• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metoda Penelitian .1 Tipe Penelitian

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 (Halaman 48-54)

1. Kemampuan Teknis 2. Kemampuan

1.9 Metoda Penelitian .1 Tipe Penelitian

48 Variabel

Penelitian

Definisi Konsep Definisi Operasional Operasional bersinergi antar pegawai tanpa menimbulkan sebuah permasalahan di dalamnya.

β€’ Kecakapan pegawai dalam menunaikan tugas yang harus membutuhkan sebuah kolaborasi di dalamnya.

β€’ Kecakapan dalam menunjukkan rasa kepeduliannya.

1.9 Metoda Penelitian

49

penjelasan ataupun penelitian deskriptif. Dengan penelitian eksploratif ini, persoalan penelitian dapat dirancang terperinci.

2. Penelitian Deskriptif

Menurut Pasolong (2016:75-76) penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan apa yang terjadi pada saat melakukan penelitian.

Penelitian ini terdapat di dalamnya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

3. Penelitian Eksplanatif

Menurut Pasolong (2016:75) penelitian eksplanatif dipahami sebagai penelitian yang melakukan penyorotan hubungan antara sejumlah variabel penelitian serta melakukan pengujian hipotesis yang sudah dirancang. Penelitian eksplanatif dikenal pula sebagai penelitian pengujian hipotesa yang sudah dirancang atau testing research.

Penelitian eksplanatif (penjelasan) dipergunakan sebab peneliti memiliki maksud untuk melakukan penyorotan sejumlah hubungan antar sejumlah variabel serta melakukan pengujian hipotesis yang telah dirancang.

1.9.2 Populasi dan Sampel 1.9.2.1 Populasi

Sugiono dalam Pasolong (2016:99) mengemukakan bahwasanya populasi dapat dipahami sebagai wilayah generalisasi tersusun atas subjek dan objek yang memiliki akumulasi dan ciri-ciri tertentu yang disahkan oleh peneliti guna dianalisis dan lalu dilaksanakan penarikan konklusi. Populasi tidak hanya beruwujud orang, namun juga termasuk sejumlah benda, populasi juga

50

mengandung keseluruhan ciri yang dipunyai oleh subjek tersebut. Populasi sering juga disebut β€œUniverse”.

Populasi pada penelitian ini adalah pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam sebanyak 63 orang. Namun, satu orang dari jumlah populasi tidak diikutsertakan sebagai responden yaitu kepala dinas karena indikator kuesioner yang tidak sesuai dengan jabatan yang diduduki sehingga populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 orang.

1.9.2.2 Sampel

Nawawi dalam Pasolong (2016:100) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dijadikan sebagai basis data sesungguhnya pada penelitian. Sampel ialah sebagian dari populasi yang mampu merepresentasikan keseluruhan populasi.

Penggunaan rumus berikut dipergunakan perihal mendeterminasikan besaran sampel pada penelitian (Husein Umar, 2002:146)

𝑛 = N

1 + N(𝑒)2 Keterangan =

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

eΒ² : person kelinggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di tolerir ( standar kesalahanya), misalnya 0,1 jumlah anggota populasi yang akan diteliti adalah berjumlah ( ) orang pegawai yang dijadikan penentuan sampel.

51

Jumlah populasi yang akan diteliti adalah berjumlah 62 orang pegawai yang dijadikan penentuan sampel, sehingga, perhitungan jumlah sampel yang diteliti adalah terlihat demikian:

𝑛 = 62

1 + 62(0,1)2 𝑛 = 62

1,62 𝑛 = 38,27

𝑛 = 39 responden

Berlandaskan perhitungan sampel tersebut, mampu ditentukan hasil responden pada penelitian ini sejumlah 39 orang pegawai.

1.9.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sinambela (2014:99), terdapat sejumlah teknik sampling yang dipergunakan kendati lazimnya teknik yang dimaksudkan terbagi menjadi dua sebagai berikut:

1. Probability Sampling, adalah teknik sampling yang memberi peluang yang sama terhadap tiap-tiap unsur (anggota) populasi untuk dipilihkan menjadi anggota sampel.

2. Non Probability Sampling, adalah teknik sampling yang tidak memberikan peluang sama terhadap tiap-tiap unsur populasi agar dipilihkan menjadi sampel.

