• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah pertama, dianalisis dengan menggunakan model CIPP (conteks, input, process, product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam yang melihat kearah empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi input, dimensi proses dan dimensi produk. Keunikan pada model ini adalah pada setiap tipe evaluasi atau kinerja terkait pada perangkat pengambil keputusan yang menyangkut perencanaan program.Evaluasi CIPP sangat komprehensif karena belum terlihat secara visual tetapi sudah dapat dievaluasi.

Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternative.

2. Membantu audience untuk menilai dan mengembangkan manfaat program pendidikan atau obyek.

3. Membantu pengembangan kebijakan dan program.

Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Secara garis besar evaluasi model CIPP mencakup empat macam keputusan: 1. Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan tujuan umum dan tujuan khusus 2. Keputusan pembentukan atau structuring 3.Keputusan implementasi 4. Keputusan yang telah disusun ulang yang menentukan suatu program perlu diteruskan, diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan secara total atas dasar kriteria yang ada.

Tujuan model CIPP adalah untuk membantu administer didalam membuat keputusan.

1. Context Evaluation to serve planning decision. Konteks ini membantu merencankan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

2. Input Evalution, structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang akan diambil.

3. Process Evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki. Process merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi pencapaian tujuan.

4. Product Evaluation , to serve recycling decision. Digunakan untuk

mengukur kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan program yang hasilnya

dibandingkan dengan obyektif dari program. Hasil evaluasi digunakan

untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan, dihentikan atau

diubah. Evaluasi produk juga digunakan untuk merencanakan program

Tabel 4. Indikator Kinerja Kelompok Tani

No. Model CIPP Indikator Kinerja

1 Conteks 1. Perencanaan dalam pengembangan sarana produksi yang mendukung/ menunjang usahatani

2. Kemampuan merencanakan peningkatan kuantitas dan kualitas usaha tani

3. Kemampuan perencanaan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan dan fasilitas secara rasional

4. Perencanaan kegiatan kemitraan dengan perusahaan pertanian lain.

2. Input 1. Pengenalan informasi baru dalam menarik partisipasi petani dalam mengikuti kegiaatan 2. Pelatihan oleh penyuluh dalam meningkatkan kerjasama antara sesama kelompok tani

3. Penguatan modal petani kecil dari sumber permodalan

4. Petani bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan penyuluh

3. Process 1. Petani mengikuti semua pelatihan dengan baik sehingga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

2. Petani menerapkan informasi dan ide baru pada usaha tani yang didapat dalam kegiatan kelompok tani

3. Petani menerima bantuan modal dari sumber permodalan.

4. Frekuensi dan kinerja kelompok tani dalam memberikan pembinaan kepada anggota kelompok tani

4. Product 1. Peningkatan produksi usaha tani anggota kelompok setelah diberikan penyuluhan oleh penyuluh

2. Peningkatan pendapatan usaha tani setelah mengikuti kegiatan kelompok tani

3. Peningkatan keterampilan pemahaman petani terhadap metode berbudidaya yang diberikan selama penyuluhan.

4. Peningkatan kemitraan anggota kelompok tani dengan perusahaan pertanian lainnya.

Tabel 5. Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani

No. Model CIPP Jumlah Indikator Skor Rentang 1. Conteks 4 1 – 3 4– 12

2. Input 4 1 – 3 4– 12

3. Process 4 1 – 3 4– 12

4. Product 4 1 – 3 4– 12

Total 16 16 – 48

Sumber : Diolah berdasarkan teori yang dibangun

Hasil penelitian menghasilkan skor, dari skor tersebut akan ditentukan bagaimana evaluasi kinerja kelompok tani di desa Sempajaya .Skor kinerja yang diharapkan harapan berada diantara rentang 16- 48, dimana panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak/ selisih antara data terbesar dan terkecil (Subgiono, 2007).

Keterangan :

• 38 – 48 = Kinerja Baik

• 27 – 37 = Kinerja Kurang Baik

• 16 – 26 = Kinerja Tidak Baik

Untuk jawaban yang diskoring dari penilaian kinerja tersebut dapat ditentukan dengan :

penerimaan petani dari usaha tani yang diusahakan dikurang dengan biaya produksi usaha tani dan akan diskoring berdasarkan rentang pendapatan tertinggi dan terendah dibagi 3 jumlah kelas. Pendapatan akan dikategorikan dengan pendapatan petani tinggi, sedang dan rendah.

Untuk mengidentifikasi masalah ketiga dalam menganalisis hubungan kinerja kelompok tani dengan pendapatan petani menggunakan metode Uji Chi Sqaure Berganda dengan alat bantu SPSS. Chi square berganda ini digunakan untuk menguji apakah suatu variable berhubungan atau tidak dengan pendapatan petani. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Chi Square dapat dilakukan dengan melihat output data olahan SPPS. Dalam pengambilan keputusan dapat berpedoman pada dua hal yaitu dengan membandingkan nilai Asymp Sig dengan batas kritis yakni 0,05 .

• Ho diterima jika nilai signifikasi ≥ 0.05 ( Tidak ada hubungan variabel kinerja kelompok tani dengan pendapatan petani)

• H1 diterima jika nilai signifikansi < 0.05 (Ada hubungan variabel kinerja kelompok tani dengan pendapatan petani)

• H1 diterima jika t hitung > t tabel

• Ho diterima jika t hitung < t tabel

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

• 0,00 - 0,199 = sangat rendah

• 0,20 - 0,399 = rendah

• 0,40 - 0,599 = sedang

• 0,60 - 0,799 = kuat

Petani dengan penilaian kinerja kelompok tani dengan kriteria kinerja baik diberi angka “3” , kinerja kelompok tani kurang baik diberi angka “ 2” dan petani dengan penilaian kriteria kinerja tidak baik diberi angka “1”. Pendapatan petani dengan kriteria pendapatan tinggi akan diberi angka “3”, pendapatan petani sedang akan diberi angka “2” dan pendapatan petani dengan criteria rendah diberi angka “1”. Data yang diperoleh berdasarkan pengkategorian masing- masing variabel akan di run dengan bantuan alat SPSS.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Dokumen terkait