• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi kasus pada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo, Kudus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi kasus pada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo, Kudus)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

i

LOYALITAS KONSUMEN

(Studi kasus pada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo, Kudus)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata Satu

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Taufan Yunanda Ersa

NIM 7311409015

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi

ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Agustus 2013

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Waktu Anda sangat terbatas. Jangan

terperangkap oleh dogma yang membuat

Anda hidup di pemikiran orang lain.

Jangan biarkan gangguan dari opini

orang lain mengalahkan suara hati

Anda. (Steve Jobs : 2005)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan untuk

kedua orang tua saya yang telah

memberikan doa dan dukungan selama

ini, serta keluarga dekat saya yang juga

selalu memberikan motivasi.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.Skripsi ini mengambil judul “Pengaruh Diferensiasi Produk dan Inovasi Produk Terhadap Loyalitas Konsumen“.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S.Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Sekretaris Jurusan Manajemen yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

4. Sri Wartini, SE., MM, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Skripsi.

5. Anindya Ardiansari, SE, MM Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Skripsi.

6. Segenap dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

7. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan dan doa baik secara moral maupun material.

8. Teman-teman yang telah membantu dan memotivasi dalam pembuatan Skripsi ini.

(7)

vii

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas segala kebaikannya dan tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, Agustus 2013 Penulis,

(8)

viii

SARI

Ersa, Taufan Yunanda, 2013. “Pengaruh Diferensiasi Produk dan Inovasi Produk Terhadap Loyalitas Konsumen”. Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Sri Wartini, SE., MM. Pembimbing II. Anindya Ardiansari, SE, MM.

Kata Kunci : diferensiasi produk, inovasi produk, loyalitas konsumen

CV. Labonita Makmur Raharjo merupakan sebuah usaha konveksi yang berdomisil di kota Kudus yang berupaya meingkatkan loyalitas konsumen untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Konveksi CV. Labonita telah melakukan usaha untuk selalu meningkatkan loyalitas konsumen, diantaranya adalah dengan strategi diferensiasi produk dan inovasi produk yang selalu dikembangkan oleh CV. Labonita untuk mengikat konsumen. Permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh diferensiasi produk dan inivasi produk terhadap loyalitas konsumen baik secara parsial maupun secara simultan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh diferensiasi produk dan inovasi produk terhadap loyalitas konsumen.

Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo dengan teknik pengambilan semple menggunakn ramdom sampling dengan menggunakan rumus slovin sehingga menghasilkan 76 orang. Metode analisis yang digunakan uji asumsi klasik, analisis deskriptif, dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan persamaan struktural Y = 4.458 + 0,127X1 + 0,387X2 . Artinya hasil ini membuktikan penerimaan hipotesis yang berbunyi ada pengaruh diferensiasi produk baik secara parsial maupun simultan.

(9)

ix

(10)

x

ABSTRACT

Ersa, Taufan Yunanda. 2013. “Influence of Product Differentiation and Product Innovation Toward Consumers Loyalty”. Marketing Management Major of Semarang State University.Lecturer I, Sri Wartini, SE. MM.. Lecturer II, Anindya Ardiansari, SE, MM.

Keywords : Product Differentiation, Product Innovation, Consumers Loyalty

CV. Labonita Raharjo Makmur is a convection which is the Kudus that seeks to improving the consumer loyalty to the company's survival in the long term. Convection CV. Labonita has made attempt to always improve customer loyalty, such as the strategy of product differentiation and product innovation are always developed by CV. Labonita to bind consumers. But, these efforts are not enough to stabilize the level of consumer loyalty. It is seen from the fluctuations of consumer purchases during the year 2012, which in February, March, October, November,

and December tend to decrease. Formulation of the problem in this study is whether there is a direct and indirect effect of product differentiation and product innovation on consumer loyalty..

The study population was all consumers convection CV. Labonita Makmur Raharjo with Semple retrieval technique using a random sampling menggunakn Slovin formula resulting in 76 people. The method of analysis used classical assumption test, descriptive analysis, and multiple linear regression.

The results showed structural equation Y = 4,458 + 0.127 X1 + 0.387 X2. It means that these results prove the acceptance of the hypothesis there is the influence of product differentiation either partially or simultaneously.

(11)

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

SARI ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

2.4.1. Manfaat Praktis ... 9

2.4.2. Manfaat Teoristis ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1. Diferensiasi Produk ... 10

(13)

xiii

2.3. Loyalitas Konsumen ... 17

2.4. Penelitian Terdahulu ... 19

2.5. Kerangka Berfikir ... 21

2.6. Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Populasi ... 24

3.2. Sampel ... 24

3.3. Variabel Penelitian ... 25

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4.1. Observasi ... 27

3.4.2. Wawancara ... 27

3.4.3. Angket atau Kueisioner ... 28

3.5. Uji Instrumen Penelitian ` ... 28

3.5.1. Uji Validitas ... 28

3.5.2. Uji Reliabilitas ... 32

3.6. Metode Analisis Data ... 33

3.6.1. Analisis Deskriptif ... 33

3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 35

3.6.2.1. Uji Normalitas ... 35

3.6.2.2. Uji Multikolonieritas ... 36

3.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 36

3.6.3. Uji Regresi Berganda ... 37

(14)

xiv

3.6.4.1. Uji Statistik t (uji parsial) ... 38

3.6.4.2. Uji statistik f (uji simultan) ... 39

3.6.5. Uji Koefisien Diterminasi ... 40

3.6.5.1. Uji Koefisien Diterminasi Simultan (R2) ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Hasil Penelitian ... 41

4.1.1. Analisi Deskriptif Responden ... 41

4.1.1.1. Jenis Kelamin ... 41

4.1.1.2. Umur Responden ... 42

4.1.1.3. Tingkat Pendidikan ... 42

4.1.1.4. Pekerjaan ... 43

4.1.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 44

4.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 63

4.1.3.1. Uji Normalitas ... 63

4.1.3.2. Uji Multikolinearitas ... 65

4.1.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 66

4.1.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.1.5. Uji Hipotesis ... 69

Uji t ... 69

Uji F ... 70

4.1.6. Koefisien Diteminasi ... 71

(15)

xv

BAB V PENUTUP ... 75

5.1. Simpulan ... 75

5.2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Data Pembelian Konsumen Pada Tahun 2012 ... 7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahuu ... 19

