• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.6 Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yakni:

a) Tahap pengolahan data

Tahap pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus MUSLE, data curah hujan diperoleh dari hulu DAS Jeneberang untuk mendapatkan data debit (Q) dalam menghitung nilai (Rm), faktor erodibilitas tanah (K) dari hasil pengujian laboratorium dengan menguji sampel yang ada, faktor (LS) dari hasil hasil pengukuran panjang dan kemirigan lereng di lapangan, faktor (C) diperoleh denga melihat vegetasi yang ada pada tempat pengambilan sampel dan nilai (P) diperoleh dengan melihat tindakan konservasi pada vegetasi yang ada dilokasi penelitian.

b) Analisis tingkat bahaya erosi

Analisis tingkat bahaya erosi dilakukan dengan menggunakan rumus TBE pada persamaan 1, dimana besarnya laju erosi potensial (Ea) dapat dihitung menggunakan persamaan MUSLE sedangkan laju erosi yang masih dapat ditoleransi (TSL) dihitung menggunakan persamaan 10, persamaan ini digunakan untuk dapat mengetahui lahan mana yang tingkat bahaya erosinya lebih besar di hulu DAS Jeneberang.

Gambar 3.

Bagan Alur Penelitian Studi Laju Erosi Dengan Metode MUSLE MULAI

Data Primer - Sampel Tanah - Kemiringan Lereng Data Sekunder

- Peta Topografi - Peta Lereng

- Peta Penggunaan Lahan - Peta Hulu DAS Jeneberang - Curah Hujan

- Luas DAS

Overlay Peta Unit Lahan

Menghitung Nilai Erosi dengan Metode MUSLE

SELESAI Pengambilan data Persiapan penelitian

Perhitungan Tingkat bahaya erosi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel di laksanakan di Kecamatan Tinggi Moncong, Kelurahan Malino Kabupaten Gowa. Penelitian ini terletak pada ketinggian berkisar antara 400 – 1750 meter dpl berupa lahan miring dengan kemiringan lereng 8% – 15% dengan panjang lereng berkisar antara 30 meter – 50 meter.

4.2 Analisa Laju Erosi Potensial

Pada prinsipnya perhitungan erosi lahan dengan metoda MUSLE sama dengan USLE, hanya berbeda pada faktor indeks erodibilitas tanah (K). Dimana nilai curah hujan sesaat (R) dipengaruhi oleh harga total volume aliran permukaan (Rm) dan debit puncak (Q). Untuk menghitung erosi lahan dengan menggunakan metoda MUSLE, nilai K, LS, C, dan P, sama dengan USLE.

Erosi terhitung dilakukan untuk menghitung laju erosi pada empat jenis penggunaan lahan yaitu hutan pinus, kebun kopi, kebun wortel dan kebun jagung di hulu DAS Jeneberang dengan menggunakan metode

MUSLE yang terdiri atas beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai berikut:

1) Untuk lokasi daerah tinggi moncong dengan jenis lahan hutan pinus (a) Nilai total volume aliran permukaan (Rm)

Rm= 11,8 (Vox Qp)0,56 Yang mana :

Untuk menghitung volume limpasan (Vo) adalah:

Vo = R x EXP ( -Rc/ Ro)

= 300 x EXP (-1302,07 / 14,96)

= 4,75 m3 Dimana:

Menghitung kapasitas penyimpangan lengas tanah (Rc):

MS = 0,45 % BD = 1,22 RD = 2,5 cm/m3 Et/Eo = 0,9

Rc = 1000 x MS x BD x RD x (Et/Eo)0,5

= 1000 x 0,45 x 1,22 x 2,5 x (0,9)0,5

= 1302,07

Menghitung jumlah hari hujan ( Ro):

Yang mana:

R = 300 mm

Rn= 20,05 hari

Ro= R / Rn = 300 / 20,05 = 14,96 mm/hr Untuk menghitung debit aliran puncak (Qp):

Qp= 0,278 x C x I x F

= 0,278 x 0,11 x 25,70 x 860

= 675,88 mm/jam Yang mana:

C = 0,03 + 0,04 + 0,04 = 0,11 F = 860 km2

CHmax = 220 mm/jam L = 78,75 km ΔH dihitung dengan:

ΔH =

= , = 17,143

Waktu konsentrasi dihitung dengan:

Tc = {0,869 x L3}0,385/ ΔH

Tc = {0,869 x 78,753}0,385/ 17,14 = 8,56 jam Menghitung intensitas curah hujan:

