• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode analisis β-karoten dan karakteristik fisik dan kimia wortel organik dan wortel non-organik

1.1 Cara Analisis β-karoten (AOAC 2005)

Sampel dihaluskan, kemudian diambil 0,1-0,2 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Berikutnya ditambah ± 10 ml aqua bidest digoyangkan (dihomogenkan), ditambah 4 ml etanol 95%, ditambah batu didih untuk memercepat pemanasan, erlenmeyer digoyang-goyang untuk memastikan semua bahan tercampur.

Kemudian dilakukan penyabunan untuk memisahkan provitamin A dari protein dengan 10 ml KOH 50% yang dipipet kedalam erlenmeyer untuk dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu 800C. Lalu direfluk selama 40 menit dan digoyangkan tiap 10 menit. Kemudian erlenmeyer diangkat dari penagas dan didinginkan. Lalu asam asetat glasial 10 ml ditambahkan untuk menetralkan KOH. Selanjutnya larutan ini dipindahkan ke dalam labu ukur amber 100 ml. Kemudian larutan ditera dengan larutan campuran etanol dan Tetrahidrofuran (THF) dengan perbandingan 1:1. THF digunakan untuk melarutkan β-karoten yang terkandung dalam sampel tersebut. Lalu labu ukur di bolak- balikan (dihomogenkan), dan disimpan selama 1 jam didalam lemari es. Setelah itu diinjeksikan pada HPLC (merek PerkinElmer series 200) yang dilengkapi dengan detektor UV dengan panjang gelombang 450 nm,kolom C 18/ Licrospher 100 RP-18e, flow rate 1,5 ml/menit dan volume injek 20 µl autosampler.

Pada persiapan standar, standar β-karoten sigma 95% dimasukkan dalam labu takar amber 25 ml dan ditimbang sebanyak ± 0,002 g. Lalu dilarutkan dan ditera dengan kloroform amber 25 ml. Kemudian 0,1 ml larutan stok standar dipipet ke dalam erlenmeyer 100 ml bertutup asah dan ditambahkan 10 ml ethanol 95% dan 2,5 ml KOH 50% direfluk diatas penangas air suhu 800selama 40 menit, didinginkan, ditambah 2,5 ml asam asetat glasial digoyangkan sampai tercampur. Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur amber 10 ml dan ditera dengan larutan ethanol dan THF (1:1). Kemudian larutan dalam labu ukur dihomogenkan, selanjutnya dianlisis dengan HPLC bersamaan dengan sampel.

Perhitungan

Konsentrasi β-karoten pada contoh (Csp) = Asp-a x Vasp x Vi st --- --- --- b W sp Vi sp Keterangan :

Csp = konsentrasi contoh a = intercept

b = slope

Vasp = Volume akhir contoh Wsp = bobot contoh

Vi st = volume inject standar Vi sp = volume injek contoh

1.2 Analisis warna Metode Hunter (Hutching 1999)

Pengukuran dilakukan dengan chromameter CR-200 (Minolta). Sampel yang

sudah diparut diletakkan pada wadah kaca berbentuk plate. Sebelum dilakukan

pengukuran terhadap zat warna, chromameter CR-200 dikalibrasi terlebih dahulu

dengan menggunakancalibration plateyang berwarna jingga dengan Y = 40,7 x = 0,426

dan y = 0,373. Setelah dikalibrasi zat warna diukur tingkat kecerahannya serta intensitas warna merah dan kuning.

Pengukuran menghasilkan nilai L, a,b, dan Hue. a dan b adalah koordinat – koordinat kromatis. Nilai a menunjukan warna hijau (a negatif) ke merah ( a positif), dan b untuk warna biru (b negatiif) ke kuning (b positif). Derajat Hue menunjukan warna yang terlihat. Nilai Hue dikelompokkan sebagai berikut : 0Hue 18-54 : Red; 0Hue 54-90 : Yellow Red; 0Hue 90-126 : Yellow; 0Hue 126-162 : Yellow Green; 0Hue 162-198 :

Green ;0Hue 198-234 : Blue Green; 0Hue 234-270 : Blue ; 0Hue 270-306 : Blue Purple;

0

Hue 306-342 : Purple; dan0Hue 342-18 : Red Purple.

