BAB III METODE PENELITIAN
G. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS versi 15. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut:
(1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
(2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dalam tabel 3.3:
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi
positif No decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada korelasi positif
atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du Sumber: Ghozali, 2005:96
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005:111) uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedasitas menurut Ghozali (2005:110), yaitu:
(1) jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas, (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (a)koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (b)nilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik berikut:
a. Metode Regresi Linear Berganda
Analisia regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan hubungan antara dua variabel dengan membuat asumsi ke dalam suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linear). Dimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual, sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen.
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Keterangan
Y : Harga saham.
α : Konstanta.
β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi X1,X2.
X1 : Nilai laba akuntansi per lembar saham.
X2 : Nilai arus kas dari aktivitas operasi perlembar saham.
X3 :Nilai arus kas dari aktivitas investasi perlembar saham.
X4 : Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan perlembar saham.
µ : Tingkat kesalahan pengganggu
b. Uji signifikansi
Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggu nakan uji statistik F dan uji statistik t.
1. Uji t (uji secara parsial)
Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau
independent variable (X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak,
terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable (Y).
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : bi = 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Ha : bi ≠ 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung < α 0,05; maka H1 diterima Jika thitung > α 0,05; maka H1 ditolak
2. Uji F (uji secara serentak)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan industri barang konsumsi dengan kategori makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati Fhitung pada nilai signifikan (alpha) 5%. Apabila nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka H0 ditolak.