I = CHmax / Tc

= 220 / 8,56

= 25,70 mm/jam

Sehingga nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) adalah:

Rm= 11,8 (Vox Qp)0,56

= 11,8 (4,75 x 675,88)0,56

= 1085,31 mm

(b) Perhitungan erodibilitas tanah (K) Diketahui:

M = 30,80 O = 0,023 S = 2 P = 3

K = { 2,713 x 10-4(12 – OM) M1,14+ 3,25 (S – 2) + 2,5 x( )}

K = 0,000271 (12 – 0,023 x 30,80) 30,801,14+ 3,25 (2 – 2) + 2,5 x (3 – 3)/100

K = 0,15

(c) Perhitungan panjang dan kemiringan lereng (LS)

LS = √ (0,0138 + 0,00965 + 0,00138 ) Yang mana:

S = 8 % L = 30 m

LS = √30(0,0138 + 0,00965 8 + 0,00138 8 ) LS = 0,98

(d) Perhitungan tanaman dan vegetasi penutup tanah (C)

Jenis vegetasi penutup lahan hutan pinus dengan nilai C adalah 0,005 (e) Faktor tindakan tanah (P)

Pada penggunaan lahan hutan pinus, jenis konservasi yang dilakukan yaitu dengan pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur pada kemiringan antara 8 – 20% sehingga diketahui nilai P dari tabel 9 yaitu sebesar 0,75

Maka :

Ea = Rm x K x LS x C x P

= 1085,31 x 0,15 x 0,98 x 0,005 x 0,75

= 0,60 ton/ha

Kehilangan tanah / ha

1 ha = Ea x BD x 0,2cm x 100 x 100

= 0,60 x 0,0000122 ton x 0,2 x 100 x 100

= 0,014 cm/th

2) Lokasi Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan kebun kopi

(a) Perhitungan nilai total volume limpasan Permukaan (Rm) Rm= 11,8 (Vox Qp)0.56

Yang mana:

Untuk menghitung volume limpasan (Vo) adalah:

Vo = R x EXP ( -Rc / Ro)

= 300 x EXP (-875,04 / 14,96)

= 1,19 m3 Yang mana:

Untuk menghitung kapasitas penyimpangan lengas tanah (Rc) : Diketehui:

MS = 0,45 BD = 1,10 RD = 2,5 cm/m3 Et/Eo = 0,50

Rc = 1000 x MS x BD x RD x (Et/Eo)0.5

= 1000 x 0,45 x 1,10 x 2,5 x (0,50)0,5

= 875,04

Menghitung jumlah hari hujan (Ro):

Yang mana:

R = 300 mm Rn = 20,05 hari

Ro= R / Rn = 300 / 20,05 = 14,96 mm/hr Yang mana:

C = 0,16 + 0,04 + 0,04 = 0,24

F = 860 km2

CHmax = 220 mm/jam L = 78,75 km

Menghitung intensitas curah hujan:

I = CHmax/Tc

= 220 / 8,56

= 25,70 mm/jam ΔH dihitung dengan:

ΔH =

= , = 17,143

Waktu konsentrasi dihitung dengan:

Tc = {0,869 x L3}0,385/ ΔH

Tc = {0,869 x 78,753}0,385/ 17,143

= 8,56 jam

Untuk menghitung debit aliran puncak (Qp):

Qp = 0,278 x C x I x F

= 0,278 x 0,24 x 25,70 x 860

= 1474,65 mm/jam

Sehingga nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) adalah:

Rm= 11,8 (Vox Qp)0,56

= 11,8 (1,19 x 1474,65)0,56

= 773,85 mm

(b) Perhitungan erodibilitas tanah (K) Diketahui:

M = 46,75 O = 0,0237

K = { 2,713 x 10-4(12 – OM) M1,14+ 3,25 (S – 2) + 2,5 x( )}

K = {0,000271 (12 – 0,02 x 46,75) 46,751,14+ 3,25 (2 – 2) + 2,5 x ( )}

K = 0,24

(c) Perhitungan panjang dan kemiringan lereng (LS) LS = √ (0,0138 + 0,00965 + 0,00138 ) Yang mana:

S = 8 % L = 30 m

LS = √30(0,0138 + 0,00965 8 + 0,00138 8 ) LS = 0,98

(d) Faktor tanaman dan vegetasi penutup tanah (C)

Jenis vegetasi penutup lahan kopi dengan Nilai C adalah 0,2

(e) Faktor tindakan tanah (P)

Pada penggunaan lahan kopi, jenis konservasi yang dilakukan sama dengan hutan pinus yaitu dengan pengolahan tanah dan tanaman garis

kontur pada kemiringan antara 8 – 20 % sehinngga diketahui nilai P dari tabel 9 yaitu sebesar 0,75.

