S K R I P S I
PENGARUH TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RAHMADIANI
0 7 0 5 0 3 1 3 4
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
untuk program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 6 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Rahmadiani
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah (Subhanahu Wata’ala), atas semua karunia, kesehatan, waktu dan
kesempatan yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibunda Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, sehingga
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan
saran yang telah diberikan.
5. Keluarga, khususnya kedua orang tua saya, Drs. Rujiman, MA dan Bina
Rahayu yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta
selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Disi Aisa F, Fadmi Anafoni, Ikhwanisita, Rahma Ukhty, Riza Rianty Hsb,
dan Zahra Sausan Srg. Terima kasih untuk dukungan moril,
kebersamaannya yang selama empat tahun selalu setia menemani.
7. Seluruh teman-teman yang telah berjasa dalam proses penyelesaian skripsi
ini. Terima kasih atas masukan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri dan
memohon ridha-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Medan, 6 Maret 2011 Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Batasan Operasional Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Sumber Daya Perusahaan ... 7
a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan ... 7
b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan ... 8
2. Persediaan ... 9
a. Pengertian Persediaan ... 9
c. Tingkat Perputaran Persediaan ... 11
3. Piutang ... 12
a. Pengertian Piutang ... 12
b. Biaya yang Terkait dengan Piutang ... 12
c. Tingkat Perputaran Piutang ... 13
4. Aktiva Tetap ... 14
a. Pengertian Aktiva Tetap ... 14
b. Biaya yang Terkait dengan Aktiva Tetap ... 15
c. Tingkat Perputaran Aktiva Tetap ... 16
5. Kas ... 16
a. Pengertian Kas ... 16
b. Perputaran Kas ... 19
6. Profitabilitas ... 19
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
C. Kerangka Konseptual ... 23
D. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
C. Jenis dan Sumber Data ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
G. Jadwal Penelitian ... 38
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 39
B. Analisis Hasil Penelitian ... 39
1. Analisis Statistik deskriptif ... 39
2. Uji Asumsi Klasik ... 41
a. Uji Normalitas ... 41
b. Uji Multikolinearitas ... 43
c. Uji Autokolerasi ... 44
d. Uji Heteroskedastisitas ... 45
3. Analisis Regresi ... 46
a. Persamaan Regresi ... 47
b. Analisis Koefisien Korelasi ... 49
c. Pengujian Hipotesis ... 50
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60
B. Keterbatasan ... 60
C. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 29
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 30
Tabel 3.3 Definisi Operasional ... 31
Tabel 3.4 Kriteria Autokolerasi ... 38
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ... 38
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 40
Tabel 4.2 Uji Normalitas (1) ... 41
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 44
Tabel 4.4 Uji Autokolerasi ... 45
Tabel 4.5 Koefisien Regresi ... 47
Tabel 4.6 Model Summary ... 49
Tabel 4.7 Uji t ... 51
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 4.1 Uji Normalitas (2) ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Daftar populasi ... 65
Lampiran ii Daftar sampel ... 65
Lampiran iii Data Variabel Penelitian (Perputaran Persediaan 2008) ... 66
Lampiran iv Data Variabel Penelitian (Perputaran Persediaan 2009) ... 66
Lampiran v Data Variabel Penelitian (Perputaran Aktiva Tetap 2008) ... 67
Lampiran vi Data Variabel Penelitian (Perputaran Aktiva Tetap 2009) ... 67
Lampiran vii Data Variabel Penelitian (Perputaran Kas 2008) ... 68
Lampiran viii Data Variabel Penelitian (Perputaran Kas 2009) ... 68
Lampiran ix Data Variabel Penelitian (ROA 2008) ... 69
Lampiran x Data Variabel Penelitian (ROA 2009) ... 69
Lampiran xi Statistik Deskriptif ... 70
Lampiran xii Uji Normalitas (1) ... 70
Lampiran xiii Uji Normalitas (2) ... 71
Lampiran xv Uji Autokolerasi ... 73
Lampiran xvi Uji Heteroskedastisitas ... 73
Lampiran xvii Koefisien Regresi ... 74
Lampiran xviii Model Summary ... 74
Lampiran xix Uji t ... 74
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2009.
Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel dan dari 19 perusahaan makanan dan minuman diperoleh 15 perusahaan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Indonesia
Stock Exchange yaitu Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi
dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return on Assets) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return on Assets).
