• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.7 Pengembangan Hipotesis

3.4.2 Metoda Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda dokumentasi. Metoda dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat, menggunakan dan mempelajari data-data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggal pengumuman dividen, harga penutupan saham harian dan laporan keuangan tahunan perusahaan.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return. Abnormal return merupakan selisih antara return realisasi dengan return

ekspektasi. Perhitungan return ekspektasi menggunakan estimasi. Brown dan Warner (1985) dalam Hartono (2009:558) mengestimasi return ekspektasi dengan model estimasi mean adjusted model, market model, dan market adjusted model. Penelitian ini menggunakan market model untuk menghitung return ekspektasi. Market model memerlukan perioda estimasi dan perioda jendela. Perioda estimasi yang digunakan adalah 120 hari dan perioda jendela yang digunakan adalah 11 hari. Pemilihan perioda tersebut mengacu pada penelitian yang dilakukan Setiawan dan Hartono (2003). Market model dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:

1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan return realisasi selama perioda estimasi. Pembentukan model ekspektasi ini menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan persamaan: ij Mj i i ij R R =α +β +ε Notasi:

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j. αi = intercept untuk sekuritas ke-i.

βi = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i. RMj = return indeks pasar pada perioda estimasi ke-j.

εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j. 2) Model ekspektasi ini kemudian digunakan untuk mengestimasi return

ekspektasi di perioda jendela:

Notasi:

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada perioda jendela ke-t. αi = intercept untuk sekuritas ke-i.

βi = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i. E[RMt] = return ekspektasi indeks pasar pada perioda jendela ke-t. Untuk model ekspektasi ini, nilai return ekspektasi indeks pasar (E[RMt]) yang digunakan adalah nilai return realisasi indeks pasar pada perioda jendela (RMt). Perhitungan return realisasi indeks pasar pada perioda jendela menggunakan nilai IHSG dengan persamaan sebagai berikut: − 1 1 = t t t Mt IHSG IHSG IHSG R Notasi:

RMt = return realisasi indeks pasar pada perioda jendela ke-t. IHSGt = IHSG pada perioda t.

IHSGt-1 = IHSG pada perioda sebelumnya.

Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan return realisasi selama perioda estimasi dan perioda jendela dengan rumus sebagai berikut: 1 1 − = it it it it P P P R Notasi:

Ri,t = return realisasi sekuritas ke-i pada perioda ke-t. Pi,t = harga saham emiten pada perioda t.

Pi,t-1 = harga saham emiten pada perioda sebelumnya.

Abnormal return merupakan selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi. Perhitungan abnormal return dilakukan pada perioda jendela dengan persamaan sebagai berikut:

[ ]

it it

it R E R AR = − Notasi:

ARi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada perioda jendela ke-t. Ri,t = return realisasi sekuritas ke-i pada perioda ke-t.

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada perioda jendela ke-t. Menurut Hartono (2003:446), pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata abnormal return seluruh sekuritas secara cross section untuk tiap-tiap hari di perioda jendela. Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut:

k AR AAR k i it t

= = 1 Notasi:

AARt = average abnormal return pada hari ke-t. ARi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada hari ke-t.

3.6 Uji Statistik

Pengujian statistik dilakukan untuk melihat signifikansi abnormal return pada saat perioda jendela. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Pengujian statistik ini dengan uji-t yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan nol. Pengujian-t dilakukan dengan standarisasi nilai abnormal return. Standarisasi ini dilakukan untuk abnormal return tiap-tiap sekuritas. Return tidak normal standarisasi (standardized abnormal return) untuk sekuritas ke-i dirumuskan sebagai berikut:

i it it KSE AR SAR = Notasi:

SARi,t = standardized abnormal return sekuritas ke-i pada hari ke-t perioda jendela.

ARi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada hari ke-t perioda jendela. KSEi = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i.