Maka :

Ea = Rm x K x LS x C x P

= 773,85 x 0,24 x 0,98 x 0,2 x 0,75

= 27,30 ton/ha Kehilangan tanah / ha

1 ha = Ea x BD x 0.2cm x 100 x 100

= 27,30 x 0,0000110 ton x 0,2 x 100 x 100

= 0,60 cm/tahun

3) Lokasi kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan kebun wortel

(a) Perhitungan nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) Rm= 11,8 (Vo x Qp)0.56

Yang mana:

Untuk menghitung volume limpasan (Vo):

Vo = R x EXP(-Rc/ Ro)

= 300 x EXP (-9713,62/ 14,96)

= 3,07 m3

Dimana menghitung kapasitas penyimpangan lengas tanah (Rc) : Diketehui:

MS = 0,45 BD = 0,86 RD = 30 cm/m3

Et/Eo = 0,7

Rc= 1000 x MS x BD x RD x (Et/Eo)0,5

= 1000 x 0,45 x 0,86 x 30 x (0,7)0,5

= 9713,62

Menghitung jumlah hari hujan (Ro):

Yang mana:

R = 300 mm Rn = 20,05 hari

Ro= R / Rn= 300 / 20,05 = 14,96 mm/hr Untuk menghitung debit aliran puncak (Qp):

Qp= 0,278 x C x I x F

= 0,278 x 0,45 x 25,70 x 860

= 2764,96 mm/jam

Yang mana:

C = 0,26 + 0,08 + 0,11 = 0,45 F = 860 km2

CHmax = 220 mm/jam L = 78,75 km

Menghitung intensitas curah hujan:

I = CHmax / Tc

= 220 / 8,56

= 25,70mm/jam ΔH dihitung dengan:

ΔH =

= , = 17,14

Waktu konsentrasi dihitung dengan:

Tc= {0,869 x L3}0,385/ ΔH

Tc= {0,869 x 78,753}0,385/ 17,14 = 8,56 jam

Sehingga nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) adalah:

Rm= 11,8 (Vox Qp)0.56

= 11,8 (3,07 x 2764,96)0.56

= 1870,79 mm

(b) Perhitungan erodibilitas tanah (K) Diketahui:

M = 99,76 O = 0,0241 S = 3 P = 1

K = { 2,713 x 10-4(12 – OM) M1,14+ 3,25 (S – 2) + 2,5 x( )}

K = 0,000271 x (12 – 0,02 x 99,76) 99,761,14+ 3,25 (3 – 2) + 2,5 x (1-3)/100 K = 0,51

(c) Perhitungan panjang dan kemiringan lereng (LS) LS = √ (0,0138 + 0,00965 + 0,00138 ) Yang mana:

S = 8 % L = 30 m

LS = √30(0,0138 + 0,00965 8 + 0,00138 8 ) LS = 0,98

(d) Perhitungan pengolahan tanaman (C)

Jenis vegetasi penggunaan lahan kebun wortel dengan Nilai C adalah 0,5.

(e) Perhitugan konservasi tanah (P)

Pada penggunaan lahan tanaman wortel, jenis konservasi yang dilakukan yaitu tanpa tindakan pengendalian erosi dengan nilai P berdasarkan tabel 9 yaitu sebesar 1,00

Maka:

Ea = Rm x K x LS x C x P

= 1870,79 x 0,51 x 0,98 x 0,5 x 1,00

= 467,51 ton/ha/thn Kehilangan tanah/ha

1 ha = Ea x BD x 0,2 cm x 100 x 100

= 467,51 ton/ha/thn x 0,0000086 ton x 0,2 cm x 100 x 100

= 8,04 cm/th

4) Lokasi kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan kebun jagung

(a) Perhitungan nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) Rm= 11,8 (Vq x Qp)0,56

Menghitung volume limpasan (Vo):

Vo = R x EXP(-Rc/ Ro)

= 300 x EXP (-9826,57/ 14,96)

= 1,61 m3

Yang mana:

Untuk menghitung kapasitas penyimpangan lengas tanah (Rc) : Diketehui:

