• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

3.6 Metode Analisis Data .1 Analisis Deskriptif .1Analisis Deskriptif

Ghozali (2009:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan skewness

(kemencengan distribusi). Dalampenelitian ini menggunakan SPSS dalam

menganalisis uji deskriptif.

Metode analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah dalam

memahaminya. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

n : nilai yang diperoleh Ν : jumlah total responden % : persentase

Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel yang

pengumpulan datanya dengan menggunakan kuisioner (angket), setiap

indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan

diberi skor, yaitu:

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Ragu-Ragu (RR) diberi skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Untuk menentukan kategori deskripsi presentase (DP) yang

diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan

sebagai berikut:

1. Menetapkan presentase maksimal yaitu (5/5) x 100% = 100%

2. Menetapkan presentase minimal yaitu (1/5) x 100% = 20%

3. Menetapkan rentang presentase

Rentangan % diperoleh dengan cara mengurangi % tertinggi

(100%) dengan % terendah (20%) yaitu 100% - 20% = 80%

4. Menetapkan interval kelas presentase

Interval % diperoleh dengan cara membagi rentangan % dengan

jenjang kriteria yaitu 80% : 5 = 16%

Dalam jenjang kriteria ini penulis mengelompokkan menjadi 5

kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah.

Tabel 3.5

Jenjang Kriteria Penilaian Angket

No Interval Presentase Kriteria

1 85% < skor ≤ 100% Sangat tinggi 2 69% < skor ≤ 84% Tinggi 3 53% < skor ≤ 68% Sedang

4 37% < skor ≤ 52% Rendah

5 20% ≤ skor ≤ 36% Sangat rendah

3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi, dependent variabel dan independent variabel keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. (Ghozali,2009:149). Uji normalis dengan grafik P

Plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola

yang kedua menggunakan grafik Kolmogorov-Smirnov. Penelitian

ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.

3.6.2.2Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas

(Ghozali 2001). Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance

dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel dependen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama

dengan nilai VIF > 10 (Ghozali 2009:95).

3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskesatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji

Glejser digunakan untuk meregres nilai absolute residul terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi

terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali 2009:129). Uji

Heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program SPSS.

3.6.3 Uji Regresi Berganda

Untuk mengukur hubungan yang terjadi antar variabel dapat

dilakukan dengan metode analisis regresi.Terdapat dua macam variabel

yang digunakan dalam analisis regresi yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y), dengan menggunakan analisis regresi dapat diukur perubahan

variabel terikat berdasarkan perubahan variabel bebas (Umar, 2002:305).

Dalam penelitian ini variabel bebas (X) lebih dari satu variabel

sehingga menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan

persamaan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = variabel loyalitas

a = bilangan konstanta

b1, b2, = koefisien regresi; diferensiasi produk, inovasi produk

X1 = variabel diferensiasi produk Y = a + b1X1 + b2X2 + e

X2 = variabel inovasi produk

e = variabel gangguan

(Umar, 2002:307)

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1Uji Statistik t (uji parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependent . Hipotesis nol (Ho) yang

hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol,

atau:

Ho : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis

alternatifnya (HA) para meter suatu variabel tidak sama dengan nol,

atau

HA : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2006: 88).

Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

a. Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20

atau lebih, dan derajat kepercayaan 5%, maka Ho yang

(dalam nilai absolut). Dengan kata lain menerima Ha, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independent secara

individual mempengaruhi variabel dependent.

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut

tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi

dibandingkan nilai t tabel, maka menerima hipotesis

alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen

3.6.4.2 Uji Statistik F (uji simultan)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua

variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependent/terikat (Ghozali, 2006: 88).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho

dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan signifikan

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F

menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai

F, maka Ho ditolak dan menerima HA.

3.6.5 Uji Koefisien Diterminasi

3.6.5.1Koefisien Diterminasi Simultan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapaa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh karena

itu menggunakan nilai Adjusted R² karena nilai Adjusted R² dapat

naik atau turn apabila satu variabel independen ditambahkan

41

Dokumen terkait