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Diferensiasi Produk ...29

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Inovasi Produk ... 30

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Loyalitas Konsumen ... 31

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 32

Tabel 3.5 Jenjang Kriteria Penilaian Angket ... 35

Table 4.1. Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin ... 41

Table 4.2.deskriptif responden berdasarkan umur ... 42

Table 4.3. Deskriptif responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 43

Table 4.4. Deskriptif responden berdasarkan pekerjaan ... 44

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel ... 44

Tabel 4.6. Deskriptif Persentase Indikator bentuk ... 46

Tabel 4.7.Deskriptif Persentase Indikator Keistimewaaan/fungsi ... 47

Tabel 4.8.Deskriptif Persentase Indikator kualitas kinerja ... 48

Tabel 4.9.Deskriptif Persentase Indikator Kualitas kesesuaian ... 49

Tabel 4.10.Deskriptif Persentase Indikator Daya tahan ... 50

Tabel 4.11.Deskriptif Persentase Indikator keandalan ... 51

Tabel 4.12.Deskriptif Persentase Indikator Mudah Memperbaiki ... 52

Tabel 4.13.Deskriptif Persentase Indikator gaya ... 53

(17)

xvii

Tabel 4.15. Deskriptif Persentase Variabel Inovasi produk... 55

Tabel 4.16. Deskriptif Persentase Indikator Perluasan Lini ... 56

Tabel 4.17. Deskriptif Persentase Indikator produk baru ... 57

Tabel 4.18. Deskriptif Persentase Indikator produk benar-benar baru .…… 58

Tabel 4.19. Deskriptif Persentase Variabel Loyalitas Konsumen ... 59

Tabel 4.20. DeskriptifPersentaseIndikatorpembelianulangproduk ... 61

Tabel 4.21. Deskriptif Persentase Indikator Ketahanan terhadap pengaruh negative tentang produk ... 62

Tabel 4.22. Deskriptif Persentase Indikator Mereferensikan Kepada Orang Lain ... 63

Tabel4.23. One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ... 64

Tabel4.24. Hasil uji Nilai tolerance dan VIF ... 66

Tabel4.25. Hasil uji Glejser ... 68

Tabel4.26. Hasil Regresi Linier Berganda ... 68

Tabel 4.27 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 70

Tabel4.28. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 71

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 22

Gambar4.1. Diagram Batang Variabel Diferensiasi produk ... 45

Gambar4.2. Diagram Batang Variabel Inovasi produk ... 56

Gambar4.3. Diagram Batang Variabel Loyalitas Konsumen ... 60

Gambar 4.4. Hasil Uji Normalitas ... 65

(19)

xix LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 80

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Diferensiasi Produk ... 85

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Inovasi Produk ... 86

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Loyalitas Konsumen ... 87

Lampiran 5 Hasil data uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 90

Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik ... 94

Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian ... 95

(20)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

tidak cukup mempertahankan sikap menarik pelanggan atau memperluas pasar

baru. Tantangan pemasaranyang sedang dihadapi saat ini adalah meningkatkan

loyalitas pelanggan untuk tetap menjaga kestabilan penjualan. Pemasaran sendiri

harus luas dan tidak sekedar hanya menunggu bola tetapi perusahaan harus

menjemput bola guna mendapatkan konsumen yang lebih banyak. Strategi

pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan sangat berfariasi sesuai dengan

keunggulan produk yang di pasarkan dan selera konsumen pada suatu daerah.

Persaingan pada busana zaman sekarang mendorong perusahaan konveksi

untuk menciptakan pemikiran – pemikiran baru dari segi desain dalam membuat

rancangan baru untuk mempertahankan dan mendapatkan pelanggan baru.Dengan

kondisi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan sejenis, setiap perusahaan

harus mampu berlomba untuk mempertahankan konsumen agar tidak beralih ke

perusahaan pesaing.Harapan perusahaan dari mempertahankan konsumen adalah

untuk menstabilkan bahkan bisa meningkatkan penjualan pada periode masa

penjualan disaat menurun, sehingga perusahaan memerlukan loyalitas pelanggan

pada startegi pemasaranya.

Loyalitas Pelanggan merupakan hal yang terpenting dalam kegiatan suatu

(21)

konsumenakan melakukan pembelian secara terus – menerus danmembawa dampak

yang menguntungkan bagi perusahaan.Pada umumnya perusahaan ingin memiliki

rencana jangka panjang dalam mempertahankan konsumen, (kotler, 1997 dalam

Chaula Anwar, 2007) mengemukakan bahwa loyalitas konsumen merupakan suatu

kondisi yang dapat dicapai dalam jangka panjang sebagai tujuan perusahaan dalam

perencanaan strategik. Secara garis besar perusahaan ingin mengikat konsumen

selama-lamanya untuk perencanaan jangka panjang perusahaan dalam

meningkatkan sikap positif dalam setiap produk dari perusahaan, seperti yang

diungkapkan (Dharmmesta, 1999 dalam Chaula Anwar, 2007) bahwa konsumen

yang loyal memiliki sikap positif terhadap sebuah produk tertentu dengan

memandang semua atribut yang melekat pada produk tersebut. Deangan kata lain

konsumen memiliki komitmen yang pasti pada penggunaan produk yang dipilih.

Tujuan perusahaan dalam meningkatkan loyalitas konsumen adalah untuk

meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus bisa mempunyai strategi khusus

dalam mencapainya, dimana konsumen sekarang semakin mempunyai banyak

pilihan dalam berpakaian. Perilaku konsumen harus selalu di perhatikan dimana

dari masa ke masa semakin banyak fariasi dari permintaan konsumen untuk

memberikan rasa puas pada suatu produk.Dimana Kotler (1997) mengemukakan

bahwa perilaku konsumen adalah ungkapan rasa suka atau tidak suka serta

penilaian yang diberikan terhadap suatu yang didapatkan dalam usaha memenuhi

kebutuhan yang diinginkan. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat terjadi

jika dikaitkan dengan strategi diferensiasi produk dalam membentuk loyalitas

(22)

dan mereka membandingkan kepuasan dari pengalaman sebelumnya (prior

experion) tentang produk yang telah digunakan. Untuk membuat para konsumen

menjadi loyal, strategi perussahaan yang di terapkan dalam produknya seperti

diferensiasi produk dan inovasi produk sangat penting, untuk membuat persaingan

di pasar menjadi lebih berfariasi.

