• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Analisis deskriptif kinerja yang dilakukan oleh pihak pengelola meliputi :

a. Manajemen produksi

b. Manajemen sumber daya manusia c. Manajemen pemasaran

2. Importance-Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

3. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan dengan menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan,

Skala yang digunakan untuk memberikan peringkat pada kuisioner adalah skala Likert. Menurut Umar (2005) skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang- tidak senang, atau baik-tidak baik. Responden diminta untuk mengisi pertanyaan dalam bentuk skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu (dapat menggunakan skala 5 atau 7) atau memasukkan kategori ”tidak tahu”. Dalam Singarimbun dan Effendi (1995) salah satu cara yang sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan ”skala Likert”. Skala Likert merupakan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan lima kategori pilihan jawaban. Tabel 1 Skala Likert

Skala

Kategori

Sangat tidak

penting tidak penting Biasa saja Penting

Sangat penting Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas

Sangat tidak memadai

Tidak

memadai Sedang Memadai

Sangat memadai Sangat tidak

indah Tidak Biasa saja Indah Sangat indah Sangat mahal Mahal Sedang Murah Sangat murah Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat

banyak Sangat sulit Sulit Sedang Mudah Sangat mudah Sangat tidak

bervariasi

Tidak

bervariasi Sedang Bervariasi

Sangat bervariasi Sumber : Umar (2005)

1. Analisis Kinerja Pengelolaan

Dalam analisis kinerja pengelolaan ini, penilaian terhadap kegiatan pengelolaan diamati dan dibandingkan dengan penilaian oleh pihak pengunjung. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis secara deskriptif dan sistematis. Adapun penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan meliputi aspek : a. Manajemen Produksi.

1. Mendeskripsikan objek wisata dan program wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola.

2. Mendeskripsikan kondisi fisik wisata, sarana-prasarana penunjang dan infrastruktur yang ada.

3. Mendeskripsikan kenyamanan, kebersihan serta pelayanan yang diberikan. b. Manajemen Sumber Daya Manusia.

1. Mendeskripsikan koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola dan tingkat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditentukan. 2. Mendeskripsikan kapasitas SDM pengelola baik dari segi kuantitas

maupun kualitas. c. Manajemen Pemasaran

1. Menjelaskan bentuk-bentuk promosi dan teknik pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak pengelola.

2. Mengukur keefektifan dari teknik pemasaran yang dilakukan dengan dengan tolok ukur kinerja yaitu peningkatan pangsa pasar .

d. Manajemen Keuangan

1. Mendeskripsikan kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan.

2. Mendeskripsikan pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan dengan tolak ukur kinerja yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat kunjungan, dan laba bersih.

2. Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-performance analysis digunakan untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan pengunjung yang didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja perusahaan (Rangkuti 2006). Analisis ini menggunakan gambaran yang terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan

pentingnya nilai pelanggan dan kinerja manajemen dalam menghantarkan bentuk nilai tersebut bagi pelanggan.

Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus :

n Xi Xi n i

= = 1 dan n Yi Yi n i

= = 1 Dimana :

Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i

Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i n = jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut dengan rumus ;

n i X i X n i

= = 1 dan n i Y Yi n i

= = 1 Dimana :

Xi = nilai rata-rata kinerja atribut

Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut n = jumlah atribut.

Nilai X ini memotong tegak lurus pada sumbu horisontal, yakni sumbu yang mencerminkan kinerja atribut (X) sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan kepentingan atribut (Y). Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan atribut serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan atribut, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut

Tingkat kepentingan

(Y)

Kuadran 1 Kuadran II Prioritas utama Pertahankan prestasi

Y

Kuadran III Kuadran IV Prioritas rendah Berlebihan

X Tingkat kepuasan (X) Gambar 2 Diagram kartesius dalam metode IPA (Rangkuti 2006).

Berikut ini uraian mengenai keempat kuadran tersebut : 1. Kuadran 1 (prioritas utama)

Kuadran ini memuat atribut-aribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat harapan pengunjung terhdap atribut tersebut. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan. 2. Kuadran II (pertahankan prestasi)

Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut penting dan memliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya.

3. Kuadran III (prioritas rendah)

Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhdap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat ynag dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

4. Kuadran IV (berlebihan)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada atribut-

atribut yang terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya (Rangkuti 2006).

