Metode Alokasi Langsung
Metode ini lebih mudah dalam penerapannya dibanding dengan kedua metode lainnya karena tahapan pendistribusian atau pengalokasian biayanya lebih singkat. Biaya dari departemen pendukung hanya dialokasikan ke departemen-departemen produksi tanpa melihat ada atau tidak adanya departemen pendukung lainnya yang menggunakan manfaat dari departemen pendukung tersebut. Oleh karena itu, tidak ada aturan yang menentukan departemen pendukung manakah yang pertama kali hams dialokasikan ke departemen-departemen produksi. Pendistribusian atas biaya departemen pendukung taksiran untuk PT Pesona Raya dapat dilihat pada Tabel 10.4. Basis alokasi biaya yang digunakan untuk mendistribusikan biaya dari departemenv departemen pendukung diperlihatkan dalam Tabel 10.3.
Tabel 10.3 Basis Alokasi Departemen Pendukung
Departemen Pendukung Basis Alokasi
Gedung dan taman Luas lantai dalam meter persegi
Personalias Jumlah karyawan
Administrasi Pabrik Jumlah karyawan
Gudang Jumlah pemakaian bahan baku
Alokasi Biaya Departemen Pendukung pada PT Pesona Raya 1.alokasi biaya departemen gedung dan taman
Biaya dari departemen gedung dan taman dialokasikan ke departemen-v departemen produksi yang ada dengan menggunakan basis alokasi luas lantai dalam meter persegi. Berikut ini adalah luas lantasi yang digunakan oleh empat departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya.
Departemen Produksi Luas lantai
(Meter persegi) %
Permintaan 2.000 25
Tenun 3.000 37,5
Celup 1.000 12,5
Garmen 2.000 25
Jumlah 8.000 100
Luas lantai suatu
Departemen produksi Biaya gedung Alokasi biaya = x
Gedung dan taman Total luas lantai untuk seluruh dan tanaman departemen produksi
Adapun alokasi biaya gedung dan taman keempat departemen Produksi yang ada adalah sebagai berikut.
2.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 2.700.000 = Rp 5.675.000 8.000
3.000
Alokasi ke tenun = x Rp 2.700.000 = Rp 8.512.500 8.000
1.000
Alokasi ke Celup = x Rp 2.700.000 = Rp 2.837.500 8.000
2.000
Alokasi ke garmen = x Rp 2.700.000 = Rp 5.675.000 8.000
Berdasarkan Iuas lantaj yang digunakan oleh setiap departemen Druduksi maka departemen temm memperoleh alokasi yang terbesar dari biaya depaneman gedung dan taman (Rp8.512500) karena menggumkan mas lantai yang retinas (3000 meter) dibandingkan kztiga departemm produksi lainnya yang ada di PT Pesona Raya.
2. Alokasi departemen personalisa
Biaya dari departemen persenonalia dialokasikan ke departemen – departemen produksi yang ada dengan menggunakan basis alokasi jumlah karyawan yang ada masing masing departemen produksi. Ini adalah jumlah karyawan yang ada di empat departemen produksi yang ada di PT persona Raya yang diperoleh dari Tabel 10.1
Departemen produksi Jumlah karyawan %
Pemintalan 40 20
Tenun 30 15
Celup 50 25
Garmen 80 40
Jumlah 200 100
Berikut ini adalah formula yang digunakan untuk mengalokasikan biaya departemen personalia untuk keempat departemen prouksi yang ada.
Jumlah pemakaian bahan suatu departemen produksi Alokasi biaya = x Biaya personalia personalia Total jumlah karyawan bahan untuk seluruh departmen produksi
40
Alokasi ke pemintaan = x Rp16.700.000 = Rp 3.340.000 200
30
Alokasi ke tenun = x Rp16.700.000 = Rp 2.505.000 200
50
Alokasi ke Celup = x Rp16.700.000 = Rp 4.175.000 200
80
Alokasi ke garmen = x = Rp16.700.000 Rp 6.680.000 200
Departemen menerima alokasi tersebut dari biaya departemen personalia karena jumlah karyawan (80 orang) merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan jumlah karyawan pada departemen produksi lainnya.