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of the efficiency of asset use to profitability of the go public’s food and beverage companies since 2008 up to 2009. The design of this research is associative causal research. The population in this study were food and beverage companies on BEI during the period of 2008 to 2009.
The samples are obtained by using purposive sampling method, as the result, from 19 food and beverage companies, 15 are used as the samples of this study. The type of data in this study are secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange’s websites are www.idx.co.id and Market Directory. The data collected with the documentation study. The dependent variable used is the profitability (Return on Assets), while the independent variables used are inventory turnover, accounts receivable turnover, fixed assets turnover and cash turnover. This study used multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.
The results indicates that partially, each independent variable investigated; inventory turnover, accounts receivable turnover, fixed assets turnover and cash turnover has no significantly influenced Profitability (Return on Assets) of food and beverage companies on BEI. In simultaneously, inventory turnover, accounts receivable turnover, fixed assets turnover and cash turnover has no significantly influenced profitability (Return on Assets).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama berdirinya setiap badan usaha secara umum adalah untuk
menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan
penjualan produk perusahaan dan meminimalkan biaya operasi. Laba yang
diperoleh akan digunakan untuk mencapai tujuan lain perusahaan seperti
pertumbuhan yang terus menerus (going concern), tumbuh berkembang (growth)
dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Kelangsungan hidup
dan pertumbuhan perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat
ditingkatkan melalui efisiensi terhadap penggunaan sumber daya perusahaan.
Tingkat efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dapat dievaluasi melalui
rasio-rasio, seperti perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva
tetap dan perputaran kas. Sumber daya tersebut dievaluasi untuk mengukur
kesesuaian pemanfaatannya, sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan
yang tepat berhubungan dengan penurunan biaya operasi, peningkatan penjualan
persediaan, peningkatan perolehan kas dari penjualan kredit dan menentukan
apakah jumlah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan telah sesuai dalam
mengoptimalkan laba.
Perputaran persediaan cukup penting karena persediaan merupakan pos
merupakan gejala yang kurang baik. Pengelolaan persediaan yang baik dalam
perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui
penjualan. Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi
biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba perusahaan.
Peningkatan volume penjualan persediaan dapat dilakukan dengan adanya
penjualan kredit. Posisi piutang perusahaan dapat dinilai dengan menghitung
tingkat perputaran piutang. Pengelolaan dan kebijakan dalam mengumpulkan
piutang dikatakan baik bila modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang
semakin tinggi perputarannya.
Perusahaan dalam menjalankan proses produksi dan proses operasional
lainnya membutuhkan aktiva tetap. Perusahaan melakukan investasi pada aktiva
tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan pada
aktiva tersebut. Perolehan kembali dana atas investasi aktiva tetap akan lebih
cepat apabila perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aktiva tetap
yang dimiliki dan menilai efektivitasnya dalam menghasilkan penjualan.
Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Tingkat
perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas
yang telah diinvestasikan pada aktiva. Dengan demikian kas akan dapat
dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak
mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting
yang diperoleh dengan total aset yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Profitabilitas diukur untuk mengetahui apakah perusahaan menghasilkan laba
yang cukup atas investasi asetnya. Pengukuran profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA).
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sipangkar (2009) yang berjudul “Pengaruh
Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, penelitian yang
dilakukan oleh Sitanggang (2008) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Perputaran
Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan”,
penelitian yang dilakukan oleh Gunarto (2007) yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi
pada KPRI cabang Semarang”, dan penelitian yang dilakukan oleh Sinurat (2007)
yang berjudul “Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap serta Pengaruhnya
terhadap Profitabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero Tbk) SBU
Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan.”
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gunarto (2007)
menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sitanggang (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran
piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas dan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sipangkar (2009) menunjukkan bahwa
profitabilitas. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang diperoleh, maka
peneliti tertarik untuk menguji kembali pengaruh perputaran persediaan,
perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas terhadap
profitabilitas perusahaan dengan objek yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti
mengambil sampel dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
sebagai objek penelitian.