Perusahaan harus memiliki perbedaan tersendiri pada produknya dari para

pesaing, sehingga konsumen mempunyai alasan untuk menentukan pilihan dalam

memilih suatu produk. Ketika perusahaan meiliki perbedaan dari pesaing dan

merasa perbedaan tersebut lebih baik dari pesaing maka konsumen akan setia pada

produk tersebut. Menurut Minastitik (2000, dalam Chaula Anwar, 2007)

langkah-langkah yang diambil suatu perusahaan untuk mendiferensiasikan diri dari pesaing,

apabila produk tersebut memiliki keunikan dan nilai tinggi bagi konsumen. Begitu

juga apa yang diumgkapkan oleh Lewit (1983) diferensiasi merupakan salah satu

jenis keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan untuk memenangkan

persaingan di pasar global.

Diferensiasi produk dapat dilakukan melalui bentuk, keistimewaan, kualitas

kerja, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya, dan

rancangan, sehingga hasil diferensiasi tersebut memberikan kontribusi yang saling

terkait dengan keloyalan konsumen karena puas akan produk yang digunakan telah

sesuai dengan yang diharapkan serta memberikan dampak pada peningkatan

penjualan perusahaan.

Kualitas kesesuaian produk sendiri mengacu pada tingkat dimana semua

(23)

artinya semua produk yang di produksi memiliki kualitas yang standart dan sama

semua, dan sesuai apa yang di janjikan kepada sasaran yang dituju. Sedangkan

untuk bentuk produk sendiri bisa di diferensiasikan pada bentuk, ukuran atau

struktur fisik produk tersebut, jadi perusahaan membuat produk tersebut beda

secara fisik dari perusahaan lain.

Dengan ciri khas yang dimiliki perusahaan, maka keunggulan dalam

bersaing di pasar sangan tinggi, sehingga perusahaan harus mempunyai keunggulan

yang kompetitif di mata konsumen dan konsumen bisa kembali memakai produk

dari perusahaan tersebut.

Begitu pula dengan inovasi produk yang dilakukan perusahaan memberikan

peranan penting bagi keberlangsungan aktivitas penjualan melalui pelanggan yang

tetap loyal. Inovasi produk di terapkan karena konsumen menginginkan sesuatu

yang berbeda dengan beberapa inovasi yang di berikan oleh perusahaan. Song dan

Parry (1997 dalam Dewi, 2006) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing suatu

produk merupakan salah satu faktor penentu darikesuksesan produk baru (hingga

suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk

lainsejenis). Hal ini juga sejalan dengan pendapat Cooper (2000 dalam Dewi, 2006)

bahwa keunggulan produk baru sangat penting dalam lingkaran pasar global yang

sangat bersaing. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk

inovasi yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang

selanjutnya akan menang dalam persaingan

Inovasi juga dipandang sebagai mekanisme perusahaan dalam beradaptasi

(24)

lingkungan bisnis telah memaksa perusahaan untuk mampu menciptakan

pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk-produk

inovatif pada konsumen. Dengan demikian inovasi semakin memiliki arti penting

bukan saja sebagai suatu alat untuk mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan melainkan juga untuk persaingan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Adapun inovasi yang dapat dilakukan terhadap produk dengan menciptkan

perluasan lini, produk baru, dan produk benar-benar baru untuk membuat inovasi

lebih unik dan unggul sesuai dengan selera konsumen yang serba modern dan

bergengsi.

Dengan strategi tersebut maka perusahaan dapat mengolah sebuah

produknya yang benar-benar unik dan disukai konsumen dengan tujuan

mendapatkan loyalitas yang tinggi pada produk perusahaan dalam situasi yang

serba modern seperti ini.

Penelitian sebelumnya yang lakukan pada sektor industri otomotif antara

lain pada penelitian Chaula Anwar (2007:185) dimana permasalahan yang di hadapi

terkait tentang diferensiasi produk yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

pada pengguna sepeda motor Honda yang berada di kabupaten sleman. Pengaruh

terbesar yaitu pada kualitas kesesuaian produk yang begitu berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas konsumen. Dari hasil penlitian ini terbukti bahwa Ada pengaruh

secara simultan penerapan strategi diferensiasi produk terhadap loyalitas konsumen

pada pengguna sepeda montor Honda. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh

Mariana (2009)pada industri makanan kripik tempe di kota Malang, dan dari hasil

(25)

langsung dari diferensiasi produk kripik tempe terhadap loyalitas konsumen melaui

kepuasan konsumen.dari penelitian diatas, muncul ketertarikan untuk melakukan

penelitian pada industri konveksi.

Penelitian dari Forooz et al., (2013:4) bahwa orientasi konsumen

mempengaruhi baik terhadap inovasi produk dan perilaku inovasi. Perilaku inovasi

meningkatkan kinerja keuangan dan retensi pelanggan, yang berarti bahwa inovasi

pada penelitian ini cukup berpengaruh terhadap konsumen sehingga bisa

meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan. Sedangkan penelitian pada

Kambiz et al., (2012:3232) menerangkan bahwa dalam penelitian ini, hubungan

orientasi pasar dengan kinerja inovasi telah dikonfirmasi.

CV. Labonita Makmur Raharjo yang merupakan sebuah usaha konveksi

ternama di daerah Kudus dan sekitarnya yang telah berjalan selama hampir 10

tahun, dimana usaha yang sekarang penuh dengan persaingan yang ketat di tuntut

untuk selalu memberikan produk terbaiknya sesuai dengan permintaan dan selera

konsumen. Namun harapan tersebut belum optimal tercapai karena dari hasil

observasi awal terlihat bahwa terjadi fluktuatif tingkat pembelian konsumen untuk

produk-produk CV. Labonita.