3. Alokasi biaya departemen administrasi pabrik
Seperti departemen alokasi biaya deaprtemen administrasi pabrik dialokasikan ke departemen-departemen produksi yang ada dengan menggunakan basis alokasi jumlah karyawan pada departemen produksi lainnya.
Berikut ini adalah formula yang digunakan untuk mengaloksikan biaya departemen administrasi pabrik untuk keempat departemen produk yang ada.
Jumlah karyawan suatu departemen produksi Biaya adminitras Alokasi biaya = x pabrik
personalia Total jumlah karyawan bahan untuk seluruh departmen produksi
Adapun alokasi biaya administrasi pabrik keempat departemen produksi yang ada adalah sebagai berikut.
40
Alokasi ke pemintaan = x Rp19.800.000 = Rp 3.960.000 200
30
Alokasi ke tenun = x Rp19.800.000 = Rp 2.970.000 200
50
Alokasi ke Celup = x = Rp19.800.000 = Rp 4.950.000 200
80
Alokasi ke garmen = x = R Rp19.800.000 = Rp 7.920.000 200
4. Alokasi biaya departemen gudang
Biaya departemen gudang dialokasikan ke departemen-departemen produksi yang ada berdasarkan jumlah pemakaian bahan baku oleh setiap departemen produksi. Berikut ini adalah jumlah pemakaian bahan baku dari setiap departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya yang diperoleh dari Tabel 10.1.
Departemen Produksi Jumlah pemakaian bahan
baku %
pemintalan Rp.192.000.000 40
Tenun 96.000.000 20
Celup 48.000.000 10
Garmen 144.000.000 30
Jumlah Rp.430.000.000 100
Berikut ini adalah formula yang digunakan untuk mengalokasikan hm departemen gudang untuk keempat departemen Produksi yang ada.
Jumlah pemakaian bahan suatu departemen produksi
Alokasi biaya = x Biaya gedung Gedung Total jumlah pemakaian bahan untuk seluruh departmen produksi
Adapun alokasi biaya gudang keempat departemen produksi yang ada adalah sebagai berikut.
Rp. 192.000.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 16.300.000 = Rp 6.520.000 Rp. 96.000.000
Rp.96.000.000
Alokasi ke tenun = x Rp 16.300.000 = Rp3.260.000 Rp 480.000.000
Rp.48.000.000
Alokasi ke celup = x Rp 16.300.000 = Rp 16.630.000 Rp.480.000.000
Rp. 144.000.000
Alokasi ke garmen = x Rp 16.300.000 = Rp 4.890.000 Rp.480.000.000
Seluruh alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi pada PT Pesona Raya diikhtisarkan pada Taliel 10.4. Kemudian diasumsikan bahwa departemen pemintalan dan departemen tenun menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin, sedangkan departemen celup dan garmen menggunakan basis alokasi iumlah jam tenaga keria langsung. Adapun jumlah jam mesin yang diperkirakan akan digunakan oleh departemen pemintalan dan departemen tenun adalah sebagai berikut.
Departemen pemintalan ... 19.139 jam Departemen tenun ... 19.100 jam
Jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh departemen celup dan departemen garmen adalah sebagai berikut.
Departemen celup ... 16.920 jam Departemen garmen ... 30.100 jam.
Total tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik setiap departemen produksi setelah alokasi dengan basis alokasinya. Sebagai contoh, tarif biaya overhead pabrik departemen pemintalah adalah Rp5.000 per jam mesin (Rp. 95.695.000 / 19.139 jam mesin).
Metode Alokasi Bertahap
Metode ini mendistribusikan biaya departemen-departemen pendukung secara bertahap, di mana biaya dari departemen pendukung tidak langsung seluruhnya ditransfer ke departemen-departemen produksi, tetapi terlebih dahulu juga dibagikan kepada departemen-departemen-departemen-departemen pendukung lainnya sesuai dengan urutan pendistribusian yang telah ditetapkan bagi masing~
masing departemen pendukung. Dalam hal ini, harus ada ketetapan dalam perusahaan mengenai biaya departemen pendukung yang pertama kali didistribusikan dan departemen-departemen pendukung yang secara berurutan mendapat giliran dalam mendistribusikan biaya berikutnya, karena suatu departemen pendukung tidak akan menerima pembebanan alokasi biaya lagi dari departemen pendukung lainnya apabila departemen pendukung tersebut telah dialokasikan biayanya terlebih dahulu.