MS = 0,45 BD = 0,87 RD = 30 cm/m3 Et/Eo = 0,70

Rc = 1000 x MS x BD x RD x (Et/Eo)0.5

= 1000 x 0,45 x 0,87 x 30 x (0,70)0.5

= 9826,57

Menghitung jumlah hari hujan (Ro):

Yang mana:

R = 300 mm Rn= 20,05 hari

Ro= R / Rn= 300 / 20,05 = 14,96 mm/hr Untuk menghitung debit aliran puncak (Qp):

Qp= 0,278 x C x I x F

= 0,278 x 0,45 x 25,70 x 860

= 2764,96 mm/jam

Yang mana:

C = 0,26 + 0,08 + 0,11 = 0,45 F = 860 km2

CHmax = 220 mm/jam L = 78,75 km

Menghitung intensitas curah hujan:

I = Chmax/Tc

= 220 / 8,56

= 25,70 mm/jam ΔH dihitung dengan:

ΔH =

= , = 17,14

Waktu konsentrasi dihitung dengan:

Tc = {0,869 x L3}0,385/ ΔH Tc = {0,869 x 78,753}0,385/17,14

= 8,56 jam

Sehingga nilai total Volume Aliran Permukaan (Rm) adalah:

Rm= 11,8 (Vox Qp)0.56

= 11,8 (1,61 x 2764,96)0.56

= 1303,32 mm

(b) Perhitugan erodibilitas tanah (K) Diketahui:

M = 94,76 O = 0,0249

K = { 2,713 x 10-4(12 – OM) M1,14+ 3.25 (S – 2) + 2,5 x( )}

K = 0,000271 x (12 – 0,02 x 94,76) 94,761,14+ 3,25 (3 – 2) + 2,5 x (1-3)/100

K = 0,37

(c) Perhitungan panjang dan kemiringan lereng (LS) LS = √ (0,0138 + 0,00965 + 0,00138 ) Yang mana:

S = 8 % L = 30 m

LS = √30(0,0138 + 0,00965 8 + 0,00138 8 ) LS = 0,98

(d) Perhitungan pengolahan tanaman (C)

Jenis vegetasi penggunaan lahan jagung dengan Nilai C adalah 0,7 (e) Faktor konservasi (P)

Pada kebun jagung jenis konservasi yang dilakukan yaitu tampa tindakan pengendalian erosi dengan nilai P yang dapat dilihat pada tabel 9 yaitu1,00.

Maka:

Tabel 11. Hasil Analisa Laju Erosi Potensial (Ea)

No

moncong Hutan Pinus 1085,31 0,15 0,98 0,005 0,75 0,60 0,014 2 kec. Tinggi

moncong Kebun Kopi 773,85 0,24 0,98 0,2 0,75 27,30 0,60 3 kec. Tinggi

moncong Kebun

Wortel 1870,79 0,51 0,98 0,5 1,00 467,51 8,04 4 kec. Tinggi

moncong Kebun

Jagung 1303,32 0,37 0,98 0,7 1,00 286,10 4,978 Sumber: hasil perhitungan

Keterangan: *) dihitung menggunakan persamaan (8)

**) dihitung menggunakan persaman (9)

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai erosi potensial tertinggi pada kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan wortel yaitu sebesar 467,51 ton/ha/th dengan kehilangan tanah sebesar 8,04 cm/th. Adapun nilai erosi potensial terendah dengan jenis penggunaan lahan hutan pinus yaitu sebesar 0,60 ton/ha/th dengan kehilangan tanah sebesar 0,014 cm/th.

4.3 Tingkat Toleransi Erosi

1. Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis lahan kebun pinus

TSL = x BD

Yang mana :

DE = kedalaman efektif tanah (mm) = 4 meter (akar terjauh hasil pengukuran di lapangan)

Fd = faktor kedalaman tanah = 0,8

W = umur guna tanah = 400 th (jangka waktu yang cukup untuk memelihara kelestarian tanah)

BD = bulk density = 1,22 gr/cm3

TSL = , x 1,22

= 8 cm/thn x 1,22 gr/cm

= 9,76 gr/cm2.thn

= , . .

. .

= 976 ton/ha/thn.

2. Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis lahan kebun kopi

TSL = x BD

Yang mana:

DE = kedalaman efektif (mm) = 2 meter Fd = faktor kedalaman tanah = 0,8

W = umur guna tanah = 400 tahun (jangka waktu yang cukup untuk memelihara kelestarian tanah)

BD = bulk density = 1,10

TSL = x BD

= , x 1,10

= 4 x 1,10

= 0,044 gr/cm2.thn

= , . .. .

