naturalis). Dalam bukunya yang berjudul philosophie, karl Jaspers memberikan pembahasan mengenai berbagai cara yang dapat menyebabkan manusia mempunyai keinsafan ten-tang adanya tuhan, berdasarkan atas sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra.

Pertama-tama terdapat suatu cara yang formal, yang menunjukkan bahwa segenap pengertian hakiki dimiliki oleh manusia pada adanya sesuatu yang tidak terbatas, yang menyebabkan manusia menginsafi bahwa tuhan ter-dapat jauh di dalam lubuk hatinya. Juga terter-dapat cara simbolik yang terdapat di dalam mitos serta tulisan ta-ngan tentang adanya tuhan. Ada beberapa pembahasan dalam hal ini, antara lain:

a) Teologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang Tuhan.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan sekitar Tuhan dan bagaimana hubungannya dengan realitas, bagaimana hubungan Tuhan dengan manusia dan dengan kosmos. b) Kosmologi

Kosmologi membicarakan realitas jagat raya,yakni ke-seluruhan sistem alam semesta. Kosmologi terbatas pada realitas yang lebih nyata,yaitu alam fisik,tidak

mungkin pengamatan dan penghayatan indra mampu mencakupnya. Oleh karena itu, kosmologi menghayati realitas kosmos secara intelektual

c) Manusia

Seperti Yang Telah diuraikan, bahwa metafisika mem-persoalkan hakikat realitas, termasuk hakikat manusia dan hakikat anak. Pendidikan merupakan kegiatan khas manusiawi yaitu;

 Manusia sebagai makhluk individu

Manusia pada hakikatnya sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada manusia yang persis sama dicip-takan Tuhan di jagat raya ini, walaupun pada anak (manusia) kembar sekalipun. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan, namun secara psikologis rohaniah akan banyak menunjuk-kan perbedaan.

 Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia Lahir ke dunia dari rahim ibunya dalam adaan tidak mengetahui apa-apa, ia lahir dalam ke-adaan tidak berdaya. Namun, bersamaan dengan itu, ia lahir memiliki potensi kemanusiaan berupa kekuatan pendengaran, kekuatan penglihatan, dan budi nurani. Potensi kemanusiaan tersebut meru-pakan modal dasar bagi manusia untuk berkem-bang menjadi dirinya sendiri.

 Manusia sebagai makhluk susila

Manusia yang lahir dilengkapi dengan kata hati atau hati nurani, yang memungkinkan ia memiliki po-tensi untuk dapat membedakan perbuatan baik dan buruk, sehingga ia dapat memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan itu. Manusia sebagai

makh-luk susila mampu memikirkan dan menciptakan norma-norma.

 Manusia sebagai makhluk ber-Tuhan

Manusia merupakan makhluk yang memiliki poten-si dan mampu mengadakan komunikapoten-si dengan Tu-han sebagai maha pencipta alam semesta.

Dalam dokumen Filsafat dalam pendidikan (Halaman 118-122)