• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

7. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel dependen dan variabel independen berdasarkan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya. Data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan dipresentasikan secara objektif.

b. Metode Analisis Statistik

Metode yang digunakan adalah analisis linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan rumus:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4x4 + e Dimana: Y = Dividen Tunai

X1 = Return on Assets (ROA)

X2 = Return on Equity (ROE)

X3 = Net Profin Margin (NPM)

X4 = Earning per Share (EPS)

a = konstanta

b 1,2,3,4 = koefisien regresi variabel X 1,2,3,4

Sebelum menganalisis data dengan regresi linear berganda maka sebelumnya data tersebut harus memenuhi syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik, meliput i:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan mengunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesisnya sebagai berikut: H0 = data residual berdistribusi normal

H1 = data residua l tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2- tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < taraf nyata (α), maka H1

diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal. 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Apabila terdapat korelasi antar variabel independen, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas, sebaliknya apabila tidak terdapat korelasi antara varabel

independen, maka tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:

Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas b. Uji Autokorelasi

Tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson.

Selengkapnya hipotesis dan kriteria keputusan uji Durbin-Watson untuk pengujian satu sisi dan dua sisi adalah:

Tabel 1.5

Ketentuan Nilai Durbin-Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du≤ d ≤ 4 - dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du Sumber: Yamin (2009:91)

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, namun jika varians residualnya berbeda disebut heterokedastisitas (Situmorang et al, 2008:62). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi yaitu menggunakan metode grafik

Scatterplot, yaitu dengan melihat penyebaran dari varians residual pada

diagram pencar (Scatterplot). Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

Heterokedastisitas juga dapat diuji dengan menggunakan uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Signifikansi secara Simultan (Uji F)

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel independen (Xi) secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel dependen (Y). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

1). H0:bi = 0

Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS) terhadap dividen tunai perusahaan

terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2). H0:bi≠ 0

Artinya secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari Return on

Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS) terhadap dividen tunai perusahaan terbuka yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabel pada α= 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%

Pada tingkat kepercayaan 95%

b. Pengujian Signifikan secara Parsial (Uji-t)

Test uji-t ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Xi) mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap variabel dependen (Y). Bentuk pengujian hipotesisnya yaitu:

1). H0:bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Return

on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS) terhadap dividen tunai perusahaan terbuka yang

2). H0:bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari Return on

Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS) terhadap dividen tunai perusahaan terbuka yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

H0 diterima jika -ttabel thitung ttabel pada = 5 %

Ha diterima jika -ttabel thitung ttabel pada = 5 %

4. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel independen (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R2) dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R2 semakin dekat pada 0 maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin lemah.

Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% dan derajat kebebasan (n-2), kemudian dibandingkan dengan thitung yang diperoleh untuk menguji

signifikansi pengaruh.

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: H0 diterima jika thitung < ttabel

Dokumen terkait