• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ELABORASI TEMA

III.1.2 METAFORA

Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora, :inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung

atau memuat. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary :

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them

A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable

The use of words to indicate something different from the literal meaning.

Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:  Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction

(melihat hubungan antar hal secara abstrak).

 Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

 Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan symbol symbol metaforik.

Perhatian terhadap metafora yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah terobosan dalam metode desain baru terjadi pada tahun 1970-an ketika muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Metafora bukan lagi menjadi tujuan, namun lebih berperan sebagai pemicu (trigger) dalam proses kreatif penciptaan

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

dengan melihat dari sisi pandang disiplin ilmu ilmu lain untuk tujuan menciptakan konsep konsep yang autentik. Hal ini terlihat dari berbagai metaphor dari modern movement, the ruin metaphor dari post modern, teknologi / kekuatan sosial metaphor dari Russian constructivist ; anthropomorphy & vertebrata (no core, no heart) metafora dari arsitek Peter Eisenman dan Frank Gehry (Antoniades, 1990).

III.1.2.1 IDENTIFIKASI METAFORA

Terdapat beberapa pendapat yang mencoba mengajukan pengertian metafora antara lain:

1. Antoniades, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold, New York, 1990.

Kategori metaphor dalam arsitektur menurut antoniades (1990):

Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas kualitas khusus.

Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan tangible metaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagaiunsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

2. Broadbent, Geoffry / Bunt, Richard / Jencks; sign, symbol and architecture; John Wiley and sons; New York; 1980.

Kategorisasi desain dari Broadbent tentang analogic design

mengindikasikan pembagian metaphor dalam 3 kategori yaitu :  Visual metafora secara visual

 Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi , system  Filosofikal , metafora dalam aspek ide, konsep dan nilai.

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Menurut Antoniades kualitas penggunaan metafora dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan dari penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih mudah terdeteksi (detectable) secara substansial dianggap lebih baik daripada yang tidak. Kualitas metafora akan semakin baik jika terkonsep dan dinyatakan dengan jelas.

3. James C. Snyder dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction to Architecture” (1979).

Metafora mengidentifikasikan pola pola yang mungkin terjadi dari hubungan hubungan parallel dengan melihat keabstrakannya berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

4. Charles Jencks dalam “ The Language of Post Modern Architecture”.

Metafora dianggap sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu objek dengan mengandalkan objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

5. Geoffrey Broadbent, dalam buku “Design in Architecture” (1995).

Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different form. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreativitas yang adal pada desain spectrum perancang.

Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur, sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

III.1.2.2 ANALOGI METAFORA

Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.

Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias (Arab: Qasa=mengukur, membandingkan). Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.(sumber : www.google.com/analogi)

Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas, dapat disarikan bahwa:

1. Menurut Holyoak & Thagard , analogi merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan.

2. Menurut Chris Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :

 Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan (identitas)

 Metoda dalam penyelidikan arsitektur  Bahasa komunikasi sosial

Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.

3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Menurutnya, ada 3 macam analogi yang dikenal :

Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.

Direct / Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya.  Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolis (kepala, mata,

kaki).

4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.

5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana.

Jika dilihat dari sudut arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya yaitu:

a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metafora pada prosesnya.

b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasarkan aktivitas atau cara menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metafora dalam cara mendesainnya.

Persamaan kedua pendapat tersebut terletak pada aspek proses atau aktivitas dalam desain yang menggunakan metode penglihatan ( adopsi dan analogi) konsep dari suatu objek kepada objek yang lain.

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Dilihat dari sudut arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu:

• Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda menunjukkan bahwa kategori symbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam karya fisiknya. Kategori symbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada literal.

• White dengan konsep metaphor yang menengok hubungan antar hal secara abstrak (looking at abstraction) jelas menunjukkan metaphor dalam konsep arsitektur. Konsep adalah gagasan gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep mensyaratkan bagaimana tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan, jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan : angan-angan --- idea --- konsep --- scenario.

Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealism pribadinya dalam proses kreatif kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku apresiator terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal . Penggunaan

bahasa metaforik yang “bersayap” dan kaya akan interpretasi makna,

memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, di sisi lain dapat digunakan untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri.

Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan (referens) dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung.

III.1.2.3 METODE APRESIATIF PENGGUNAAN METAFORA ARSITEKTUR

Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif. Karena produk arsitektur bersifat fisik yang melibatkan unsur bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari aspek arsitektur sebagai proses maupun produk lebih menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.

Sebagai suatu strategi dalam memicu imaji kreatif sang arsitek, metaphor pada dasarnya sangat tergantung pada background knowledge sang arsitek sebagai individu. Kekuatan metaphornya kemudian ditentukan dari interpretasi orang lain sebagai apresiator. Pada bagian ini, kesetaraan intelektual antara sang arsitek dengan apresiator menjadi penentu kesamaan bahasa dalam memaknai metaphor dari karya yang sedang diapresiasi. Untuk meminimalisir kesenjangan bahasa dalam analisa, maka apresiator perlu melihat latar belakang dan pandangan pandangan arsitek, di samping konsep dan karya fisiknya.

Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide / konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik produk desainnya. Pada aspek ide / konsep perlu ditelusuri pemikiran pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar belakang desain, yang sangat memungkinkan berasal dari idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang arsitek.

Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep dengan rancangan desain baik yang berupa gambar, sketsa maupun tulisan naratifnya.

Pada aspek fisik produk perlu dicermati dan dihayati baik secara visual maupun spasial (rasa ruang) dari susunan elemen elemen pembentuk bangunan untuk kemudian diapresiasi berdasar konsepnya. Penggunaan metaphor dalam

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

aspek yang bersifat substansial / abstrak lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat kontemplatif.

Pada bagian referens nilai kualitas metaphor dinilai lebih tinggi apabila pengalihan konsep dilakukan pada aspek yang lebih bersifat substansial (intangible) daripada aspek yang hanya bersifat citra visual/literal. Penilaian kualitas makna metaphor semakin tinggi dari urutan obhek sebagai icon, indeks dan symbol.

Pada bagian keterdeksian, identifikasi penggunaan metaphor akan bernilai lebih tinggi jika petunjuk tentang adanya metaphor dapat dideteksi oleh apresiator. Dalam hal ini, kualitas metaphor tergantung pada kualitas paparan dan sikap sang arsitek dalam memilih untuk menjelaskan ide, strategi dan transformasi desainnya lebih memilih untuk merahasiakannya.

Pada akhirnya secara akumulatif dapat dibuat rambu rambu penilaian keotentikan dan kualitas pengunaan metaphor secara keseluruhan.

Dalam dokumen Medan Prada House (Analogi Metafora) (Halaman 86-94)

Dokumen terkait