• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Metode Analisis Data

3.4 Metode Analisis Data

Untuk Tujuan (1) dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap usahatani padi secara organik dengan melakukan pengumpulan informasi dari kuisioner dan penyajian hasil dari pengumpulan informasi tersebut dilakukan dengan cara pemberian skor pada setiap indikator berdasarkan tahapan yang dilakukan dan kemudian disusun skor sesuai dengan indikator yang telah dibuat sebelumnya.

Skor diberikan sesuai dengan kegiatan pelaksanaan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas yang sudah dilaksanakan. Adapun pemberian bobot berdasarkan tahapan petani dalam mengelola usahataninya adalah sebagai berikut ini :

a. Tahap pengetahuan merupakan tahap dimana petani mengetahui tentang usahatani padi organik. Parameter yang digunakan adalah petani mengetahui dosis yang digunakan untuk penggunaan pupuk dasar, pemilihan jenis benih/bibit, penggunaan pupuk susulan dan Pupuk Organik Cair sertaa penggunaan pestisida nabati dan pengaturan air serta penyiangan dalam pemberantasan hama dan penyakit serta gulma. Pemberian skor sampai pada tahap ini bernilai 1.

b. Tahap persuasi merupakan tahap dimana petani sudah mengetahui tentang usahatani padi organik dan membentuk sikap untuk menindaklanjuti pengetahuan tentang padi organik. Parameter yang digunakan pada tahap ini adalah petani sudah mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk dasar, penggunaan pupuk susulan dan pupuk organik cair serta penggunaan pestisida nabati dan pengaturan air serta penyiangan dalam pemberantasan hama dan penyakit serta gulmayaitu untuk memperbaiki struktur tanah dan membantu dalam proses penyuburan tanah dan menghindari bahan-bahan kimia sintetis. Pemberian skor pada sampai pada tahap ini bernilai 2.

c. Tahap keputusan merupakan tahap dimana petani sudah mengetahui, menindaklanjuti dan memutuskan menerapkan atau tidak usahatani padi organik pada usahataninya. Parameter yang digunakan pada tahap ini adalah

petani sudah memutuskan menggunakan pupuk dasar organik, jenis bibit organik, pestisda nabati dan penyiangan serta pengaturan air untuk mengurangi pertumbuhan gulma atau memutuskan tidak menggunakannya dan menggunakan bahan-bahan kimia seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Pemberian skor pada sampai pada tahap ini bernilai 3.

d. Tahap implementasi merupakan tahap dimana petani sudah mengetahui, menindaklanjuti, memutuskan dan menerapkan usahatani padi organik. Parameter yang digunakan pada tahap ini adalah petani sudah menerapkan penggunaan pupuk, pemilihan jenis benih/bibit, penggunaan pupuk susulan dan pupuk organik cair serta penggunaan pestisida nabati dan pengaturan air serta penyiangan dalam pemberantasan hama dan penyakit serta gulma. Pemberian skor pada sampai pada tahap ini bernilai 4.

e. Tahap konfirmasi merupakan tahap dimana petani sudah mengetahui, menindaklanjuti, memutuskan, menerapkan dan masih menerapkan usahatani padi organik sampai saat ini. Paramater yang digunakan pada tahap ini adalah petani masih menerapkan sampai pada saat ini dalam hal penggunaan pupuk dasar, pemilihan jenis benih/bibit, penggunaan pupuk susulan dan pupuk organik cair serta penggunaan pestisida nabati dan pengaturan air serta penyiangan dalam pemberantasan hama dan penyakit serta gulma. Pemberian skor pada sampai pada tahap ini bernilai 5.

Dilakukan interpretasi tingkat adopsi petani terhadap usahatani padi secara organik setelah dijumlahkan keseluruhan jumlah skor dari indikator berdasarkan tahapan yang dilakukan oleh penerima adopsi (petani) kemudian panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range merupakan selisih antara data terbesar dan terkecil (Subagyo,1992).