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat loyalitas konsumen maka

dapat dilihat pada data pembelian konsumen selama tahun 2012 dari konveksi

(26)

Tabel 1.1

Jumlah Data pembelian Konsumen Pada Tahun 2012

Bulan Jumlah

Pembeli

Selisih Persentase

Januari 25 0

Februari 21 -4 -16%

Maret 18 -3 -14%

April 19 1 5%

Mei 21 2 10%

Juni 26 5 23%

Juli 30 4 15%

Agustus 38 8 26%

September 37 -1 -2%

Oktober 32 -5 -13%

November 27 -5 -15%

Desember 23 -4 -14%

TOTAL 317

Sumber : CV. Labonita Makmur Raharjo tahun 2013

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah konsumen yang

melakukan pembelian pada konveksi labonita mengalami fluktuatif, utamanya

pembelian pada bulan Februari, Maret, Oktober, November, dan Desember

(27)

Sementara CV. Labonita dalam mengahadapi persaingan usaha di bidang

konveksi telah melakukan berbagai upaya penciptaan produk dengan berbagai

keunikanuntuk menarik perhatian yang lebih baik. Begitu pula dalam menciptakan

produk baru CV. Labonita juga telah melakukan inovasi produk dengan berbagai

rancangan yang khas dan unggul untuk menarik perhatian agar menjadi gaya

tersendiri di kalangan konsumen.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN

INOVASI PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (STUDI KASUS PADA KONVEKSI CV. LABONITA MAKMUR RAHARJO)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalah

penelitian sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Loyalitas Konsumen pada

konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus?

2. Adakah pengaruh Inovasi Produk terhadap Loyalitas Konsumen pada

konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus?

3. Adakah pengaruh Diferensiasi Produk dan Inovasi Produk secara simultan

terhadap Loyalitas konsumen pada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo

(28)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Loyalitas

Konsumenpada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh Inovasi Produk terhadap Loyalitas

Konsumenpada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh Diferensiasi Produk dan Inovasi

Produk secara simultan terhadap Loyalitas Konsumenpada konveksi CV.

Labonita Makmur Raharjo Kudus.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat praktis

a. Bagi CV. Labonita Makmur Raharjo

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pihakCV. Labonita Makmur Raharjo sebagai pertimbangan dalam

mengembangkan uahanyadalam meningkatkan loyalitas

konsumen melalui penciptaan diferensiasi dan inovasi produk.

b. Bagi Konsumen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

konsumen agar lebih detail untuk memilih suatu produk konveksi

(29)

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan referensi

pengetahuan mengenai ilmu pemasaran dalam kajian tentang

diferensiasi produk yang memiliki relevansinya terhadap loyalitas

konsumen. diferensiasi dan inovasi produk dalam loyalitas

konsumen dan berguna untuk membuat refrensi.

b. Bagi Pembaca

Bagi pembaca diharapkan Penelitian ini bermanfaat untuk

memperdalam dan mengaplikasikan teori pemasaran yang sudah

diperoleh, terutama mengenai diferensiasi dan inovasi produk

(30)

11

LANDASAN TEORI

2.1 Diferensiasi Produk

Diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang

berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing. Disini

perusahaan membuat perbedaan melalui ukuran dari pesaing (Kotler, 2000:

328).Adapun menurut Mowen dan Miror (2005:55) pengertian diferensiasi adalah

proses manipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek sehingga

para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut

dengan pesaing.

Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang

cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk

menarik konsumen (Griffin,2003:357).Secara tradisional, diferensiasi didefenisikan

sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna didalam

tawaran perusahaan.

Indikator utama diferensiasi produk menurut Kotler (2003:385) adalah

sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik

(31)

2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik

yang melengkapi fungsi dasar produk.

3. Kualitas kinerja (Performance Quality)

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu

beroperasi.Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan kualitas;

rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi.

4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)

Kualitas kesesuaian mengacu pada tingkat dimana semua unit yang

diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

5. Daya Tahan (Durability)

Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi

normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa

produk.

6. Keandalan (Reliability)

Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal

dalam suatu periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (Repairability)

Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau

(32)

8. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.Gaya

memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi negatif, gaya

yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang tinggi.

9. Rancangan (Design)

Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan

dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan

semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara

yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat simpulkan bahwa diferensiasi

produk merupakan suatu rancangan baru yang sangat berbeda dari pesaing untuk

memberikan produk unggul di mata konsumen. untukl memberikan perbedaan yang

unggul dapat melalui indukator bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, kualitas

kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya, dan rancangan.

2.2 Inovasi Produk

Menurut Wahyono (2002, dalam Dewi:16) menjelaskan bahwa inovasi yang

berkelanjutandalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan dasar yang pada

gilirannya akanmengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Secara

konvensional, istilahinovasi dapat diartikan sebagai terobosan yang berkaitan

(33)

Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurutCrawford & De

Benedetto (2000: 9) inovasi produk adalah Inovasi yang digunakan dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produkbaru diciptakan dan

dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/ kegunaannya.

Dalam sisi lain inovasi produk menurut Galbraith, 1973; Schon, 1967

(dalam Lukas dan Ferrel, 2000: .240) didefinisikan sebagai proses dari penggunaan

teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah. Inovasi dapat dilakukan pada barang, pelayanan, atau gagasan-gagasan

yang diterima oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru, sehingga mungkin saja

suatu gagasan telah muncul di masa lampau, tetapi dapat dianggap inovatif bagi

konsumen yang baru mengetahuinya. Seringkali orang berpendapat bahwa dengan

melakukaninovasi pada suatuhal maka seseorang telah melakukan perubahan yang

bersifat positif yang mengarah pada kemajuan.Pendapat tersebut memang benar

adanya, tetapi perubahan tersebut bagi sebagian konsumen sesuatu yang sulit

diterima begitu saja.

Menurut Kotler (2002: 406-408) ada 4 faktor yang mempengaruhi proses

penerimaan inovasi produk yaitu:

1. Kesiapan orang-orang untuk mencoba produk baru sangat berbeda. Sampai

titik mana seseorang lebih dini menerima gagasan baru dibandingkan

anggota masyarakat lainnya.

2. Pengaruh pribadi dalam penerimaan produk baru. Dampak yang dapat

ditimbulkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam hal probabilitas sikap

(34)

3. Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimaannya. Beberapa

produk dapat langsung disukai, sedangkan produk lain memerlukan waktu

yang lama untuk diterima.

Ada 4 karakteristik yang sangat penting yang mempengaruhi tingkat

penerimaan suatu inovasi yaitu:

a. Keunggulan relatif (relative advantage)

Sampai tingkat mana inovasi itu tampak lebih ungguldaripada

produk yang sudah ada.

b. Kesesuaian (compatibility)

Yaitu sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan

pengalaman perorangan dalam masyarakat.

c. Kerumitan (complexity).

Yaitu sejauh mana inovasi itu relatif sukar dimengerti atau

digunakan.

d. Kemampuan berkomunikasi (communicability)

Yaitu sampai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari penggunaan

inovasi tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang lain.