Dibandingkan dengan metode alokasi langsung, metode ini masih mengakui adanya hubungan di antara departemen-departemen pendukung meskipun prosedur pengalokasian biaya secara bertahap tidak mencerminkan adanya penggunaan manfaat yang timbal balik oleh masingmasing departemen pendukung tersebut.
Pemilihan untuk menentukan departemen pendukung manakah yang pertama kali didistribusikan biayanya, biasanya ditentukan berdasarkan pada besamya biaya atau manfaat yang diberikan oleh suatu departemen pendukung, Departemen pendukung yang mempunyai biaya terbesar adalah yang pertama kali didistribusikan biayanya. Penentuan urutan yang pertama dan yang berikutnya untuk pendisiribusian ini akan menjadi lebih layak apabila juga mempertimbangkan besamya jasa atau manfaat yang diterima oleh suatu departemen pendukung. Dengan demikian, ,apabila hal ini dapat ditentukan sebagai bahan pertimbangan, maka yang pertama didistribusikan biayanya adalah departemen pendukung yang mempunyai jumlah biaya yang paling besar, dan menerima nilai manfaat yang paling kecil.
Kita kembali menggunakan contoh pada PT Pesona Raya untuk mengilustrasikan penerapan metode bertahap dalam mendistribusikan eta“ mengalokasikan biaya-biaya dari departemen pendukung ke departemen produksi.
Departemen pendukung yang memiliki biaya yang terbesar adalah yang terlebih dahulu didistribusikan dan selanjutnya diikuti oleh departemen pendukung yang memiliki biaya kedua terbesar. Berikut ini adalah urllta" pendistribusian biaya departemen-departemen pendukung yang ada Pada PT Pesona Raya.
Departemen
pendukung Jumlah biaya Urutan
pendistribusian Gedung dan taman Rp.22.700.000 1
Administrasi pabrik 19.800.000 2 Personalia 16.700.000 3
Gudang 16.300.000 4
Adapun basis pendistribusian biaya departemen Pendukung menggunakan data Yang diperoleh dari Tabel 10.3 berikut ini.
Departemen pendukung Basis alokasi
Gedung dan taman Luas lantai dalam meter pesegi
personalia Jumlah karyawan
Administrasi pabrik Jumlah kayawan
Gudang Jumlah pemakaian bahan baku
Data-data untuk pendistribusian biaya dari satu departemen pendukung ke departemen pendukung lainnya adalah sebagai berikut.
Departemen
pendukung Jumlah karyawan Luas lantai dalam meter persegi
Gedung dan taman 20 1.000
Personalia 40 400
Administrasi pabrik 10 600
Gudang 16 1.000
Jumlah 70 3.000
Alokasi biaya departemen gedung dan taman
Biaya dari departemen gedung dan taman ke departemen-departemen produksii dan depmeme“ pendukung Yang ada dengan menggunakan basis alokasi luas lantai dalam meter persegi. Berikut ini luas lantai yang digunakan oleh empat departemen Produksi dan tiga departemen pendukung selain departemen gedung dan taman pada PT Pesona Raya.
Departmen produksi Luas lantai (Meter prsegi)
Pemintalan 2.000
Tenun 3.000
Culup 1.000
Garmen 2.000
Personalia 400
Administrasi pabrik 600
Gudang 1.000
Jumlah 10.000
Adapun alokasi biaya gedung dan taman ke tujuh departemen yang ada adalah sebagai berikut.
