• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Metode Analisis Data

Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya. Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan yakni teknik leksikostatistik, maka untuk menganalisis data dilakukan dengan menerapkan prosedur yang sudah ada. Adapun prosedur yang harus diikuti sebagai analisis data adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan kosa kata dasar bahasa kerabat yaitu melalui penyebaran kuesioner pengumpulan data atau daftar pertanyaan

b. Menghitung kata kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah ditentukan seperti :

1. Glos yang tidak diperhitungkan 2. Pengisolasian morfem terikat

3. Penetapan kata kerabat c. Menghitung waktu pisah.

d. Menghitung jangka keselahan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Menghitung Kata Kerabat

Setelah dilalui penelitian analisis maka dapat diterapkan bahwa bahasa Karo dan bahasa Pakpak benar-benar seperti contoh berikut ini:

a. Pasangan itu identik

Pasangan kata yang identik adalah pasangan kata yang semua fonemnya sama betul, misalnya :

Tabel 1

No Glos Bahasa Karo Bahasa Pakpak

1/3 atas babo babo

2/5 kalian kena kena

3/14 kapan ndigan ndigan

b. Pasangan itu Memiliki Korespondensi Fonemis

Bila perubahan fonemis antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur, secara tinggi frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut dianggap berkerabat.

Tabel 2

c. Kemiripan Secara Fonetis

Bila tidak dapat dibuktikan bahwa sebuah pasangan kedua bahasa itu mengandung korespondensi fonemis, tetapi pasangan itu ternyata mengan-dung kemiripan secara fonetis dalam posisi artikulatoris yang sama, maka pasangan itu dapat dianggap sebagai kata kerabat. Pasangan berikut mem-perlihatkan hal tersebut :

Tabel 3

No Glos Bahasa Karo Bahasa Pakpak

1/154 laut lawit laut

2/199 kanan kemuhen kamuhen

d. Satu Fonem Berbeda

Bila dalam satu pasangan kata terdapat perbedaan satu fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya, maka pasangan itu dapat ditetatapkan sebagai kata

kera-NO GLOS BK BP

1/110 bunuh munuh bunuh

2/147 matahari matawari mataniari

bat. Misalnya dalam pasangan kata Bahasa Karo dan Bahasa Pakpak berikut ini :

Tabel 4

NO GLOS BK BP

1/34. sempit picet pecet

2/36. perempuan diberu daberu

3/50. cacing gaya goya

Setelah diketahui pasangan-pasangan kata berkerabat pada setiap pasangan bahasa selanjutnya akan ditentukan tingkat kekerabatan setelah terlebih dahulu menghitung persentase kekerabatan. Untuk menghitung presentase kata kerabat digunakan rumus

(Keraf:1984:127)

c= k

Γ—100 % g

c = kognates atau kata yang berkerabat k = jumlah kosakata berkerabat

g = jumlah glos

Persentase tingkat kekerabatan BK dan BP berdasarkan data yang di-peroleh dan ketentuan rumus yang digunakan untuk mendapatkan persen-tase kekerabatan diperoleh hasil sebagai berikut:

Persentase Tingkat Kekerabatan BK-BP

𝑐 = π‘˜

𝑔× 100% =126

200Γ— 100% = 63%

Berdasarkan tingkat kekerabatan BK dan BP dengan menggunakan rumus di atas menghasilkan persentase 63%. Tingkat kekerabatan kedua bahasa ada-lah keluarga dan rumpun, seperti tabel di bawah ini.

NO Tingkat Bahasa Persentase Kata Kerabat BK-BP

1. Bahasa

(Language)

100 – 81

2. Keluarga

(Family)

81 – 36



3. Rumpun

(Stock)

36 – 12

4. Mikrofilium 12 – 4

5. Mesofilium 4 – 1

6. Makrofilium 1 – kurang dari 1%

4.2 Menghitung Waktu Pisah

Waktu pisah antar dua bahasa kerabat yang telah diketahui persentase kata kerabatnya ,dapat di hitung dengan mempergunakan rumus (Crow-ley,1992:178, Keraf, 1984:130) berikut :

w = π‘™π‘œπ‘”π‘ 2π‘™π‘œπ‘”π‘Ÿ Keterangan :

w : Waktu perpisahan bahasa dalam ribuan (milenium) tahun yang lalu.

r : Retensi, atau prosentase konstan dalam 1000 tahun c : Prosentase kerabat log : logaritma dari

Rumus di atas dapat diselesaikan dengan mengikuti tahap-tahap berikut : 1. Mencari logaritma c dan r.