4. Perbedaan kesiapan organisasi untuk mencoba produk baru. Penerimaan

(adopsi) akan terkait dengan berbagai variabel di lingkungan organisasi

(kemajuan masyarakat, pendapatan masyarakat), organisasi itu sendiri

(ukuran, laba, tekanan untuk berubah) dan pengelolaannya (level

(35)

Inovasi produk seharusnya mampu memberikan nilai tambah dibanding

produk sejenis(keunggulan produk) sehingga dapat menjadikan perusahaan

memilikikeunggulan dibandingkan pesaingnya. Lukas dan Ferrell (2000, dalam

Dewi :18)menjelaskan ada beberapa indikator inovasi produk, yaitu:

1. Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan

perusahaantidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.

2. Produk baru (me too – product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi

tidakbaru bagi pasar.

3. Produk benar – benar baru (new – to – the – world - product) adalah

produkyang termasuk baru baik bagi perusahaan maupun pasar.

Dari pengertian diatas, disimpulkan bahwa inovasi produk merupakan

sebuah produk yang memiliki nilai tambah di mata konsumen dan seakan-akan

produk tersebut merupakan produk baru. Inovasi produk juga belum tentu

sepenuhnya diterima oleh konsumen. Konsumen bisa manilai inovasi tersebut bisa

membuat konsumen merasa kesulitasn dalam beradapasi dengan produk baru atau

sebagainya. Sehingga terdapat teori tentang penerimaan suatu inovasi pada produk

untuk bisa di mengerti oleh konsumen dan perusahaan. Untuk itu inovasi produk di

perlukan adanya indikator perluasan lini, produk baru, dan produk benar-benar

(36)

2.3 Loyalitas Konsumen

Kotler(1997) mengemukakan bahwa loyalitas konsumen merupakan suatu

kondisi yang dapat dicapai dalam jangka panjang sebagai tujuan perusahaan dalam

perencanaan strategik. Sedangkan Lovelock (1991:44) menjelaskan bahwa tingkat

kesetiaan dari para konsumen tarhadap suatu barang atau jasa merek tertentu

tergantung pada beberapa factor, besarnya biaya untuk berpindah ke merek barang

atau jasa yang lain, adanya kesamaan mutu, kuantitas atau pelayanan dari jenis

barang atau jasa pengganti, adanya risiko perubahan biaya akibat barang atau jasa

pengganti dan berubahnya tingkat kepuasan yang didapatdari merek baru dibanding

dengan pengalaman terhadap merek sebelumnya yang pernahdipakai.

Loyalitas bukan tentang persentase dari konsumen yang sebelumnya

membeli darianda, tetapi tentang pembelian ulang.Loyalitas adalah tentang

persentase dari orang yangpernah membeli dalam kerangka waktu tertentu dan

melakukan pembelian ulang sejakpembeliannya yang pertama.

MenurutKotler (1997:262), loyalitas konsumen berdasarkan pola

pembeliannyadapat dibagi menjadi empat golongan:

1. Golongan Fanatik Adalah konsumen yang selalu membeli satu merek

sepanjang waktu, sehingga polamembelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia

pada merek X tanpa syarat

2. Golongan Agak Setia Adalah konsumen yang setia pada dua atau tiga

merek. Di mana kesetiaan yangterpecah antara dua pola (X dan Y) dapat

(37)

3. Golongan Berpindah Kesetiaan Adalah golongan konsumen yang bergeser

dari satu merek ke merek lain, maka bilakonsumen pada awalnya setia pada

merek X tetapi kemudian pada saat berikutnyaberpindah ke merek Y. Pola

membelinya dapat dituliskan X, X, X, Y, Y

4. Golongan Selalu Berpindah-pindah Adalah kelompok konsumen yang sama

sekali tidak setia pada merek apapun, makapola membelinya dapat

dituliskan X, Y, Z, S, Z

Untuk memperjelas penelitian ini, terdapat Indikator dari loyalitas

pelanggan menurut Kotler & Keller (2006:23) adalah

1. Repeat Purchase (Pembelian ulang produk)

2. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh negatif tentang

produk )

3. referalls (Mereferensikan kepada orang lain)

Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah Loyalitas konsumen merupakan

kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas

konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam

menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan dari pihak

perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut. Indikator

yang terkait adalah pembelian ulang produk, ketahanan terhadap pengaruh negatif

(38)

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi

dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1

Variabel Hasil

1. A. Pengaruh

Penelitian ini telah menunjukan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung dari diferensiasi kripik tempe terhadap loyalitas konsumen melaui kepuasan konsumen 2. Analisis strategi

(39)

3 The Effect of 3. customer loyalty

Dalam penelitian Oleh karena itu, disarankan untuk lebih

memperhatikan manajer perusahaan manufaktur pakaian Islam seperti Manto untuk mencapai indikator

keunggulan dalam kinerja inovasi 4 B. The impact of

3. customer loyalty

(40)

2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat, yaitu pengaruh diferensiasi produk, dan inovasi produk terhadap

Loyalitas konsumen.

Untuk meningkatkan Loyalitas konsumen banyak hal yang dilakukan dalam

bidang pemasaran diantaranya adalah dengan melakukan diferensiasi produk dan

inovasi produk. Diferensiasi produk dapat dilakukan melalui bentuk, keistimewaan,

kualitas kerja, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya,

dan rancangan, sehingga hasil diferensiasi tersebut memberikan kontribusi yang

saling terkait dengan keloyalan konsumen karena puas akan produk yang

digunakan. Begitu pula Inovasi produk dengan menciptkan perluasan lini, produk

baru, dan produk benar-benar baru untuk membuat inovasi lebih unik dan unggul

sesuai dengan selera konsumen yang serba modern dan bergengsi, Sehingga

mampu merangsang konsumen untuk tetap loyal terhadap produk yang dibelinya.

Dengan demikian Loyalitas konsumen melalui pembelian ulang produk,

ketahanan terhadap pengaruh negatif tentang produk, dan mereferensikan kepada

orang lain, sangat di butuhkan oleh perusahaan untuk kelangsungan hidup

perusahaan dalam mengikat konsumen lebih lama.