2.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 22.700.000 = Rp 4.540.000 10.000
3.000
Alokasi ke tenun = x Rp 22.700.000 = Rp 6.810.000 10.000
1.000
Alokasi ke Celup = x Rp 22.700.000 = Rp 2.270.000 10.000
2.000
Alokasi ke garmen = x Rp 22.700.000 = Rp 5.450.000 10.000
600
Alokasi ke administrasi pabrik = x Rp 22.700.000 = Rp 1.362.000 10.000
400
Alokasi ke personalia = x Rp 22.700.000 = Rp 908.000 10.000
1.000
Alokasi ke gudang = x Rp 22.700.000 = Rp 2.270.000 10.000
Alokasi biaya departemen administrasi pabrik
Setelah biaya departemen gedung dan taman selesai didistribusikan maka departemen pendukung berikutnya yang dialokasikan adalah departemen administrasi pabrik. Biaya departemen administrasi pabrik dialokasikan keempat departemen produksi, departemen personalia, dan departemen gudang dengan menggunakan basis alokasi jumlah karyawan yang ada di masing-masing departemen tersebut.
Berikut ini disajikan jumlah karyawan dari masing-masing departemen yang menerima distribusi biaya dari departemen administrasi pabrik.
Departemen produksi Jumlah
karyawan
Tenun 40
Culup 30
Garmen 50
Personalia 80
Administrasi pabrik 24
Gudang 16
Jumlah 240
Biaya departemen administrasi pabrik yang akan didistribusikan adalah sebagai berikut.
Biaya overhead sebelum biaya ... Rp. 19.800.000 Alokasi biaya dari gedung dan taman ... 1.362.000 Jumlah ... Rp 21.162.000
Berikut ini adalah pendistribusian biaya departemen administrasi dan pabrik.
40
Alokasi ke pemintalan = x Rp 21.162.000 = Rp 3.527.000 240
30
Alokasi ke tenun = x Rp =21.162.000 Rp 2.645.250 240
50
Alokasi ke Celup = x Rp 21.162.000 = Rp 2.408.750 240
80
Alokasi ke garmen = x = 21.162.000 Rp 7.054.000 240
24
Alokasi ke personali = x 21.162.000 = Rp 2.116.200 240
16
Alokasi ke gudang = x 21.162.000 = Rp 1.410.800 240
Tidak ada biaya dari departemen administrasi pabrik didistribusikan ke departemen gedung dan taman karena dalam metode distribusi bertahap sebuah departemen eIla dalam yang biayanya telah didistribusikan ke departemen pendukungu yang lain tidak akan menerima kembali distribusikan Pendukung departemen pendukung lainnya.
Alokasi biaya departemen personalia
Departemen pendukung selanjutnya yang didistribusikan biayanya adalah departemen personalia. Biaya dari departemen personalia akan didistribusikan keempat departemen produksi dan satu departemen pendukung yaitu gudang. Biaya departemen personalia didistribusikan dengan menggunakan basis alokasi jumlah karyawan yang ada di masing-masing departemen tersebut.
Berikut ini disajikan jumlah karyawan dari masing-masing departemen yang menerima distribusi biaya dari departemen personalia.
Departemen produksi Jumlah karyawan
Pemintlan 40
Tenun 30
Celup 50
Garmen 80
Jumlah 216
Biaya departemen personalia yang akan didistribusikan adalah sebagai berikut.
Biaya overhead sebelum alokasi ...Rp.16.700.000 Alokasi biaya dari gedung dan taman ...908.000
alokasi biaya dari administrasi pabrik ... 2.116.200 Jumlah ... Rp 19.724.200
Berikut ini adalah pendistribusian biaya departemen personalia.
40
Alokasi ke pemintalan = x Rp 19.724.200 = Rp 3.652.6300 216
30
Alokasi ke tenun = x Rp 19.724.200 = Rp 2.739.472 216
30
Alokasi ke Celup = x Rp 19.724.200 = Rp 4.565.787 216
50
Alokasi ke garmen = x = Rp 19.724.200 = Rp 7.305.259 216
16
Alokasi ke gudang = x Rp 19.724.200 = Rp 1.461.052 216
Alokasi biaya departemen gudang
Biaya-biaya departemen pendukung terakhir yang didistribusikan adalah departemen gudang-gudang biaya dari departemen gudang-gudang akan didistribusikan ke masing masing departemen produksi dengan menggunakan basis aloksi jumlah pemakaian bahan disetiap departemen produksi
Berikut ini disajikan jumlah pemakaian bahan Pada empatdepartemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya.