N 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

Untuk menentukan dari log c yaitu log 63 maka diambil dari tabel log-aritma 0,6 dan 0,03 yaitu -0,462. Dan untuk mencari r yaitu log 0,805 maka diperlukan mencari selisih dari log 80 dengan log 81 untuk mencari 0,5 dari log 0,805 yaitu:

Log 80 = -0,223

Log 81 = -0,211 –

= -0,012 Selisihnya dibagi 2 menjadi

= -0,012 : 2 = -0,06

Dengan demikian log. 0,805 adalah -0,217 yaitu : -0,211+ (-0,006 ) = -0,217

-0,223- (-0,006) = -0,217 2. Logaritma r dikalkan dengan 2

3. Hasil logaritma c dibagi dengan hasil dari (2)

4. Hasil dari pembagian dalam (3) menunjukakan waktu pisah dalam suatu ribuan tahun. Hasil terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikalikan dengan 1000. Tetapi karena perpisahan itu tidak terjadi dalam sa-tu tahun tertensa-tu lebih baik dipertahankan dalam bensa-tuk sasa-tuan ribuan tahun (millennium).

Dengan mempergunakan data-data dari hasil perbandingan antara Karo dengan bahasa Pakpak sebagai sudah dikemukakan dalam langkah-langkah penetapan kata kerabat di atas, maka perhitungan waktu pisah menurut ru-mus di atas adalah sebagai berikut :

W = log 63

2π‘‹πΏπ‘œπ‘” 0,805+ βˆ’0,462

2𝑋 βˆ’ 0,217=βˆ’0,462

βˆ’0,434= 1,064

W = 1,064 dikalikan 1000 tahun

W = 1.064 tahun

Jadi, perhitungan waktu pisah bahasa Batak Karo dengan bahasa Pak-pak adalah 1.064 ribuan tahun yang lalu. Atau dengan kata lain perhi-tungan waktu pisah bahasa Karo dan bahasa Pakpak dapat dinyatakan se-bagai berikut :

1. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak diperhitungkan merupakan satu bahasa tunggal sekitar 1,1 ribuan tahun yang lalu.

2. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak diperkirakan mulai berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira abad II sebelum masehi.

Karena mustahil bahwa perpisahan antara dua bahasa terjadi dalam satuan tahun tertentu yakni 1.064 ribuan tahun lalu, tetapi harus terjadi berangsur- angsur, maka harus ditetapkan suatu jangka waktu perpisahan itu terjadi.

Untuk maksud tersebut harus diadakan perhitungan tertentu untuk menghindarkan kesalahan semacam itu. Sebab itu masih diperhitungkan teknik statistik berikut :

4.3 Menghitung Jangka Kesalahan

Untuk menghitung jangka kesalahan biasanya dipergunakan kesalahan standar, yaitu 70% dari kebenaran yang diperkirakan. Kesalahan standar di-perhitungkan dengan rumus berikut (Keraf: 1984:132):

𝑆 = βˆšπ‘ (1 βˆ’ 𝐢) 𝑛

Keterangan :

s = Kesalahan standar dalam prosentase kata kerabat c = Prosentase kata kerabat

n = Jumlah kata yang diperbandingkan Perhitungan dapat dilakukan dengan mengikuti urutan berikut :

1. 1 dikurangi c;

2. c dikalikan dengan hasil dari (1)

3. Hasil dari (2) dibagi dengan n ; 4. Menarik akar atas hasil dari (3)

5. Hasil dari (4) merupakan jangka kesalahan dari persentase kata kerabat atas dasar 0,7 perkiraan mengenai kebenaran yang sesungguhnya.

Bila rumus di atas kita terapkan dalam bahasa Karo dan bahasa Pak-pak, maka kesalahan standar bagi kedua bahasa itu adalah :

𝑆 = √0,63 (1 βˆ’ 0,63)

200 = √0,63 𝑋 0,37

200 = √ 0.1468

200 = √0,00073

S = 0,027 (dibulatkan menjadi 0,03)

Hasil dari kesalahan standar ini (0,03) dijumlahkan dengan prosentase kerabat untuk mendapatkan c baru: 0,63 + 0,03 = 0,66. dengan c yang baru ini sekali lagi dihitung waktu pisah dengan menggunakan rumus waktu pisah pada teknik no. C :

W = log 𝑐

2𝑋 log π‘Ÿ= log 0,66

2𝑋 log 0,805= βˆ’0,416

βˆ’0,434

= 0.958 atau dibulatkan menjadi 958 tahun.