Kelompok perusahaan yang tergabung ke dalam industri makanan dan
minuman yang go public di Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai perusahaan yang
diteliti dengan mempertimbangkan sektor industri makanan dan minuman adalah
salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan dan persaingan
yang ketat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di
Indonesia maka volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman akan terus
meningkat. Peningkatan kebutuhan akan makanan dan minuman berdampak pada
munculnya berbagai jenis dan merek makanan minuman yang bersaing dengan
ketat, baik bersaing dengan perusahaan sejenis dalam negeri, maupun bersaing
dengan produk impor yang masuknya ke pasar dalam negeri didukung oleh
adanya perdagangan bebas. Persaingan yang tinggi menuntut kinerja perusahaan
selalu efektif dan efisien agar dapat menghasilkan laba optimal dan unggul dalam
persaingan. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian atas pengaruh efisiensi penggunaan sumber daya
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya maka yang menjadi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: apakah perputaran persediaan, perputaran piutang,
perputaran aktiva tetap dan perputaran kas berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran
kas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
1. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang
pengaruh efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan terhadap
profitabilitas, baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut
yang berkaitan dengan pengaruh efisiensi penggunaan sumber daya
perusahaan terhadap profitabilitas, baik secara parsial maupun simultan
pada perusahaan.
3. Praktisi
Penelitian ini sebagai bahan masukan tentang pengaruh efisiensi
penggunaan sumber daya perusahaan terhadap profitabilitas, baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretis
1. Sumber Daya Perusahaan
a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan
perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah, 2005 : 6). Sumber daya
yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari beberapa elemen utama,
meliputi:
1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
yang harus disediakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi
seperti membeli bahan baku dan alat-alat yang dibutuhkan, serta
membiayai gaji tenaga kerja.
2) Sumber daya manusia berkerja sama melakukan proses kerja untuk
mencapai tujuan perusahaan.
3) Sumber daya material merupakan faktor produksi yang diperlukan
dalam melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan
menghasilkan produk untuk dijual, terdiri dari bahan mentah,
setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
4) Metode atau manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,
5) Sumber daya mesin merupakan satu elemen tambahan yang
biasanya dihubungkan dengan penggunaan teknologi dalam
menciptakan efisiensi kerja.
Aset terkait dengan sumber daya modal yang dikendalikan oleh
perusahaan. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk
menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi
(Subramanyam, 2010 : 23). Sistem akuntansi membagi aset ke dalam
kelompok dalam rangka penyajian di neraca. Dua dari kelompok tersebut
adalah (1) aset lancar dan (2) aset tidak lancar (Stice et al., 2005 : 138).
Aset lancar merupakan kas dan aset lainnya yang diharapkan
akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau dipakai habis dalam satu
tahun atau kurang, dalam operasi bisnis yang normal. Selain kas, aktiva
lancar yang biasanya dimiliki oleh perusahaan adalah surat berharga,
piutang, wesel tagih, persediaan, perlengkapan dan beban di bayar di muka
lainnya.
Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yaitu investasi
untuk tujuan jangka panjang, properti, pabrik dan peralatan (aktiva tetap),
aktiva tidak berwujud, dan aktiva tidak lancar lain (Stice et al., 2005 :
141).
b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan
Efisiensi dalam perusahaan meliputi evaluasi atas pemanfaatan
melebihi masukan atau input. Efisiensi dalam
untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada pemaksimalan
kegunaan dan pemanfaatan selur
Efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dapat dievaluasi
melalui rasio-rasio efisiensi. Rasio-rasio efisiensi yang umum digunakan
adalah perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva
tetap (Stice et al, 2005 : 782). Perputaran persediaan untuk mengevaluasi
posisi persediaan dan kesesuaian jumlahnya terhadap volume penjualan,
perputaran piutang digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat
piutang yang menunjukkan hubungannya dengan volume penjualan kredit,
perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengetahui seberapa efisien
penggunaan aktiva tetap untuk memperoleh penjualan dan perputaran kas
digunakan untuk mengetahui kecepatan arus kas kembali dari kas yang
telah diinvestasikan pada aktiva.
2. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan barang secara umum digunakan untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau
untuk memproduksi barang yang akan dijual (Baridwan, 2000 : 149).
Persediaan sendiri dapat dibedakan menjadi persediaan perusahaan dagang
yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Sedangkan pada
perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku dan
bahan penolong, supplies pabrik, barang dalam proses, dan produk jadi.