Probability sampling dipergunakan pada penelitian ini. Probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang serupa terhadap setiap unsur populasi untuk dipilihkan menjadi anggota sampel (Sugiyono:2012:82). Teknik probability sampling yang dipakai khususnya teknik

52

Proportional Random Sampling. Proportional Random Sampling dipahami sebagai teknik pengambilan sampel yang pertama-tama melakukan kategorisasi dalam sejumlah sub populasi supaya tiap sub populasi yang ada mempunyai anggota sampelnya (Sugiyono, 2012).

Tabel 1.3 Proporsi Sampel

Sumber: Data Olahan, 2021 1.9.4 Jenis dan Sumber Data 1.9.4.1 Jenis Data

1. Data Kualitatif

Sugiyono (2015:23) berpendapat bahwasanya data kualitatif adalah data yang berwujud kalimat, kata atau gambar. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menjadi data kualitatif yang dipergunakan pada penelitian ini.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif menurut Pasolong (2016:70) dipahami sebagai penelitian yang memakai data yang mampu dihitung guna memperoleh penafsiran kuantitatif yang

No. Bidang Jumlah Pegawai Proporsi Sampel

1. Sekretariat 13 13 / 62 = 0.210 0.210 Γ— 39 = 8

2. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk

17 17 / 62 = 0.274 0.274 Γ— 39 = 11 3. Bidang Pelayanan

Pencatatan Sipil

12 12 / 62 = 0.194 0.194 Γ— 39 = 8 4. Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan

13 13 / 62 = 0.210 0.210 Γ— 39 = 8

5. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan

7 7 / 62 = 0.113 0.113 Γ— 39 = 4

Jumlah 62 39

53

kuat. Data kuantitatif ialah bobot dari perubahan yang mampu dinyatakan dalam wujud sejumlah angka (statistik).

1.9.4.2 Sumber Data 1. Data Primer

Pasolong (2016:70) mengemukakan bahwasanya data primer adalah data yang bersumber dari pengumpul data (peneliti) pada objek penelitiannya secara langsung. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini mengandung sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam wujud pernyataan dan responden diberikan lima pilihan jawaban.

2. Data Sekunder

Menurut Pasolong (2016:70) data sekunder ialah seluruh data yang dihimpun dari objek penelitian secara tidak langsung. Data sekunder ini diperoleh dari sejumlah dokumen, arsip, dan buku pedoman ataupun sumber lain yang relevan terhadap penelitian ini.

1.9.5 Skala Pengukuran

Effendi dalam Pasolong (2016:150) mengemukakan jenis-jenis pengukuran data dalam penelitian terlihat demikian:

1. Pengukuran Nominal

Pengukuran nominal adalah pengukuran yang paling sederhana, sebab variasi nilai pada variabel yang diukur tidak menunjukkan sebagai perbedaan nilai sebagai suatu tingkatan.

2. Pengukuran Ordinal

54

Pengukuran ordinal merupakan pengukuran yang mengelompokkan data menjadi beberapa bagian dalam suatu pengamatan, masing-masing bagian mempunyai nilai, status atau tingkatan yang berbeda.

3. Pengukuran Interval

Pengukuran interval merupakan pengukuran yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, hanya data yang diperoleh berbeda dengan data ordinal.

4. Pengukuran Ratio

Pengukuran ratio adalah suatu pengukuran yang mengukur data yang memiliki jarak yang sama, tetapi memiliki nilai nol absolut.

Penelitian ini menggunakan pengukuran ordinal yaitu dengan membedakan kelompok data menurut nilai atau tingkatannya. Skala likert dengan skor 4 sampai 1 dipakai pada penelitian yang terlihat demikian:

a. Jawaban kategori sangat tidak setuju diberikan bobot 1 b. Jawaban kategori tidak setuju diberikan bobot 2 c. Jawaban kategori setuju diberikan bobot 3

d. Jawaban kategori sangat setuju diberikan bobot 4 1.9.6 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Pasolong (2016:130-141) sejumlah cara dapat dipergunakan dalam melakukan penarikan sampel, yaitu:

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 (Halaman 48-54)

Dokumen terkait