= 440 ton/ha/thn

3. Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis lahan kebun wortel.

Erosi yang masih dapat ditoleransikan (TSL):

TSL = x BD

Yang mana:

DE = kedalaman efektif (mm) = 30 cm Fd = faktor kedalaman tanah = 0,8

W = umur guna tanah = 400 tahun (jangka waktu yang cukup untuk memelihara kelestarian tanah)

BD = bulk density = 0,86

TSL = x BD

= , x 0,86

= 0,6 x 0,86

= 0,516 gr/cm2.thn

= , . .. .

= 51,6 ton/ha/thn

4. Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis lahan jagung Erosi yang masih dapat ditoleransikan (TSL):

TSL = x BD

Yang mana:

DE = kedalaman efektif (mm) = 30 cm Fd = faktor kedalaman tanah = 0,8

W = umur guna tanah = 400 tahun (jangka waktu yang cukup untuk memelihara kelestarian tanah)

BD = bulk density = 0,87

TSL = x BD

= , x 0,87

= 0,6 x 0,87

= 0,522 gr/cm2.thn

= . . .

. .

= 52,2 ton/ha/thn

Tabel 12. Hasil Analisis Erosi yang Masih Dapat Diteloransi (TSL) No Penggunaan

3 Kebun Wortel 30 0,8 400 0,86 51,6

4 Kebun Jagung 30 0,8 400 0,87 52,2

Dari tabel diatas diperoleh nilai hasil erosi yang masih dapat diteloransi tertinggi di Kecamatan Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan hutan pinus sebesar 976 ton/ha/th dan nilai hasil erosi yang masih dapat ditoleransi terendah dengan jenis penggunaan lahan kebun wortel sebesar 51,6 ton/ha/th.

Erosi yang masih dapat diteloransi (TSL) sangat berkaitan dengan tingkat bahaya erosi (TBE), karena semakin besar nilai TSL dengan nilai laju erosi (Ea), maka TBE akan semakin rendah dan sebaliknya, jika TSL semakin kecil dengan nilai laju erosi (Ea), maka TBE akan semakin tinggi.

Jadi hubungan antara TSL dengan Ea sangat nyata dalam penentuan tingkat kepekaan tanah terhadapt erosi.

4.4 Tingkat Bahaya Erosi

1. Perhitungan tingkat bahaya erosi (TBE) Kec. Tinggi Moncong dengan jenis lahan hutan pinus

TBE =

= , / /

/ /

= 0,0006

2. Perhitungan tingkat bahaya bahaya erosi (TBE) Kec. Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan kopi

TBE =

=

, / // /

= 0,06

3. Perhitungan tingkat bahaya bahaya erosi (TBE) Kec. Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan kebun wortel

TBE =

= , / /

, / /

= 9,06

4. Perhitungan tingkat bahaya bahaya erosi (TBE) Kec. Tinggi Moncong dengan jenis penggunaan lahan jagung

TBE =

= ,, / // /

= 5,48

Tabel 13. Hasil Analisa Tingkat Bahaya Erosi (TBE) No Penggunaan

Lahan Ea

ton/ha/th TSL

ton/ha/th TBE

ton/ha/th kriteria TBE

1 Hutan Pinus 0,60 976 0,0006 Rendah

2 Kebun Kopi 27,30 440 0,06 Rendah

3 Kebun Wortel 467,51 51,6 9,06 Tinggi

4 Kebun Jagung 286,10 52,2 5,48 Tinggi

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4. Grafik Perbandingan Antara Erosi Potensial, Tolelansi Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi

Dari tabel 13 dapat dilihat tingkat bahaya erosi tertinggi berada pada Kec. Tinggi Moncong dengan jenis lahan kebun wortel yaitu sebesar 9,06 ton/ha/th dan yang terendah dengan jenis lahan hutan pinus yaitu sebesar 0,0006 ton/ha/th.

Dari nilai tingkat bahaya erosi dengan perbandingan laju erosi potensial dan erosi yang masih dapat ditoleransi maka dapat diketahui kriteria TBE dari lokasi penelitian. Dimana pada jenis lahan kebun wortel dan kebun jagung memiliki kriteria tinggi (tabel 13), hal ini disebabkan karena nilai laju erosi potensial (Ea) sangat jauh melebihi nilai erosi yang masih dapat ditoleransi (TSL). Sedangkan pada hutan pinus dan kebun kopi memiliki kriteria TBE rendah karena nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransi tinggi.

