• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Data

Dalam dokumen Makalah Teori Akuntansi 001 (Halaman 60-64)

Penelitian ini menggungakan metode analisis data dalam memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis. Dengan demikian, data yang terkumpul tersebut dibahas, ditafsirkan, dan dikumpulkan secara induktif, sehingga dapat diberikan gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi. Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data- data kualitatif, maka penulis menggunakan analisis data induktif.

Metode induktif adalah jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data- data yang bersifat khusus. Pendapat lain menyatakan bahwa berpikir induktif adalah berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum. (Sutrisno Hadi, Metode Research, (Jakarta: Andi Offset, 1986), hlm. 42).

Bertolak dari pengertian di atas, peneliti menggunakan metode ini adalah untuk menyimpulkan hasil observasi dan data yang terkumpul lainnya. Metode induktif adalah untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan dan kemudian dicocokkan dengan landasan yang ada. Dengan demikian, maka dapat ditegaskan bahwa teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah teknik induktif.

BAB IV

PEMBAHASAN

PT Tri Banyan Tirta Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air pegunungan menjadi air kemasan siap minum dengan merk dagang ALTO. Dalam operasi utama perusahaannya, ia mencari keuntungan dengan cara menjual air mineral dalam kemasan dengan berbagai ukuran yang dicantumkan dalam akun sales yang ada dalam laporan laba/rugi perusahaannya. Sales yang dimaksud termasuk dalam kategori pendapatan karena memenuhi seluruh karakteristik yang membentuk pendapatan, terutama karakteristik utama yang membatasinya dengan kenaikan aset karena tidak semua kenaikan aset membentuk pendapatan.

Kenaikan aset yang dapat disebut pendapatan harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirim berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan berbagai jasa. Hal inilah yang tercakup dalam kegiatan pada akun sales di laporan laba/rugi PT Tri Banyan Tirta Tbk.

Pada laporan laba/rugi PT Tri Banyan Tirta Tbk periode 2012, tidak terdapat loss/kerugian. Sedangkan expense PT Tri Banyan Tirta Tbk dibagi menjadi beban pokok penjualan dan beban usaha. Beban pokok penjualan mencakup beban pabrikasi yang terdiri dari beban gaji, beban penyusutan aktiva tetap, beban distribusi, beban telepon dan listrik, beban makloon, beban reparasi dan perawatan, beban operasional pabrik, beban retribusi air, beban jamsostek, beban pabrik umum, beban keamanan dan kebersihan, beban transportasi, beban laboratorium, beban asuransi, beban alat tulis kantor, beban donasi, pos & perangko serta beban lain-lain. Sedangkan bebam usaha mencakup beban bagian penjualan dan beban bagian umum dan administrasi.

Dalam akun-akun beban yang tertera, beban-beban tersebut juga dapat dikelompokkan sesuai dengan sifat karakteristik beban/biaya yaitu aliran keluar atau penurunan aset dan akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus. Beban yang dapat masuk dalam kelompok biaya akibat penurunan aset yang dimana baru dapat dikatakan sebagai biaya ketika telah terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan aset atau sumber ekonomik adalah beban pokok penjualan dimana manfaat ekonomik aset telah habis karena melekat pada barang yang telah diserahkan (keluar) dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak lagi menguasai manfaat tersebut.

Sedangkan yang termasuk sebagai biaya akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus adalah beban penjualan dan beban administrasi dan umum, hal ini dikarenakan karena kedua kelompok beban tersebut berkaitan dengan kegiatan penciptaan pendapatan yang direpresentasikan dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau menyerahkan/melaksanakan jasa.

Aset PT Tri Banyan Tirta Tbk seperti pada perusahaan lain, dibagi menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar PT Tri Banyan Tirta Tbk mecakup kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan, pajak dibayar dimuka, serta uang muka dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan aset tidak lancar PT Tri Banyan Tirta Tbk mencakup aktiva tetap bersih, beban tangguhan, aktiva pajak tangguhan, dan aktiva tidak lancar lainnya.

APB No. 4 merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik yaitu sumber produktif (akun bahan baku, gedung, pabrik perlengkapan, sumber alam, paten, dan lain- lain), produk (barang jadi), uang (kas dan setara kas), dan kalim untuk menerima uang (piutang usaha). Dengan perincian sebagaimana dijelaskan diatas, maka akun-akun aset PT Tri Banyan Tirta memenuhi kriteria aset sebagai objek yang memiliki manfaat yang terukur,

dapat dikuasai/dikendalikan serta merupakan akibat dari transaksi-transaksi yang telah terjadi sebelumnya.

Kewajiban PT Tri Banyan Tirta Tbk mencakup utang usaha, utang lain-lain (uang muka penjualan dan jaminan galon), utang pajak, utang bank, dan utang pembiayaan konsumen. Kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan ini tidak dapat dipisahkan dengan pengertian aset. Aset dapat menimbulkan kewajiban dan sebaliknya, timbulnya kewajiban dapat bersamaan dengan pengakuan aset seperti pada akun utang usaha pada PT Tri Banyan Tirta Tbk, dimana PT Tri Banyan tirta mengakui aset dengan timbulnya utang usaha.

Modal PT Tri Banyan Tirta bersumber dari modal saham / modal yuridis. Modal saham menunjuk jumlah perkalian cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham. Jumlah ini menunjukkan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian saham, jumlah rupiah yang disetor melebihi jumlah modal yuridis tersebut. Pada perusahaan ini, modal saham PT Tri Banyan Tirta Tbk dimiliki oleh PT Fikasa Bintang Cemerlang, Tn. Bhakti Salin dan Tn. Agung Salim. Pada periode ini, PT Tri Banyan Tirta Tbk mengalami penurunan ekuitas dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pengungkapan pada laporang keuangan PT Tri Banyan Tirta Tbk pada akhirnya masih dalam tingkat memadai yaitu tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang diarah. Hal ini disebabkan oleh kurang terperincinya setiap akun-akun yang ada dalam pelaporan keuangan PT Tri Banyan Tirta Tbk.

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

Dalam dokumen Makalah Teori Akuntansi 001 (Halaman 60-64)

Dokumen terkait