Departemen produksi Jumlah pemakaian bahan baku
Pemintlan Rp. 192.000.000
Tenun 96.000.000
Celup 48.000.000
Garmen Rp.144.000.000
Jumlah Rp.480.000.000
Biaya departemen gudang yang akan didistribusikan adalah sebagai berikut.
Biaya overhead sebelum alokasi... Rp. 16.300.000 Alokasi biaya dari gedung dan taman ... 2.270.000
Alokasi biaya dari personalia ... 1.461.052 Jumlah ... Rp. 21.441.852
Adapun alokasi biaya gudang keempat departemen produksi yang ada adalah sebagai berikut.
Rp.192.000.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 21.441.852 = Rp 8.576.741 Rp.480.000.000
Rp.96.000.000
Alokasi ke tenun = x Rp 21.441.852 = Rp 4.288.370 Rp 480.000.000
Rp.48.000.000
Alokasi ke celup = x Rp 21.441.852 = Rp 2.144.185 Rp.480.000.000
Rp. 144.000.000
Alokasi ke garmen = x Rp 21.441.852 = Rp 6.432.556 Rp.480.000.000
Seluruh alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi pada PT Pesona Raya dengan metode bertahap diikhtisarkan pada Tabel 10.5. Seperti pada metode langsung, departemen pemintalan dan departemen tenun menggkan basis alokasi jumlah jam mesin sedangkan departemen celup dan garmen menggunakan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung.
Adapun jumlah jam mesin yang diperkirakan akan digunakan Oleh departemen pemintalan dan departemen tenun adalah sebagai berikut.
Departemen pemintalan ... 19.139 jam Departemen tenun ... 19.100 jam
Jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh departemen celup dan departemen garmen adalah sebagai berikut.
Departemen celup ... 16.920 jam Departemen garmen ... 30.100 jam.
Total tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik setiap departemen produksi setelah alokasi dengan basis alokasinya. Sebagai contoh, tarif biaya overhead pabrik departemen pemintalan adalah Rp5.042 per jam mesin ( Rp96. 509.371 / 19.139 jam mesin). Tarif biaya overhead pabrik untuk keempat departemen produksi setelah pendistribusian biaya departemen pendukung selesai dilakukan dengan menggunakan metode bertahap memberikan hasil yang berbeda dibandingkan jika menggunakan metode langsung.
Metode Aljabar
Meskipun alokasi bertahap sudah mempertimbangkan adanya kondisi bahwa departemen-departemen pendukung saling memberi dan menerima iasa satu sama lain, tetapi metode ini masih belum menuniukkan kondisi ‘seperti saling memberi jasa secara utuh atau lengkap, karena begitu biaya dari suatu departemen pendukung telah selesai didistribusikan biayanya maka departemen im‘ tidak lagi akan menerima pendistribusian biaya dari departemen pendukung lainnya.
Untuk mengatasi masalah di atas, maka metode aliabardapat digunakan Sebagai pengganti kedua metode yang telah diuraikan sebelumnya. Metode ini menggambarkan adanya arus penggunaan jasa timbal balik di antara masing-masing departemen pendukung.
Sebagai ilustrasi, an ggap bahwa PT Sugriwa mempunyai duadepanemen produksi, yakni departemen P1 dan departemen P2. serta dua departemen pendukung, yaitu departemen 5]
dan departemen Sz yang saling menerima dan memberikan manfaatnya. Dalam hal ini, biaya-biaya kedua departemen pendukung akan dialokasikan secara simultan dengan metode aljabar, yaitu metode persamaan tersamar.
Biaya overhead pabrik per departemen sebelum adanya pendistribusian biaya dari depatemen-departemen pendukung dan komposisi atau persentase pemberian jasa oleh kedua departemen pendukung adalah sebagai berikut.