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan
aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan (Gitosudarmo, 2002 :
93). Besar kecilnya persediaan yang terdapat dalam perusahaan akan
mempunyai efek langsung terhadap laba perusahaan.
b. Biaya yang Terkait dengan Persediaan
Investasi pada persediaan yang terlalu besar dibanding dengan
kebutuhan akan memperbesar beberapa biaya atas persediaan (Warren et
al., 2005 : 453). Biaya-biaya yang terkait dengan persediaan, antara lain:
1) biaya penyimpanan persediaan
2) biaya perawatan gedung
3) risiko kerugian karena kerusakan, keusangan, turunnya kualitas
4) risiko kehilangan
Semua biaya tersebut akan memperkecil laba yang akan
diperoleh perusahaan. Demikian juga sebaliknya, apabila jumlah
persediaan terlalu sedikit dibandingkan dengan kebutuhan akan dapat
menekan laba juga, karena kekurangan persediaan perusahaan tidak dapat
bekerja dengan kapasitas penuh (full capacity). Tidak tercapainya full
capacity berarti sumber daya lain yang digunakan dalam proses produksi
rata-rata yang pada akhirnya akan menekan laba yang akan diperoleh
perusahaan.
c. Tingkat Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan
diganti atau dijual dalam waktu satu tahun (periode akuntansi). Tingkat
perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat
penjualan yang tinggi pada perusahaan, berarti biaya dan risiko kerugian
terhadap persediaan dapat diminimalkan. Perputaran persediaan adalah
rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan (Stice et al., 2005 : 782), satuan
perputaran persediaan adalah kali per tahun (periode akuntansi), sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hari rata-rata barang disimpan di gudang dapat diketahui dengan
membagai hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan.
Hari rata-rata barang disimpan di gudang akan bermanfaat untuk menilai
efisiensi dari persediaan, dengan cara membandingkan standar lama
penyimpanan persediaan yang digunakan atau dengan perusahaan lain
3. Piutang
a. Pengertian Piutang
Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam
keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal
kerja. Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai akibat dari dilaksanakannya praktik penjualan kredit
(Gitosudarmo, 2002 : 81). Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka meningkatkan minat para pelanggan, sehingga perusahaan
dapat memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.
b. Biaya yang Terkait dengan Piutang
Pada penjualan yang umumnya dilakukan secara kredit, piutang
mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan,
karena perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja yaitu
penagihan. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang serta kebijakan
penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam
merencanakan dan mengendalikan jumlah piutang.
Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
(Gitosudarmo, 2002 : 82):
1) Volume penjualan
2) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit
4) Kebiasaan membayar para pelanggan kredit 5) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan
6) Rata-rata periode antara penjualan dan penagihan, yang bergantung pada:
a) Kondisi ekonomi.
b) Variabel kebijakan kredit.
Penjualan secara kredit menimbulkan terjadinya piutang, maka
perusahaan sebenarnya menanggung risiko akibat piutang tersebut. Resiko
akibat piutang adalah berupa biaya-biaya yang akan mengurangi besarnya
laba yang diperoleh perusahaan. Biaya-biaya tersebut adalah
(Gitosudarmo, 2002 : 82):
1) Biaya penghapusan piutang.
2) Biaya pengumpulan piutang.
3) Biaya administrasi.
4) Biaya sumber dana.
c. Tingkat Perputaran Piutang
Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam
keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh syarat
pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka makin lama
modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya
semakin rendah. Tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan
cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Selain itu cepatnya piutang dilunasi
menjadi kas berarti kas akan dapat digunakan kembali serta risiko
kerugian piutang dapat diminimalkan. Tingkat perputaran piutang dapat
Satuan perputaran piutang adalah kali per tahun (periode
akuntansi). Waktu rata-rata pengumpulan piutang tersebut dapat dihitung
dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran
piutang tersebut atau rasio antara piutang rata-rata kali jumlah hari dalam
setahun dengan total penjualan, hasilnya akan menunjukkan berapa hari
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih atau days of receiveable yang
umumnya antara 1 sampai 2 bulan. Hari rata-rata pengembalian piutang
dapat digunakan untuk menilai efisiensi pengumpulan piutang, dikatakan
belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang lebih besar dari
pada syarat pembayarannya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
4. Aktiva Tetap
a. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap terkait dengan faktor produksi yang digunakan
perusahaan untuk menjalankan kegiatan produksi dan operasional
perusahaan. Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan
harapan perusahaan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan
1) Aktiva tetap ialah properti yang berwujud dan bersifat relatif permanen
yang digunakan dalam operasi bisnis (Stice et al., 2005 : 141).
2) Aset tetap adalah asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode (IAI, 2009 : 16.2).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan aktiva tetap
merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang
(lebih dari satu tahun), tidak untuk dijual kembali tetapi digunakan untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
b. Biaya yang Terkait dengan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat dibagi atas beberapa kategori, seperti yang
dikemukakan (Stice et al., 2005 : 6).