Dari paparan di atas maka dapat dibuat kerangka pikir teoritis seperti pada

(41)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Diferensiasi Produk (x1)

1. Bentuk

2. Keistimewaan/fungsi 3. Kualitas kinerja 4. Kualitas kesesuaian 5. Daya Tahan 6. Keandalan 7. Mudah diperbaiki 8. Gaya

9. Rancangan

Kotler (2003:385)

Inovasi Produk (X2)

1. Perluasan lini 2. Produk baru

3. Produk benar – benar baru

Lukas dan Ferrell (2000)

Loyalitas Konsumen (Y)

1. pembelian ulang produk

2. ketahanan terhadap pengaruh negatif tentang produk 3. mereferensikan

kepada orang lain

(42)

2.6 Hipotesis

Menurut Suharsimi (2006) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul, setelah menetapkan anggaran dasar, dengan demikian kebenaran

dari teori ini masih perlu diuji. Hipotesis yang akan di ajukan dalam penelitian ini

adalah :

H1 : Ada pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Loyalitas konsumen pada

CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus

H2 : Ada pengaruh Inovasi Produk terhadap Loyalitas konsumen pada CV.

Labonita Makmur Raharjo Kudus

H3 : Ada pengaruh Diferensiasi Produk dan Inovasi Produk secara simultan

terhadap Loyalitas konsumen pada CV. Labonita Makmur Raharjo

(43)

24

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006:130). Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen dari konveksi CV.

LabonitaMakmur Raharjo yaitu sebanyak 317orang

3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,

2006:109). Teknik pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

random sampling. Pengertian random sampling menurut Sugiyono (2007:76) adalah teknik sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Karena jumlah populasi yang akan diteliti sudah diketahui secara pasti yaitu sebanyak 317 orang, maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin

dalam Husein (1998:78) yaitu:

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

2

1 Ne

N n

(44)

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang ditolerir, dalam penelitian ini sebanyak 10%

Perhitungannya adalah :

2

Dengan menggunakan rumus diatas dapat diketahui jumlah sampel yang

diperlukan untuk dijadikan responden adalah 76,019. Oleh karena itu peneliti

membulatkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 76

orang.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian/apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi, 2006:118). Dalam penelitian ini variabel- variabelnya

(45)

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dalam

penelitian ini adalahloyalitas konsumen di CV. Labonita Makmur

Raharjo. Indikator dari loyalitas konsumen menurut Kotler & Keller

(2006:23) adalah : Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian

produk), Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif

mengenai perusahaan), referalls (mereferensikan secara total esistensi

perusahaan)

2. Variabel bebas (X)

Adalah sesuatu yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

penelitian ini, variabel bebasnya adalah :

a. Diferensiasi Produk (X1)

Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra

produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar

dengan maksud untuk menarik konsumen. Indikator-indikator dari

diferensiasi produk adalah : Bentuk (Form), Keistimewaan/fungsi

(Feature), Kualitas kinerja (Performance Quality), Kualitas kesesuaian

(Conformance Quality), Daya Tahan (Durability), Keandalan

(Reliability, Mudah diperbaiki (Repairability), Gaya (style), Rancangan

(46)

c. Inovasi Produk (X2)

Inovasi produk adalah Inovasi yang digunakan dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produkbaru diciptakan

dan dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/

kegunaannya. Indikator-indikator dari inovasi produk adalah :

Perluasan lini (line extensions), Produk baru (me too – product), Produk

benar – benar baru (new – to – the – world - product).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan suatu

faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang didapatkan dalam

penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3.4.1 Observasi (Pengamatan Langsung)

Observasi adalahPeneliti melakukan pengamatan langsung ke

lapangan untuk mengadakan pengamatan dan pengumpulan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden yang memiliki

relevansi dengan penelitian ini.caranya adalah dengan bercakap-cakap

(47)

3.4.3 Angket/kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2006: 151). Dalam

penelitian ini kuesioner (angket) yang digunakan sebagai metode utama

untuk memperoleh data yang diberikan kepada konsumen CV. Labonita

Makmur Raharjo.Metode angket digunakan karena lebih praktis dan

dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

Penilian dilakukan menggunakan skala Lichter Dimana disediakan

5 alternatif jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR),

Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Dimana setiap jawaban di

beri skor masing-masing sebagai berikut :

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Ragu-Ragu (RR) diberi skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid suatu

kueisioner (Ghozali, 2011:52). Suatu kueisioner dikatakan valid jika

(48)

diukur. Kriteria untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan

cara membandingkan dengan r hitung dengan r tabel untuk degree of

freedom (df) n-2 ,dimana n adalah jumlah sempel yaitu 30 sehingga

diperoleh df – 28. Dengan menggunakan nilai a-0,05 maka diperoleh r tabel

0,361 dengan membandingkan r hitung > r tabel maka diperoleh data

sebagai berikut :

a. Variabel Diferensiasi Produk

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Diferensiasi Produk

No. Item Keterangan

1 0,636 0,361 Valid

2 0,530 0,361 Valid

3 0,594 0,361 Valid

4 0,728 0,361 Valid

5 0,571 0,361 Valid

6 0,685 0,361 Valid

7 0,702 0,361 Valid

8 0,585 0,361 Valid

9 0,602 0,361 Valid

10 0,529 0,361 Valid

11 0,529 0,361 Valid

(49)

13 0,481 0,361 Valid

14 0,565 0,361 Valid

15 0,760 0,361 Valid

16 0,734 0,361 Valid

17 0,558 0,361 Valid

18 0,654 0,361 Valid

19 0,423 0,361 Valid

20 0,479 0,361 Valid

21 0,499 0,361 Valid

22 0,607 0,361 Valid

23 0,580 0,361 Valid

24 0,493 0,361 Valid

25 0,608 0,361 Valid

26 0,588 0,361 Valid

b. Variabel Inovasi Produk

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Inovasi Produk

No. Item Keterangan

1 0,832 0,361 Valid

2 0,785 0,361 Valid

3 0,480 0,361 Valid

(50)

5 0,554 0,361 Valid

6 0,590 0,361 Valid

7 0,775 0,361 Valid

8 0,803 0,361 Valid

9 0,414 0,361 Valid

c. Variabel Loyalitas Konsumen

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Loyalitas Konsumen

No. Item Keterangan

1 0,551 0,361 Valid

2 0,731 0,361 Valid

3 0,582 0,361 Valid

4 0,816 0,361 Valid

5 0,634 0,361 Valid

6 0,820 0,361 Valid

7 0,550 0,361 Valid

8 0,498 0,361 Valid

Berdasarkan ketiga tabel hasil uji validitas di atas, dapat dijelaskan

bahwa diperoleh r hitung di semua variabel item instrumen penelitian > r

table yang ditetapkan (0,361), hal ini menunjukkan bahwa semua item

(51)

3.5.2 Reliabilitas

Menurut Ghozali (2009: 45) reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan yang kedua

lebih memperhatikan masalah ketepatan. Kuesioner yang reliable adalah

kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok

yang sama akan menghasilkan data cenderung tidak berbeda. SPSS

meyediakan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha(α).