Departemen Biaya overhead pabrik
sebelum alokasi Persentatase pemberian jasa oleh Departemen pendukung
S1 S2
P1 Rp. 10.000.000 50% 40%
P2 15.000.000 30% 40%
S1 6.200.000 - 20%
S2 5.000.000 20% -
Jumlah Rp. 36.200.000 100% 100%
Perscntase Pam ian Biaya Overhead Pabrik lasa oleh Departemen
Depam’me" SebelumMokasl ‘ W Pendukung S. w 51 Pl Rp 10.000000 50% 10% . P2 x5.ooo.ooo 30% 40% Eg mm 5 6.100.000 ~ 10% $2 5.000.000 2.0% .. mlah Rp 36.200000 100% ”0%
Depanemen pendukung S1 membedkan jasanya atau manfaatnya ke Departemen P1. P2, dan S2 masing-masing sebesar 50%, 30%, den 20% Adapun departemen pendukung S2 memberikan jasanya atau manfatnyaa ke Departemen P1. P2, dan S1 masing-masing sebesar 40%, 40%. dan 20%.
Dengan metode aljabar pertama kali kita harus membuatkan persamaan untuk kedua departemen pendukung yang ada sebagai berikut.
S1 = Rp6.200.000 + 0,2 82 S2 S2 = Rp5.ooo.ooo + 0,2 51
Biaya departemen pendukung 1 ($1) adalah biaya yang dikeluarkan oleh departemen S] yaitu sebesar Rp6.200.ooo ditambah dengan 20% dari biaya departemen pendukung 2 (82) karena departemen SI memperoleh jasa mu manfaat dari departemen $2 sebesar 20%. Adapun biaya departemen Pendukung 2 ($2) adalah biaya departemen Sz sebesar Rp5.000.000 ditambab dengan 20% dari biaya departemen SI karena departemen 82 menerima jasa atau manfaat dari departemen $1 sebesar 20%.
Dengan metode substitusi kita dapat menyelesaikan persamaan biaya di atas sebagai berikut.
SI = Rp6.200.000 + 0,2 (Rp5.000.ooo + 0,2 S1) = Rp6.200.000 + Rp1.000.000 + 0,04 S1 0,96 S1 = Rp 7.200.000
S1 = Rp7.500.000
Nilai S2 diperoleh dengan cara sebagai berikut.
S2 = Rp 5.000.000 + 0,2 S1
= Rp 5.000.000 + 0,2 x Rp7.500.000 = Rp 6.500.000
Setelah persamaan di atas diselesaikan maka kita mengetahui bahwa biaya sesungguhnya dari Sl dan S2 masing-masing sebesar Rp7.500.000 dan RP6500000.
Berikut ini adalah alokasi biaya departemen SI ke departemen P1, P2, dan S2.
Alokasi ke S2 = Rp 7.500.000 x 20% = Rp 1.500.000 Alokasi ke P1 = Rp 7. 500.000 x 50% = Rp 3.750.000 Alokasi ke P2 = Rp 7.500.000 x 30% = Rp 2.250.000
Adapun alokasi biaya departemen 82 kc departemen P1, P2, dan 51 adaleh sebagai berikut.
Alokasi ke $1 = Rp 6.500.000 x 20% = Rp 1.300.000 Alokasi ke P1 = Rp 6.500.000 x 40% = Rp2.600.000 Alokasi ke P2 = Rp 6.500.000 x 40% = Rp 2.600.000
Tabel 10.6 memperlihatkan basil akhir dari pengalokasian biaYa departemen pendukung (5]
dan S2) ke departemen produksi (P1 dan P2) dang“ menggunakan metode aljabar.