Hutan Pinus Kebun Kopi kebun wortel Kebun jagung

0.60 27.30

Dari tingkat bahaya erosi (TBE) yang terjadi dengan cara membandingkan laju erosi potensial (Ea) dengan erosi yang masih dapat ditoleransi (TSL) maka dapat disimpulkan bahwa lahan di hulu DAS Jeneberang dikategorikan sebagai kawasan yang kritis atau dengan kata lain harus segera dilakukan penanganan untuk mengantisipasi kerusakan tanah oleh erosi. Sebab material sedimen yang terbentuk akibat erosi lahan tersebut masuk ke dalam aliran sungai dengan jumlah besar maka akan mengakibatkan pendangkalan sungai.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian-uraian yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransi yang tertinggi terdapat pada hutan pinus yaitu 976 ton/ha/th atau kehilangan tanah 0,014 cm/th dan yang terendah pada lahan kebun wortel 51,6 ton/ha/th atau kehilangan tanah 8,04 cm/th.

2) Jumlah erosi potensial tertinggi pada kebun wortel yaitu sebesar 467,51 ton/ha/th, dan terendah pada hutan pinus yaitu sebesar 0,60 ton/ha/th.

Dan tingkat bahaya erosi tertinggi pada kebun wortel yaitu sebesar 9,06 ton/ha/th. Sedangkan yang terenda pada hutan pinus yaitu sebesar 0,00006 ton/ha/th

5.2 Saran

1) Bila pemanfaatn lahan dipertahankan maka perlu dilakukan tindakan khusus konservasi tanah secara mekanik pada kebun wortel, kebun jagung, berupa pembuatan teras bangku dengan konstruksi baik atau

pembuatan saluran searah garis kontur, agar kehilangan tanah tidak bertambah setiap tahunnya.

2) Perlu dilakukan perhitungan lanjutan tentang tindakan konservasi apa yang paling tepat sebagai alternatif dalam pengendalian erosi pada penggunanaan lahan di hulu DAS Jeneberang.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air . UPsT Produksi Media Informasi Lembaga Sumberdaya, IPB. Bogor Press.

Arsyad, U.2010. Analisis Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Hulu.

Disertasi Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, UNHAS.

Makassar.

Asdak, C. (2002). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Penerbit Gadjah Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta.

Seta, A. K., 1987. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air. Kalam Mulia, Jakarta.

Ulil Amri A, ST dan Sukmawati ST, 2013, Tugas akhir Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Depertemen Kehutanan. 2000. Handbook of Indonesian Forestry.

Depertemen Kehutanan Republik Indonesia

Depertemen Kehutanan. 2000. Handbook of Indonesian Forestry.

Depertemen Kehutanan Republik Indonesia.

Karina Dwidha P. ( A1H009043 ) Menetukan Laju Erosi. Presentation Transcript.

Departemen kehutanan. 2000. Handbook of Indonesia forestry.

Departemen kehutanan Republik Indonesia.

______________, 2006. Glosarry Pengelolaan DAS . Badan Litbang Kehutanan. Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Indonesia Bagian Timur. Makassar.

______________, 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.

32/MENHUT-II/2009. tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS) . Jakarta.

______________, 2009. Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan Dan Perhutanan Sosial Tentang Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai . Jakarta.

______________,http://www.g-excess.com/id/pengertian-erosi-dan-dampaknya.html diakses pada tanggal 5 Desember 2013.

______________,https://www.tikawila.blogspot.com.Hutan+Pinus.html.

diakses pada tanggal 5 desember 2013.

______________,https://www.pengertian-dan-definisi-agroforestri.html.

diakses pada tanggal 21 Desember 2013.