Menurut Ghozali (2009:46) “kuesioner dikatakan reliabeljika nilai α

(alpha) yang diperoleh > 0,60”. Pengujian reliabilitas ini menggunakan

bantuan program komputer SPSS. Berdasarkan hasil uji dengan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach

Alpha

Cronbach Alpha yang disyaratkan

Kesimpulan

1. Diferensiasi Produk 0,929 > 0,60 Reliabel

2. Inovasi Produk 0,885 > 0,60 Reliabel

(52)

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas dapat dijelaskan bahwa semua

nilai Crobach Alpha variabel penelitian > Cronbach Alpha yang

diisyaratkan, hal ini menunjukkan bahwa hasil uji instrumen ketiga variabel

diatas dikatakan reliabel.

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif

Ghozali (2009:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan skewness

(kemencengan distribusi). Dalampenelitian ini menggunakan SPSS dalam

menganalisis uji deskriptif.

Metode analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah dalam

memahaminya. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

n : nilai yang diperoleh

Ν : jumlah total responden

(53)

Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel yang

pengumpulan datanya dengan menggunakan kuisioner (angket), setiap

indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan

diberi skor, yaitu:

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Ragu-Ragu (RR) diberi skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Untuk menentukan kategori deskripsi presentase (DP) yang

diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan

sebagai berikut:

1. Menetapkan presentase maksimal yaitu (5/5) x 100% = 100%

2. Menetapkan presentase minimal yaitu (1/5) x 100% = 20%

3. Menetapkan rentang presentase

Rentangan % diperoleh dengan cara mengurangi % tertinggi

(100%) dengan % terendah (20%) yaitu 100% - 20% = 80%

4. Menetapkan interval kelas presentase

Interval % diperoleh dengan cara membagi rentangan % dengan

jenjang kriteria yaitu 80% : 5 = 16%

(54)

Dalam jenjang kriteria ini penulis mengelompokkan menjadi 5

kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah.

Tabel 3.5

Jenjang Kriteria Penilaian Angket

No Interval Presentase Kriteria

1 85% < skor ≤ 100% Sangat tinggi

2 69% < skor ≤ 84% Tinggi

3 53% < skor ≤ 68% Sedang

4 37% < skor ≤ 52% Rendah

5 20% ≤ skor ≤ 36% Sangat rendah

3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi, dependent variabel dan independent variabel keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. (Ghozali,2009:149). Uji normalis dengan grafik P

Plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola

(55)

yang kedua menggunakan grafik Kolmogorov-Smirnov. Penelitian

ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.

3.6.2.2Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas

(Ghozali 2001). Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance

dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel dependen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama

dengan nilai VIF > 10 (Ghozali 2009:95).

3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskesatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji

(56)

Glejser digunakan untuk meregres nilai absolute residul terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi

terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali 2009:129). Uji

Heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program SPSS.

3.6.3 Uji Regresi Berganda

Untuk mengukur hubungan yang terjadi antar variabel dapat

dilakukan dengan metode analisis regresi.Terdapat dua macam variabel

yang digunakan dalam analisis regresi yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y), dengan menggunakan analisis regresi dapat diukur perubahan

variabel terikat berdasarkan perubahan variabel bebas (Umar, 2002:305).

Dalam penelitian ini variabel bebas (X) lebih dari satu variabel

sehingga menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan

persamaan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = variabel loyalitas

a = bilangan konstanta

b1, b2, = koefisien regresi; diferensiasi produk, inovasi produk

(57)

X2 = variabel inovasi produk

e = variabel gangguan

(Umar, 2002:307)

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1Uji Statistik t (uji parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependent . Hipotesis nol (Ho) yang

hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol,

atau:

Ho : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis

alternatifnya (HA) para meter suatu variabel tidak sama dengan nol,

atau

HA : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2006: 88).

Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

a. Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20

atau lebih, dan derajat kepercayaan 5%, maka Ho yang

(58)

(dalam nilai absolut). Dengan kata lain menerima Ha, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independent secara

individual mempengaruhi variabel dependent.

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut

tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi

dibandingkan nilai t tabel, maka menerima hipotesis

alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen

3.6.4.2 Uji Statistik F (uji simultan)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua

variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependent/terikat (Ghozali, 2006: 88).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho

dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan signifikan

(59)

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F

menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai

F, maka Ho ditolak dan menerima HA.

3.6.5 Uji Koefisien Diterminasi

3.6.5.1Koefisien Diterminasi Simultan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapaa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh karena

itu menggunakan nilai Adjusted R² karena nilai Adjusted R² dapat

naik atau turn apabila satu variabel independen ditambahkan

(60)

41

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Ada tiga analisis yang digunakan dalam skripsi ini yaitu analisis

deskriptif persentase, analisis deskriptif responden dan analisis regresi. Analisis

deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel Diferensiasi produk

,inovasi produk, dan loyalitas konsumen . Analisis berikutnya adalah analisis

regresi yang menggambarkan pengaruh Diferensiasi produk daninovasi produk

terhadap loyalitas konsumen. Hasil penelitian tampak sebagai berikut :

4.1.1 Analisis Deskriptif Responden 4.1.1.1 Jenis kelamin

Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin responden Konveksi

CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dirangkum dalam table berikut

ini.

Table 4.1. Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan table di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 45 responden atau 59,2%

dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 40,8% Je nis Ke lamin

31 40.8 40.8 40.8

45 59.2 59.2 100.0

76 100.0 100.0

Laki-laki Perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(61)

responden. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen CV. Labonita adalah para

wanita.

4.1.1.2Umur Responden

Deskriptif responden berdasarkan umur responden Konveksi CV.

Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dirangkum dalam table berikut ini.

Table 4.2. deskriptif responden berdasarkan umur

Berdasarkan table di atas sebagian besar responden berumur antara

31 – 40 tahun sebanyak 32 responden atau 42,1% dibandingkan dengan

responden yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 8 responden atau

10,5%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen CV. Labonita adalah berumur

produktif.

