• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A Ruang Lingkup Penelitian

D. Metode Analisis Data

Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis data dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk dua angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bayangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. (Dwi Prayitno, 2007:7)

1. Analisis Kualitatif

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat Deskriptif dengan menyebarkan 120 kuesioner pada pengguna produk perawatan wajah merek Ponds dan Sariayu. Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan keperluan penelitian ini menurut Nazir dalam Hence Inzar (2000) khusus untuk data kualitatif supaya dapat dikuantitatifkan yaitu dengan menggunakan Skala Beda Semantik (semantic differencial scala) dengan tujuh angka dimana responden diminta memberi tanggapan atas tiga pertanyaan positif dan tiga pertanyaan negatif.

43 Tabel 3.1

Pengukuran Skala Beda Semantik Sangat Setuju Setuju Agak Setuju Netral Agak Tidak Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju (3) (2) (1) (0) (-1) (-2) (-3)

Cara pengukuran dengan menghadapkan responden pada pertanyaan dan kemudian untuk memberikan jawaban “sangat setuju”,”setuju”,”agak setuju”,”netral”,”agak tidak setuju”,”tidak setuju”,”sangat tidak setuju”. Dan jawaban lain yang sesuai dengan konteks pertanyaan dan pernyataan tetapi dengan skor yang sama (dalam hal ini skor kepercayaan).

Table 3.2

Pengukuran Skala beda Semantik Sangat Percaya Percaya Agak Percaya Netral Agak Tidak Percaya Tidak Percaya Sangat Tidak Percaya (3) (2) (1) (0) (-1) (-2) (-3)

Untuk skor evaluasi yaitu “sangat percaya”,”percaya”,”agak percaya”,”netral”,”agak tidak percaya”,”tidak percaya”,dan “sangat tidak percaya”. Masing-masing alternative jawaban diberikan niali +3 hingga -3.

Penggunaan teknik analisis ini untuk menggambarkan data lapangan secara diskriprif dengan cara menginterpretasikan hasil pengolahan lewat tabulasi. Hasil analisis diskriptif ini berguna untuk mendukung interpretasi terhadap hasil analisis yang digunakan.

44 a. Uji Validitas

Teknik analisis data validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya.

Pengukuran validitas pada instrument ini dilakukan dengan korelasi product moment, dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya (keseluruhan item), yang rumusnya sebagai berikut:

r = korelasi produk moment

∑xy = jumlah perkalian skor item dengan skor ∑x² = Jumlah skor kuadrat item

∑y² = Jumlah skor kuadrat item n = Jumlah sampel

r

=

n(∑xy)

−(∑x) (∑y)

45 Uji hipotesis untuk validitas tiap butir suatu angket adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya (butir tidak valid)

H : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya (butir valid)

b. Tingkat signifikansi = 5% c. Daerah kritis

R positif ≤ R , maka H tidak ditolak

R positif > R , maka H ditolak

d. Statistik Uji : dengan menggunakan program SPSS, yaitu dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation pada output. e. Kesimpulan

positif ≤ , maka butir pertanyaan tidak valid positif > , maka butir pertanyaan valid

Jika terdapat butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir yang valid saja.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil yang dilakukan berulang menghasilkan yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

46 Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung Cronbach Alpha masing-masing instrument. Variabel-variabel tersebut dikatakan reliable bila Cronbach Alpha nya memiliki nilai lebih besar 0.60 (Purbayu, 2005:251). Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach dengan rumus :

          1

22 ) 1 ( t I S S k k ri Keterangan :

k = Mean kuadrat antara subyek

2

i

S = Mean kuadrat kesalahan

2

t

S = Varians total

Reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memiliki koefisien Alpha Cronbach minimal 0,6 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

47 2. Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan menggunakan :

a. Analisis Faktor

1) Konsep Dasar Analisis Faktor

Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan (interpendensi) dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antar variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel yang diteliti. Analisis ini juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian, artinya ingin diketahui susunan dan hubungan yang terjadi pada hubungan antar variabel. Dalam analisis faktor tidak ada pembagian variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung. (Suliyanto, 2005:114)

2) Fungsi Analisis Faktor Analisis digunakan untuk:

a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel.

b. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi.

c. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariat lain.