1) Tanah (land) adalah harta yang digunakan untuk tujuan usaha.
2) Perbaikan tanah adalah unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan, dan pemagaran yang meningkatkan kegunaan bagi aktiva.
3) Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk
menempatkan operasi perusahaan.
4) Peralatan adalah aktiva yang digunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa.
Manfaat ekonomi dalam pos aktiva tetap dikonsumsi hanya
sepanjang masa manfaat aktiva tersebut, jumlah aktiva yang tercatat secara
kumulatif akan terus berkurang hingga habis masa manfaat aktiva tersebut,
mengalami penyusutan. Biaya lain menyangkut aktiva tetap adalah biaya
pemeliharaan atau penggantian komponen dalam aktiva tetap tersebut.
c. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap dapat digunakan dalam
menentukan apakah tingkat aktiva tetap yang dimiliki sudah sesuai dalam
usaha menciptakan penjualan. Perputaran aktiva tetap dapat dihitung
dengan membagi penjualan dengan rata-rata aktiva tetap, dan diartikan
sebagai jumlah uang dalam penjualan yang dihasilkan dari setiap satuan
mata uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap (Stice et al., 2005 : 785).
Satuan perputaran aktiva tetap adalah kali per tahun (periode akuntansi).
5. Kas
a. Pengertian Kas
Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang
diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat
diambil kembali setiap saat oleh perusahaan. Kas merupakan nilai uang
kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka
waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan
(Gitosudarmo, 2002 : 61). Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas
yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran
kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan antara lain:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel)
maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau
hutang jangka yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi
dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan
piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya
persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
5. Adanya panerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan
1. Pemberian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan
kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya
persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian. Pengeluaran kas
untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lain secara tunai,
pembayaran pajak, denda-denda, dan lain sebagainya).
b. Perputaran Kas
Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas
menggambarkan menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang
telah diinvestasikan pada aktiva. Kas diperlukan perusahaan baik untuk
membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan
investasi baru dalam aktiva tetap. Semakin tinggi tingkat perputaran kas
berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan
demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan
Rumus berikut ini untuk menghitung tingkat perputaran kas menggunakan,
satuan perputaran kas adalah kali per tahun (periode akuntansi).
6. Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut (Riyanto, 2001 : 35). Pada umumnya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting
dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran
bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayan
atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan
kata lain ialah menghitung profitabilitasnya.
Perusahaan tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi
yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.
Perusahaan pada umumnya lebih mengarahkan usahanya untuk mendapatkan
suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau
modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila
yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau
laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, ataukah
yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal
sendiri. Pengukuran profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Assets mengukur tingkat
pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak, (Brigham dan
Houston, 2001 : 109). Return On Assets dihitung dengan cara:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran persediaan,
perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Sipangkar (2009), judul penelitian “Pengaruh Perputaran
Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independen adalah perputaran
persediaan, variabel dependen adalah Return on Assets (ROA). Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data
yang digunakan adalah data laporan keungan perusahaan otomotif tahun
2005-2007 yang diterbitkan setiap tahun oleh Indonesian Capital Market Directory
bahwa tingkat perputaran persediaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap profitabilitas.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Nama peneliti, tahun, dan
judul penelitian
Variabel penelitian Hasil penelitian
1 Sipangkar (2009),
“Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Variabel independen adalah perputaran persediaan, variabel dependen adalah
Return on Assets
(ROA).
2 Sitanggang (2008)
‘“Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap
Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.’
Variabel independen adalah perputaran piutang, variabel dependen adalah
Return on Assets
(ROA).
3 Gunarto (2007) Analisis
Efektifitas “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI cabang
Semarang.”
Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap serta Pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero Tbk) SBU
Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan.”
Variabel independen adalah perputaran aktiva tetap, variabel dependen adalah
Sumber: diolah penulis, 2011
Sitanggang (2008), judul penelitian “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang
independen adalah perputaran piutang, variabel dependen adalah Return on Assets
(ROA). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan
diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca
tahun 2005-2007 dengan 36 sampel laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap profitabilitas.
Gunarto (2007), judul penelitian Analisis Efektifitas “Pengaruh Tingkat
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi
pada KPRI cabang Semarang.” Variabel independen adalah perputaran piutang
dan perputaran persediaan, variabel dependen adalah rentabilitas ekonomi.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan diuji dengan uji-t dan
uji-F. data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahun
2004-2005 milik KPRI Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap
rentabilitas ekonomi.
Sinurat (2007), judul penelitian “Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva
Tetap serta Pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero Tbk) SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan.” Variabel
independen adalah perputaran aktiva tetap, variabel dependen adalah
profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana
dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah daftar aktiva tetap perusahaan,
triwulan I tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan tingkat perputaran aktiva
tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan
merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dilihat
kerangka konseptual pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perputaran Persediaan
(X1)
Profitabilitas: Return
On Assets (Y)
Perputaran Piutang (X2)
Perputaran Aktiva Tetap (X3)
Ha
Efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dapat dievaluasi
menggunakan rasio perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran
aktiva tetap. Semakin efisien suatu perusahaan dalam menggunakan sumber
dayanya maka akan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya.
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang
yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin cepat kembalinya
dana yang tertanam pada persediaan, serta risiko dan biaya persediaan dapat
diminimalkan. Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi
tingkat penjualan barang yang tinggi pula. Volume penjualan yang tinggi akan
meningkatkan laba yang diterima. Peningkatan laba yang diterima akan
menaikkan tingkat profitabililtas. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan
akan mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Perputaran piutang yaitu peredaran dana yang menunjukkan berapa kali
tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke
bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Tingkat perputaran
piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang
berlangsung secara cepat sehingga risiko kerugian piutang dapat diminimalkan.
Kas yang kembali tersebut dapat digunakan kembali untuk penjualan kredit atau
pemberian pinjaman kembali sehingga kredit yang diberikan menjadi tinggi. Kas
yang kembali tersebut dapat meliputi unsur pokok pinjaman atau harga pokok
piutang yang tinggi maka dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, sehingga
laba bersih yang diterima akan tinggi jumlahnya. Tingginya laba akan
mempertinggi pula tingkat profitabilitas. Dengan demikian tingkat perputaran
piutang yang tinggi akan mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Perputaran aktiva tetap merupakan jumlah rupiah penjualan yang
dihasilkan dari setiap rupiah aktiva tetap dalam satu tahun. Semakin tinggi
perputaran aktiva tetap suatu perusahaan maka semakin efisien perusahaan
tersebut dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan.
Efisiensi dalam menggunakan aktiva tetap akan mengurangi biaya operasi dan
akan mempertinggi jumlah laba yang akan diperoleh, yang pada akhirnya akan
mempertinggi tingkat profitabilitas. Maka, tingkat perputaran aktiva tetap akan
mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas
yang telah diinvestasikan pada aktiva. Kas yang cepat kembali berarti kas akan
segera digunakan kembali dan akan menghindarkan kesulitan keuangan, yaitu
meminimalkan biaya atau risiko tidak kembalinya kas yang telah diinvestasikan
pada aktiva. Kemampuan untuk meminimalkan biaya atau risiko tersebut pada
akhirnya akan meningkatkan laba. Sedangkan jumlah kas yang terlalu besar
berarti makin besarnya uang yang menganggur dalam perusahaan sehingga
tingkat profitabilitas perusahaan akan turun Dengan demikian tingkat perputaran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2005 : 51). Dari kerangka konseptual dan uraian teoretis
tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan,
perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas berpengaruh
terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan
prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan,
menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang digunakan, metode sampling,
sampai dengan analisis data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
(Erlina, 2008 : 66).
Peneliti menggunakan jenis penelitian asosiatif dalam penelitian ini,
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Erlina, 2008 :
34), tepatnya dengan hubungan kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 63). Dalam
penelitian kausal ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 72). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2009 dengan jumlah 19 perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2008 : 75). Dua metode pengambilan sampel yang
digunakan secara umum (Erlina, 2008 : 80), yaitu:
a. Probability sampling, metode pengambilan sampel dimana setiap
elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk tepilih sebagai sampel. Metode ini dibedakan atas:
1) Simple random sampling 2) Complex random sampling
b. Non probability sampling, metode pengambilan sampel dimana
tidak semua elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Metode ini terdiri atas:
1) Convenience sampling, yaitu pengambilan sampel secara
nyaman dimana peneliti mengambil sampel sekehendak hatinya.
2) Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
3) Judgement sampling, yaitu pengambilan berdasarkan suatu
pertimbangan tertentu.
Peneliti menggunakan purposive sampling dalam penelitian ini. Adapun
kriteria penentuan sampel yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
6. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur
di sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008 dan 2009.
7. Perusahaan tersebut tercatat pada Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).
8. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keungan tahunan yang
telah diaudit dan berakhir pada tanggal 31 Desember pada periode 2008 dan
Tabel 3.1
PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Tunas Baru Lampung Tbk PT. Siantar Top Tbk
PT. SMART Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sierad Produce Tbk
PT. Pioneerindo Gourmet Internasional PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PT. Mayora Indah Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Delta Jakarta Tbk
PT. Davomas Abadi Tbk PT. Cahaya Kalbar Tbk
PT. Aqua Golden Missisipi Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Akshawira Internasional Tbk
ULTJ Sumber: Indonesia Stock Exchange (IDX)
Tabel 3.2
PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. SMART Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sierad Produce Tbk
PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk PT. Mayora Indah Tbk
PT. multi Bintang Indonesia Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Delta Jakarta Tbk
PT. Cahaya Kalbar Tbk
PT. Aqua Golden Missisipi Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Akshawira Internasional Tbk
Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan
kriteria tersebut adalah 15 perusahaan dari 19 populasi perusahaan, yang dapat
dilihat pada Tabel 3.2 dari 15 perusahaan didapat 30 laporan keuangan selama
tahun 2008 dan 2009 yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
C. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder, yaitu
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau data oleh pihak lain (Umar, 2003 : 69). Sumber data
diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan situs resmi BEI
(Bursa Efek Indonesia) yait
laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2008-2009. Menurut sifatnya
data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti (Priyatno, 2008 :
8).
D. Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data melalui teknik dokumentasi, yaitu teknik
pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian, data penelitian
berupa laporan keuangan yang diperoleh melalui media internet dengan cara
mengunduh melalui situs
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu
variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan
peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya (Sularso, 2003 : 41).
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Perputaran Persediaan (X1)
Menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi.
Rasio
Perputaran Piutang (X2)
Menunjukkan berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi.
Rasio
Perputaran Aktiva Tetap (X3)
Menunjukkan berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar ke bentuk kas melalui penjualan.
Rasio
Perputaran Kas (X4)
Menunjukkan berapa kali dalam setahun kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
Rasio
2. Pengukuran Variabel Penelitian
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang dapat memberi
pengaruh kepada variabel terikat (Erlina, 2008 : 33). Variabel independen
dalam penelitian ini yaitu perputaran persediaan, perputaran piutang,
perputaran aktiva tetap dan perputaran kas.
b. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen sering disebut juga variabel terikat atau
variabel tidak bebas, merupakan tipe variabel yang dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel independen (Erlina, 2008 : 42). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On
Assets.
F. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan
terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat
heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat
autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan
sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat
multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh
individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi
menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih
tetap bias namun tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena
itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan
peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas ini adalah ingin mengetahui apakah dalam
model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas perlu dilakukan
untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang
diambil dapat dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat
1) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka signifikan >
taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,
2) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka signifikan <
taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan
penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual
variabel independen, dimana:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas adalah ada
tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi
relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya (Umar, 2003 : 132). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya
(Ghozali, 2005 : 91). Cara untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, yaitu:
1) nilai R2 pada estimasi model regresi,
3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.
Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance lebih
kecil dari 0,10.
Pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini
menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance. Model regresi
linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat
digunakan dalam penelitian.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 11). Model regresi
yang baik adalah terjadi homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot.
Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan :
1) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar,
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2005 : 95). Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.
Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series. Pengujian
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria
untuk penilaian terjadinya autokorelasi (Situmorang, 2010) yaitu:
Tabel 3.4
Kriteria Pengambilan Keputusan Autokolerasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
2. Pengujian Hipotesis
a. Model Regresi Linier Berganda
Model regresi linier berganda adalah model regresi yang
memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier
berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi
asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik
baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Persamaan
regresi linier berganda yaitu :
Dimana:
Y = Return on Assets (ROA)
a = konstanta
X1 = perputaran persediaan
X2 = perputaran piutang
X3 = perputaran aktiva tetap
b1 ,b2 ,b3 = koefisien regresi
e = variabel penganggu
b. Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Hipotesis statistik yang diajukan
adalah :
H1 : bi≠ 0 : ada pengaruh.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah :
a. H1 diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas <
level of significant sebesar 0,05,
b. H1 ditolak apabila thitung < ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >
c. Uji Simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda
mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2005 : 84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H1 : b0 = b1 = b2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh secara
bersama.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah :
a. H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas <
level of significant sebesar 0,05,
b. H1 ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.5 Jadwal penelitian
Tahapan Penelitian 2010 2011
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Penyelesaian Proposal
Pengajuan Proposal
Skripsi
Bimbingan Proposal Seminar Proposal Bimbingan dan
Penulisan Skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
E. Data Penelitian
Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan
Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian
menggunakan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan software
SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke
program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis
data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 15 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama
periode 2008-2009. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari
perusahaan dari tahun 2008 hingga tahun 2009.
F. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan
dalam penelitian. Statistik deskriptif dari variabel penelitian ini disajikan
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Selama Tahun 2008 sampai Tahun 2009 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 30 1.77 105.00 12.9433 22.79270
X2 30 4.54 354.74 40.4363 86.57877
X3 30 .97 13.85 5.1973 3.61340
X4 30 2.19 206.42 40.4287 53.01827
Y 30 -8.36 35.19 9.3183 8.68641
Valid N (listwise) 30
Sumber: Output SPSS, diolah penulis
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel X1 (Perputaran Persediaan) memiliki nilai minimum 1,77 dan
nilai maksimum 105 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar
12,9433 dan standar deviasi variabel ini adalah 22,79270 dengan jumlah
sampel sebanyak 30,
b. Variabel X2 (Perputaran Piutang) memiliki nilai minimum 4,54 dan nilai
maksimum 354,74 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 40,4363
dan standar deviasi variabel ini adalah 86,57877 dengan jumlah sampel
sebanyak 30,
c. Variabel X3 (Perputaran Aktiva Tetap) memiliki nilai minimum 0,97 dan
nilai maksimum 13,85 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar
5,1973 dan standar deviasi variabel ini adalah 3,61340 dengan jumlah
sampel sebanyak 30,
d. Variabel X4 (Perputaran Kas) memiliki nilai minimum 2,19 dan nilai
dan standar deviasi variabel ini adalah 53,01827 dengan jumlah sampel
sebanyak 30,
e. Variabel Y (Profitabilitas) memiliki nilai minimum -8,36 dan nilai
maksimum 35,19 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 9,3183
dan standar deviasi variabel ini adalah 8,68641 dengan jumlah sampel
sebanyak 30,
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas pada penelitian ini menggunakan model
Kolmogrov-Smirnov dan grafik histogram.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 7.73501662
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.044
Asymp. Sig. (2-tailed) .225
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pada tabel terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,225
dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (2)
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel Y (Return on Assets)
berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
b. Uji Multikolinearitas
Ada atau tidak adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan
membandingkan sebagai berikut:
1) VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas
2) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
3) Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas
4) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas
Dari hasil output terlihat bahwa semua data (variabel) tidak terkena
multikolinearitas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS, diolah penulis
c. Uji Autokolerasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Hasil dari uji
autokorelasi dapat dilihat pada table 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 . 455a .207 .080 8.33087 2.035
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS, diolah penulis
Tabel 4.4 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian.
Table di atas menunjukkan bahwa hasil Durbin Watson (DW) adalah
sebesar 2,035 dan berada pada daerah No Autocorelation yaitu diantara
nilai du (1,74) dan 4-du (2,26) yang artinya tidak terjadi autokolerasi pada
model regresi karena 1,74 < 2,035 < 2,26.
d. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas
atau terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas, dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara lain prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali,
Dari grafik Scatterplot yang disajikan pada gambar 4.3, terlihat
titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui pengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independennya.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model
regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis statistik
selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis,
peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil berikut ini:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier
barganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS, diolah penulis
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut :
Dimana:
Y = Return on Assets (ROA)
X1 = perputaran persediaan
X2 = perputaran piutang
X3 = perputaran aktiva tetap
X4 = koefisien regresi
e = variabel penganggu
Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b1, b2, b3, b4.
1) Nilai B Constant (a) = 7,124 = konstanta
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel
independen (X1=0, X2=0, X3=0, X4=0) maka perubahan nilai
profitabilitas yang dilihat dari nilai Y akan tetap sebesar 7,124.
2) Nilai b1 = - 0,059 = perputaran persediaan
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran
persediaan sebesar 1 satuan, maka perubahan profitabilitas yang dilihat
dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,059 satuan dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap.
3) Nilai b2 = - 0,017 = perputaran piutang
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran
piutang sebesar 1 satuan, maka perubahan profitabilitas yang dilihat
dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,017 satuan dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap.