• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Metodologi Penelitian

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel Usia (X1), Jenis Kelamin (X2), Tingkat Pendidikan (X3), dan Pengalaman Auditor dalam Menggunakan Komputer (X4), Fear (X5), Anticipation (X6), Optimism (X7), Pesimism (X8), Intimidation (X9), dan Math Anxiety (X10) terhadap Keahlian Komputer Audit (Y). Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik

deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, dan sebagainya (Ghozali, 2006).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (faktor demografi dan faktor personality) dan variabel dependen (keahlian komputer audit) telah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan jika nilai A Simp Sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal, sedangkan jika nilai A Simp Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2006:30).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya autokorelasi pada persamaan yang diujikan dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. du < DW < 4 - du berarti tidak ada autokorelasi

2. dl < DW < du atau 4 - dl < Dw < 4 - dl berarti tidak dapat disimpulkan

3. 0 < DW < dl atau 4 – dl < DW < 4 berarti terjadi autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2006:105) model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan grafik Scatterplot. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas maka dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisisnya adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menurut Ghozali (2006:91) model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel independennya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,

maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam metode regresi.

3. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan. Menurut Ghozali (2006:47). Apabila Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan dibawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya Crobanch’s Alfha. Menurut Nunnally (1967) dalam Ghozali (2006:43) Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Crobanch’s Alfha > 0,60,

sebaliknya jika nilai Crobanch’s Alfha < 0,60 maka data tersebut dikatakan tidak reliabel.

4. Pengujian Hipotesis

Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan uji T dan uji F, dimana dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Ghozali, 2006).

a. Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Model persamaan regresi ini sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + e

Dimana :

Y = Keahlian Komputer Audit (variabel terikat)

α = Konstanta (nilai tetap) pada saat nilai variabel bebas (X) = 0 β = Koefisien Regresi

X1 = Umur

X2 = Jenis Kelamin X3 = Pendidikan X4 = Pengalaman

X5 = Computer Anxiety – Fear

X7 = Computer Attitude – Optimism X8 = Computer Attitude – Pessimism X9 = Computer Attitude – Intimidation X10 = Math Anxiety

e = error

b. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen (bebas) dapat menjelaskan variabel dependen (terikat), maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir sama semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2006:83).

c. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji ini dilihat berdasarkan nilai signifikansi t-test dengan ketentuan jika nilai sig t-test < 0,05, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya bahwa variabel independen secara signifikan berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai sig t-test > 0,05, maka hipotesis akternatif (Ha) ditolak,

artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:44).

d. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen secara simultan dapat memprediksi atau memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini dilihat berdasarkan nilai signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut: jika nilai atau tingkat signifikansi < 0,05, maka (Ho) ditolak, artinya bahwa variabel independen secara bersama-sama secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai atau tingkat signifikansi > 0,05, maka (Ho) diterima, artinya bahwa variabel independen secara signifikan tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:44).

Dokumen terkait