Tabel 10.6 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Metode Aljabar Departemen
P1 Produksi
P2 Departemen
S1 Pendukung
S2 Jumlah
Biaya overhead
sebelum alokasi 10.000.000 15.000.000 6.200.000 5.000.000 36.200.000 Alokasi biaya
departemen pendukung
S1 3.750.000 2.250.000 (7.500.000) 1.500.000
S2 2.600.000 2.600.000 1.300.000 (6.500.000)
Biaya pabrik
setelah alokasi 16.350.000 19.850.000 36.200.000
Departemen P1 dan depaftemen P2 menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin dalam pembebanan biaya overhead pabrik. Jika jumlah jam mesin taksiran untuk departemen P1 adalah sebesar 10.000 jam dan departemen P2 seiumlah 12.000 jam, maka tarif biaya overhead pabrik untuk departemen P1 adalah sebesar Rp1.635 per jam mesin (Rp16.350.000 : 10.000 jam) dan untuk departemen P2 sebesar Rp1.654 (Rp19.850.000 : 12.000 jam) per jam mesin.
Analisis Varian untuk Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Apabila pada awal tahun buku seluruh departemen produksi dalam pabrik telah ditentukan tarif biaya overhead pabriknya, maka pembebanan biaya overhead pabrik atas pekerjaan atau produk yang diproduksi oleh departemen-departemen produksi selama tahun buku berjalan, akan menggunakan tarifbiaya overhead pabrik untuk masing-masingdepartemen tersebut.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ini di samping berguna untuk penentuan biaya atau harga pokok per unit juga mempakan tolok ukur atau pembanding atas biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi pada setiap departemen produksi dalam suatu periode pada tahun buku berjalan. Analisis varian untuk biaya overhead pabrik dilakukan per departemen sehingga varian atau penyimpanganyang terjadi akan lebih mudah ditelusuri dan tindak lanjut untuk usaha perbaikan dapat dilimpahkan kepada masing-masing kepala departemen produksi yang bersangkutan.
Agar perbandingan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mejadi untuk setiap departemen produksi dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan dapat dilakukan, diperlukan prosedur atau langkahlangkah berikut ini.
l. Menyusun ikhtisar dari jenis-jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya selama tahun buku berjalan untuk masing-masing departemen produksi dan departemen pendukung (lihat Tabel 10.7).
2.Membuat daftar hasil penelitian pabrik mengenai data sesungguhnya yang berkaitan dengan basis distribusi atau alokasi biaya overhead pabrik (lihat Tabel 10.8).
3.Mengalokasikan biaya overhead pabrik tidak langsung yang sesungguhnya sesuai dengan data dan basis alokasi yang terdapat dalam daftar hasil penelitian pabrik (lihat Tabel 10.8).
4.Mengalokasikan biaya-biaya departemen pendukung yang Sesungguhnya kepada departemen-departemen produksi (lihat Tabel 10.9).
5.Membandingkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk setiap departemen DI'Oduksi, dan menentukan besarnya biaya overhead pabrik yang lebihkurang atau dibebankan (over-or underapplied factory overhead) per departemen.
6.Melakukan analisis varian atas biaya overhead pabrik per dcpartemen.
Melanjutkan contoh PT Pesona Raya di muka, maka ikhtisar mengenai . nis-jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan pengalokasian biaya overhead pabrik tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 10.9. Data sesungguhnya yang berhubungan dengan basis distribusi atau alokasi biaya terdaPat pada Tabel 10.8. Sementara pendistribusian biaya departemen ndukung yang sesungguhnya dan perhitungan biaya overhead pabrilc ng lebih atau kurang dibebankan per departemen dapat dilihat pada fabel 10.9. Pola pengalokasian biaya overhead pabrik tidak langsung dan Pendistribusian biaya departemen pendukung yang sesungguhnya tetap mengikuti pola yang sama dengan pengalokasian biaya overhead pabrik mksiran yang dilakukan pada awal tahun. Pendistribusian biaya departemen Pembantu pada Tabel 10.8 menggunakan metode alokasi langsung.