Seperti sudah dikemukakan di atas untuk memperoleh jangka kesala-han, maka waktu yang lama (1.064) dikurangi dengan waktu yang baru (958) = 106 angka inilah yang harus ditambah dan dikurangi dengan waktu yang lama untuk memperoleh usia atau waktu pisah kedua bahasa itu.

Jadi, dengan memperhitung angka dalam jangka kesalahan standar (0,7 dari keadaan sebenarnya), maka umur atau usia bahasa Karo dan bahasa Pakpak dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 1.064

Β± 106 tahun yang lalu.

2. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 1.064-1.170 tahun yang lalu

3. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak mulai berpisah dari suatu bahasa proto antara 851-957 sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2021)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab akhir dari skripsi ini penulis akan mencoba menarik kes-impulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan mencoba memberikan saran sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca khususnya bahasa Karo dan bahasa Pakpak pada bagian Leksikostatistik.

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian teoriris yang dikemukakan pada Leksikostatistik memberi perbandingan antara bahasa Karo dan bahasa Pakpak yang di-peroleh dari objek penelitian yaitu di desa Kalang, Sidikalang Dairi maka, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dari 200 kosakata untuk bahasa Karo dan bahasa Pakpak terdapat 126 pasangan kata kerabat, atau hanya 63% kata kerabat.

2. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak diperkirakan merupakan satu bahasa tunggal sekitar 1,1 ribuan tahun yang lalu dan bahasa Karo dan bahasa Pakpak diperkirakan mulai berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira abad II sebelum masehi.

3. Bahasa Karo dan bahasa Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 1.064 Β± 106 tahun yang lalu dan mulai berpisah dari suatu bahasa proto antara 851-957 sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2021)

5.2 Saran

Pada akhirnya setelah memperhatikan dan menganalisa mengenai Leksiokostatistik bahasa Karo dan bahasa Pakpak di desa Kalang, penulis dapat memberi saran :

1. Melihat pentingnya fungsi bahasa di Indonesia agar dapat di perhatikan bagi pendidikan terutama peneliti dan pembaca yang bertujuan sebagai pengembangan bahasa khususnya bahasa daerah.

2. Di era globalisasi ini bahasa daerah sudah semakin terkikis oleh sebab itu kita sebagai bangsa Indonesia yang beragam suku harus melestarikan budaya dan bahasa ibu (basic vocabulary) agar terpelihara dan tidak punah.

3. Kiranya skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Damanik, Rizky.2019.Leksikostatistik Bahasa Batak Simalungun

Dengan Bahasa Batak Mandailing Kajian Linguistik Historis Komparatif" (Skripsi). Medan : Fakultas Ilmu Budaya Pro-gram Studi Sastra Batak Universitas Sumatera Utara.

Dardanila. 2016. Kekerabatan Bahasa Karo, Bahasa Alas dan Bahasa Gayo. Medan: Disertasi S-3 Universitas Sumatera Utara.

Dardanila. 2018. Leksikostatistik Bahasa Karo dan Bahasa Gayo. Medan : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Herlina, Asriaty dkk. 1993. Fonologi bahasa pakpak/dairi. Medan: Uni-versitas Sumatera Utara

Tarigan, Djago. 1979. Bahasa Karo. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Ke-budayaan Jakarta.

Indriani, Ika H. 2007. Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Baha-sa Pakpak Dairi. Medan : FIB USU.

Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.

Yogyakarta: Carasvatibooks.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Mbete, Aron Meko. 2002. Metode Linguistic Diakronis. Denpasar:

Uni-versitas Udayana.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansyur. 1988. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung:

Angkasa.

Pohan, Rosni. 2017. Kekerabatan bahasa Batak Mandailing, bahasa Ba-tak Toba, dan bahasa Karo Kajian Linguistik Historis Komparatif. Medan: Fakultas Ilmu Budaya USU.

Surbakti, Ernawati. 2014. Kekerabatan antara bahasa Karo, bahasa Minang dan bahasa Melayu Kajian Linguistik Historis Komparatif. Aceh : Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Sari, Kurnia N. 2012. Leksikostatistik Bahasa Aceh, Bahasa Alas, dan Bahasa Gayo: Kajian Linguistik Historis Komparatif.

(Skripsi). Semarang : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Di-penogoro.

Sitorus, Verawati. 2002. Kajian Leksikostatistik Bahasa Toba dan Bahasa Karo. Medan: Skripsi sarjana. Fakultas Ilmu Budaya USU.