______________,https://www.GeoArena.blogspot.com. pengklasifikasian-tentang – tanaman.html

No Penelitian Penggunaan

Lahan Runoff

(Vo)*) Puncak(qp)*

*) Permukaan(Rm)

***) 1 Kec. Tinggi Moncong Hutan Pinus 4,75 675,88 1085,31 2 Kec. Tinggi Moncong Kebun Kopi 1,19 1474,65 773,85 3 Kec. Tinggi Moncong Kebun Wortel 3,07 2764,96 1870,79 4 Kec. Tinggi Moncong Kebun Jagung 1,61 2764,96 1303,32 Sumber: Hasil Hitungan

Keterangan: *) dihitung menggunakan persamaan (4)

**) dihitung menggunakan persamaan (7)

***) dihitung menggunakan persamaan (3)

Tabel 15. Nilai Faktor Erodibilitas (K) No Jenis

1 Hutan Pinus 30.80 0.0227 2 1.2 3 0.15

2 Kebun Kopi 46.75 0.0237 2 1.5 3 0.24

3 Kebun Wortel 99.85 0.0241 3 1.8 1 0.51

4 Kebun Jagung 94.76 0.0249 3 1.4 1 0.37

Sumber: hasil pengolahan data

Keterangan: *)dihitung dengan rumus (%debu + pasir) x (100 - %liat)

**) diambil dari hasil analisis contoh di Laboratorium Kimia UNHAS

Tabel 16. Nilai Kandungan Partikel Tanah dan Kandungan C-Organik

No Jenis

3 Kebun Wortel 30 70 15 Lempung berdebu 2.41

4 Kebun Jagung 35 60 25 Lempung berdebu 2.49

Sumber: Hasil analisis contoh tanah di Laboratorium Kimia UNHAS

1 Hutan Pinus 1,22

2 Kebun Kopi 1,10

3 Kebun Wortel 0,86

4 Kebun Jagung 0,87

Sumber: analisis contoh laporan tanah di Laboratorium teknik sipil UNHAS

Tabel 18. Nilai faktor panjang dan kemiringan lereng No Jenis

3 Kebun Jagung 8 30 0,98

4 Kebun Wortel 8 30 0,98

Sumber: Hasil hitungan

Tabel 19. Nilai Faktor Pengolahan Tanaman (C) dan tindakan konservasi (P) No Jenis Penggunaan

lahan C

*) P

1 Hutan Pinus 0,005 0,75**)

2 Kebun Kopi 0,2 0,75

3 Kebun Jagung 0,7 1,00

4 Kebun Wortel 0,5 1,00

Sumber: Hasil Observasi lapangan

Keterangan: *) dilihat pada tabel 8

**) dilihat pada tabel 9

Gambar 2. Pengambilan sampel untuk hutan pinus

Gambar 4. Pengambilan sampel untuk jenis tanaman jagung

Tahun Jan Febi Maret April Mei Juni Juli Agust SeptBulan Okt Nov Des Maksimum

2001 117 118 53 76 63 0 24 0 0 0 0 0

2002 125 99 16 50 64 50 3 0 0 0 37 41

2003 128 140 77 34 55 32 13 8 12 23 51 163

2004 75 137 79 51 67 59 9 0 0 5 60 54

2005 59 48 82 62 36 17 14 4 0 59 70 66

2006 220 99 215 66 82 47 18 0 0 0 33 144

2007 99 135 59 73 73 55 32 20 55 6 38 127

2008 0 0 17 75 17 40 12 39 6 30 51 72

2009 93 91 45 58 61 45 34 0 14 61 67 82

2010 96 59 85 62 77 65 67 22 23 70 0 88

Maximum 220 140 215 76 82 65 67 39 55 70 70 163 220

Tahun Bulan

Jumlah Rata-Rata Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

2001 783 420 496 490 243 0 89 0 0 0 0 0

2002 583 666 69 324 203 159 4 0 0 0 138 363

2003 1005 781 432 147 98 60 32 8 19 92 450 1518

2004 536 1228 815 367 261 107 23 0 0 10 286 445

2005 543 449 493 352 127 43 43 13 0 208 364 599

2006 1179 873 682 372 252 169 38 0 0 0 112 653

2007 733 842 323 582 192 277 58 22 8 126 231 694

2008 0 0 95 350 95 163 33 62 7 166 421 704

2009 991 673 258 352 386 78 103 0 21 118 277 498

2010 1186 391 459 310 533 208 356 150 172 403 0 561

Rata-rata 754 632 412 365 239 126 78 26 23 112 228 604 300

Tahun Bulan Jumlah Rata-Rata Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

