• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisa statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan

terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi

regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi

persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat

heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat

autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan

sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat

multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh

individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi

menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih

tetap bias namun tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena

itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan

peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas ini adalah ingin mengetahui apakah dalam

model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas perlu dilakukan

untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang

diambil dapat dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data dilakukan

dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat

1) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka signifikan >

taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka signifikan <

taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan

penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual

variabel independen, dimana:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

mempunyai korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas adalah ada

tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi

relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya (Umar, 2003 : 132). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya

(Ghozali, 2005 : 91). Cara untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, yaitu:

1) nilai R2 pada estimasi model regresi,

3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.

Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance lebih

kecil dari 0,10.

Pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini

menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance. Model regresi

linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat

digunakan dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 11). Model regresi

yang baik adalah terjadi homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot.

Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan :

1) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,

2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar,

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,

2005 : 95). Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.

Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series. Pengujian

autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria

untuk penilaian terjadinya autokorelasi (Situmorang, 2010) yaitu:

Tabel 3.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Autokolerasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < du < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 – du 2. Pengujian Hipotesis

a. Model Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda adalah model regresi yang

memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier

berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi

asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik

baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Persamaan

regresi linier berganda yaitu :

Dimana:

Y = Return on Assets (ROA)

a = konstanta

X1 = perputaran persediaan

X2 = perputaran piutang

X3 = perputaran aktiva tetap

b1 ,b2 ,b3 = koefisien regresi

e = variabel penganggu

b. Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Hipotesis statistik yang diajukan

adalah :

H1 : bi≠ 0 : ada pengaruh.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis

adalah :

a. H1 diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas <

level of significant sebesar 0,05,

b. H1 ditolak apabila thitung < ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >

c. Uji Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda

mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2005 : 84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H1 : b0 = b1 = b2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh secara bersama.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis

adalah :

a. H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas <

level of significant sebesar 0,05,

b. H1 ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >

Dokumen terkait