Costumer Satisfaction Index(CSI)

CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk/jasa. Adapun cara untuk mengukur CSI dilakukan melalui empat tahap (Aritonang & Lerbin 2005).

1. Menentukanmean importance score (MIS)

nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap atribut.

n Yi MIS n i

= = 1 Dimana :

Yi = nilai kepentingan atribut ke-i n = jumlah konsumen

2. Membuatweight factors (WF)

bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut.

= = p i MISi MISi WF 1 Dimana :

p = atribut kepentingan ke-p 3. Membuatweight score (WS)

bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kinerja (mean satisfaction score = MSS)

WSi = WFi x MSS 4. Menentukan CSI HS WSi CSI p i

= = 1 dimana :

p = atribut kepentingan ke-p

HS = (Highest scale) skala maksimum yang digunakan yaitu 5.

Kriteria index kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas hingga sangat puas), yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 Kriteria index kepuasan

Nilai CSI Kriteria CSI 0,81 – 1,00 Sangat puas 0,66 – 0,80 Puas 0,51 – 0,65 Cukup puas 0,35 – 0,50 Kurang puas 0,00 – 0,34 Tidak puas

Sumber : Aritonang dan Lerbin (2005) 3. Analisis SWOT

a. Tahap Pengumpulan Data Pada Analisis Swot

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti :

1. Analisis manajemen produksi dan operasional 2. Analisis manajemen sumber daya manusia 3. Analisis manajemen keuangan

4. Analisis manajemen pemasaran.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti : 1. Analisis pasar

2. Analisis kompetitor 3. Analisis komunitas 4. Analisis pemerintah

b. Matrik faktor strategi eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal :

a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman.

b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3 EFAS Faktor-faktor strategis eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) 1. peluang a. b. 2. ancaman a. b. Total Sumber : Rangkuti (1997)

c. Matrik faktor strategi internal

Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal :

a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 kekuatan dan kelemahan perusahaan.

b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai kelemahannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai kelemahannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 4 IFAS Faktor-faktor strategis internal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) 1. kekuatan a. b. 2. kelemahan a. b. Total Sumber : Rangkuti (1997) d. Penentuan bobot

Berdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut :

Tabel 5 Penentuan bobot faktor strategis dalam analisis SWOT

Faktor-Faktor Strategis

Bobot Menurut Pendapat Responden

Bobot Rata- Rata

Bobot pada matriks EFAS/IFAS Responden 1 Responden 2 Responden 3

Faktor 1 X11 Bf1 Bm1

Faktor 2 X21 Bf2 Bm2

Faktor 3 Xy1 Xyi Bfy Bmy

Total rata-rata bobot (Bf) Bf

Bobot pada kolom 2 matriks EFAS dan IFAS ditentukan sebagi berikut : a. bobot rata-rata dihitung dengan persamaan berikut,

i Xyi Bfy=

Bfy : bobot rata-rata faktor strategis y

Xyi : bobot faktor strategis y menurut responden i i : jumlah responden

b. bobot pada matriks EFAS/IFAS dihitung sebagai berikut,

Bf Bfy Bmy=

Bmy : bobot faktor strategis y pada matriks EFAS/IFAS Bf : total rata-rata bobot

e. Penentuan rating

Penentuan rating pada matriks EFAS/IFAS dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan bobot. Berdasarkan pendapat reponden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut :

Tabel 6 Rating faktor strategis dalam analisis SWOT

Faktor-Faktor Strategis

Rating Menurut Pendapat Responden

Rating Rata- Rata

Rating Pada Matriks EFAS/IFAS Responden 1 Responden 2 Responden 3

Faktor 1 X11 Rm1 R1

Faktor 2 X21 Rm2 R2

Faktor 3 Xy1 Xyi Rmy Ry

Rating pada kolom 3 matriks EFAS/IFAS ditentukan sebagi berikut :

i Xyi

Rmy=

Rmy : rating rata-rata faktor strategis y

Xyi : rating faktor strategis y menurut responden i i : jumlah responden

f. Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

IFAS EFAS Strengths (S) • Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Weakness (W) • Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Opportunies (O) • Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) • Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman. Gambar 3 Diagram matriks SWOT (Rangkuti (1997).

Dokumen terkait