1.3 Analisis Tekstur

Pada pengukuran tekstur atau kekerasan menggunakan alat Penetrometer

Controller. Pada prinsipnya pengukuran ini mengukur panjang jarum yang dapat

menembus kulit wortel selama beberapa waktu tertentu. Semakin panjang pengukuran menunjukan semakin mudah permukaan untuk ditembus jarum yang berarti semakin lunak permukaan wortel. Sebelumnya ditentukan terlebih dahulu waktu yaitu 10 detik. Kemudian beban 100 g diletakkan pada alat penembak. Lalu wortel diletakkan pada

precision untuk diukur, posisi jarum diatur agar turun tepat pada permukaan wortel. Lalu tombol run ditekan untuk mengukur sampai 10 detik. Lalu kunci (clutch) dibuka untuk

melepaskan wortel, kemudian dikunci lagi dengan menekan clutch lagi. Selanjutnya

hasil dapat dibaca pada monitor . Wortel yang sudah diukur diambil, dan wortel lain yang akan diukur diletakan.

1.4 Analisis Kadar Air Metode Oven (SNI 01-2891-1992)

Cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-1050C selama 30 menit lalu

tutup dengan cepat. Cawan diletakkan dalam oven. Dikeringkan pada suhu 1050C

sampai berat tetap tercapai (3 jam). Kemudian dinginkan dalam desikator, lalu timbang.

Perhitungan Kadar air = B1-B2 x 100% --- B Keterangan = B = berat contoh (g)

B1= berat sampel+cawan sebelum dikeringkan B2= berat sampel+cawan setelah dikeringkan

1.5 Analisis pH (SNI 01-2891-1992)

pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH. Kemudian dicelupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke dalam contoh yang akan diukur. Lalu nilai pH dibaca dan dicatat pada skala pH meter yang ditunjukan jarum.

1.6 Analisis Total Gula Metode Luff Schoorl (SNI 01-2892-1992)

Sampel ditimbang sebanyak 7-8 g di dalam gelas piala 100 ml, ditambah air suling secukupnya sampai larut. Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 250 ml, lalu air suling ditambahkan sampai tanda garis, kemudian disaring. 50 ml larutan dipipet ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu 25 ml HCl 25% ditambahkan, lalu termometer dipasang dan hidrolisis dilakukan di atas penangas air. Apabila suhu mencapai 68-700C suhu dipertahankan selama 10 menit. Kemudian diangkat dan didinginkan.

Kemudian NaOH 30% ditambahkan sampai netral (warna merah jambu) dengan indikator fenolftalin. Dan ditepatkan sampai tanda tera dengan air suling. 10 ml larutan dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml larutan Luff . Selanjutnya dihubungkan dengan pendingin tegak dan dipanaskan di atas pemanas listrik sampai 10 menit. Kemudian diangkat dan

didinginkan dalam bak berisi es. Setelah dingin 10 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4

25% ditambahkan. Lalu dititrasi dengan larutan tio 0,1 N dan dengan larutan kanji 0,5% sebagai indikator. Kemudian dibuat blanko dengan 25 ml larutan Luff dengan langkah seperti diatas.

Perhitungan

% gula sesudah inversi = V2x fp

--- x 100% W

Keterangan :

V2 = glukosa berdasarkan banyaknya volume tio yang dipergunakan

Fp = faktor pengencer W = bobot sampel

% gula total = 0,95 x % gula sesudah inversi

1.7 Analisis Protein Metode Semimikro Kjeldhal (SNI 01-2891-1992)

0,51 g sampel (W) ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam labu kjedahl 100 ml. 2 g

campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat ditambahkan. Lalu dipanaskan hingga mendidih

dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan. Selanjutnya didinginkan, kemudian diencerkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dan ditepatkan sampai tanda garis. Lalu 5 ml larutan dipipet dan dimasukkan ke dalam alat penyuling. Kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator PP.

Lalu selama lebih kurang 10 menit disulingkan, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator. Lalu dititar dengan larutan HCl 0,01 N. Selanjutnya blanko dibuat dan ditetapkan.

Perhitungan

Kadar Nitrogen = (V1-V2) x N x 0,014 x Fp

--- W

Protein = kadar nitrogen x 6,25 Keterangan :

W = bobot sampel

V1 = Volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitratan sampel

V2 = Volume HCl yang dipergunakan penitratan blanko

N = Normalitas HCl Fp = Faktor pengencer

Lampiran 2. Formulir Uji deskriptif mutu hedonik dan kesukaan (hedonik)

Dokumen terkait