Sinaga, Fitriana. 2007. Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo. Medan : USU

Nababan, P. W. J. 1993. Sosioliguistik Suatu Pengantar. Jakarta : PT.

Gramedia.

LAMPIRAN

Persentase Kata Kerabat

BAHASA INDONESIA BAHASA KARO BAHASA PAK-PAK

kalak, kalak ena

enda

16 bukan/tidak

36 perempuan

kayu, batang kayu

kerangen

56 daun

76 mulut

96 ludah (meludah)

110 bunuh (membunuh)

111 kelahi (berkelahi)

112 buru (berburu)

113 pukul (memukul)

114 potong(memotong)

115 belah (membelah)

ercidur

mutah

sempul, nempul

kesah,erkesah

tawa

nehen, nin, ngidah

tinggel, begi,mbegi

116 gali (menggali)

117 renang (berenang)

118 bodoh

119 garam

120 terbang

121 jalan (berjalan)

122 datang

123 baring (berbaring)

124 duduk

125 diri (berdiri)

126 hantu

127 jatuh

128 beri (memberi)

129 pegang(memegang)

130 peras(memeras)

131 gosok (menggosok)

132 cuci (mencuci)

133 kenal(mengenal)

134 tarik (menarik)

135 dorong(mendorong)

ngkurak

cinder, jergeh, tedis

begu

136 lempar (melempar)

137 ikat (mengikat)

138 jahit (menjahit)

139 hitung (menghitung)

140 Tanya (bertanya)

141 nyanyi (bernyanyi)

142 main (bermain)

143 apung (mengapung)

144 alir (mengalir)

145 bawa (membawa)

146 bengkak (membengkak)

147 matahari

kira, mbliga, ritung

nungkuni

156 batu

176 hitam

ndekah, male, metua

bujur, mehuli, mejile

mejin

196 betul

197 dekat

198 jauh

199 kanan

200 kiri

pas,tuhu,payo

ndeher

ndauh

kemuhen

kawes

tuhu

jolmit,ndessing

ndaoh

kamuhen

kambirang



X





X

Keterangan :

 ( kosa kata yang berkerabat) = 126 kosa kata X (kosa kata yang tidak berkerabat) = 74 kosa kata

Data Informan

Keterangan Tentang Informan Bahasa Karo (Desa Kalang) 1. Nama : Malem Ukur Pinem

2. Jenis klamin : Laki-laki 3. Usia : 37 tahun

4. Tempat lahir : Tigalingga 5. Pendidikan : SD

6. Pekerjan : Wiraswasta

7. Tinggal ditempat ini sejak : Lahir

8. Orang tua informan berasal dari : Desa Kalang 9. Bahasa lain yang dikuasa informan :--- Dipergunakan pada kesempatan :---

10. Kedudukan dalam masyarakat: - agak lebih dari yang lain

Keterangan Tentang Informan Bahasa Karo (Desa Kalang) 1. Nama : Tiarni Ginting

2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Usia : 65 tahun

4. Tempat lahir : Gurukinayan 5. Pendidikan : SMP

6. Pekerjan : Petani

7. Tinggal ditempat ini sejak : 1965

8. Orang tua informan berasal dari : Desa Kalang 9. Bahasa lain yang dikuasa informan :--- Dipergunakan pada kesempatan :---

10. Kedudukan dalam masyarakat: - agak lebih dari yang lain

Keterangan Tentang Informan Bahasa Pakpak (Desa Kalang) 1. Nama : Paridah Banurea

2. Jenis klamin : Perenpuan 3. Usia : 50 tahun

4. Tempat lahir : Tambahan 5. Pendidikan : SLTA/Sederajat 6. Pekerjan : Ibu Rumah Tangga 7. Tinggal ditempat ini sejak : Lahir

8. Orang tua informan berasal dari : Desa Kalang 9. Bahasa lain yang dikuasa informan :--- Dipergunakan pada kesempatan :---

10. Kedudukan dalam masyarakat: - agak lebih dari yang lain

Keterangan Tentang Informan Bahasa Pakpak (Desa Kalang) 1. Nama : Rudika Girsang

2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Usia : 32 tahun

4. Tempat lahir : Liang Pangi 5. Pendidikan : SMK

6. Pekerjan : Petani

7. Tinggal ditempat ini sejak : Lahir

8. Orang tua informan berasal dari : Desa Kalang 9. Bahasa lain yang dikuasa informan :--- Dipergunakan pada kesempatan :---

10. Kedudukan dalam masyarakat: - agak lebih dari yang lain

Surat Ijin Penelitian Desa Kalang :

Dokumen terkait