Tabel 10.8 Penelitian Pabrik per 31 Desember 2016 Departemen
produksi Jumlah karyawan
%
Luas (Meter persegi %
Junlah pemakaian listrik (kwh)
%
Jumlah pemakaian
bahan baku %
Pemintalan 42 21 2.000 25 12.400 29 Rp201.000.000 41 Tenun 34 17 3.000 37 4.400 10 92.500.000 19 Celup 48 24 1.000 12 5.800 13 47.200.000 10 Garmen 78 38 2.000 25 20.500 48 145.400.000 30 Jumlah 202 100 8.000 100 43.100 100 Rp486.100.000 100
Dalam contoh PT Pesona Raya ini, departemen pemintalan dan departemen tenun menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin, sedangkan departemen celup dan departemen garmen menggunakan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik. Jumlah jam mesin yang sesungguhnya digunakan oleh departemen pemintalan adalah sebanyak 19.800 jam dan departemen tilnun sebanyak 18.500 jam. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang Sasungguhnya digunakan oleh departemen celup dan departemen garmen masing-masing adalah sebanyak 16.100 jam dan 28.200 iam. Dengan inggapan bahwa PT Pesona Raya mempunyai akun Barang dalam Proses Yang terpisah untuk keempat departemen produksi tersebut, maka illmlah biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi diperolell Mrdasarkan formula berikut.
Tarif biaya overhead yang digunakan dalam penghitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan berasal dari Tabel 10.4. Berikut ini adalah biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk empat departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya.
Departemen Pemintalan = Rp5.000 x 19.800 jam = Rp99.000.000 Departemen Tenun = Rp4.664 x 18.500 jam = Rp86.284.000 Departemen Celup = Rp4.000 x 16.100 jam = Rp64.400.000 Departemen Garmen = Rp3.573 x 28.200 jam = Rp100.758.600
Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead yang dibebankan untuk seluruh departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya adalah sebagai berikut.
Setelah biaya overhead pabrikyangsesungguhnya dari setiapdepartemen pendukung telah dialokasikan seluruhnya ke departemen-departemen produksi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10.9, maka berdasarkan datadata dalam tabel tersebut ayat jumal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sebagai berikut.
Biaya Overhead
Pabrik-Pemintalan 92.774.000
Biaya Overhead Pabrik-Tenun 88.809.000 Biaya Overhead Pabrik-Celup 66.071.000 Biaya Overhead Pabrik-Garmen 105.466.000
Berbagai Akun* 353.420.000
Barang dalam Proses-Pemintalan 99.000.000 Barang dalam Proses-Tenun 86.284.000 Barang dalam Proses-Celup 64.400.000 Barang dalam Proses-Garmen 100.758.600 Biaya Overhead yang
Dibebankan-Pemintalan 99.000.000
Biaya Overhead yang Dibebankan-Tenun 86.284.000 Biaya Overhead yang Dibebankan-Garmen 64.400.000 Biaya Overhead yang Dibebankan-Celup 100.758.600
*Untuk menyederhanakan penyaiian ayat iumal ini maka akun-akun yang dikreditkan untuk pencatatan Biaya Overhead Pabrik disederhanakan dengan mengumpulkannya meniadi sam dalam berbagai akun.
Pada akhir periode akuntansi akun Biaya Overhead yang Dibebankan llntuk setiap departemen produksi ditutup ke masing-masing akun Biaya Overhead Pabriknya. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat penutupan aRun Biaya Overhead yang Dibebankan adalah sebagai berikut.
Biaya overhead pabrik yang
dibebankan-pemintalan 99.000.000
Biaya Overhead yang Dibebankan-Tenun 86.284.000 Biaya Overhead yang Dibebankan-Celup 64.400.000 Biaya Overhead yang Dibebankan-Garmen 100.758.600
Biaya Overhead Pabrik-Pemintalan 99.000.000
Biaya Overhead Pabrik-Tenun 86.284.000
Biaya Overhead Pabrik-Celup 64.400.000
Biaya Overhead Pabrik-Garmen 100.758.600
Dengan melakukan pemindahbukuan atas ayat jurnal di atas ke akun. akun buku besar, maka akun Biaya Overhead Pabrik untuk masing-masing departemen produksi dapat menunjukkan terjadinya suatu varian (variance) per departemen seperti yang disajikan berikut ini.
Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Departemen Pemintalan Departemen Tenun 92.724.000 99.000.000 88.809.000 86.284.000
Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Departemen Celup Departemen Garmen
66.071.000 64.400.000 105.466.000 100.758.600