Menurut Irianto (2004) mengukur range dari dua variable digunakan rumus : Range = Data terbesar – Data terkecil

Jumlah Kriteria

Jumlah skor tingkat adopsi (Y) antara nilai 1-20 dengan range 10 sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut ini :

Rendah : 1-10 Tinggi : 11-20

Adapun indikator yang digunakan dalam usahatani Padi di Lubuk Bayas dapat dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Indikator Tingkat Adopsi terhadap Sistem Pertanian Padi Organik di Desa Lubuk Bayas

No Indikator Tahapan Skor

1. Pengolahan lahan dengan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha a. Tahap Pengetahuan b. Tahap Persuasi c. Tahap Keputusan d. Tahap Implementasi e. Tahap Konfirmasi 1 2 3 4 5

2 Benih yang digunakan benih alam / benih hybrid yang sudah disteril

a. Tahap Pengetahuan b. Tahap Persuasi c. Tahap Keputusan d. Tahap Implementasi e. Tahap Konfirmasi 1 2 3 4 5

3 Pemberian Pupuk Susulan berupa pupuk kandang 25 % ( dari pupuk dasar (± 500 kg) dan pemberian pupuk organik cair .

a. Tahap Pengetahuan b. Tahap Persuasi c. Tahap Keputusan d. Tahap Implementasi e. Tahap Konfirmasi 1 2 3 4 5

4 Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida nabati dan pengaturan air serta penyiangan a. Tahap Pengetahuan b. Tahap Persuasi c. Tahap Keputusan d. Tahap Implementasi e. Tahap Konfirmasi 1 2 3 4 5 Sumber : Koordinator ICS Desa Lubuk Bayas, 2013

Untuk Tujuan (2) dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dengan melihat hubungan antara tingkat adopsi dengan setiap faktor. Data diambil dari data kuisioner yang telah dibuat sebelumnya. Hasil yang diperoleh menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansinya tidak sama (terdapat perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain).

Untuk menghitung koefisien Korelasi Rank Spearmen (rs) dalam Supriana (2010) maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Merangking nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya. Bila ada nilai pengamatan yang sama, dihitung rangking rata-ratanya.

b) Menghitung perbedaan setiap pasangan rangking

c) Menghitung jumlah kuadrat perbedaan setiap pasang rangking d) Menghitung nilai rs dihitung dengan menggunakan rumus :

Rumus :

)

1

(

6

1

2 1 2

n

n

d

r

n i i s keterangan :

rs = nilai koefisien Korelasi Rank Spearman

di = perbedaan setiap pasangan rangking (perbedaan antara jumlah rangking satu variabel dengan tingkat adopsi)

n = jumlah pengamatan

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel digunakan uji t dengan rumus :

t = r

s

Hipotesis yang diajukan adalah :

H1 : ρs = 0 (tidak ada hubungan antara ranking variabel yang satu dengan ranking dari variabel lainnya).

H1 : ρs ≠ 0 (ada hubungan antara ranking variabel yang satu dengan ranking dari variabel lainnya).

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

1) Jika -tα/2; n-2 ≤ t ≤ tα/2; n-2 atau sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang nyata antara variabel dengan tingkat adopsi petani dalam menerapkan padi organik.

2) Jika t > tα/2; n-2 atau t < -tα/2; n-2 atau sig ≤ 0,05. H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan yang nyata antara variabel dengan tingkat adopsi petani dalam menerapkan padi organik.

Keterangan :

Y = Tingkat Adopsi Y = 0 : Rendah Y = 1 : Tinggi

Dimana : Y - xi ; xi = 1,2,3,4,5,6,...,14. x1 = Keuntungan relatif (skor)

x2 = Kesesuaian (skor) x3 = Kerumitan (skor)

x4 = Kemungkinan dicoba (skor) x5 = Kemungkinan diamati (skor) x6 = Umur (tahun)

x7 = Pendidikan (tahun)

x9 = Luas Lahan (ha)

x10 = Pengalaman Bertani (tahun) x11 = Tingkat Kosmopolitan (skor) x12 = Tingkat Partisipasi (skor) x13 = Saluran Media Massa (skor) x14 = Saluran Antarpribadi (skor)

Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana (2009), adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford

Nilai Koefisien Korelasi Keterangan

< 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel Antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua variabel lemah

Antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua variabel sedang Antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua variabel kuat Antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat

Dokumen terkait