48 3) Proses Analisis Faktor

Proses dasar analisis faktor :

a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan MSA (Measure of Sampling Adequacy). c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni

factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

d. Melakukan proses Factoring Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu :

ORTHOGONAL ROTATION

Yakni, memutar sumbu 90°. Orthogonal Rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang terekstraksi. Menurut Wibisono (2006:160), proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi :

a) Quartimax

Metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot

49 yang tinggi disatu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.

b) Varimax

Bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti didalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel.

c) Equimax

Bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax dan varimax.

Maka, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode VARIMAX.

OBLIQUE ROTATION

Yakni, memutar sumbu kanan, namun tidak harus 90°. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.

e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

50 f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Valid analisis faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan ke-populasi validasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

- Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.

- Dengan melakukan metode Comfirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Structural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan menggunakan software khusus seperti LISREL.

g. Setelah faktor yang terbentuk dikatakan stabil dan bisa untuk menggeneralisasikan populasinya, maka selanjutnya bisa dilakukan pembuatan factor scores. Factor scores pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Pembuatan factor scores akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminant. Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada langkah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan nama atas faktor yang terbentuk. Penulis tidak melanjutkan pada langkah validasi

51 dan scores, karena kedua langkah tersebut diperlukan jika ingin melakukan analisis regresi dan analisis diskriminant. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang telah ada.

4) Persyaratan Dalam Analisis Faktor

Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi dalam melakukan analisis faktor : (Ety Rochaety, 2007:186) a) KMO dan Barlett’s Test

KMO (Kaiser – Mayer – Olkin) merupakan indeks perbandingan besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukan penggunaan analisis faktor.

Menurut Suliyanto (2005:123) untuk menguji ketepatan dalam model faktor, uji statistic yang digunakan adalah Barlett’s Test Sphericity dan Kaiser – Mayer – Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan sampelnya.

52 Ukuran ketepatan Kaiser – Mayer – Olkin (KMO) adalah sebagai berikut : (Subhas Salam (2004) dalam Suliyanto.

- 0,9 : Baik Sekali - 0,8 : Baik

- 0,7 : Sedang / Agak Baik - 0,6 : Cukup

- 0,5 : Kurang - <0,5 : Ditolak b) Anti – Image Matrices

Besarnya angka measure sampling of eduquacy (MSA) berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.

 Jika MSA > 0,05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.

 Jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan/dibuang.

5) Model Analisis Faktor

Pada dasarnya model analisis faktor dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu : (Suliyanto, 2005:118)

53 a) Principal Componen Analysis

Principal Componen Analysis merupakan model dalam analisis faktor tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang dihasilkan.

Model Principal Component Analysis:

= ℓ + ℓ + …………ℓ

Syarat, m ≤ p

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah : F = ℓX, dimana:

F : faktor principal components (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable)

: bobot dari kombinasi linier (loading) b) Common Factors

Common Factors merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karateristik dari observasi)

Model Common Factors:

= ℓ + ℓ + …………ℓ +

Syarat, m ≤ p X = ℓF + ε, dimana:

F : common factor (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable) : bobot dari kombinasi linier (loading)

54 E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, variabel penelitian yang akan dianalisis dikelompokkan menjadi empat variabel yaitu :

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub-Variabel Indikator Ukuran

Harga

1. Harga Psikologis

a. Harga terjangkau

Ordinal b. Harga lebih murah

2. Kebijakan Harga a. Harga stabil Ordinal b. Diskon Pembelian c.Kualitas harga Produk

1. Mutu Produk a. Tidak menimbulkan alergi

Ordinal b. Terasa lembut dikulit

2. Sifat Produk a. Mencerahkan wajah

Ordinal b. Membersihkan wajah

3. Rancangan Produk

a. Wangi yang khas

Ordinal b. Banyak Varian c.Kemasan d.Merek e.label f.ukuran Promosi 1. Promosi Penjualan a. Pemberian sampel Ordinal b. Kupon hadiah

2. Periklanan a. Penggunaan berbagai media promosi

Ordinal b. Iklan menarik

c. Bintang iklan sesuai dengan produk

3.Personal selling

a.SPG (Sales Promotion Girl) Ordinal b.Tenaga Penjual

55

Variabel Sub-Variabel Indikator Ukuran

Lokasi

1.Lokasi/Tempat Pembelian

a. Dekat dengan tempat kerja atau kantor

Ordinal b. Dekat dengan rumah

c. Pada toko retail

d. Pada toko kelontong (warung) h. Terdapat dimana-mana

56 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN