METODE PENELITIAN
3.7 Metode Analisis Data
Perusahaan Investasi Lokal
Perusahaan Efek nasional, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia
Kepemilikan nasional yaitu seluruh modal disetor dimiliki oleh orang perseorangan warga Indonesia dan atau badan hukum Indonesia (PP
No. 45 Tahun 1995 Pasal 32 Ayat 1) Nominal
Perusahaan Investasi Asing
Perusahaan Efek patungan, yang sahamnya dimiliki oleh orang perseorangan warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia dan atau badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan.
Kepemilikan Patungan yaitu dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang sekuritasyang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator PasarModal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor (PMK No.153 Tahun 2010 Pasal 2 Ayat 2)
Nominal
3.7 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pengukuran kinerja reksadana yang terdiri dari Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection. Selanjutnya dilakukan analisis uji beda dengan two ways ANOVA dan
independent sample t test, kemudian dilakukan uji korelasi dengan Pearson
Product Moment. Dalam penelitian ini, digunakan bantuan program Software
SPSS (Statistical Package for Social Science).
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah pengukuran kinerja reksadana:
Sebelum menghitung nilai dari Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap RRD (return Reksadana),σ (standar deviasi reksadana), return investasi bebas risiko (RF) dan return pasar (Rm). RRD
1 1 − − − = t t t RD NAB NAB NAB R
tersebut dapat diperoleh dengan rumus : (1) Keterangan : RRD NAB : return reksadana t NAB
: NAB Reksadana Saham pada periode t
t-1
Langkah 2:
: NAB Reksadana Saham pada periode t-1
Kemudian hasil dari RRD bulanan dijumlahkan keseluruhannya lalu dibagi periode pengamatan untuk memperoleh rata-rata return reksadana ( RD
) 1 n ( ) R R ( RD RD 2 − − = σ
∑
). Ini akan digunakan untuk perhitungan kinerja dengan Sharpe ratio dan Treynor ratio. Langkah selanjutnya menentukan nilai standar deviasi yang dapat dihitung dengan rumus:(2)
Keterangan :
RD
R :return aktual pada periode t
RD
n : jumlah periode Langkah 3:
Berikutnya menentukan rata-rata return investasi bebas risiko dengan rumus :
∑∑
= Periode SBI RF (3) Dimana :: rata-rata return investasi bebas risiko (SBI)
∑
SBI : Jumlah suku bunga bebas risiko (bulanan)∑
Periode : Jumlah periode pengamatanLangkah 4:
Untuk Treynor ratio dibutuhkan return IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dapat dihitung dengan rumus :
1 t 1 t t m IHSG IHSG IHSG R − − − = (4) Keterangan : Rm IHSG : Return Pasar t IHSG
:IHSG pada periode t t-1
Langkah 5:
:IHSG pada periode t-1
Kemudian nilai hasil dari Rm bulanan dijumlahkan keseluruhannya lalu dibagi periode pengamatan. Return pasar ini kemudian akan digunakan untuk mendapatkan hasil beta pada Treynor ratio. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai β(beta) yang dapat diperoleh dengan rumus:
∑
∑
− − − = β 2 m m m m RD RD ) R R ( )] R R )( R R [( (5) Keterangan: β : beta ReksadanaSaham RRd R : Return Reksadana mUntuk mendapatkan nilai β (beta) dihitung dengan menggunakan bantuan Software SPSS. Setelah menyelesaikan perhitungan di atas maka dapat dilakukan pengukuran kinerja dengan menghitung nilai Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen’s alpha, market timing dan stock selection pada masing-masing reksadana saham dengan cara sebagai berikut :
: Return Pasar
1. Analisis Kinerja dengan Sharpe ratio
Dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 3 maka dapat dihitung Sharpe ratio dengan menggunakan rumus:
σ − =TR RF SRD RD
Keterangan :
SRD : nilai Sharpe ratio
RD : rata-rata return reksadana (bulanan)
: rata-rata return investasi bebas risiko(bulanan)
α :standar deviasi reksadana untuk subperiode tertentu.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh maka akan disusun urutan kinerja
Sharpe ratio, semakin besar Sharpe ratio maka semakin baik kinerja reksadana saham tersebut.
2. Analsisis Kinerja dengan Treynor ratio
Dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 5 maka dapat dihitung Treynor ratio dengan menggunakan rumus :
β −
= TR RF
TRD RD
Keterangan :
TRD : nilai Treynor ratio
RD : rata-rata return reksadana subperiode tertentu
β : slope persamaaan garis hasil regresi linear. : rata-rata return investasi bebas risiko (bulanan)
Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dapat disusun urutan kinerja menggunakan Treynor ratio apabila Treynor ratiosemakin besar menunjukkan kinerja reksadana saham semakin baik.
3. Analisis Kinerja dengan Jensen’s alpha
Dengan menggunakan persamaan 1 dan 4 maka dapat dihitung nilai
Jensen’s alpha dengan rumus sebagai berikut : (RRD –RF) = α + β×( Rm
Keterangan :
- RF)
α : nilai perpotongan Jensen
RRD RF
: return reksadana saham
R
: Return investasi bebas risiko periode bulanan m
β : slope persamaan garis hasil regresi linear. : return pasar periode bulanan
Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk nilai alpha positif berarti kinerja dari reksadana tersebut baik atau superior,dan bila alpha negatif maka berarti kinerja dari reksadana tersebut buruk atau inferior.
4. Analisis Kinerja dengan Market Timing dan Stock Selection
Selanjutnya adalah mengukur kinerja reksadana saham dengan menggunakan market timing dan stock selection. Model yang digunakan adalah model Treynor dan Mazuy dengan menggunakan model regresi kuadratik. Admati et.al. (1986) menyatakan bahwa model regresi kuadratik adalah sebuah pengukuran yang valid dari pengukuran kinerja market timing dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas dari timing information dan mendeteksi keberadaan dari selectivity information.
Setelah melakukan perhitungan nilai return reksadana saham (RRD) dan
return pasar (Rm) pada persamaan 1 dan 4 yang telah disebutkan di atas, maka selanjutnya digunakan model regresi kuadratik untuk memperoleh nilai alpha (αP) dan beta (β2
R
). Persamaannya adalah sebagai berikut :
RD – RF =α + β1(Rm – RF) + β2(Rm- RF)2 Dimana:
+ε
RRD
RF : Return investasi bebas risiko pada waktu t : Return portofolio p pada waktu t
Rm
α :stock selection
: Return pasar pada waktu t
β1
β
: Koefisien regresi excess market return
εPt
Nilai α positif mengindikasikan bahwa manajer investasi memiliki stock selection, jika nilai α negatif maka mengindikasikan manajer investasi tidak memiliki stock selection. Nilai α sama dengan 0 berarti return reksadana saham sama dengan return pasar. β
: Error term.
2 yang positif menggambarkan kemampuan market timing yang baik. Jika β2