2001 24 17 25 23 21 0 11 0 0 0 0 0

2002 23 24 17 20 9 10 2 0 0 0 13 27

2003 29 24 19 20 10 9 5 1 2 9 20 30

2004 27 25 26 20 12 4 8 0 0 10 286 445

2005 28 28 25 16 12 7 1 4 0 9 21 30

2006 30 27 21 26 19 16 3 0 0 0 9 6

2007 24 26 21 26 11 12 7 2 2 8 17 27

2008 0 0 16 25 16 12 7 4 2 13 23 29

2009 28 25 19 21 24 5 8 0 3 5 12 26

2010 31 25 24 23 28 20 20 18 22 20 0 24

Jumlah hari hujan 24.4 22.1 21.3 22 16.2 9.5 7.2 2.9 3.1 7.4 40.1 64.4 20.05

Tanggal

Pencatatan Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

1 8 29 - 1 18 - 4 - - - -

Rata-Rata 32.63 24.71 19.84 21.30 11.57 0.00 8.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 25.35 27.75 4.06 16.20 22.56 15.90 2.00 0.00 0.00 0.00 10.62 13.44 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 34.66 32.54 22.74 7.35 9.80 6.67 6.40 8.00 9.50 10.22 22.50 50.60 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 19.85 49.12 31.35 18.35 21.75 26.75 2.88 0.00 0.00 3.33 23.83 17.12 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 19.39 16.04 19.72 22.00 10.58 6.14 4.30 3.25 0.00 23.11 17.33 19.97 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 39.30 32.33 32.48 14.31 13.26 10.56 12.67 0.00 0.00 0.00 12.44 25.12 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 30.54 32.38 15.38 22.38 17.45 12.59 8.29 11.00 4.00 15.75 13.59 25.70 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 0.00 0.00 5.94 14.00 5.94 13.58 4.71 15.50 3.50 12.77 18.30 24.28 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

Rata-Rata 35.39 26.92 13.58 16.76 16.08 15.60 12.88 0.00 7.00 23.60 18.47 19.15 Catatan : hujan dicatat dalam mm

Pencatatan

-Total 1186 391 459 310 533 208 356 150 172 403 0 561

J.Hari Hujan 31 25 24 23 28 20 20 18 22 20 0 24

Hujan Max 96 59 85 62 77 65 67 22 23 70 0 88

Hujan Min 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2

Rata-Rata 38.26 15.64 19.13 13.48 19.04 10.40 17.80 8.33 7.82 20.15 0.00 23.38 Catatan : hujan dicatat dalam mm

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kampus Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar Telp. (0411) 587 076, Fax (0411) 587 076

e-mail: tanah-unhas@yahoo.com

HASIL ANALISIS CONTOH TANAH

Nomor : 006.T.LKKT/2014

Permintaan : Ayuwanti

Asal/lokasi : Kab. Gowa

O b j e k : Penelitian

Tgl.Peberimaan : 27 Januari 2013 Tgl.Pengujian : 27 Januari 2013 J u m l a h : 4 Contoh Tanah Utuh Nomor Contoh

Urut Kode Pengirim Permeabilitas

Laboratorium (cm/jam)

1 M1 Lokasi 1 Tinggi Moncong,Pinus 1,2

2 M2 Lokasi 2 Tinggi Moncong, Kopi 1,6

3 M3 Lokasi 3 Tinggi moncong, Wortel 1,6

4 M4 Lokasi 4 Tinggi Moncong, jagung 1,4

Catatan :

Hasil Pengujian ini hanya berlaku bagi contoh yang diuji dan tidak untuk diperbanyak

Kampus Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar Telp. (0411) 587 076, Fax (0411) 587 076

e-mail: tanah-unhas@yahoo.com

HASIL ANALISIS CONTOH TANAH

Nomor : 006.T.LKKT/2014

Permintaan : Ayuwanti

Asal/lokasi : Kab. Gowa

O b j e k : Penelitian

Tgl.Peberimaan : 27 Januari 2013 Tgl.Pengujian : 27 Januari 2013 J u m l a h : 4 Contoh Tanah Utuh

Nomor Contoh Tekstur (pipet) Terhadap contoh kering 105oC

Urug Laboratorium Pengirim Pasir Debu Liat Klas Tekstur Bahan Organik

Walkley & Black Kjeldahl C/N

C N

--- % --- - %

---1 AS 1 Lokasi 1 Tinggi Moncong, Pinus 9 29 62 Liat 3,52

2 AS 2 Lokasi 2 Tinggi Moncong, Kopi 11 36 53 Liat 3,63

3 AS 3 Lokasi 3 Tinggi Moncong, Wortel 6 22 72 Liat 3,54

4 AS 4 Lokasi 4 Tinggi Moncong, Jagung 5 35 60 Liat 3,66

Catatan :

Hasil Pengujian ini hanya berlaku bagi contoh yang diuji dan tidak untuk diperbanyak

Dokumen terkait