Kesalahan standar estimasi dihitung berdasarkan deviasi nilai return dari nilai estimasinya selama perioda estimasi dengan rumus sebagai berikut:

[ ]

2 1 ) ( 2 1 2 − − =

= T R E R KSE t t j ij ij i

Notasi:

KSEi = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i.

Ri,j = return sekuritas ke-i pada hari ke-j selama perioda estimasi. E[Ri,j] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama perioda

estimasi.

T1 = jumlah hari di perioda estimasi.

Kesalahan standar estimasi menggunakan nilai-nilai di perioda estimasi. Kesalahan standar estimasi ini dapat disesuaikan dengan nilai return indeks pasar di perioda jendela. Hasil penyesuaian ini disebut dengan kesalahan standar peramalan. Nilai kesalahan standar peramalan berbeda untuk tiap-tiap hari di perioda jendela., sedangkan kesalahan standar estimasi nilainya sama untuk tiap hari di perioda jendela. Kesalahan standar peramalan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

( )

( )

= − − + + = 2 1 2 2 1 1 1 t t j Mj M M Mt i it RR R RR R T KSE KSP Notasi:

KSPi,t = kesalahan standar peramalan sekuritas ke-i hari ke-t di perioda jendela.

KSEt = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i. RMt = return indeks pasar hari ke-t di perioda jendela. RMj = return indeks pasar hari ke-t di perioda estimasi. RRM = rata-rata return indeks pasar selama perioda estimasi. T1 = jumlah hari di perioda estimasi.

Penelitian ini menggunakan kesalahan standar peramalan untuk menghitung standardized abnormal return. Perhitungan standardized abnormal return dilakukan melalui pembagian abnormal return dengan kesalahan standar peramalan. Penentuan signifikansi abnormal return pada perioda jendela dilakukan dengan perhitungan t-hitung pada tingkat signifikansi 5%. Nilai t-hitung didapat dengan rumus sebagai berikut:

Error! Bookmark not defined.

k SAR t k i it t

= = 1 Notasi:

tt = t-hitung pada perioda jendela ke-t.

SARi,t = standardized abnormal return sekuritas ke i pada perioda jendela ke-t.

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh pengumuman peristiwa. Pengujian hipotesis pertama (H1) dilakukan dengan uji t untuk melihat tingkat signifikansi abnormal return pada perioda jendela. Jika nilai t-hitung signifikan pada tingkat 5% berarti pasar bereaksi terhadap pengumuman dividen meningkat. Hal ini berarti hipotesis pertama diterima. Jika abnormal return signifikan hanya terjadi pada hari pengumuman berarti pasar telah mencapai efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi. Jika abnormal return signifikan terjadi dalam jangka waktu yang lama berarti pasar belum mencapai efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi. Jika nilai t-hitung tidak signifikan pada tingkat 5% berarti pasar tidak bereaksi

terhadap pengumuman dividen meningkat. Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak.

Uji t juga dilakukan untuk pengujian hipotesis kedua (H2) dan hipotesis ketiga (H3). Perusahaan dipisahkan terlebih dahulu antara perusahaan yang bertumbuh dengan perusahaan yang tidak bertumbuh. Pengujian H2

dilakukan untuk perusahaan yang bertumbuh. Jika nilai t-hitung signifikan pada tingkat 5% berarti pasar bereaksi terhadap pengumuman dividen meningkat oleh perusahaan yang bertumbuh. Hal ini berarti hipotesis kedua diterima. Jika nilai t-hitung tidak signifikan pada tingkat 5% berarti pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman dividen meningkat oleh perusahaan yang bertumbuh. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak.

Pengujian H3 dilakukan untuk perusahaan yang tidak bertumbuh. Jika nilai t-hitung tidak signifikan pada tingkat 5% berarti pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman dividen meningkat oleh perusahaan yang tidak bertumbuh. Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima. Jika nilai t-hitung signifikan pada tingkat 5% berarti pasar bereaksi terhadap pengumuman dividen meningkat oleh perusahaan yang tidak bertumbuh. Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak.

Dokumen terkait