4.1.1.3Tingkat Pendidikan

Deskriptif responden berdasarkan tingkat pendidikan responden

Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dirangkum dalam

table berikut ini.

Umur

8 10.5 10.5 10.5

8 10.5 10.5 21.1

32 42.1 42.1 63.2

28 36.8 36.8 100.0

76 100.0 100.0

< 20 tahun 20 - 30 tahun 31 - 40 tahun > 40 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(62)

Table 4.3. Deskriptif responden berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan table di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar

responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 24 responden atau

31,6%, dan sebanyak 15 responden berpendidikan SMP. Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan minimal konsumen CV. Labonita adalah

SMA.

4.1.1.4Pekerjaan

Deskriptif responden berdasarkan pekerjaan responden Konveksi

CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dirangkum dalam table berikut

ini.

Table 4.4. Deskriptif responden berdasarkan pekerjaan

Pe ndidikan

17 22.4 22.4 22.4

15 19.7 19.7 42.1

24 31.6 31.6 73.7

20 26.3 26.3 100.0

76 100.0 100.0

SD SMP SMA PT Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(63)

Berdasarkan table di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar

responden bekerja sebagai ibu rumah tanggal sebanyak 24 responden atau

31,6%, kemudian seles sebanyak 17 responden atau 22,4% dibandingkan

dengan yang bekerja sebagai karyawan, pegawai sebanyak 10 responden atau

22,4% orang. Hal ini meunjukkan bahwa sebagian besar konsumen CV.

Labonita adalah ibu rumah tangga

4.1.2 Analisis DeskriptifVariabel Penelitian a. Variabel Diferensiasi produk

Hasil analisis deskriptif pada data variabel Diferensiasi produk dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Diferensiasi produk

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

Frequency Percent Valid Percent

(64)

4

Sumber: Data Diolah, 2013

Terlihat dari tabel 4.5 di atas, sebanyak 40,79% menyatakan bahwa

Diferensiasi produk yang terbentukdi Konveksi CV. Labonita Makmur

Raharjo Kudus tergolong tinggi, serta sebanyak 17,11% tergolong rendah.

Hal ini memberikan gambaran bahwa deferensiasi produk yang dilakukan

oleh Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus tergolong tinggi, dari

data diatas terlihat bahwa konsumen sutuju dengan diferensiasi produk pada

CV. Labonita.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 4.1. Diagram Batang Variabel Diferensiasi produk

Secara lebih rinci gambaran tentang Diferensiasi produk ditinjau

dari tiap-tiap indikator dapat disajikan sebagai berikut: 0.00%

Tinggi Sedang Rendah Sangat

(65)

1) Bentuk

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur

fisik produk.Hasil analisis deskriptif persentase indikator produk di

Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6. Deskriptif Persentase Indikator bentuk

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut sebanyak 40,79%konsumen

menyatakan bahwa produk di Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo

Kudus termasuk dalam kategori tinggidan sebanyak 6,58% yang

menyatakan kategori sangat rendah. Data ini menunjukkan bahwa sebagian

besar konsumen setuju dengan bentuk dari produk konveksi CV. Labonita

Makmur Raharjo Kudus, dimana bentuk dari produk CV. Labonita memiliki

(66)

2) Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan,

karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.Hasil analisis deskriptif

persentase keistimewaan/fungsi diKonveksi CV. Labonita Makmur Raharjo

Kudus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Deskriptif Persentase Indikator Keistimewaaan/fungsi

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

Sumber: Data Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut masih ada31,58% konsumen

yangmenyatakan keistimewaan/fungsi barang yang ada di Konveksi CV.

Labonita Makmur Raharjo Kudus termasuk dalam kategori sedang, dan

selebihnya 3,95%konsumen menyatakan sangat rendah, yang artinya

sebagian besar konsumen setuju dengan keistimewaan/fungsi produk pada

(67)

3) Kualitas kinerja

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk

itu beroperasi.Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan kualitas;

rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi.Hasil analisis deskriptif

persentase kualitas kinerja di Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo

Kudus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Deskriptif Persentase Indikator kualitas kinerja

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.8 tersebutsebanyak 51,32% konsumen

Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus menyatakan kualitas

kinerja termasuk dalam kategori sedang, dan hanya 2,63% yang menyatakan

bahwa kualitas Konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus termasuk

dalam kategori sangat rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan

sebagian besar konsumen CV. Labonita setuju dengan kualitas kinerja

(68)

4) Kualitas kesesuaian

Kualitas kesesuaian mengacu pada tingkat dimana semua unit yang

diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.Hasil

analisis deskriptif persentase indikator kualitas kesesuaian di Konveksi CV.

Labonita Makmur Raharjo Kudus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Deskriptif Persentase Indikator Kualitas kesesuaian

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut sebanyak 32,89% konsumen

menyatakan bahwa kualitas kesesuaian Konveksi CV. Labonita Makmur

Raharjo Kudus termasuk dalam kategori tinggi, dan hanya sebanyak 2,63%

yang menyatakan kategori sangat rendah. Data data ini menunjukkan bahwa

sebagian besar konsumen kurang setuju dengan kualitas kesesuaian pada

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Diferensiasi Produk
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Inovasi Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

4) Siswa mengerjakan pertanyaan-pertanyaan mengenai teks cerita “Keluarga Udin”.. 5) Setelah membaca teks cerita, siswa diminta untuk berpasangan,

Maka melalui ujian Tugas Akhir ini,penulis ingin mengangkat ide permasalahan dari fenomena keadaan yang terjadi seperti yang telah penulis uraikan melalui penciptaan

Metode pembelajaran Computer assisted Instruction ( CAI) adalah sebuah pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu yang

Berdasarkan hasil penelitian menegenai hubungan iklim organisasi sekolah dan supervisi akademik dengan kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kabupaten Kubu Raya,

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengkonstruksian suatu peristiwa, terutama berita yang diberitakan pada Kompas.com dan Merdeka dalam

At any time prior to the deadline for submission of Proposals, the UNESCO contracting unit may, for any reason, whether at its own initiative or in response to a

Hal ini dapat dilihat pada kekeliruan jenis pertama yaitu mahasiswa langsung menjumlahkan pembilang dan penyebut dari bilangan pecahan meskipun penyebutnya

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan dengan judul